Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN SISTEM

Tujuan Belajar

- Mengenal pendekatan simstem sebagai kerangka kerja dasar pemecahan segala jenis
masalah.
- Mengetahui bagaimana cara menerapkan pendekatan sistem utuk memecahkan
masalah-masalah sistem.
- Memahami bahwa siklus hidup pengembangan sistem (sytem development life cycle-
SDLC) merupakan sebuah metodologi-suatu cara yang direkomendasikan untuk
mengembangkan sistem.
- Mengenal pendekatan-pendekatan SDLC yang utama-siklus air terjun tradisional,
prototyping, rapid application develepment, pengembangan berfase, dan desain ulang
proses bisnis.
- Mengetahui daasar-dasar proses pemodelan dengan diagram arus data (data flow
diagram) dan kasus-kasus penggunaan (isue case)
- Memahami bagaimana proyek-proyek pengembangan sistem dikelola dengan cara
dari atas ke bawah.
- Mengenal proses-proses dasar pengestimasian biaya proyek.

Pendahuluan

Baik manajer maupun para pengembang sistem dapat menerapkan pendekatan sistem
ketika memecahkan masalah. Pendekatan sistem terdiri atas tiga tahapan kerja: persiapan,
definisi, dan solusi. Di dalam setiap tahapan tersebut urut-urutan langkah. Upaya persiapan
terdiri atas melihat perusahaan sebagai suatu sistem, mengenal sistem lingkungan, dan
mengidenfikasi subsistem-subsistem perusahaan. Upaya definisi melanjutkan dari satu sistem
ke tingkat subsistem-subsitem dan menganalisis bagian-bagian sistem dengan urutan tertentu.
Upaya solusi melibatkan pengidenfikasikan solusi-solusi alternatif, mengevaluasinya, dan
memilih ditindaklanjutkan untuk memastikan bahwa masalah telah terpecahkan. Ketika
diterapkan pada masalah pengembangan sistem, pendekatan sistem ini disebut siklus hidup
pengembangan sistem (system development lifa cycle-SDLC) . pendekatan SDLC tradisional
terdiri atas lima tahap yang terjadi satu demi satu.

Prototyping adalah penyempurnaan dari pendekatan tradisional. Pendekatan ini


menyadari adanya keuntungan dari meminta permohonan umpan balik dari pengguna
berulang kali meresponya dengan perbaikan sistem dan tetap meneruskan siklus sampai
sistem memenuhi kebutuhan para pengguna. Satu pendekatan filosofi prototyping bagi
pengembangan sistem-sistem berskala besar adalah rapid application development (RAD)
atau pengembangan aplikasi cepat. Satu pendekatan SDLC yang saat ini sangat populer
adalah pengembangan berfase. Pendekatan ini didasarkan atas pemikiran atas pemikiran
bahwa suatu proyek akan dibagi menjadi modul-modul dan analisis, perancangan, dan
pekerjaan-pekerjaan konstruksi awal yang di tunjukan untuk setiap modul. Modul-modul ini
kemudian diintegrasikan dalam suatu pekerjaan konstruksi akhir.

Diagram arus data atau data flow diagram (DFD), telah menjadi alat pemodalan yang
paling terpopuler selama kurang lebih 20 tahun terakhir. DFD adalah cara yang sangat
alamiah untuk mendokumentasikan proses dan dapat dibuat dalam suatu hieraki untuk
menyajikan berbagai tingkat rincian. Meskipun DFD adalah alat yang baik untuk
menggambarkan tinjauan pemrosesan.

PENDEKATAN SISTEM.

Pencarian asal muasal proses pemecahan masalah secara sistematis mengarah pada
John Dewey, seorang profesor ilmu filosofi di Columbia University. Dalam sebuah buku di
tahun 1910, Dewey mengidentifikasikan tiga rangkaian pertimbangan yang terlibat dalam
pemecahan sebuah konversi secara memadai.

1. Mengenali kontroversi.
2. Mempertimbangkan klaim-klaim alternatif.
3. Membentuk satu pertimbangan.

Dewey tidak mempergunakan istilah pendekatan sistem, namun ia menyadari adanya sifat
berurutan dari pemecahan masalah-mengidentifikasi suatu masalah, mempertimbangkan
berbagai cara untuk memecahkannya, dan terakhir memilih solusi yang terlihat paling baik.

Kerangka kerja Dewey pada intinya terkubur selama bertahun-tahun, namun


sepanjang akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an, minat akan pemecahan masalah secara
sistematis mulai menguat. Ilmuwan manajemen dan spesialis informasi mencari cara-cara
yang efisien dan efektif untuk memecahkan masalah, dan kerangka kerja yang di
rekomendasikan menjadi apa yang dikenal sebagai pendekatan sistem.

URUT-URUTAN LANGKAH

Meskipun banyak uraian mengenai pendekatan sistem mengikuti pada dasar yang
sama, namun jumlah langkahnya dapat bervariasi. Upaya persiapan menyiapkan pemecahan
masalah dengan memberikan suatu orientasi sistem. Upaya definisi terdiri dari atas
pengidentifikasian masalah untuk dipecahkan dan kemudian memahaminya. Upaya solusi
melibatkan pengidentifikasian solusi-solusi alternatif mengevaluasinya memilih salah satu
solusi yang terlihat paling baik, menerapkan solusi tersebut dan menindaklanjutinya untuk
memastikan bahwa masalah telah terpecahkan.

UPAYA PERSIAPAN
Tiga langkah persiapan tidak harus dikerjakan secara berurutan. Selain itu langkah-
langkah ini dapat terjadi selama jangka waktu yang lama dimulai dari sekarang. Ada tiga
langkah yaitu :

1. Melihat Perusahaan Sebagai Suatu Sistem


Anda harus dapat memandang perusahaan anda sebagai suatu sistem. Hal ini dapat
terlaksana dengan menggunakan model sistem umum.
2. Mengenal Sistem Lingkungan
Hubungan perusahaan atau perusahaan dengan lingkunganya juga merupakan suatu
hal yang penting.
3. Mengidentifikasikan Subsistem Perusahaan
Subsistem utama perusahaan dapat mengambil beberapa bentuk. Bentuk termudah
yang dapat dilihat manajer adalah area-area bisnis, masing-masing area dapat
dianggap sebagai suatu sistem yang terpisah.

UPAYA DEFINISI

Upaya definisi biasanya dirangsang oleh suatu pemicu masalah (problem trigger)
suatu sinyal yang menandakan bahwa keadaan berjalan lebih baik atau lebih buruk dari yang
telah direncanakan. Sinyal ini dapat berasal dari dalam perusahaan atau lingkungannya, dan
akan mengawali suatu proses pemecahan masalah. Pada kebanyakan kasus, pemicunya
adalah respon terhadap gejala suatu masalah dan biasanya lebih jelas daripada akar
permasalahan itu sendiri. Gejala (symplom) adalah suatu kondisi yang ditimbulkan satu gejala
dapat berupa penjualan yang rendah yang tercermin di dalam suatu sistem pelaporan
penjualan. Menentukan akar masalah dari penjualan yang rendah dapat mengharuskan
dilakukan penggalian terhadap beberapa lapisan gejala sebelum dapat mengidentifikasinya
sebagai pelatihan tenaga penjualan yang buruk.

4. Melanjutkan Dari Tingkat Sistem Ke Tingkat Sistem Subsistem

Ketika manajer mencoba untuk memahami masalah, analisis akan memulai pada
sistem yang menjadi tanggung jawab manajer tersebut. Sistem ini dapat berupa perusahaan
atau salah satu unitnya. Analisis kemudian dilanjutkan menuju kebawah hierarki sistem,
tingkat demi tingkat.

5. Menganalisis Bagian-bagian Sistem Dalam Urut-urutan Tertentu

Seiring dengan manajer yang mempelajari masing-masing tingkat sistem, unsur-unsur


sistem juga di analisis secara berurutan. Urut-urutan ini mencerminkan prioritas dari masing-
masing unsur di dalam proses pemecahan masalah.
Unsur 1. Mengevaluasi Standar

Standar kinerja bagi suatu sistem biasanya dinyatakan dalam bentuk rencana,
anggaran, dan kuota. Manajemen menentukan standar dan harus memastikan bahwa standar
tersebut realistis, dapat dipaham, dapat diukur dan valid. (yakni harus merupakan ukuran atas
kinerja sistem yang baik)

Unsur 2. Membandingkan Output Sistem Dengan Standar

Setelah manajer merasa puas dengan standar-standarnya, mereka lalu mengevaluasi


output sistem dengan membandingkannya pada standar. Jika sistem memenuhi standarnya,
tidaklah perlu meneruskan dengan pendekatan sistem atas pemecahan masalah pada tingkat
sistem tertentu ini. Sebagai gantinya, manajer hendaknya megevaluasi ulang standar
berdasarkan kinerja yang baik saat ini. Mungkin standarlah yang seharusnya dinaikkan. Jika
sistem tidak memenuhi standarnya, manajer harus mengidentifikasi penyebabnya, dan unsur-
unsur sistem yang tersisa adalah kemungkinan lokasi.

Unsur 3. Mengevaluasi Manajemen

Diberikan satu penilaian kritis atas manajemen dan struktur organisasi sistem. Apakah
terdapat tim manajemen sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang diminta? Apakah terdapat
cukup manajer dan apakah mereka memiliki keahlian dan kemampuan yang tepat? Dengan
alasan yang sama, apakah struktur organisasi membantu atau menghalangi proses pemecahan
masalah? Dalam beberapa kasus, mungkin dibutuhkan pembuatan satu unit baru.

Unsur 4. Mengevaluasi Prosesor Informasi

Ada kemungkinan terdapat tim manajemen yang baik, namun tim tersebut tidak
mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Jika kasusnya seperti ini, kebutuhan harus
diidentifikasi dan sistem informasi yang memadai harus dirancang dan diimplementasikan.

Unsur 5. Mengevaluasi Input dan Sumber Daya Input

Ketika analisis pada sistem ditingkat ini telah tercapai, sistem konseptual tidak lagi
menjadi masalah, dan masalah terdapat pada sistem fisik. Analisis akan dilakukan oleh
sumber daya fisik di dalam unsur input dari sistem (seperti dok penerima, bagian kendali
mutu, dan gudang bahan mentah) maupun sumber daya yang mengalir dari lingkungan
melalui unsur tersebut.

Unsur 6, Mengevaluasi Proses Transformasi

Prosedur-prosedur dan praktik-praktik yang tidak efisien dapat menimbulkan


kesulitan dalam mengubah input menjadi output. Otomatisasi, robot, desaindan produksi
yang dibantu oleh komputer (computer-aided dsign and computer-aided manufacturing-
CAD/CAM), serta produksi yang diintegrasikan oleh komputer (computer-integrated
manufacturing-CIM) adalah contoh dari upaya untuk memecahkan masalah transformasi.

Unsur 7, Mengevaluasi Sumber Daya Output


Dalam menganalisis Unsur 2, kita memberikan perhatian pada output yang
diproduksioleh sistem. Disini kita akan mempertimbangkan sumber daya fisik dalam unsur
output suatu sistem. Contoh dari sumber daya seperti ini adalah gudang barang jadi, personel
dan mesin-mesin dok pengiriman, serta armada truk pengirim.

Dengan selesainya upaya definisi, lokasi masalah jika dilihat dari tingkat dan unsur
sistem telah ditentukan. Kini masalah akan dapat dipecahkan.

Upaya Solusi

Upaya solusi melibatkan suatu pertimbangan atas alternatif-alternatif yang layak, pemilihan
alternatif terbaik, dan implementasinya. Jangan lupa untuk menindaklanjuti implementasi
untuk memastikan bahwa solusi tersebut efektif.

Langkah 6, Mengidentifikasikan Solusi-Solusi Alternatif

Manajer mengidentifikasikan cara-cara yang berbeda untuk memecahkan masalah


yang sama. Sebagaicontoh, asumsikan bahwa masalahnya adalah sebuah komputer yang tidak
dapat menangani peningkatan volume aktivitas perusahaan. Terdapat 3 solusi alternatif yang
diidentifikasi : (1) menambahkan lebih banyak alat ke komputer yang sudah ada untuk
meningkatkan kapasitas dan kecepatannya; (2) mengganti komputer yang ada dengan
komputer yang lebih besar ; (3) mengganti komputer yang ada dengan LAN komputer-
komputer yang lebih kecil.

Langkah 7, Mengevaluasi Solusi-Solusi Alternatif

Semua alternatif harus dievaluasi dengan menggunakan kriteria evaluasi yang sama,
yang mengukur sberapa baik satu alternatif akan memecahkan masalah. Evaluasi akan
menghasilkan keuntungan dan kerugian dari pengimplementasian masing-masing alternatif.
Namun ukuran fundamentalnya adalah sampai sejauh mana satu alternatif memungkinkan
sistem mencapai tujuannya.

Langkah 8, Memilih Solusi Yang Terbaik

Setelah mengevaluasi alternatif-alternatif, kita harus memilih alternatif yang terbaik.


Henry Mintzberg, seorang teoritikus manajemen, mengidentifikasikan 3 cara yang dilakukan
manajer dalam memilih alternatif yang terbaik

Analisis suatu evaluasi sistematis atas pilihan-pilihan, dengan


mempertimbangkan konsekuensinya pada sasaran organisasi. Contohnya
adalah presentasi yang diberikan oleh tim pengembang kepada steering
committe SIM, memberikan kentungan dan kerugian dari semua pilihan.
Pertimbangan Proses mental dari seorang manajer. Sebagai contoh, seorang
manajer produksi akan menerapkan pengalaman dan intuisinya dalam
mengevaluasi tata ruang sebuah pabrik baru yang diusulkan oleh suatumodel
sistematis.
Tawar-menawar negosiasi diantara beberapa manajer. Satu contoh adalah
tawar menawar yang terjadi di antara para anggota komite eksekutif
sehubungan dengan sistem manajemen basis data mana yang akan digunakan.

Langkah 9, Mengimplementasikan Solusi

Masalah tidak akan terpecahkan hanya dengan memelih solusi yang terbaik. Kita
perlu mengimplementasikan solusi tersebut. Dalam contoh, perlu dilakukan pemasangan
peralatan komputasi yang dibutuhkan.

Langkah 10, Menindaklanjuti untuk memastikan keefektifan solusi

Manajer dan para pengembang hendaknya tetap mengawasi situasi untuk memastikan
bahwa solusi yang dipilih telah mencapai hasil yang direncanakan. Ketika solusi tidak
mampu mencapai harapan, kita perlu melaksanakan kembali langkah-langkah pemecahan
masalah untuk mengetahui dimana letak kesalahan. Selanjutnya dilakukan ujicoba kembali,
proses ini dilakukan berulang-ulang sampai manajer merasa puas dengan pemecahan
masalah.

SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM

Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi adalah satu cara yang
direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar
dalam memecahkan segala jenis masalah. Siklus hidup pengembangan sistem adalah aplikasi
dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.

SDLC TRADISIONAL

Tidak dibutuhkan waktu lama bagi seorang pengembang sistem yang pertama untuk
mengetahui bahwa terdapat beberapa tahapan pekerjaan pengembangan yang perlu dilakukan
dalam urut-urutan tertentu jika suatu proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil yang
paling benar. Tahap-tahapan tersebut adalah :

- Perencanaan
- Analisis
- Implementasi
- Penggunaan

Proyek direncanakan dan sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan


pekerjaan kemudian disatukan. Sitem yang ada juga dianalisis untuk memahami masalah dan
menentukan persyaratan fungsional dari sistem yang baru. Sistem baru ini kemudian
dirancang dan diimplementasikan. Setelah diimplementasikan, sistem kemudian digunakan
idealnya untuk jangka waktu yang lama.

Karena pekerjaan-pekerjaan di atas mengikuti satu pola yang teratur dan dilaksanakan
dengan cara dari atas kebawah, SDLC tradisional seringkali disebut sebagai pendekatan air
terjun. Aktivitas ini memliki aliran satu arah menuju ke penyelesaian proyek.

PROTOTYPING

Meskipun sulit untuk membantah SDLC tradisional dengan diungkapkannya tahapan-


tahapan di atas secara logi, metode ini masih memiliki kelemahan. Seiring dengan
bertambahnya ukuran dan kompleksitas suatu sistem melewati tahapan-tahapan dengan sekali
jalan menjadi suatu hal yang tidak mungkin untuk dilakukan. Para pengembang selalu
melakukan looping kembali dan mengerjakan ulang untuk mendapatkan sisten yang dapat
menemuaskan para penggunanya. Proyek-proyek juga cenderung berlanjut hingga waktu
berbulan-bulan dan bertahun-tahun, dan hampir selalu melebihi anggaranya. Sebagai
tanggapan atas keterbatasan-keterbatasan ini, para pengembang sistem memutuskan untuk
menerapkan suatu teknik yang sudah terbukti efektif dalam pekerjaan-pekerjaan lain.
Misalnya dengan mobil yaitu penggunaan prototipe. Dalam penerapannya pada
pengembangan sistem, prototipe adalah suatu versi dari sebuah sistem potensial yang
memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan
berfungsi dalam bentuk yang telah selesai.

JENIS-JENIS PROTOTIPE

Satu pernyataan umum yang sering kali ditanyakan masyarakat ketika pertama kali
mendengar tentang prototipe komputer adalah Apakah prototipe akan menjadi sistem aktual
nantinya Jawabannya adalah tergantung.

Terdapat dua jenis prototipe: evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolusioner terus
menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna
dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi, jadi suatu prototipe
evolusioner akan menjadi sistem yang aktual. Akan tetapi, prototipe persyaratan
dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratn-persyaratan fungsional dari
sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan dengan jelas apa yang mereka
inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahnya fitur-fitur,
pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru.
Pengembangan prototipe evolusioner menunjukan empat langkah dalam pembuatan suatu
prototipe evolusioner. Empat langkah tersebut:

1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk


mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.
2. Membuat satu prototipe. Penggunaan mempergunakan satu alat prototyping atau lebih
untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi
terintegrasi dan toolkit prototyping. Generator aplikasi terintegrasi adalah sistem
peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari
sistem baru menu, laporan, tampilan, basis, data, dan seterusny.
3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima. Pengembangan mendemonstrasikan
prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil
yang memuaskan. Jika yaa, langkah 4 akan diambil. Jika tidak, prototipe direvisi
dengan mengulang kembali langkah 1,2,3 dengan pemahaman yang lebih baik
mengenai kebutuhan pengguna.

Pengembangan prototipe persaratan , menunjukan langkah-langkah yang terlihat dalam


pembuatan sebuah prototipe persyaratan. Tiga langkah pertama sama dengan langkah yang
diambil dalam membuat prototipe evolusioner. Langkah-langkah berikutnya adalah sebagai
berikut:

4. Membuat sistem kode baru.


5. Menguji sistem baru.
6. Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima.
7. Membuat sistem baru menjadi sistem produksi

DAYA TARIK PROTOTYPING

Penggunaan maupun pengembang meyukai prototyping karena alasan-alasan di


bawah ini:

- Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna


- Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menuntukan
kebutuhan pengguna
- Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem.
- Implementasi menjadi lebih jauh karena pengguna tahu apa yang diharapkan.

POTENSI KESULITAN DARI PROTOTYPING

- Terburu-buru dalam menyerahkan prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan


pintas dalam definisi masalah, evaluasi alternatif dan dokumentasi. Jalan pintas ini
akan usaha-usah yang cepat dan kotor.
- Pengguna dapat terlalu gembira dengan prototipe yang diberikan yang mengarahkan
pada ekspektasi yang tidak realistis sehubungan dengan sistem produksinya nantinya.
- Prototipe evolusioner bisa jadi tidak terlalu efisien.
- Antarmuka kmputer manusia yang diberikan oleh beberapa alat prototyping tertentu
kemungjkinan tidak mencerminkan teknik-teknik yang baik

PENGEMBANGAN APLIKASI CEPAT

Satu metodologi yang memiliki tujuan yang sama dengan prototyping, yaitu
memberikan respons cepat atas kebutuhan pengguna, namun dengan lingkup yang lebih luas
adalah RAD. Istilah RAD dari rapid aoolication development atau pengembangan aplikasi
cepat diperkenalakan oleh konsultan komputer dan penulis james martin, dan istilah ini
mengacu pada suatu pengembangan siklus hidup yang dimaksudkan untuk memproduksi
sistem dengan cepat tanpa mengorbankan mutunya.

RAD adalah kumpulan strategi, metodologi, dan alat terintegrasi yang terdapat
didalam suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi. Rekayasa informasi adalah
nama yang diberikan martin kepada keseluruhan pendekatan pengembngan sisitemnya, yang
ia perlukan sebagai suatu aktivitas perusahaan secara menyeluruh.

UNSUR-UNSUR PENTING RAD

RAD membutuhkan empat unsur penting : manajemen, orang, metodologi, dan alat:

- Manajemen > khususnya manajemen puncak, hendaknya menjadi penguji coba


(experimenter) yang suka melakukan hal-hal dengan cara baru atau pengadaptasi awal
(early adapter) yang dengan cepat mempelajari bagaimana cara menggunakan
metodologi-metodologi baru.
- Orang > daripada hanya memanfaatkan satu tim untuk melakukan seluruh aktivitas
SDLC, RAD menyadari adanya efisiensi yang dapat dicapai melalui penggunaan tim-
tim khusus. Anggota dari tim ini adalah para ahli dalam metodologi dan alat yang
dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas khusus mereka masing-masing.
- Metodologi > dasar RAD adalah siklus hidup RAD.
- Alat-alat > alat-alat RAD terutama terdiri atas bahasa-bahasa generasi keempat dan
alat-alat rekayasa lunak dengan bantuan komputer yang memfasilitasi prototyping dan
pencipta kode. Alat-alat case menggunakan komputer untuk membuat dokumentasi
yang dapat diubah menjadi peranti lunak dan basis data operasional.

Dari saemua komponen rekayasa informasi, RAD mungkin telah mendapat dukungan yang
terbesar. Meskipun metodologi ini mungkin tidak diterapkan persis sama dengan yang
dibanyangkan oleh martin. Penekana yang diberikannya pada keterlibatan pengguna dan
kecepatan membuatnya menjadi sangat menarik. Jika anda bertanya kepada para CIO
mengenai SDLC apa yang mereka gunakan, mereka kemungkinan besar akan menjawab,
menggunakan RAD.

PENGEMBANGAN BERFASE

Satu metodologi pembangunan sistem yang dewasa ini digunakan oleh banyak
perusahaan adalah kombinasi dari SDLC tradisional, prototyping, dan RAD dengan
mengambil fitur-fitur yang terbaik dari masing-masing metodologi. SDLC tradisional
menyumbangkan urut-urutan tahapan yang logis, prototyping menyumbangkan pengumpulan
iteratif dari umpan balik para pengguna, dan RAD menyumbangkan pemikiran bahwa
keterlibatan pengguna meliputi partisipasi di dalam pengembangan.
TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN BERFASE

Enam tahap pengembangan berfase :

- Investigasi awal > Para pengembang, termasuk pengguna dan juga spesialis
informasi, melakukan analisis usaha dengan tujuan untuk mempelajari tentang
organisasi dengan masalah sistemnya; mendefinisikan tujuan, hambatan, risiko, dan
ruang lingkup sistem baru. Mengevaluasi proyek maupun kelayakan sistem,
melakukan subdivisi sistem menjadi komponen-komponen besar, dan mendapatkan
umpan balik pengguna.
- Analisis > Pengembang menganalisis persyaratan fungsional pengguna untuk
masing-masing modal sistem dengan menggunakan berbagai macam teknik
pengumpulan informasi dan kemudian mendokumentasikan temuan-temuannya dalam
bentuk model-model proses, data, dan objek.
- Desain > Pengembangan merancang komponen dan antarmuka dengan sistem-sistem
lain untuk setiap modul sistem yang baru dan kemudian mendokumentasikan desain
dengan menggunakan berbagai jenis teknik pemodelan.
- Konstruksi awal > Pengembang membuat dan menguji peranti lunak dan data untuk
setiap modul sistem dan mendapatkan umpan balik dari pengguna. Untuk setiap
modul yang tidak menerima persetujuan dari pengguna, tahap-tahap analisis, desain,
dan kontruksi awal akan diulang kembali.
- Konstruksi akhir > Peranti lunak modul diintegrasikan untuk membentuk sistem
yang lengkap, yang diuji bersama-sama dengan datanya. Selain itu, setiap peranti
keras yang dibutuhkan dibeli dan diuji, fasilitas-fasilitas dibuat, dan para pengguna
dilatih. Pelatihan meliputi prosedur-prosedur yang harus diikuti oleh para pengguna
dalam menggunakan sistem dan sering kali prosedur yang harus diikuti dalam
pemasangan sistem pada stasiun-stasiun kerja mereka.

Anda mungkin juga menyukai