Anda di halaman 1dari 28

Makalah

Small Group Discussion


Stroke

Oleh :
Kelompok 3
Gt. Wisnu Januar Wijaya (I1B112233)
M. Dedy Faisal (I1B112222)
Akbarian Noor (I1B112018)
Karmila (I1B112218)
Sartika Pebri Pratami (I1B112228)
Nurul Fitria Hayati (I1B112035)
Putri Anggraini (I1B112219)
Vuspa Handayani (I1B112229)
Ridha Fahliati Dewi (I1B112002)

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran

Universitas Lambung Mangkurat

2014

1|Asuhan Keperawatan Stroke


Konsep Penyakit Stroke

A. Definisi
Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan
fungsi otak fokal atau global, dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam
atau lebih atau menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler.

B. Epidemiologi
Insiden stroke bervariasi di berbagai negara di Eropa, diperkirakan terdapat
100-200 kasus stroke baru per 10.000 penduduk per tahun (Hacke dkk, 2003). Di
Amerika diperkirakan terdapat lebih dari 700.000 insiden stroke per tahun, yang
menyebabkan lebih dari 160.000 kematian per tahun, dengan 4.8 juta penderita stroke
yang bertahan hidup. (Goldstein dkk, 2006). Rasio insiden pria dan wanita adalah
1.25 pada kelompok usia 55-64 tahun, 1.50 pada kelompok usia 65-74 tahun, 1.07
pada kelompok usia 75-84 tahun dan 0.76 pada kelompok usia diatas 85 tahun (Lloyd
dkk, 2009).

C. Klasifikasi Stroke
Dikenal bermacam-macam klasifikasi stroke berdasarkan atas patologi
anatomi (lesi), stadium dan lokasi (sistem pembuluh darah) (Misbach, 1999).
1) Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya:
a. Stroke iskemik
I. Transient Ischemic Attack (TIA)
II. Trombosis serebri
III. Emboli serebri
b. Stroke hemoragik
I. Perdarahan intraserebral
II. Perdarahan subarakhnoid
2) Berdasarkan stadium:
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
b. Stroke in evolution
c. Completed stroke
3) Berdasarkan lokasi (sistem pembuluh darah):

2|Asuhan Keperawatan Stroke


a. Tipe karotis
b. Tipe vertebrobasiler

D. Faktor Resiko
Faktor resiko untuk terjadinya stroke dapat diklasifikasikan berdasarkan
kemungkinannya untuk dimodifikasi atau tidak(nonmodifiable, modifiable, atau
potentially modifiable) dan bukti yang kuat (well documented atau less well
documented) .

1. Non modifiable risk factors :

a. Usia

b. Jenis kelamin

c. Berat badan lahir rendah

d. Ras/etnis

e. genetik

2. Modifiable risk factors


a. Well-documented and modifiable risk factors
1. Hipertensi
2. Paparan asap rokok
3. Diabetes
4. Atrial fibrilasi dan beberapa kondisi jantung tertentu
5. Dislipidemia
6. Stenosis arteri karotis

7. Sickle cell disease


8. Terapi hormonal pasca menopause
9. Diet yang buruk
10. Inaktivitas fisik
11. Obesitas

b. Less well-documented and modifiable risk factors

3|Asuhan Keperawatan Stroke


1. Sindroma metabolik
2. Penyalahgunaan alkohol
3. Penggunaan kontrasepsi oral
4. Sleep-disordered breathing
5. Nyeri kepala migren
6. Hiperhomosisteinemia
7. Peningkatan lipoprotein (a)
8. Peningkatan lipoprotein-associated phospholipase
9. Hypercoagulability
10. Inflamasi
11. Infeksi

E. Patofisiologi

4|Asuhan Keperawatan Stroke


ASUHAN KEPERAWATAN PADA STROKE

I. Pengkajian Keperawatan
Pemeriksaan fisik head to toe
PENGKAJIAN
I. DATA IDENTITAS & BIOGRAFI
Nama :-
Umur :-
No. Rekam Medis :-
Jenis Kelamin : ( ) Pria ( ) Wanita
Berat/ Tinggi Badan : Kg/.Cm
Tanggal masuk ruangan :
Jam masuk ruangan :-
Datang dengan cara :
Dari :-
Diagnosa Medis : Stroke
Penanggung :
II. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan utama :-

Riwayat Penyakit Sekarang :-

Terapi/operasi yang pernah


dilakukan :-
Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit Dahulu :-
Obat-obat yang biasa : -
dikonsumsi
Riwayat Kesehatan Keluarga -
Riwayat Kesehatan -
Lingkungan
Riwayat Kesehatan Lainnya -
Riwayat perkembangan

5|Asuhan Keperawatan Stroke


Kondisi umum :-
Alergi: :-
Obat :-
Makanan :-
Tanda dan gejala :-
Obat sebelum MRS :-
III. PERNAFASAN
Jalan nafas :
Frekuensi :
Pola :
Batuk :
Sekresi :
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :
Lainnya :
IV. KARDIOVASKULER
Tekanan darah :
Nadi :
Suhu :
Perfusi :
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :
Lainnya :
V. NEUROLOGI
Kesadaran :
GCS :
Pupil :
Reflek patologi :
Refleks fisiologis :

6|Asuhan Keperawatan Stroke


Kejang :
Lainnya :
VI. GASTROINTESTINAL
Inspeksi :
Keadaan mukosa :
Bentuk abdomen :
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :
Benjolan/massa :
Lainnya :
Nutrisi :
BAB :

Konsistensi :

Frekuensi :

Lainnya :

VII. GENITO URINARI


BAK :
Produksi :
Warna :
Lainnya :
VIII. INTEGUMEN
Warna kulit :
Tekstur :
Turgor :
Integritas :
Edema :
Lainnya :
IX. MUSKULOSKELETAL
Kekuatan otot :
Tonus :

7|Asuhan Keperawatan Stroke


Fraktur :
Nyeri :
Skala nyeri :
Lainnya :
X. REPRODUKSI
Menarche :
Siklus haid :
Lama :
Disminorhe :
HPHT :
HPL :
Fluor :
Riwayat obstetric :
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :
Lainnya :
XI. PSIKOSOSIAL
Hubungan social :
Mekanisme koping :
Support sistem :
Tenang :
Cemas :
Konsep diri :
Lainnya :
XII. ADL
Tk. Ketergantungan :
Personal hygiene :
Status mobilisasi :
Lainnya :
XIII. SPIRITUAL
Agama :

8|Asuhan Keperawatan Stroke


Keyakinan terhadap Tuhan
YME :
Kemauan untuk berubah :
Kemampuan untuk melakukan
ibadah :
Lainnya :
XIV. DIAGNOSTIK PENUNJANG
Rontgen :
Lab. :
Lainnya :
XV. CATATAN
Banjarbaru,25 September 2014

Ttd,

Ns. X

1. Identitas penanggung jawab


Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Alamat :
Suku/bangsa :
Hub. Dengan px :

9|Asuhan Keperawatan Stroke


Pemeriksaan fungsional Gordon

No. Komponen Pengkajian Diagnosa


Dx
Pola - -
Penatalaksanaan
1.
Kesehatan/Persepsi
Sehat
Pola Nurtrisi dan - -
2.
Metabolik
3. Pola Eliminasi
Pola Latihan dan Pada pasien dalam kasus stroke Hambatan
Aktivitas didapatkan hasil bahwa pola latihan mobilitas fisik
dan aktivitasnya terganggu dengan Defisit perawat diri
4.
tanda dan gejala: kelemahan dan : makan
kelumpuhan pada separuh badan. Resiko jatuh

5. Pola Istirahat Tidur


Pola Kognitif Pada pasien dalam kasus stroke Nyeri akut
didapatkan hasil bahwa pola kognitif Hambatan
terganggu dengan tanda dan gejala: komunikasi verbal
6.
nyeri atau sakit yang hebat pada
kepala.

Pola Persepsi Pada pasien dalam kasus stroke Defisit perawatan


Konsep Diri didapatkan hasil bahwa pola latihan diri : makan
dan persepsi konsep diri terganggu
deengan tanda dan gejala: pasien
7. merasa malu dengan kecacatan pada
tubuhnya, pasien kehilangan
pekerjaan karena penyakitnya dan
pasien tidak dapat memerankan peran
sebagai suami/istri/orang tua.

10 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e
Pola Peran dan -
8.
Tanggung Jawab
Pola Seksual -
9.
Reproduksi
Pola Koping dan Pada pasien dalam kasus stroke Ansietas
Toleransi Stress didapatkan hasil bahwa pola koping
dan toleransi diri terganggu deengan
tanda dan gejala: pasien merasa
10.
gelisah dan khawatir karena tidak
akan bisa lagi kembali ke aktivitas
normal dalam jangka waktu yang
lama.
Pola Keyakinan -
11.
dan Nilai

Analisa Data
Data Masalah Etiologi
Kesulitan membolak balik posisi Hambatan mobilitas Gangguan
Perubahan cara berjalan fisik neuromuskular
Keterbatasan kemampuan melakukan
keterampilan motorik halus
Keterbatasan kemampuan melakukan
keterampilan motorik halus
Ketidakmampuan mengambil dan Defisit Perawatan Diri Gangguan
memasukan makanan ke mulut : Makanan Neuromuskular
Ketidakmampuan mengunyah
makanan
Ketidakmampuan menghabiskan
makanan
Mengekspresikan perilaku (gelisah, Nyeri akut Agens cidera
merengek, menangis ) biologis

11 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e
Melaporkan nyeri secara verbal
Tidak dapar bicara Hambatan Perubahan sistem
Pelo Komunikasi Verbal saraf pusat
Sulit bicara
Bicara dengan kesulitan
Gelisah Ansietas Perubahan dalam
Mengekspresikan kekhawatiran karena status kesehatan
perubahan dalam peristiwa hidup
Gangguan mobilitas fisik Resiko Jatuh
Penuruan ekstremitas bawah
Penggunaan alat bantu (tongkat)
Gangguan keseimbangan
Berat badan 20% atau lebih di bawah Ketidakseimbangan Ketidakmampuan
berat badan ideal nutrisi kurang dari menelan makanan
Ketidakmampuan memakan makanan kebutuhan tubuh
Keleahan otot pengunyah

Diagnosa Keperawatan
No. Diagnosa
1. Hambatan mobilitas fisik b/d Gangguan neuromuskular
2. Defisit Perawatan Diri : Makanan b/d Gangguan Neuromuskular
3. Nyeri Akut b/d Agens cidera biologis
4. Hambatan Komunikasi Verbal b/d Perubahan sistem saraf pusat
5. Ansietas b/d Perubahan dalam status kesehatan
6. Resiko Jatuh faktor resiko Gangguan mobilitas fisik, Penuruan ekstremitas bawah,
Penggunaan alat bantu (tongkat)
7. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Ketidakmampuan
menelan makanan

12 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e
Intervensi Keperawatan
Nama : Ruang :
Jenis Kelamin : No. RM :
Umur : Dx Medis : Stroke
No.
NOC NIC
Diagnosa
1 Mobilitas Terapi Latihan : Kontrol Otot
Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan kesiapan pasien
keperawatan selama 3 x 24 jam untuk meningkatkan aktifitas
masalah hambatan mobilitas fisik
2. Kolaborasikan dengan terapis
pasien dapat teratasi dengan
kriteria hasil : fisik mengenai program latihan
3. Sediakan privasi pasien saat
1. Keseimbangan (4)
pelatihan
2. Pergerakan otot (4)
4. Sarankan pasien untuk
3. Pergerakan sendi (4)
menggunakan baju yang tidak
melukai saat latihan
Keterangan :
5. Tekankan penyediaan instruksi
Skala 1 : tidak pernah
pada pasien mengenai latihan
mendemonstrasikan
yang tepat untuk
Skala 2 : jarang mendemostrasikan meminimalisir luka dan
memaksimalkan keefektifan
Skala 3 : kadang-kadang
6. Sediakan isyarat langkah demi
mendemonstrasikan
langkah pada setiap latihan
Skala 4 : sering mendemostrasikan aktifitas motorik selama latihan
7. Sediakan lingkungan yang
Skala 5 : selalu
nyaman pada pasien setelah
mendemonstrasikan
periode latihan
8. Anjurkan pasien untuk
melakukan latihan secara
mandiri
2. Perawatan Diri : Makan Bantuan Perawatan Diri : Makan
1. Kemampuan untuk menelan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam 2. Berikan bantuaan fisik yang

13 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e
pasien mampu, dengan kriteria diperlukan
hasil : 3. Sediakan makanan pilihan dan
1. Mengunyah makanan (4) minuman yang sesuai
2. Menelan makanan (4) 4. Pantau berat badan pasien
3. Menelan cairan (4)
5. Berikan sedotan untuk minum
jika diperlukan
Keterangan :

Skala 1 : Parah sekali terkompromi

Skala 2 : Parah terkompromi

Skala 3 : Sedang terkompromi

Skala 4 : Ringan terkompromi

Skala 5 : Tidak terkompromi

3. Kontrol Nyeri Manajemen Nyeri


Level Nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
Setelah dilakukan tindakan komprehensif termasuk lokasi,
keperawatan selama 4 x 60 menit karakteristik, durasi, frekuensi,
(4 jam) pasien tidak mengalami
kualitas dan faktor presipitasi
nyeri, dengan kriteria hasil:
2. Observasi reaksi nonverbal dari
1. Mengenali serangan nyeri (3)
ketidaknyamanan
2. Melaporkan nyeri (3)
3. Gunakan teknik komunikasi
3. Ekspresi wajah terhadap nyeri
terapeutik untuk mengetahui
(3)
pengalaman nyeri pasien
4. Kurangi faktor presipitasi nyeri
Keterangan ( 1 ) : 5. Pilih dan lakukan penanganan
Skala 1 : tidak pernah nyeri
mendemonstrasikan. 6. Ajarkan tentang teknik
Skala 2 : jarang nonfarmakologi
mendemonstrasikan. 7. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Skala 3 : kadang kadang 8. Tingkatkan istirahat
mendemonstrasikan. 9. Berikan informasi tentang nyeri
Skala 4 : sering seperti penyebab nyeri, berapa

14 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e
mendemonstrasikan. lama nyeri akan berkurang dan

Skala 5 : selalu antisipasi ketidaknyamanan dari


mendemonstrasikan. prosedur
10. Kolaborasi dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak
Keterangan ( 2 - 3 ) :
berhasil
Skala 1 : parah sekali

Skala 2 : parah

Skala 3 : sedang

Skala 4 : ringan

Skala 5 : tidak ada


4 Komunikasi : ekspresif Peningkatan Komunikasi :
penurunan bicara
Setelah dilakukan tindakan 1. Menggunakan kata kata yang
keperawatan selama 1 x 24 menit sederhana dan kalimat yang pendek.
(1 hari) pasien tidak mengalami 2. Berdiri di depan pasien ketika
hambatan komunikasi verbal, berbicara.
dengan kriteria hasil: 3. Dorong pasien untuk mengulang

1. Menggunakan bahasa dalam kata kata

berbicara : vokal ( 4 ) 4. Kaji kemampuan pasien dalam

2. Kejelasan dalam berbicara ( 4 ) berkomunikasi.

Keterangan :

Skala 1 : Parah sekali terkompromi

Skala 2 : Parah terkompromi

Skala 3 : Sedang terkompromi

Skala 4 : Ringan terkompromi

Skala 5 : Tidak terkompromi

5. Kecemasan diri Kontrol Penurunan Kecemasan


Setelah dilakukan tindakan 1. Gunakan pendekatan yang
keperawatan selama 1 x 60 menit menenangkan

15 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e
(1 jam) pasien tidak mengalami 2. Nyatakan dengan jelas harapan
cemas, dengan kriteria hasil: terhadap pelaku pasien
1. Melaporkan berkurangnya 3. Jelaskan semua prosedur dan apa
tanda gejala fisik akibat stres yang dirasakan selama prosedur
(4) 4. Temani pasien untuk memberikan
2. Beradaptasi dalam perubahan keamanan dan mengurangi takut
hidup ( 4 ) 5. Berikan informasi aktual mengenai
3. Melaporkan berkurangnya diagnosis, tindakan prognosis
stres ( 4 ) 6. Libatkan keluarga untuk
4. Menggunakan teknik mendampingi klien
relaksasi untuk mengurangi 7. Instruksikan pada pasien untuk
kecemasan ( 4 ) menggunakan tehnik relaksasi
8. Dengarkan dengan penuh perhatian
9. Identifikasi tingkat kecemasan
Keterangan : 10. Bantu pasien mengenal situasi

Skala 1 : tidak pernah yang menimbulkan kecemasan


mendemonstrasikan. 11. Dorong pasien untuk

Skala 2 : jarang mengungkapkan perasaan,


mendemonstrasikan. ketakutan, dan persepsi.

Skala 3 : kadang kadang


mendemonstrasikan.

Skala 4 : sering
mendemonstrasikan.

Skala 5 : selalu
mendemonstrasikan.

6. Perilaku Pencegahan Jatuh Pencegahan Jatuh


Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasikan defisiensi kognitif
keperawatan selama 1 x 24 jam (1
hari) pasien tidak mengalami atau fisik dari pasien yang bisa
gangguan keseimbangan yang meningkatkan kemungkinan jatuh
membuat terjatuh, dengan kriteria di suatu lingkungan.
hasil:
2. Identifikasikan perilaku dan faktor-
1. Penggunaan alat bantu yang faktor yang memberi efek risiko
sesuai (4) untuk jatuh.

16 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e
3. Instruksikan pasien untuk

Keterangan : memanggil asisten jika ingin


bergerak, bila diperlukan.
Skala 1 : tidak pernah
mendemonstrasikan. 4. Ajarkan pasien bagaimana cara
jatuh untuk meminimalisir luka.
Skala 2 : jarang
mendemonstrasikan. 5. Sediakan alat bantu untuk
menstabilkan gaya berjalan.
Skala 3 : kadang kadang
mendemonstrasikan.

Skala 4 : sering
mendemonstrasikan.

Skala 5 : selalu
mendemonstrasikan.

7. Status Nutrisi : Pemasukan Manajemen Nutrisi


Cairan dan Makanan 1. Kolaborasi dengan ahli gizi

Setelah dilakukan tindakan untuk menentukan jumlah


keperawatan selama 7 x 24 jam (7 kalori dan nutrisi yang
hari ) pasien tidak mengalami dibutuhkan pasien.
kekurangan nutrisi, dengan kriteria
2. Yakinkan diet yang dimakan
hasil:
mengandung tinggi serat untuk
1. Pemasukan nutrisi ( 4 )
mencegah konstipasi.
2. Pemasukan makanan ( 4 )
3. Ajarkan pasien bagaimana
3. Pemasukan Cairan ( 4 )
membuat catatan makanan
4. Pemasukan makanan melalui
harian.
oral ( 4 )
4. Monitor adanya penurunan
5. Pemasukan cairan melalui oral (
BB.
4)
5. Monitor lingkungan selama
makan.
Keterangan ( 1 - 4 ):
6. Monitor turgor kulit.
Skala 1 : Parah Sekali 7. Monitor kekeringan, rambut
Skala 2 : parah kusam, total protein, Hb dan
kadar Ht.
Skala 3 : sedang
8. Monitor pucat, kemerahan, dan

17 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e
Skala 4 : ringan kekeringan jaringan

Skala 5 : tidak ada konjungtiva.


9. Monitor intake nuntrisi.
10. Informasikan pada klien dan
keluarga tentang manfaat
nutrisi.
11. Kolaborasi dengan dokter
tentang kebutuhan suplemen
makanan seperti NGT/ TPN
sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan.
12. Anjurkan banyak minum.

Implementasi keperawatan

Nama : Ruangan :
Jenis Kelamin : No. Ruangan :
Umur : Dx. Medis :

Tanggal. Shift No. Dx Jam Tindakan keperawatan TTD


23 Pagi 1 08.00 1. Menentukan kesiapan
September 09.00 pasien untuk
2014 meningkatkan aktifitas
2. Mengkolaborasikan
dengan terapis fisik
mengenai program latihan
3. Menyediakan privasi
pasien saat pelatihan
4. Menyarankan pasien untuk
menggunakan baju yang
tidak melukai saat latihan
9. Menekankan penyediaan
instruksi pada pasien
mengenai latihan yang

18 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e
tepat untuk meminimalisir
luka dan memaksimalkan
keefektifan
10. Menyediakan isyarat
langkah demi langkah
pada setiap latihan aktifitas
motorik selama latihan
11. Menyediakan lingkungan
yang nyaman pada pasien
setelah periode latihan
Anjurkan pasien untuk
melakukan latihan secara
mandiri

2 10.00 1. Membuat pasien mampu


11.00 untuk menelan
2. Memberikan bantuaan
fisik yang diperlukan
3. Menyediakan makanan
pilihan dan minuman yang
sesuai
4. Memantau berat badan
pasien
5. Memberikan sedotan
untuk minum jika
diperlukan

3 1. Melakukan pengkajian nyeri


secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
2. Mengobservasi reaksi

19 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e
nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Menggunakan teknik
komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri
pasien
4. Mengurangi faktor presipitasi
nyeri
5. Memilih dan lakukan
penanganan nyeri
6. Mengajarkan tentang teknik
nonfarmakologi
7. Mengevaluasi keefektifan
kontrol nyeri
8. Meningkatkan istirahat
9. Memberikan informasi tentang
nyeri seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
10. Mengkolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil

siang 4 12.00 1. Menggunakan kata kata yang


13.00 sederhana dan kalimat yang
pendek.
2. Berdiri di depan pasien ketika
berbicara.
3. Mendorong pasien untuk
mengulang kata kata
4. Mengkaji kemampuan pasien

20 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e
dalam berkomunikasi.

1. Menggunakan pendekatan
5
yangmenenangkan
2. Menyatakan dengan jelas
harapanterhadap pelaku pasien
3. Menjelaskan semua prosedur
dan apayang dirasakan selama
prosedur
4. Menemani pasien untuk
memberikankeamanan dan
mengurangi takut
5. Memberikan informasi aktual
mengenai diagnosis, tindakan
prognosis
6. Melibatkan keluarga
untukmendampingi klien
7. Menginstruksikan pada pasien
untukmenggunakan tehnik
relaksasi
8. Mendengarkan dengan penuh
perhatian
9. Menidentifikasi tingkat
kecemasan
10. Membantu pasien mengenal
situasi yangmenimbulkan
kecemasan
11. Mendorong pasien
untukmengungkapkan
perasaan, ketakutan,persepsi.

6 1. Mengidentifikasikan defisiensi
kognitif atau fisik dari pasien

21 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e
yang bisa meningkatkan
kemungkinan jatuh di suatu
lingkungan.
2. Mengidentifikasikan perilaku
dan faktor-faktor yang memberi
efek risiko untuk jatuh.
3. Menginstruksikan pasien untuk
memanggil asisten jika ingin
bergerak, bila diperlukan.
4. Mengajarkan pasien bagaimana
cara jatuh untuk meminimalisir
luka.
5. Menyediakan alat bantu untuk
menstabilkan gaya berjalan.

7 1. Mengkolaborasi dengan ahli


gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
2. Meyakinkan diet yang
dimakan mengandung tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi.
3. Mengajarkan pasien
bagaimana membuat catatan
makanan harian.
4. Memonitor adanya penurunan
BB.
5. Memonitor lingkungan selama
makan.
6. Memonitor turgor kulit.
7. Memonitor kekeringan,
rambut kusam, total protein,

22 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e
Hb dan kadar Ht.
8. Memonitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva.
9. Memonitor intake nuntrisi.
10. Menginformasikan pada klien
dan keluarga tentang manfaat
nutrisi.
11. Mengkolaborasi dengan
dokter tentang kebutuhan
suplemen makanan seperti
NGT/ TPN sehingga intake
cairan yang adekuat dapat
dipertahankan.
12. Menganjurkan banyak minum.

pagi 1 08.00 1. Menentukan kesiapan


09.00 pasien untuk
meningkatkan aktifitas
2. Mengkolaborasikan
dengan terapis fisik
mengenai program latihan
3. Menyediakan privasi
pasien saat pelatihan
4. Menyarankan pasien untuk
menggunakan baju yang
tidak melukai saat latihan
5. Menekankan penyediaan
instruksi pada pasien
mengenai latihan yang
tepat untuk meminimalisir
luka dan memaksimalkan
keefektifan

23 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e
6. Menyediakan isyarat
langkah demi langkah
pada setiap latihan aktifitas
motorik selama latihan
7. Menyediakan lingkungan
yang nyaman pada pasien
setelah periode latihan
Anjurkan pasien untuk
melakukan latihan secara
mandiri

2 1. Membuat pasien mampu


untuk menelan
2. Memberikan bantuaan
fisik yang diperlukan
3. Menyediakan makanan
pilihan dan minuman yang
sesuai
4. Memantau berat badan
pasien
5. Memberikan sedotan
untuk minum jika
diperlukan
( Lanjutkan Implementasi
pada diagnosa defisit
perawatan diri : makan
sampai hari ke tiga)

7 1. Mengkolaborasi dengan
ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien.
2. Meyakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi.
3. Mengajarkan pasien

24 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e
bagaimana membuat
catatan makanan harian.
4. Memonitor adanya
penurunan BB.
5. Memonitor lingkungan
selama makan.
6. Memonitor turgor kulit.
7. Memonitor kekeringan,
rambut kusam, total
protein, Hb dan kadar Ht.
8. Memonitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva.
9. Memonitor intake nuntrisi.
10. Menginformasikan pada
klien dan keluarga tentang
manfaat nutrisi.
11. Mengkolaborasi dengan
dokter tentang kebutuhan
suplemen makanan seperti
NGT/ TPN sehingga
intake cairan yang adekuat
dapat dipertahankan.
12. Menganjurkan banyak
minum.
( Lanjutkan Implementasi
diagnosa Nutrisi
Metabolik sampai hari ke
7)

25 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e
Evaluasi Keperawatan

Nama : Ruangan :
Jenis Kelamin : No. Ruangan :
Umur : Dx. Medis :

Tanggal. Shift Jam No. Dx Catatan perkembangan TT


25 Sep pagi 08.00- 1 S: Pasien mengatakan sudah bisa
2014 10.00 membolak balik posisi dengan
benar tanpa bantuan
O: Pasien terlihat sudah bisa
berjalan dengan benar
A: Masalah Hambatan Mobilitas
fisik teratasi
P: Hentikan intervensi

25 sep pagi 11.00- 2 S: Pasien mengatakan belum bisa


2014 12.00 memasukan makanan ke mulut
O: Pasien terlihat sedikit bisa
mengunyah makanan
A: Masalah Defisit Perawatan
Diri : Makanan
P: Hentikan Intervensi
23 sep 12.00 3 S : Pasien mengatakan tidak ada
2014 13.00 nyeri lagi

O : Pasien terlihat tidak menahan


nyeri
A : Masalah Nyeri Akut teratasi
P : Hentikan intervensi

23 sep Siang 14.00 4 S : Pasien mengatakan sudah


2014 15.00 bisa berbicara
O : Pasien terlihat tidak pelo

26 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e
A : Masalah hambatan
komunikasi verbal teratsi
P : hentikan intervensi

23 sep Sore 16.00- 5 S : Pasien mengatakan sudah


2014 17.00 tidak merasa cemas
O : Pasien sudah tidak terlihat
khawatir
A : Masalah ansietas teratasi
P : Hentikan intervensi

23 sep Malam 18.00 6 S : Pasien mengatakan mampu


2014 19.00 menjaga keseimbangan
O : Pasien terlihat sudah tidak
menggunakan alat bantu
A : Masalah Resiko jatuh
teratasi
P : Hentikan intervensi

29 Sep pagi 08.00 7 S : Pasien mengatakan mampu


2014 09.00 memakan makanan
O : Berat badan pasien
meningkat

A : Masalah Ketidakseibangan
nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh teratasi

P : Hentikan Intervensi

27 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e
PENUTUP

Kesimpulan

Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak
fokal atau global, dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau
menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.

28 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e

Anda mungkin juga menyukai