Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

VISKOSITAS

OLEH :

MUH. ALHABSI

LABORATORIUM FISIKA DASAR

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017
Kata Pengantar

Puji syukur atas izin dari Allah swt. Yang karena waktu dari-Nya-lah makalah
ini dapat terselesaikan. Adapun ucapan terima kasih dihanturkan kepada
pihak Laboratorium Fisika dasar yang telah memberi kesempatan dan
memberikan waktunya dalam membantu makalah ini, dan juga tak lupa
kepada saudara-saudara mahasiswa fikp yang telah membantu pula dalam
terselesaikannya makalah ini.
Makalah ini membahas mengenai praktikum fisika dasar yakni Viskositas,
segala kekurangan yang ada dalam makalah ini baik kata-kata yang,
keambiguan maupun kesalahan-kesalahan lainnya karena penulis juga
manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan. Terima kasih atas
perhatiannya dan bila ada kritik atau saran dipersilakan menyampaikannya
kepada penulis dalam rangka memperbaiki dan membuat sesuatu menjadi
lebih baik.

Makasar, September 2017


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya
gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair
tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair.
Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan
yang menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton
menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu
maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas.
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang
dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa
gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai
contoh, apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair,
terlihatlah batu tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat
hingga akhirnya sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat
tertentu mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus
beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan
yang dimiliki suatu zat cair sehingga kecepatan bola berubah. Mula-mula
akan mengalami percepatan yang dikarenakan gaya beratnya tetapi dengan
sifat kekentalan cairan maka besarnya percepatannya akan semakin
berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut kecepatan bola tetap dan
disebut kecepatan terminal. Hambatan-hambatan dinamakan sebagai
kekentalan (viskositas). Akibaat viskositas zat cair itulah yang menyebabkan
terjadinya perubahan yang cukup drastic terhadap kecepatan batu.
Aliran viskos, dalam berbagai masalah keteknikan pengaruh viskositas
pada aliran adalah kecil, dan dengan demikian diabaikan. Cairan kemudian
dinyatakan sebagai tidak kental (invicid) atau seringkali ideal dan diambil
sebesar nol. Tetapi jika istilah aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa
viskositas tidak diabaikan.
Untuk benda homoogen yang dicelupkan kedalam zat cair ada tiga
kemungkinan yaitu, tenggelam, melayang, dan terapung.

II. 2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah pengertian dari viskositas?
2. Bagaimana konsep viskositas?
3. Bagaimana cara mengukur viskositas?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas?
5. Bagaimana pengaplikasian viskositas dalam kehidupan sehari-hari?
I.3 TUJUAN MAKALAH
1. Mengetahui pengertian dari viskositas secara umum dan mater-materi yang
dikandungnya.
2. Mengetahui konsep viskositas.
3. Mengetahui cara mengukur viskositas.
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas.
5. Mengetahui penerapan atau pengaplikasian viskositas dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II
LANDASAN TEORI

II.1 VISKOSITAS
Viskositas adalah ukuran hambatan aliran yang ditimbulkan fluida bila
fuida tersebut mengalami tegangan geser. Biasanya diterima sebagai
"kekentalan", atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas
menggambarkan penolakan dalam fluida kepada aliran dan dapat dipikir
sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida. Air memiliki viskositas
rendah, sedangkan minyak sayur memiliki viskositas tinggi.
Besar gaya F yang diperlukan untuk menggerakkan suatu lapisan
fluida dengan kelajuan tetap v untuk luas A dan letaknya pada jarak y dari
suatu permukaan yang tidak bergerak dinyatakan oleh penurunan rumus :

F=A
Keterangan :
= koefisien viskositas
Av = besar gaya F yang diperlukan untuk menggerakkan suatu lapisan fluida
y = letak sesuatu dari permukaan yang tidak bergerak
Satuannya kg m-1 s-1.
Catatan pada viskositas :
1. Aliran viskositas (viscous flow). Dalam berbagai masalah keteknikan
pengaruh dari viskositas pada aliran adalah kecil, dan dengan demikian
diabaikan. Cairan kemudian dinyatakan sebagai tidak kental (invicid) atau,
seringkali, ideal, dan diambil sebesar nol. Tetapi kalau istilah aliran viskos
dipakai, ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan.
2. Kecepatan (velocity). Dalam aliran viskos hokum dasarnya adalah
bahwa kecepatan fluida pada tepi batas harus sama dengan kecepatan dari
tepi batas itu. Sebaliknya, ada gradient kecepatan sangat kecil di sebelah tepi
batas dan, karena

R = A , suatu tegangan geseran tak hingga.


3. Tegangan geser (shear strength). Telah diketahui benar bahwa cairan
yang tidak bergerak tidak memiliki tegangan geser, karena dalam
keseluruhan mereka berubah bentuk untuk mengisi tempatnya,
bagaimanapun juga bentuknya. Akan tetapi, ketika sedang bergerak, mereka
mempunyai tegangan geser, karena kalau R adalah hambatan viskosnya

yang terjadi meliputi luas A tegangan geser adalah =

4. Dimensi-dimensi dari. Karena hambatan viskos, R

= A, mempunyai dimensi-dimensi dari tegangan dibagi dengan gradient


kecepatan yaitu:
(MT-2L-1) (LT-1/L) = ML-1T-1
Cara lain untuk melukiskan satuan-satuan ini didapatkan dengan

menyatakan dalam bentuk = , darimana mereka dapat didefinisikan


sebagai NS/m2 , yaitu :
1kg/ms = 1 Ns/m2
Dalam system c.g.s. satuan-satuan dari adalah poise, yang sama dengan 1
g/(cm detik). Jadi:
1 kg/ms = 10 poise = 1000 centipoise.

5. Koefisien viskositas kinematis (Coeficient of kinematic viscosity), v(nu),

didefinisikan sebagai v = . V diukur denganm2/s atau dalam Stokes, 1 Stoke


adalah 1 cm2/s, dan hubungan antara keduasatuanini:
1 centistoke (cSt) = 10-6 m2/s
Dimana1 Stoke = 100 centistokes.

6. Hambatanviskos (viscos drag). RumusR = A dapat dipakai pada


gerak relative dua silinder konsentris (dengan cairan diantaranya) dari
diameter yang hamper sama . Ini mirip dengan rencana keteknikan biasa ,
yang terdapat misalnya, pada poros, dilumasi dengan minyak, berputar di
dalam bantalannya.

II.2 KONSEP VISKOSITAS


Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki
tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya
merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu
fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-
menggesek ketika fluida fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas
disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul
sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan
antara molekul (Bird, 1993).
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air.
Sebaliknya, fluida yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir, contohnya
minyak goreng, oli, madu, dan lain-lain. Hal ini bias dibuktikan dengan
menuangkan air dan minyak goreng diatas lanyai yang permukaannya miring.
Pasti hasilnya air lebih cepat mengalir dari pada minya goreng atau oli.
Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi
suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu
menggoreng ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya kental, berubah
menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu
zat gas, semakin kental zat gas tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada
fluida rill (rill = nyata). Fluida rill / nyata adalah fluida yang kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari, seperti air sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida
rill berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam
kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk
membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita
pakai dalam pokok bahasan fluida dinamis) (Bird, 1993).
Satuan system internasional (SI) untuk koifisien viskositas adalah
Ns/m2 = Pa.S (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk SI
koifisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (p). Viskositas juga sering
dinyatakan dalam sentipolse (cp). 1 cp = 1/1000 p. satuan poise digunakan
untuk mengenang seorang Ilmuwan Prancis, almarhum Jean Louis Marie
Poiseuille.
1 poise = 1 dyn. s/cm2 = 10-1 N.s/m2
Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan kecil
untuk zat cair. Jarak antar molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan
garis tengah molukel itu. Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi,
melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi kecepatan
fluida atau massanya kecapatan volume tidak mempunyai makna yang tepat
sebab jumlah molekul yang menempati volume tertentu terus menerus
berubah (while, 1988).
Fluida dapat digolongkan kedalam cairan atau gas. Perbedaan-
perbedaan utama antara cair dan gas adalah :
a. Cairan praktis tidak kompersible, sedangkan gas kompersible dan seringkali
harus diperlakukan demikian.
b. Cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan-permukaan
bebas, sedangkan agar dengan massa tertentu mengembang sampai
mengisi seluruh bagian wadah tempatnya (While, 1988).

II.3 PENGUKURAN VISKOSITAS


Peralatan untuk mengukur viskositas disebut viscometer. Terdapat
berbagai jenis viscometer yang berbeda, tetapi, karena sasaran makalah ini
adalah untuk membuktikan prinsip-prinsip tertentu dari hidrolika, bukan untuk
menjelaskan permesinan hidrolik dan peralatannya, makahal ini dapat dicari
pada sumber lain. Untuk mempermudah, disebutkan tiga cara untuk
menentukan , yaitu:
a. Dengan viscometer torsi

Rumus R = A dipakai pada silinder konsentris.


b. Dengan viscometer Ostwald
Pada viscometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan
oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan
gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Pada percobaan
sebenarnya, sejumlah tertentu cairan (misalnya 10 cm3, bergantung pada
ukuran viscometer) dipipet kedalam viscometer. Cairan kemudian dihisap
melalui labu pengukur dari viscometer sampai permukaan cairan lebih tinggi
daripada batas a. cairan kemudian dibiarkan turun ketika permukaan cairan
turun melewati batas a, stopwatch mulai dinyalakan dan ketika cairan
melewati tanda batas b, stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan
cairan untuk melalui jarak antara a dan b dapat ditentukan. Tekanan
merupakan perbedaan antara kedua ujung pipa U dan besarnya disesuaikan
sebanding dengan berat jenis cairan (Respati,1981).
Berdasarkan hokum Heagen Poisuille :
Dimana :
p= tekanan hidrostatis
r = jari-jari kapiler
t = waktu aliran zat cair sebanyak volume V dengan beda
tinggi h
L= panjang kapiler

Untuk air :
air = r4 . ta . pa.g.h / ( 8VL)

Secara umum berlaku :


x = r4 . tx . px.g.h / ( 8VL)

Jika air digunakan sebagai pembanding, maka :


x / air = tx.x / taa

d. Viscometer cup dan Bob


Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar
Bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengan-tengah.
Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan
gesekan yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan
penemuan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebebkan bagian
tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Bird,
1993).

e. Viscometer Cone dan Plate


Cara pemakaiannya adalah sampek yang ditempatkan di tengah-
tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut
digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser
didalam ruang sempit antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang
berputar (Bird, 1993).

f. Viscometer hoppler
Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sebuah bola logam untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda
karena adanya gravitasi akan jatuh melalui medium yang berviskositas
(seperti cairan misalnya), dengan kecepatan yang semakin besar sampai
mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan tercapai bila
gravitasi sama dengan fictional resistance medium (Bird,1993).
Berdasarkan hokum stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi
keseimbangan sehingga : gaya gesek = gaya berat, gaya Archimedes :
6rVmax = 4/3 r3 (bola cair) g
= { 2/g r3 (bola cair) g } / Vmax
Vmax = h / t

Dimana :
t = waktu jatuh bola pada ketinggian h

Dalam percobaan ini dipakai cara relative terhadap air, harganya :


a = [ 2/g r2 (a 1) g ta ] / h
x = [ 2/g r2 (x 1) g tx ] / h
x/ a = [ (x 1) g tx ] / [ (a 1) g ta ]

II.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VISKOSITAS


Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas :
1. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas
akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya
gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan
dan menurun kekentalannya.
2. Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan
dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena
konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap
satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl
semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
3. Berat molekul solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan
adanya solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat
pada cairan sehingga manaikkan viskositas.

4. Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.

II.5 VISKOSITAS DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

1. Teori Dasar Viskositas merupakan suatu sifat fluida yang


mendasari diberikannya tahanan terhadap tegangan geser oleh fluida
tersebut. Viskositas sering diartikan sebagai kekentalan. Viskositas
sebenarnya disebabkan oleh kohesi dan pertukaran momentum molekuler di
antara lapisan-lapisan fluida dan pada waktu berlangsungnya aliran, efek ini
terlihat sebagai tegangan tangensial atau tegangan geser di antara lapisan
yang bergerak. Akibat adanya gradien kecepatan, akan menyebabkan
lapisan fluida yang lebih dekat pada plat yang bergerak, dan akan diperoleh
kecepatan yang lebih besar dari lapisan yang lebih jauh. Cairan yang
mempunyai viskositas lebih tinggi akan lebih lambat mengalir didalam pipa
dibandingkan cairan yang viskositasnya lebih rendah. Sebuah benda yang
bergerak dalam fluida yang punya viskositas lebih tinggi mengalami gaya
gesek viskositas yang lebih besar daripada jika benda tersebut bergerak
didalam fluida yang viskositasnya lebih rendah. Tujuan mempelajari
viskositas ini adalah memahami bahwa benda yang bergerak di dalam fluida
akan mendapatkan gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida
tersebut. Selain itu, dapat menentukan koefisien kekentalan dari fluida.
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas antara lain adalah koefisien
kekentalan zat cair itu sendiri, massa jenis dari fluida tersebut, bentuk atau
besar dari partikel fluida tersebut, karena cairan yang partikelnya besar dan
berbentuk tak teratur lebih tinggi dari pada yang partikelnya kecil dan
bentuknya teratur. Selain itu juga suhu, semakin tinggi suhu cairan semakin
kecil viskositasnya, semakin rendah suhunya maka semakin besar
viskositasnya.

2. Aplikasi Teori Aplikasi dari viskositas adalah pelumas mesin.


Pelumas mesin ini biasanya kita kenal dengan nama oli. Oli merupakan
bahan penting bagi kendaraan bermotor. Oli yang dibutuhkan tiap-tiap tipe
mesin kendaraan berbeda-beda karena setiap tipe mesin kendaraan
membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda. Kekentalan ini adalah bagian
yang sangat penting sekali karena berkaitan dengan ketebalan oli atau
seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Sehingga sebelum
menggunakan oli merek tertentu harus diperhatikan terlebih dahulu koefisien
kekentalan oli sesuai atau tidak dengan tipe mesin. Memilih dan
menggunakan oli yang baik dan benar untuk kendaraan bermotor merupakan
langkah tepat untuk merawat mesin dan peralatan kendaraan agar tidak
cepat rusak dan mencegah pemborosan. Masyarakat umum beranggapan
bahwa fungsi utama oli hanyalah sebagai pelumas mesin. Padahal oli
memiliki fungsi lain, yakni sebagai pendingin, pelindung karat, pembersih dan
penutup celah pada dinding mesin. Sebagai pelumas mesin oli akan
membuat gesekan antar komponen didalam mesin bergerak lebih halus
dengan cara masuk kedalam celah-celah mesin, sehingga memudahkan
mesin untuk mencapai suhu kerja yang ideal. Viskositas dari oli sangat
diperhitungkan untuk meminimalisir gaya gesek yang ditimbulkan oleh mesin
yang bergerak dan terkontak satu terhadap yang lain sehingga mencegah
terjadinya keausan. Pada permesinan bagian yang paling sering bergesekan
adalah piston, ada banyak bagian lain namun gesekannya tak sebesar yang
dialami piston. Disinilah kegunaan oli. Oli memisahkan kedua permukaan
yang berhubungan sehingga gesekan pada piston diperkecil. Selain itu, oli
juga bertindak sebagai fluida yang memindahkan panas ruang bakar yang
mencapai 1000-1600 derajat celcius ke bagian lain mesin yang lebih dingin,
sehingga mesin tidak over heat (sebagai pendingin). Pembersih mesin dari
sisa pembakaran dan deposit senyawa karbon yang masuk dalam ruang
bakar supaya tidak muncul endapan lumpur. Teknologi mesin yang terus
berkembang menuntut kerja pelumas semakin lengkap, seperti penambahan
anti karat dan anti foam. Semakin kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan
menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi kemampuan
ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi.
Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih mengalirkan
oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke
komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih
tepat pada temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin
dioperasikan karena nilai viskositas masing-masing oli akan berkurang jika
suhu cairan dinaikkan. Suhu semakin tinggi diikuti makin rendahnya
viskositas oli atau sebaliknya.
Beberapa kriteria yang penting yang harus dipenuhi oleh oli antara lain :
1. Viskositas harus cukup kental untuk menahan agar bagian peralatan yang
bergerak relatif terpisah, tetapi juga harus mencegah kebocoran dari segel.
2. Fluida harus cukup pada saat awal yaitu pada saat peralatan masih dingin.
3. Dapat membentuk film yang cukup kuat untuk pelumasan perbatasan.
4. Tahan terhadap oksidasi suhu tinggi.
5. Mengandung deterjen dan dispersan cukup untuk menyerap endapan atau
lumpur yanga terbentuk.
6. Tidak membentuk emulsi dengan air yang masuk dari segel yang bocor.
Dengan tingkat kekentalan yang disesuaikan dengan kapasitas volume
maupun kebutuhan mesin. Maka semakin kental oli, tingkat kebocoran akan
semakin kecil, namun disisi lain mengakibatkan bertambahnya beban kerja
bagi pompa oli. Oleh sebab itu, peruntukkan bagi mesin kendaraan Baru
(dan/atau relatif baru berumur dibawah 3 tahun) direkomendasikan untuk
menggunakan oli dengan tingkat kekentalan minimum SAE10W. Sebab
seluruh komponen mesin baru (dengan teknologi terakhir) memiliki lubang
atau celah dinding yang sangat kecil, sehingga akan sulit dimasuki oleh oli
yang memiliki kekentalan tinggi.
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
1. Viskositas adalah ukuran hambatan aliran yang ditimbulkan fluida
bila fuida tersebut mengalami tegangan geser. Biasanya diterima sebagai
"kekentalan", atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas
menggambarkan penolakan dalam fluida kepada aliran dan dapat dipikir
sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida.
2. Konsep viskositas adalah fluida, baik zat cair maupun zat gas
yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas
alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-
molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk
suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida fluida tersebut mengalir.
Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik
menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas
disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
3. Metode pengukuran viskositas yaitu viscometer torsi, viscometer
kapiler/Ostwald, viscometer Hoppler, viscometer cup dan bob, dengan
hokum stokes untuk bola jatuh dan viscometer cone dan plate.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas yaitu suhu, tekanan,
konsentrasi larutan, dan berat molekul solute.
5. Pengaplikasian viskositas dalam kehisupan sehari-hari adalah
pelumas mesin yang biasanya kita kenal dengan nama oli, mengalirnya
darah dalam pembuluh darah vena, proses penggorengan ikan (semakin
tinggi suhunya, maka semakin kecil viskositas minyak goreng), dan
mengalirnya air dalam pompa PDAM yang mengalir kerumah-rumah kita.
DAFTAR PUSTAKA

Jewett, Serway. Fisika untuk Sains dan Teknik. 2010. Jakarta: Penerbit
Salemba Teknika.

Alberton, Marurice L. Dkk. Fluid Mechanics for Engineers. 1960. American:


Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai