Anda di halaman 1dari 8

EKLAMPSIA

Vasospasme merupakan dasar patofisiologi dari preeklampsia dan eklapmsia. Dengan


penyempitan vaskuler ini terjadi hambatan aliran darah sehingga terjadi hipertensi arterial.
Vasospasme juga membahayakan pembuluh darah sendiri karena peredaran darah pada vasa
vasorum terganggu, sehingga terjadi kerusakan pembuluh darah. Selanjutnya angiotensin II
menyebabkan kontraksi sel endotel pembuluh darah. Semua faktor ini menimbulkan kebocoran
sel antar endotel, dan melalui kebocoran ini unsur-unsur pembentuk darah seperti trombosit dan
fibrinogen tertimbun di lapisan subendotel. Pada kasus yang berat kerusakan sel endotel akan
menyebabkan diaktivasinya sistem koagulasi dan kerusakan sistem pada multi organ.

Maternal vascular disesase Faulty Placentation Excessive trophoblast

Genetic, Immunologic or
Inflamatory factor

Reduced Uteroplacental Perfusion

Vasoactive Agent Noxious Agent


Prostaglandin Cytokines
Endhotelial Activation
Nitric Oxide Lopid Peroxidases
Endothelin

Vasospasme Capilary Leak Activation of Coagulation

Hyper Oliguria Abruption Edema Proteinuria Thrombocytopenia


tension
Seizures Liver Ischemia Hemoconcentration

Gambar : Patofisiologi Preeklampsia

A. Klasifikasi
Menurut The National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood
Pressure in Pregnancy (AJOG Vol 183:S1, July 2000), klasifikasi hipertensi dalam kehamilan
adalah :
1. Hipertensi gestational
Didapatkan tekanan darah > 140/90 mmHg untuk pertama kalinya pada kehamilam,
tidak disertai dengan proteinuria dan tekanan darah kembali normal < 12 minggu pasca
persalinan
2. Preeklampsia (PE)
Kirteria minimum : tekanan darah > 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu
disertai proteinuria > 300 mg/24 jam atau dipstick > +1
3. Eclampsia
Kejang pada preeklampsia disertai atau tidak dengan koma
4. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
Wanita hamil dengan hipertensi sebelum usia kehamilan 20 minggu dengan proteinuria
> 300 mg/24 jam setelah kehamilan 20 minggu
5. Hipertensi kronik
Wanita hamil dengan tekanan darah > 140/90 mmHg usia kehamilan 20 minggu dan
tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan

Diagnosis hipertensi dibuat jika tekanan darah diastolik > 90 mmHg pada 2 pengukuran
berjarak 1 jam atau lebih. Kenaikan sistolik/diastolik 30 mmHg/15 mmHg tidak dipakai lagi
sebagai kriteria hipertensi karena kadar proteinuria berkorelasi dengan harga nominal tekanan
darah.
Proteinuria didefinisikan sebagai :
a. Protein > 30 mg/liter dari uirne tengah acak
b. Protein > 300 mg/24 jam
c. Dipstick > +1
Edema tungkai tidak dipakai lagi sebagai kriteria hipertensi dalam kehamilan kecuali edema
anaksarka.

B. Faktor Risiko
Risiko yang berhubungan dengan partner laki:
1. Primi gravida
2. Primipaterniti
3. Umur ekstrim : terlalu tua atau terlalu muda untuk kehamilan
4. Partner laki yang pernah menikahi wanita yang hamil dengan preeklampsia
5. Pemeparan terbatas terhadap sperma
6. Inseminasi donor dana donor oocyt
Risiko yang berhubungan dengan riwayat penyakit terdahulu dan riwayat penyakit
keluarga
1. Riwayat pernah preklampsia
2. Hipertensi kronik
3. Penyakit ginjal
4. Obesitas
5. DM tipe I
6. Antiphospolipid antibodi dan hyperhomocysteinemia

Risiko yang berhubungan dengan kehamilan


1. Mola hidatidosa
2. Kehamilan multipel
3. ISK pada kehamilan
4. Hydrop foetalis
C. Cara Menegakkan Diagnosis
- Anamnesa pada pasien/keluarga
Adanya gejala nyeri kepala, gangguan visus, ras panas dimuka, dipaneu, nyeri dada,
mual muntah dan kejang
Riwayat penyakit terdahulu : HT dalam kehamilan, penyulit pada pemakaian
kontraspsi hormonal, penyakit ginjal dan infeksi saluran kencing
Riwayat gaya hidup : keadaan lingkungan sosial, merokok, minum alkohol

- Pemeriksaan fisik
Kardiovaskular : evaluasi tekanan darah, suara jantung, pulsasi perifer
Paru : auskultasi paru untuk diagnosis edema paru
Abdomen : palpasi untuk menentukan adanya nyeri hepar. Evaluasi uterus
dan janin
Refleks : adanya klonus
Funduskopi : untukmenilai adanya retinipati grade I III

D. Pemeriksaan Laboratorium

No Tes Diagnostik Penjelasan


1 Hb & Hct Peningkatan Hb dan HCt menandakan :
a. Adanya hemokonsentrasi yang mendukung Dx. PE
b. Beratnya hipovolemia
c. Akan menurun bila terjadi hemolisis
2 Morfologi eritrosit pada apusan Untuk menentukan
darah tepi a. Mikroangiopatik hemolitik anemia
d. Morfologi abnormal eritrosit schizocytosis dan sperocytosis

3 Trombosit Trombositopenia menggambarkan PEB (Preeklampsia Berat)


4 Kreatinin serum Peningkatan menggambarkan :
Asam urat serum a. Beratnya hipovolemia
Blood Urea Nitrogen b. Menurunnya aliran darah ke ginjal
c. Tanda PEB
5 Tranaminase serum Peningkatan menggambarkan PEB dengan gangguan fungsi hepar
6 Lactic acid Dehydogenase (LDH) Menggambarkan adanya hemolisis
7 Albumin serum dan faktor Menggambarkan kebocoran edotel dan kemungkinan koagulopati
koagulasi

E. Perubahan dan Adaptasi Ibu Hamil pada Preeklampsia

No Perubahan Normal Preeklampsia Keterangan


( dibanding tdk hamil) (Dibanding hamil normal)
1 Cardiac output Meningkat Meningkat Pada hamil normal,ketika resistensi
perifer belum meningkat
2 Volume darah Hiper volemia Hipovolemia Hipovolomia pada preeklamsia
akibat vasokontruksi menyeluruh
dan peningkatan permeabilitas
vaskuler.Tidak terjadi disproporsi
antara volume darah dan volume
intra vaskular
No Perubahan Normal Preeklampsia Keterangan
( dibanding tdk hamil) (Dibanding hamil normal)
3 Resis tensi Menurun Meningkat
perifer
4 Aliran drah ke:
a.uteroplacenta Meningkat Menurun
b.ginjal Meningkat Menurun
c.otak Meningkat Sama
d.hepar Meningkat Sama
5 Berat badan Meningkat Meningkat
6 Edema 40% ada edema 60% hamil dgn hipertensi Peningkatan berat badan > 0,57kg
80% hamil dgn hipertensi /minggu harus waspada
dan proteinuria kemungkinan preeklampsia Edema
Tidak dipakai lagi sebagai kriteria
preeklampsia kecuali anasarka
7 Sel darah Meningkat Sama Deformabilitas -
meningkat
8 Hemokonsentr Hemodilusi Hemokonsentrasi tinggi Akibat:hipovolemia ektravasasi
asi albumin. CVP dan PCWP
meningkat
9 Viskositas Menurun Meningkat Pada preeklampsia
darah akibat:ipovolemia dan peningkatan
resistensi perifer
10 Hematokrit Menurun Meningkat -
11 Elektrolit Menurun Sama Kecuali pada preeklampsia diberi
diuretikum dosis tinggi,restriksi
garam dan infuse oxytocine
12 Keseimbangan - - Pada preeklampsia dengan hipoksi
asam basa dapat terjadi gangguan
keseimbangan asam basa. Pada
kejang eklampsia kadar bikarbonat
menurun karena asidosis laktat,dan
hilangya CO2
13 Natrium dan Disesuaikan dgn Sama -
kalium peningkatan cairan
tubuh
14 Protein serum Menurun Bertambah -
dan plasma menurun
15 Lipid lasma Hiperlipidemia Bertambah hiperlipidemia -
16 Asam urat dan Menurun Meningkat Akibat hipovolemia dan
Kreatinin peningkatan permeabilitas vaskuler
17 Koagulasi dan Trombositopenia
fibrinolisis peningkatan FDP penurunan
anti trombin III
F. Pengelolaan Eclampsia

KEJANG ANTI KONVULSAN


PREEKLAMPSIA
BERAT DAN
EKLAMPSIA ANTI KONVULSAN ANTI HIPERTENSI
PASANG INFUS KESEIMBANGAN CAIRAN
PENGAWASAN OBSERVASI TANDA VITAL,
REFLEKS, DJJ, EDEMA PARU, UJI
PEMBEKUAN DARAH

OLIGURIA SINDROM PERSALINAN 12 JAM GAWAT JANIN


HELLP (EKLAMPSIA) /
KOMA 24 JAM
(PREEKLAMPSIA)

PARTUS
RUJUK BEDAH CAESAR
PERVAGINAM

1. Dasar-dasar pengelolaan eklampsia adalah :


a. Terapi suportif untuk stabilisasi ibu
b. Lakukan penilaian klnik (lihat frame work)
c. Jika pasien tidak bernapas :
- bebaskan jalan nafas
- berikan O2 dengan sungkup
- lakukan intubasi bila perlu
d. Jika pasien kehilangan kesadaran
- Bebaskan jalan napas
- Baringkan pada satu sisi
- Ukur suhu
- Periksa apakah ada kaku kuduk
e. Mengatasi dan mencegah kejang
f. Koreksi hipoksemia dan acidemia
g. Mengatasi dan mencegah penyulit khususnya krisis hipertensi
h. Melahirkan janin pada saat yang tepat dengan cara yang tepat

2. Terapi medikamentosa
- Berikan antihipertensi bila diatol > 110 mmHg sampai diastolik antara 90-100
mmHg. Anti hipetensi yang diberikan adalah
o Hidralazin 5 mg iv selama 5 menit dilanjutkan 12,5 mg im tiap 2 jam
o Bila hidralazin tak tersedia diberikan nifedipin 5 mg sub lingual respon tak
baik 10 menit kemudian tambahkan 5 mg sub lingual. Atau labetolol 10 mg iv
10 menit respon tidak baik beri 20 mg iv.
- Berikan MgSO4 sebagai anti konvulsan
o Dosis awal : MgSO4 20% 4 g iv selama 5 menit ( 20 cc )
5 g MgSO4 40%(12,5 cc bo-ki) ;5g MgSO4 40% (
12,5 cc bo-ka) dgn 1 ml lignokain
o Dosis pemeliharaan : 5 g MgSO4 40% i.m. dgn 1 ml lignokain sampai
dengan 24 jam post partum, atau 24 jam kejang terakhir
o Syarat pemberian MgSO4 : RR > 16 x/menit, reflek patella (+), produksi
urine > 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
o Hentikan : bila syarat tak memenuhi
o Siapkan antidotum : Ca gluconas 2 g (20 cc 10 % iv) diberi perlahan
sampai ada pernapasan
o Bila masih kejang setelah 15 menit; beri 2 g MgSO4 20% i.v (1 g/menit).
Pasien obesitas beri 4 g iv.

- Bila MgSO4 tidak ada ada dapat diberikan Diazepam


o Dosis awal : Diazepam 10 mg iv selama 2 menit
o Dosis pemeliharaan : Diazepam 40 mg/500 RL tidak melebohi 100
mg/jam
o Pemberian perektal : Diazepam 20 mg dalam semprit 10 cc. Jika masih
kejang dosis tambahan 10 mg/jam. Dapat diberikan
melalui kateter urine ke dalam rektum

3. Persalinan
- Semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri tanpa memandang usai
kehamilan
- Pengakhiran kehamilan bila sudah terjadi stabilisasi hemodinamika dan
metabolisme ibu dicapai selambat-lambatnya 4 8 jam setelah satu atau lebih
keadaan berikut :
o Pemberian obat anti kejang terakhir
o Kejang terakhir
o Pemberian obat anti hipertensi terakhir
o Penderita mulai sadar (GCS meningkat)
- Cara persalinan
o Penderita belum inpartu
a. Induksi persalinan bila skor Bishop > 6, dan harus mencapai kala
II dalam waktu 12 jam
b. Indikasi pembedahan cesar bila :
- Tidak ada indikasi persalinan pervaginam
- Induksi gagal
- Maternal dan atau fetal distress
- Usia kehamilan 33 mgg
- Anasteri terpilih adalah anastesi umum
o Penderita sudah inpartu
a. Ikuti dengan kurva Friedman
b. Perpendek kala II sesuai syarat
c. Pembedahan cesar bila terjadi maternal dan atau fetal distress
d. Primigravida direkomendasikan pembedahan cesar

G. Penyulit
a. Ibu
- Sistem syaraf pusat : perdarahan intra kranial, trombosis vena sentral, HT
ensefalopati, edema cerebri, edema retina, macular atau
retinal detachment, kebutaan korteks
- Gastrointestinal hepatik : subcapsular hematoma hepar, ruptura capsul hepar
- Ginjal : gagal ginjal akut, necrosis tubular akut
- Hematologik : DIC, trombositopenia
- Kardiopulmoner : Edema paru kardiogenik atau non kardiogenik, depresi napas,
cardiact arrest, iskemia miokardium
- Lain-lain : ascites
b. Janin
- IUGR, Solusio plasenta, IUFD, kematian neonatal, penyulit akibat prematuritas,
cerebral palsy

H. Rujukan
Lakukan rujukan bila terjadi
- Oliguria produksi urine < 400 cc / 24 jam
- Terjadi sindroma HELLP) dengan tanda :
o Hemolisis : abnormal peripheral smear, total bilirubin > 1.2 mg/dl
o Elevated Liver Enzym : serum aspartat aminotransferase 70 U/liter,
LDH > 600 U/liter
o Low Platelet : trombosit < 100.000 / mm3
- Koma berlanjut > 24 jam setelah kejang

DAFTAR PUSTAKA
Angsar MD. Hypertension in pregnancy, proposal for critical practice guidline in Indonesia.
Ed.I. Maternal - Fetal Study Group Indonesian Society of Obstetrics and Gynecology.
Maret, 2005.
Bailis A, Witter FR.; Hypertensive Dissorders of Pregnancy dalam The John Hopkins Manual of
Gynecology and Obstetric; Lippincot Williams & Wilkins; Pennsylvania; Edisi 3, 2007;
180 91
Cuningham, F.G., Gant, N.F., Laveno, K.J. et al.; Hypertensive Dissorders in Pregnancy dalam
Williams Obstetrics; 21st ed ; The Mc Graw Hill Companies,Inc; United States of
America, 2001; 567 618
Laveno, K.J, Cuningham, F.G., Alexander JM, Bloom SL,. et al.; Eclampsia dalam Williams
Manual of Obstetrics Pregnancy Complication; Edisi 20 ; The Mc Graw Hill
Companies,Inc; United States of America, 2007; 158 64
Norwitz ER, Hsu C-D, Repke JT. Acute complication of preeclampsia. Clinical Obstetrics and
Gynecology. 2002;45 (2): 308-29
Poston L. Physiology Dalam : Swiet M, Chamberlain G, Bennet P (ed) Basic science in
obstetrics and gynaecology. Ed. Ke-3. Churchill Livingstone. London. 2002;173-232
Rahimian J, Varner MW. Disproportional fetal growth. Dalam : DeCherney AH, Nathan L (ed)
Current obstetric & Gynecologic diagnosis & treatment. Ed. Ke-9 , Mc Graw Hill Co.,
Boston, 2003; 301-14
Reynold C, Mabie WC, Sibai BM. Hypertensive states of pregnancy. Dalam : DeCherney AH,
Nathan L (ed) Current obstetric & Gynecologic diagnosis & treatment. Ed. 9th , Mc Graw
Hill Co., Boston, 2003; 338-53
Sue DY, Lewis DA. Respiratory failure. Dalam :Bongard FS, Sue DY (ed) Current critical care
diagnosis & treatment. Ed. Ke-2. Mc Graw-Hill, New York. 2002:268-341
Sanchez L, Ramos. Hypertensive Dissorders of Pregnancy : Preeclampsia/Eclampsia in Benrubi
G I Handbook of Obstetric and Gynecologic Emergencies Lippincot Williams & Wilkins;
Pennsylvania; Edisi 3, 2005; 105 13

Anda mungkin juga menyukai