Anda di halaman 1dari 30

Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

A. Sistem Informasi Akuntansi

1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

a. Pengertian Sistem

Menurut L. James Havery :


Sistem merupakan prosedur logis dan rasional guna melakukan dan merancang
suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain.
Menurut Henry Plat Fairchild dan Eric Kohler :
Sistem adalah sebuah rangkaian saling terkait antara beberapa bagian dari yang
terkecil, jika suatu bagian/ atau sub bagian tertentu terganggu , maka lainnya
akan ikut merasakan ketergangguan itu.
Menurut Gordon B. Davis :
Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi
bersama untuk mencapai beberapa sasaran dan maksud
Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sistem memiliki beberapa

karakteristik, yaitu:

1) Komponen sistem

Suatu sistem terdiri dari komponen-komponen yng saling bekerja sama dan

berinteraksi untuk membentuk suatu kesatuan.

2) Input, proses, output (tujuan) system

Suatu sistem memerlukan input untuk melakukan proses pengolahan data yang

bertujuan untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan.

1
2

b. Pengertian Informasi

Menurut George H. Bodnar :


Informasi merupakan data yang diolah sedemikian rupa, sehingga bias dijadikan
dasar pengambilan keputusan yang benar dan tepat.
Menurut Raymond Mc.loed :
Informasi sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang memiliki arti penting
bagi penerimanya dan berguna untuk pengambilan keputusan, baik saat itu juga
maupun masa yang akan datang.
Menurut Gordon B. Davis :
Informasi sebagai data yang sudah dikerucutkan menjadi sebuah bentuk yang
berarti sangat penting bagi si penerima informasi dan berguna untuk pengambilan
keputusan.
Dari pengertian menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah

data yang sudah diolah dan bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Informasi

berbeda dengan data, karena informasi adalah hasil ahkir suatu system informasi,

sedangkan data adalah bahan yang diolah oleh system informasi data dapat berupa

angka, tulisan, gambar, bahkan symbol.

c. Pengertian Sistem Informasi

Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis :


Sistem infomasi adalah suatu system dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, kegiatan manajerial, dan
strategis dari suau organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-
laporan yang diperlukan.
Menurut John F. Nash :
Sistem informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media,
prosedur, pengendalian, yang ditujukan untuk mengatur jaringan komunikasi yang
penting, proses tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan
ekstern dan menjadi dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat.
3

d. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Wilkinson :
Sistem Infomasi Akuntansi (SIA) adalah serangkaian pengkordinasian sumber daya
(data, material, equipment, supplier, sales, personal, fund, dll ) untuk mengkonvesi
data berupa data elektronik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang
digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi
akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Menurut Bodnar & Hopwood :
Yang dimaksud dengan system informasi akuntansi adalah suatu kumpulan dari
berbagai sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk
mengubah data keuangan menjadi informasi yang berguna bagi user.
Menurut Robert Romney & Steinbart :
Sistem Infomasi Akuntansi (SIA) adalah suatu system yang mengumpulan, mencatat,
menyimpan dan memproses data menjadi informasi yang berguna dalam membantu
proses pengambilan keputusan.
Dapat disimpulkan dari penegrtian beberapa ahli diatas bahwa Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) adalah segala bentuk system yang membantu mengumpulkan,
mencatat, menyimpan dan juga menyediakan informasi akuntansi dan keuangan bagi
suatu perusahaan akibat dari proses transaksi akuntansi.
4

2. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

a. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

Sistem Informasi Akuntansi Penjualan adalah sub system informasi akuntansi yang

mencakup kumpulan prosedur yang melaksanakan, mencatat, mengkalkulasi,

membuat dokumen dan informasi penjualan untuk keperluaan manajemen dan bagian

lain yang berkepentingan, mulai dari timbulnya order penjualan sampai mencatat

timbulnya tagihan/ piutang dagang.

Sistem penjualan digunakan untuk transaksi penjualan secara kredit maupun tunai.

Dalam transaksi penjualan kredit apabila order dari pelanggan telah dipenuhi dengan

pengiriman barang/ jasa maka dalam jangka waktu tertentu perusahaan memiliki

piutang kepada pelanggannnya, dalam penjualan transaksi tunai, barang atau jasa

baru diserahkan oleh bagian pengiriman kepada pembeli jika bagian kasir telah

menerima uang dari pembeli.

Selain dari jenis transaksi penjualan bias juga dibedakan dari cara menjualnya yaitu

penjualan langsung, penjualan stock gudang, penjualan kombinasi antara langsung

dan stock gudang.

1) Penjualan langsung, yaitu penjualan dengan cara mengambil barang dari supplier

dan langsung dikirim ke supplier.

2) Penjualan stock gudang, yaitu penjualan barang dari stock yang telah tersedia

digudang sendiri.

3) Penjualan Kombinasi, yaitu penjualan dengan cara mengambil barang sebagian

dari supplier sebagian lagi dari gudang.


5

a. Penjualan

Fungsi fungsi yang terkait dengan penjualan tunai :

1) Fungsi Penjualan , bertanggung jawab menerima order dari pembeli, mengisi

faktur penjualan tunai dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk

kepentingan pembayaran ke fungsi kas.

2) Fungsi Kas, bertanggung jawab penerima kas dari pembeli.

3) Fungsi Gudang, bertanggung jawab menyimpan barang yang dipesan oleh

pembeli serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman.

4) Fungsi Pengiriman, bertanggung jawab untuk mengepak barang dan

menyerahkan barang yang telah dibayar kepada pembeli.

5) Fungsi Akuntansi, bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pada penjualan

tunai dan membuat laporan pada penjualan tunai yang terjadi.

Dokumen dokumen yang digunakan dalam system penjualan tunai :

a. Penawaran Barang / Jasa

b. Order Form

c. Purchase Order

d. Berita acara penerimaan

e. Surat Perintah Pengeluaran Barang (SPB)

f. Delivery Order ( Surat Jalan)

g. Invoice

h. Faktur Pajak

i. Berita Koreksi Invoice/ Faktur


6
7

b. Alur / Prosdur Penjualan

1) Costumer membuat Purchase Order (PO) dan diberikan kepada pihak supplier (

asumsi kita sebagai supplier).

2) Bagian Sales menerima PO dari pelanggan dan membuat Sales Order (SO)

sebanyak dua rangkap dimana SO pertama digunakan untuk membuat Surat

Pengerluaran Barang (SPB) yang akan diberikan kepada bagian Gudang. Dan SO

kedua diberikan kepada bagian Finance.

3) Bagian Gudang menerima SPB dari bagian sales akan mengecek ketersediaan

barang dagangan, apabila tersedia maka bagian gudang akan mempersiapkan

barang yang diminta untuk diteruskan kepada bagian pengiriman.

4) Bagian Pengiriman menerima barang yang akan dikirim ke costumer sambil

menunggu terbitnya Delivery Order (DO) atau Surat Jalan.

5) Bagian Finance menerima SO kedua dari bagian sales dan membuat tagihan

berupa Invoice sebanyak tiga rangkap dimana rangkap satu untuk bagian

akuntansi , rangkap kedua untuk bagian pajak , dan rangkap ketiga untuk bagian

sales setelah dijurnal revenue nya.

6) Bagian Akuntansi menjurnal revenue berdasarkan invoice yang diberikan pihak

sales dan menjurnal Pajak Keluaran PPN berdasarkan Faktur Pajak dari Bagian

Pajak.

7) Bagian Pajak membuat dan mencetak Faktur Pajak Elektronik yang sudah

mendapatkan approval dari Direktorat Jendral Pajak.

8) Setelah lengkap Invoice dan Faktur Pajak maka Bagian Sales membuat surat

jalan (DO) dan diberikan kepada bagian pengiriman.


8

9) Bagian Pengiriman mengantarkan barang dan tagihan kepada costumer.

10) Costumer menerima barang yang dipesannya dan menerima invoice dan faktur

pajak.

11) Costumer melakukan pembayaran sesuai dengan perjanjian yang tertulis di PO

yang terlampir di invoice.

12) Bagian Finance menerima pembayaran dan membuat Bukti Pembayaran yang

diserahkan kepada Bagian Akuntansi untuk dijurnal.

13) Bagian Akuntansi menjurnal penerimaan uang dan mengurangi piutang

pelanggan.

14) Proses 10-13 terjadi terus sampai piutang pelanggan habis/ selesai dibayarkan.

c. Unsur Pengendaliaan Intern Dalam Sistem Penjualan

Unsur pengendaliaan Intern yang seharusnya ada di dalam system penjualan adalah

sebagai berikut :

1) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas.

2) Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

3) Penerimaan order dari pembeli harus diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan

faktur penjualan.

4) Penerimaan kas diotorisasi dengan membumbuhkan cap lunas pada faktur

penjualan.

5) Penyerahan barang harus diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan dibumbuhi

cap sudah diserahkan pada faktur penjualan.


9

6) Pencatatan kedalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan

memberikan tanda pada faktur penjualan.

7) Jumlah kas yang diterima pada saat dibayarkan/disetor ke bank pada hari yang

sama dengan transaksi penjualan atau hari berikutnya.

a) Penghitungan saldo kas mendadak oleh fungsi internal audit.

d. Software Sistem Informasi Akuntansi

Sebagian besar perusahaan sekarang ini telah menerapkan komputerisasi yang artinya

mengerjakan pencatatan keuangan dengan elektronik system yang baik secara

terprogram atau pun semi komputerisasi, diantaranya adalah proses alur penjualan

yang perlu dilakukan secara elektronik system sehingga dapat mengasilkan data

penjualan yang detil, akurat dan praktik penjualan yang lebih efektif dan efisien.

Perkembangan software akuntansi dibutuhkan untuk menunjang transaksi kini yang

makin luas dan cepat, adapun beberapa software akuntansi yang terkenal digunakan

oleh perusahaan perusahaan di Indonesia , yaitu :

1) SAP (Sistem Application and Product in data Processing )

Software SAP ini merupakan ERP atau Enterprice Resources Planning atau suatu

perangkat manajemen dan IT untuk menunjang perusahaan dalam merencanakan

dan merealisasi kegiatan operasionalnya dengan lebih efektif terutama yang

berkenaan dengan keuangan. Hingga saat ini SAP telah digunakan lebih dari 12

juta user dan 121 ribu instalasi. Software ini telah diinstall oleh 40 ribuan

perusahaan dan lembaga pemerintahan di 120 negara.

Software ini terdiri dari beberapa modul aplikasi yang memiliki kemampuan

menunjang semua transaksi yang dilakukan perusahaan dan dengan setiap


10

aplikasi yang bekerja secara terintegrasi dengan lainnya. Dengan demikian

seluruh modul aplikasi SAP bekerja dengan salng berkaitan. Modul- modul SAP

tersebut adalah :

a) Sales and Distribution : Modul ini menunjang efektifitas kegiatan

operasional perusahaan yang berhubungan dengan proses pengelolaan

pemesanaan pelanggan seperti proses sales, billing, dan shipping.

b) Meterial Management : Aplikasi ini menunjang aktifitas proses pembeliaan

atau procurement dan pengendaliaan inventori.

c) Product Planning : Pada aktifitas produksi atau manufacturing, aplikasi ini

menunjang proses perencanaan dan kontrol.

d) Financial Accounting : Modul ini menunjang aplikasi lain yaitu treasury atau

cash management , account payable, general ledger, konsolidasi, dan account

receiveable. Semua ini untuk membuat laporan keuangan.

e) Controlling : Aplikasi ini meliputi cost accounting yang dimulai dari cost

element accounting , cost center accounting, dan analisa profitabilitas.

Kelebihan dari penerapan SAP adalah dapat meningkatkan kecepatan dari proses

bisnis yang berkaitan dengan peningkatan layanan pelanggan dan meningkatkan

reaksi akan perubahan kondisi pasar.

2) MYOB ACCOUNTING

MYOB (Mind Your Own Business) adalah software akuntansi yang

diperuntukan bagi usaha kecil dan menegah ( UKM ) yang dibuat secara terpadu

(integrated software). Program akuntansi yang digunakan untun mengotomatisasi


11

pembukuan secara lengkap, cepat, dan akurat. MYOB Limited mengeluarkan

MYOB Accounting versi 12 hadir dengan sejumlah fasilitas namun tetap meiliki

karakteristik yang sama. Adapun modul yang dapat digunakan pada MYOB

adalah :

a) Account

Digunakan untuk membuat daftar perkiraan dan melakukan jurnal umum.

b) Banking

Untuk mencatat perkiraan yang berhubungan dengan transaksi bank, selain

membeli maupun menjual barang dagang.

c) Sales

Untuk mencatat penjualan barang, termasuk penerimaan piutang dan segala

yang berhubungan dengan penjualan tersebut.

d) Time Billing

Untuk mencatat dan mengatur waktu yang diset secara otomatis untuk

pembayaran baik untuk klien maupun aktivitas-aktivitas yang berhubungan

dengan waktu.

e) Purchase

Untuk mencatat pembeliaan barang, termasuk membayar hutang dan lain

sebagainya yang berhubungan dengan pembeliaan barang tersebut.

f) Payroll

Untuk mencatat tentang gaji, upah, pajak dan lainnya yang berhubungan

dengan karyawan.

g) Inventori
12

Untuk mencatat persediaan barang dagang khususnya perusahaan dagang.

Keunggulan MYOB

Mudah digunakan , aliran transaksi yang sederhana dan mudah diingat, dapat

dimengerti orang awam, kemampuan ekplorasi laporan ke excel tanpa proses

impor yang merepotkan, menampilkan laporan keuangan komparasi serta

analisis dalam bentuk grafik.

e. Subjek Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Siti Resmi (2015:5) Pajak Pertanbahan Nilai merupakan pajak tidak

langsung yang berarti beban pajak bisa digeser ke pembeli. Dalam PPN, subjek

pajak meliputi :

1) Pengusaha kena pajak (PKP) adalah pengusaha yang melakukan penyerahan

Barang kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan

UU No. 42 Tahun 2009. PKP dengan kriteria pengusaha kecil tidak wajib

menjadi PKP, kecuali memilih menjadi PKP. Pengusaha Kecil menurut PMK

No. 197/PMK.03/2013 merupakan pengusaha dengan jumlah peredaran bruto

tidak lebih dari 4,8 Miliar per tahun.

2) Bukan Pengusaha kena Pajak. PPN tetap terutang meskipun yang melakukan

kegiatan bukan PKP. Bukan PKP wajib melakukan pemungutan PPN dalam hal

impor BKP, pemanfaatan BKP dan/atau JKP tidak berwujud dari luar daerah

pabean di dalam daerah pabean.

h. Kriteria Pajak Masukan yang Tidak Dapat Dikreditkan

Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan diatur dalam Pasal 9 ayat (8)

dan pasal 16B ayat (3) UU PPN 1984 :


13

1) Perolehan BKP atau JKP sebelum Pengusaha dikukuhkan sebagai PKP.

2) Perolehan BKP atau JKP yang tidak mempunyai hubungan langsung

dengan kegiatan usaha.

3) Perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor berupa sedan, dan station

wagon, kecuali merupakan barang dagangan atau disewakan.

4) Pemanfaatan BKP tidak berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah

Pabean sebelum Pengusaha dikukuhkan sebagai PKP.

5) Perolehan BKP atau JKP yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) UU PPN 1984.

6) Pemanfaatan BKP tidak berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah

Pabean yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 13 ayat (6) UU PPN 1984.

7) Perolehan BKP atau JKP yang Pajak Masukannya ditagih dengan

penerbitan ketetapan pajak.

8) Perolehan BKP atau JKP yang Pajak Masukannya tidak dilaporkan dalam

Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, yang ditemukan pada

waktu dilakukan pemeriksaan.

9) Perolehan BKP selain barang modal atau JKP sebelum Pengusaha Kena Pajak

berproduksi.

i. Pemungut Pajak Pertambahan Nilai

1) Pengusaha Kena Pajak


14

Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau

Penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang

PPN.

2) Bendahara Pemerintah

Pemegang kas dan pejabat lain yang menjalankan fungsi yang sama. Sebagai

pihak yang melakukan pemotongan dan pemungutan pajak, bendahara

pemerintah, Badan, Instansi Pemerintah harus mengetahui aspek-aspek

perpajakan terutama yang berkaitan dengan kewajiban untuk melakukan

pemotongan dan/atau pemungutan Pajak.

3) Badan Usaha Milik Negara

Pemungut Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan

Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang ditunjuk oleh Pemerintah

berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

j. Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai

Mekanisme pengenaan Pajak Pertambahan Nilai dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pada saat membeli/memperoleh Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak,

akan dipungut PPN oleh Pengusaha Kena Pajak penjual. Bagi pembeli,

PPN yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajakpenjual tersebut

merupakan pembayaran pajak di muka dan disebut dengan Pajak Masukan.

Pembeli berhak menerima bukti pemungutan berupa Faktur Pajak.

2) Pada saat menjual/menyerahkan Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak

kepada pihak lain, wajib memungut PPN. Bagi penjual, PPN tersebut
15

merupakan Pajak Keluaran sebagai bukti telah memungut PPN, Pengusaha

Kena Pajak penjual wajib membuat Faktur Pajak.

3) Apabila dalam suatu masa pajak (jangka waktu yang lamanya sama dengan

satu bulan) jumlah Pajak Keluaran lebih besar daripada jumlah Pajak

Masukan disebut Kurang Bayar, selisihnya harus disetorkan ke kas Negara.

4) Apabila dalam suatu masa pajak jumlah Pajak Keluaran lebih kecil dari pada

jumlah Pajak Masukan disebut Lebih Bayar, selisihnya dapat direstitusi

(diminta kembali) atau dikompensasikan ke masa pajak berikutnya.

5) Pelaporan penghitungan PPN dilakukan setiap masa pajak dengan

menggunakan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT

Masa PPN).

6) Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau

pekerjaannya, dikenakan PPN dengan pertimbangan untuk mencegah

terjadinya penghindaran pengenaan PPN. Untuk melindungi masyarakat

yang berpenghasilan rendah dari pengenaan PPN atas kegiatan membangun

sendiri, maka diatur batasan kegiatan membangun sendiri dengan

Keputusan Menteri Keuangan.

7) Penyerahan BKP berupa mesin, bangunan, peralatan, perabotan, atau BKP

lain yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan oleh PKP

dikenai pajak. Namun, PPN tidak dikenakan atas pengalihan BKP yang

tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha dan pengalihan

aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yaitu

kendaraan bermotor berupa sedan dan station wagon, yang menurut ketentuan
16

pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c pajak masukan atas perolehan

aktiva tersebut tidak dapat dikreditkan.

k. Saat Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.03/2014 tentang Tata

Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak :

1) Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak harus

dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak

dan sebelum Surat Pemberitauhan Masa Pajak Pertambahan Nilai

disampaikan. Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai dilakukan dengan

menggunakan formulir surat setoran pajak.

2) Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak dilakukan

paling lama pada akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak

dengan menggunakan Surat Pemberitauan Masa Pajak Pertambahan Nilai

(SPT Masa PPN).

Contoh : Pajak pertambahan nilai terutang pada Juli 2014 harus dilaporkan

paling lambat pada 31 Agustus 2014 dan disetor paling lambat 31 Agustus

2014.

l. Tarif Pajak Pajak Pertambahan Nilai

Tarif PPN menurut Pasal 7 UU No. 42 Tahun 2009 sebagai berikut :

1) Tarif PPN sebesar 10% (sepuluh persen).

Tarif 10 persen dikenakan atas setiap penyeraha BKP di dalam daerah

pabean/impor BKP/penyerahan JKP di dalam daerah pabean/pemanfaatan

JKP dari luar daerah pabean ke dalam daerah pabean.


17

Berdasarkan pertimbangan perkembangan ekonomi dan/atau peningkatan

kebutuhan dana untuk pembangunan, Pemerintahan diberi wewenang

mengubah tarif PPN menjadi paling rendah 5% (lima persen) dan paling

tinggi 15% (lima belas persen) dengan tetap memakai prinsip tarif tunggal.

Perubahan tarif dikemukakan oleh Pemerintah Daerah kepada Dewan

Perwakilan Rakyat dalam rangka pembahasan dan penyusunan Rencana

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

2) Tarif PPN sebesar 0% (nol persen)

Tarif 0% dikenakan atas ekspor BKP berwujud atau ekspor BKP tidak

berwujud atau ekspor Jasa Kena Pajak. Pengenaan tarif 0% (nol persen) tidak

berarti pembebasan dari pengenaan PPN. Dengan demikian, pajak yang telah

dibayar untuk perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa kena Pajak yang

berkaitan dengan kegiatan tersebut dapat dikreditkan.

m. Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Pajak Pertambahan Nilai

DPP Pajak Pertambahan Nilai menurut Siti Resmi ( 2015 :22) dalam buku 2

Perpajakan Teori dan Kasus adalah

1) Harga Jual

Harga jual adalah nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau

seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerahan BKP, tidak termaasuk

PPN yang dipungut berdasarkan Undang-Undang PPN dan potongan harga

yang dicantumkan dalam faktur pajak.

2) Penggantian
18

Peggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yag diminta atau

seharusnya diminta oleh pemberi jasa karena JKP, tidak termasuk PPN dan

potongan harga yang dicantumkan dalam faktur pajak.

3) Nilai Impor

Nilai impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar perhitungan bea

masuk ditambah pungutan lainnya yang dikenakan pajak berdasarkan

ketentuan dalam peraturan perundang-undangan Pabean untuk impor BKP,

tidak termasuk PPN yang dipungut berdasarkan undang-undang PPN.

Rumus menghitung nilai impor sebagai Dasar pengenaan Pajak adalah :

Nilai Impor = CIF + Bea Masuk + Pungutan Lain yang sah

4) Nilai Ekspor

Nilai ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta

atau seharusnya diminta oleh ekportir. Nilai ekspor tercantum dalam dokumen

tertentu yang dapat dijadikan sebagai Faktur Pajak untuk ekspor, yaitu

Pemberitauhan Ekspor Barang (PEB), yang tidak difiat muat oleh Direktorat

Jendral Bea dan Cukai.

5) Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan PPN

Nilai lain adalah jumlah yang ditetapkan sebagai Dasar Pengenaan Pajak.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 38/PMK.011/2013 Nilai

lain diantaranya :

Tabel 2.1
Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak

No Jenis Penyerahan Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak


19

1. Pemakaian sendiri BKP atau JKP Harga Jual atau Penggantian dikurang Laba

Kotor

2. Pemberiaan Cuma-Cuma BKP atau Harga Jual atau Penggantian dikurang Laba

JKP Kotor

3. Penyerahan media rekaman Harga jual rata-rata

suara/gambar adalah perkiraan

4. Penyerahan film cerita (tidak Perkiraan hasil rata-rata per judul film

termasuk film cerita impor)

5. Penyerahan produk hasil tembakau Harga jual eceran

6. BKP berupa persediaan atau aktiva Harga pasar wajar

yang menurut tujuan semula tidak

unuk diperjualbelikan, yang masih

tersisa saat pembubaran

perusahaan

7. Penyerahan BKP dari pusat ke Harga pokok penjualan atau harga perolehan

cabang atau sebaliknya atau

penyerahan BKP antarcabang

8. Penyerahan BKP melalui pedagang Harga yang disepakati antara pedagang

perantara perantara dan pembeli

9. Penyerahan BKP melalui juru Harga lelang

lelang

10. Penyerahan jasa pengiriman paket 10% dari yang ditagih


20

11. Penyerahan biro perjalanan 10% dari jumlah tagihan

12. Penyerahan emas perhiasan 20% dari harga jual emas perhiasan atau nilai

termasuk penyerahan jasa penggantian

perbaikan dan modifikasi emas

serta jasa lain yang berkaitan

dengan emas perhiasan

Penyerahan jasa pengurusan 10% dari jumlah yang ditagih


13.
transportasi (freight forwarding)

yang ada didalam tagihan jasa

pengurusan tersebut terdapat biaya

transportasi (freight charges)

Sumber : buku 2 Siti Resmi Perpajakan : Teori dan Kasus

n. Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai

Pajak pertambahan nilai dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan dasar

pengenaan pajak.

PPN = Tarif x Dasar Pengenaan Pajak (DPP)

Menurut Siti Resmi (2015:25) dalam buku 2 Perpajakan : Teori dan Kasus

Penghitungan PPN dibedakan menjadi dua, yaitu

1) Menghitung PPN secara final

Perhitungan PPN secara final dilakukan oleh PKP yang tidak diperbolehkan

untuk mengkreditkan Pajak Masukan, contohnya :


21

a) Pengusaha pengiriman paket

b) Pengusaha jasa biro perjalanan

c) Pengusaha pabrikan emas

d) Pengusaha jasa pengurusan transportasi

2) Menggunakan Metode Pengkreditan Pajak Masukan

Pajak keluaran Pajak PK > PM = Kurang Bayar

Masukan PM > PK = Lebih Bayar

Contoh Perhitungan Metode Pengkreditan Pajak masukan :

Pada Januari 2015 PKP A melakukan penyerahan BKP senilai

Rp210.000.000. Pada bulan yang sama membeli BKP senilai Rp 100.000.000

karena pajak masukan termasuk pajak masukan yang bisa dikreditkan maka

perhitungannya menggunakan metode pengkreditan pajak masukan.

Pajak Keluaran = 10% x DPP = > 10% x Rp210.000.000 = Rp21.000.000

Pajak Masukan = 10% x DPP => 10% x Rp100.000.000 = Rp10.000.000

PPN Kurang (lebih) bayar = Rp11.000.000

Kekurangan (PPN Kurang bayar) sebesar Rp11.000.000


wajib dibayar kan PKP A ke kas negara paling lambat
akhir februari 2015 sebelum penyampaian SPT Masa PPN.

o. Pajak Keluaran dan Masukan dalam SPT Masa PPN

Tabel 2.2
Formulir SPT Masa dan Fungsinya
22

Formulir 1111 A1 Pajak Keluaran atas penyerahan ke luar daerah

Pabean (ekspor) BKP Berwujud, BKP Tidak

Berwujud, dan/atau JKP

Formulir 1111 A2 Pajak Keluaran atas penyerahan Dalam Negeri

Formulir 1111 B1 Pajak Masukan yang dapat dikreditkan atas impor

BKP dan pemanfaatan BKP tidak berwujud/JKP

dari luar Daerah Pabean

Formulir 1111 B2 Pajak Masukan yang dapat dikreditkan atas

perolehaan BKP/JKP Dalam Negeri.

Formulir 1111 B3 Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan atau

yang mendapatkan fasilitas

Sumber : Buku 2 Siti Resmi Perpajakan : Teori dan Kasus dioleh oleh penulis

p. Faktur Pajak

Menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 pasal 1 ayat (23) Faktur Pajak

adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang

melakukan penyerahan BKP/JKP. Saat ini telah mengaplikasikan e-Faktur

Pajak yang mulai diterapkan pada 01 Juli 2015 sehingga faktur pajak manual

tidak digunakan lagi. E-Faktur Pajak adalah faktur pajak yang dibuat melalui

aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan dan/atau disediakan oleh

Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Aplikasi atau sistem elektronik tersebut

dilengkapi dengan petunjuk penggunaan (manual user) yang merupakan satu

kesatuan dengan aplikasi atau sistem elektronik tersebut. Pemberlakuan e-

Faktur Pajak tersebut dimaksudkan untuk memberikan kemudahan,


23

kenyamanan, dan keamanan bagi PKP dalam melaksanakan kewajiban

perpajakan khususnya pembuatan faktur pajak. Direktorat Jenderal Pajak

membuat aplikasi ini karena masih terdapat penyalahgunaan faktur pajak,

diantaranya wajib pajak bukan PKP yang menerbitkan faktur pajak padahal

tidak berhak menerbitkan faktur pajak, faktur pajak yang terlambat diterbitkan,

faktur pajak fiktif, atau faktur pajak ganda juga karena beban administrasi yang

begitu besar bagi pihak DJP maupun bagi PKP. Ketentuan mengenai e-Faktur

Pajak di atur dalam PER-16/PJ/2014. Ketentuan mengenai faktur pajak di atur

dalam Pasal 13 (1) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009. Pengusaha Kena

Pajak wajib membuat faktur pajak untuk setiap:

1) Penyerahan Barang Kena Pajak

2) Penyerahan Jasa Kena Pajak

3) Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud

4) Ekspor Jasa Kena Pajak

Saat Pembuatan Faktur Pajak :

1) Saat penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP

2) Saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi

sebelum penyerahan BKP dan/atau sebelum penyerahan JKP

3) Saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian

tahap pekerjaan

4) Saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Dalam faktur pajak harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan BKP

dan/atau penyerahan JKP yang paling sedikit memuat :


24

1) Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan BKP

atau JKP

2) Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli BKP atau

penerima JKP

3) Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan

potongan harga

4) Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut

5) Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut

6) Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak

7) Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak

Gambar 2.1 Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak

Sumber : http://slideplayer.info/slide/3769841/

KODE TRANSAKSI :

01 Penyerahan kepada selain Pemungut PPN


25

02 Penyerahan kepada Pemungut PPN selain Bendaharawan Pemerintah

03 Penyerahan kepada Pemungut PPN Lainnya

04 Penyerahan dengan DPP Nilai Lain selain kepada Pemungut PPN

05 (sejak 1 April 2010 tidak digunakan)

06 Penyerahan lainnya selain kepada Pemungut PPN dan penyerahan kepada

orang pribadi pemegang paspor luar negeri (turis asing)

07 Penyerahan dengan PPN Tidak Dipungut (TDP) selain kepada Pemungut PPN

08 Penyerahan dengan PPN dibebaskan selain kepada pemungut PPN

09 Penyerahan aktiva pasal 16D selain kepada Pemungut PPN

3. Akuntansi Perpajakan Pajak Pertambahan Nilai

Akuntansi adalah sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan

mengomunikasikan peristiwa ekonomi kepada pihak internal maupun eksternal. Dalam

perpajakan menggunakan istilah pembukuan/pencatatan (Undang-Undang Nomor 16

Tahun 2009 pasal 28), bukan menggunakan istilah akuntansi.

Pembukuan/pencatatan sendiri memiliki lingkup yang lebih sempit dibandingkan

dengan akuntansi. Tujuan dari akuntansi pajak adalah menetapkan besarnya pajak

terutang berdasarkan laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan.

Adapun jurnal Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai adalah sebagai berikut:

Metode Periodik
a. Jurnal saat penjualan BKP dan/atau JKP oleh PKP
26

Kas/Piutang xxxxx

PPN Keluaran xxxxx

Penjualan xxxxx

b. Jurnal saat pembeliaan BKP dan/atau JKP oleh PKP

Pembeliaan xxxxx

PPN Masukan xxxxx

Kas/Utang xxxxx

Metode Prepetual

c. Jurnal saat penjualan BKP dan/atau JKP oleh PKP

Kas/Piutang xxxxx

Harga Pokok Penjualan xxxxx

Persediaan barang xxxxx

dagang

Penjualan xxxxx

PPN Keluaran xxxxx

d. Jurnal saat pembeliaan BKP dan/atau JKP oleh PKP

Persediaan barang xxxxx

dagang
27

PPN Masukan xxxxx

Kas/Utang xxxxx

e. Jurnal saat pengkreditan pajak masukan dengan pajak keluaran ( kondisi

Kurang Bayar)

PPN Keluaran xxxxx

PPN Masukan xxxxx

PPN Kurang xxxxx

Bayar

f. Jurnal saat pengkreditan pajak masukan dengan pajak keluaran (kondisi

Lebih Bayar)

PPN Keluaran xxxxx

PPN Lebih Bayar xxxxx

PPN Masukan xxxxx

g. Jurnal saat penyetoran PPN kurang bayar ke kas Negara

PPN Kurang Bayar xxxxx

Kas xxxxx

h. Jurnal saat PPN Lebih Bayar di Restitusi

Kas xxxxx
28

PPN Lebih Bayar xxxxx

i. Jurnal saat PPN Lebih Bayar di Kompensasi ke bulan berikutnya

PPN Masukan xxxxx

PPN Lebih Bayar xxxxx

B. Kerangka Pemikiran

Kantor Akuntan Publik Ellya Noorlisyanti & Rekan berdiri sejak sejak 1988 secara

professional melayani berbagai kebutuhan akan Jasa Akuntansi yaitu Jasa Assurance, Jasa

Taxation, Jasa Advisory. Kegiatan usaha berupa jasa dikenai PPh 23 dan PPN karena KAP

Ellya merupakan UMKM dan mempunyai SKB PPh 23 maka fokus utama penulis akan

meninjau pelaksanaan penghitungan, pemungutan, penyetoran, dan pelaporan Pajak

pertambahan Nilai pada KAP Ellya Noorlisyanti & Rekan.

Selanjutnya penulis akan membandingkan apakah penghitungan, pemungutan, penyetoran,

dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1983 sebagaimana yang telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 tahun 2009

tentang Pajak Pertambahan Nilai apakah sudah sesuai pelaksanaannya. Dimana Penyetoran

dan Pelaporan paling lambat akhir bulan berikutnya. Dalam hal ini penyetoran dilakukan
29

terlebih dahulu sebelum dilaporkan (sesuai Pasal 9 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 ).

Dan penulis juga akan membandingkan akuntansi yang dilakukan KAP Ellya apakah sudah

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

Gambar 2.2
Bagan Kerangka Pemikiran

KAP ELLYA NOORLISYANTI


& REKAN

MANAGER ADMINISTRASI

ADM & KEU ADP

PPh Pasal 21 PPN PP 46

Tinjauan atas Dasar Hukum :


Pelaksanaan,Penghitungan,
1. UU No. 42 Tahun 2009
Pemungutan, Penyetoran, dan
Pelaporan Pajak 2. Peraturan Menteri
Keuangan Nomor
Pertambahan Nilai pada
197/PMK.03/2013
Kap Ellya Noorlisyanti
3. Peraturan Menteri
Keuangan Nomor
242/PMK.03/2014
4.
30

Kurang Bayar Lebih Bayar

EVALUASI

Sesuai Tidak Sesuai

Kendala Solusi
Keterangan :

= Bukan Objek Penelitian

= Objek Penelitian

(Sumber: diolah penulis)

Anda mungkin juga menyukai