Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada umumnya usia remaja senantiasa sering ikut-ikutan perilaku
teman sebaya, dan apabila pendekatan orang tua kurang aktif menyebabkan
anak-anak kurang terkendali aktifitasnya, sehingga peran lembaga pendidikan
sangat dibutuhkan. Diantara mereka memiliki kondisi yang berbeda-beda, ada
yang hidup berkecukupan dengan orang tua yang lengkap, tapi ada pula yang
tidak. Perhatian kita bukan hanya pada anak-anak yang hidup yang serba
kecukupan, melainkan juga pada anak yatim yang merupakan benih-benih
penerus yang perlu dukungan baik dari segi materi maupun dari segi motivasi
secara psikologis.

Anak-anak dan remaja yang mengalami kehilangan salah satu dari


kedua orang tuanya diusia yang masih membutuhkan kasih sayang mereka
berdua. Bila kita bayangkan, orang dewasa saja jika kehilangan orang tuanya
akan ada pengaruh psikologis dalam hidupnya. Apalagi jika itu terjadi pada
usia anak-anak. Anak yatim sangat membutuhkan perhatian dan uluran
tangan serta pertolongan untuk membantunya menghadapi tantangan hidup.

Tidak memiliki orang tua bukan suatu pilihan tetapi itu suatu takdir
yang tidak bisa dielakan. Masih banyak anak-anak yatim yang terlantar di
jalanan dan bukan disitu seharusnya mereka berada. Akibat dari kurang
perhatianya dari keluarga, masyarakat dan pemerintah yang pada akhirnya
mereka berada disana. Mereka seharusnya mendapatkan hak-haknya, mereka
sama-sama manusia yang butuh pertolongan.

Potensi orang tua hanya tertumpu pada kebutuahn sehari-hari


(makan), dimana kebutuhan pendidikan, ketrampilan, kurang mendapat
perhatian yang serius serta minimnya remaja-remaja yang kuliah. Semoga
kita semua dapat memahami keberadaan mereka dan pada akhirnya kita dapat
ikut berperan serta membimbing, menyantuni dan memberikan apa yang

1
menjadi hak-hak mereka karena menyantuni anak yatim merupakan amalan
yang sangat baik dan jalan untuk melunakan hati serta mencapai hajat.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana kondisi umum yayasan panti asuhan?
1.2.2 Bagaimana pengelolaan yayasan panti asuhan sesuai dengan Man,
Method, Money, Material dan Marketing (5M)?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Mengetahui keadaan anak-anak yatim di masyarakat.

1.3.2 Memahami lebih mendalam kehidupan anak yatim di keluarga dan suatu
badan yang dikelola masyarakat (panti asuhan).

1.3.3 Mengetahui pola pembinaan anak yatim di panti asuhan.

1.3.4 Melaksanakan salah satu tugas utama mata kuliah pendidikan budi pekerti

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1. Untuk lebih mengetahui bagaimana keadaan anak yatim di sekeliling kita,
baik yang hidup bersama keluarganya maupun yang hidup di sebuah
yayasan panti asuhan.
1.4.2. Agar memahami kehidupan mereka dari segi ekonomi, pendidikan, asupan
gizi, dan sebagainya.
1.4.3. Memahami kesabaran para pembimbing di dalam panti asuhan untuk terus
memotivasi dan mendidik mereka kearah yang lebih baik. Sehingga
mereka menjadi generasi penerus bangsa yang mulia.

1.5 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang
diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan laporan
penelitian serta beberapa literature review yang berhubungan dengan
penelitian.

BAB III PEMBAHASAN


Bab ini berisikan gambaran dan hasil dari kunjungan berupa
gambaran umum dan struktur pengelolaan yayasan panti asuhan sesuai
dengan Man, Method, Money, Material dan Marketing (5M).

BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa
saat kunjungan berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Budi Pekerti


Budi pekerti berasal dari kata budi dan pekerti. Budi berarti paduan
akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk. Pekerti berarti
perangai, tingkah laku, akhlak. Budi pekerti, akhlak, moral dan etika
memiliki makna etimologis yang sama, yakni adat kebiasaan, perangai dan
watak. Budi pekerti, akhlak, moral dan etika merupakan suatu ilmu yang
menerangkan tentang baik dan buruk perbuatan manusia.

Pendidikan budi pekerti adalah pendidikan jiwa. Pendidikan budi


pekerti atau moralitas sangat penting dan mesti segera terwujud. Praktek
etika atau budi pekerti tidak akan cukup hanya diberikan sebagai pelajaran
yang konsekuensinya hafalan atau lulus dalam ujian tertulis.

Pendidikan budi pekerti tidak hanya terbatas pada teori saja dan
menyuruh anak didik untuk menghafal kata-kata bijak atau daftar kalimat-
kalimat indah. Tetapi anak didik harus dapat mempraktekkan teori-teori
tersebut dalam perilaku sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga,
sekolah maupun lingkungan alam sekitar.

2.2 Konsep Tempat Kunjungan


Untuk pelaksanaan penelitian dan survey akan dilakukan pada
tempat panti sosial yang berada di daerah Surabaya. Di Surabaya itu
sendiri banyak terdapat panti asuhan dan panti sosial yang dapat kita
lakukan penelitian dan kunjungan.

4
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Tempat Kunjungan


Saya memilih melakukan kunjungan di Yayasan Panti Asuhan
yatim piatu Ulul Albab berada di Jl. Tenggilis Mulya 30B, Surabaya, Jawa
Timur.

3.2 Hasil Kunjungan


Panti Asuhan Ulul Albab dengan luas 200m2 dua lantai terdiri dari:
1. Lantai 1
a. 1 kantor
b. Hall
c. 3 kamar
d. 1 gudang
e. 1 kamar mandi
2. Lantai 2
a. Mushola
b. 5 kamar
c. 1 kamar mandi
d. Tempat jemuran

3.3 Man (Sumber Daya Manusia)


Di panti asuhan terdiri dari 40 anak asuh yang kebanyakan mereka
berasal dari kota Surabaya. Kebanyakan dari mereka masih tergolong
sebagai pelajar. Struktur organisasi di dalam panti asuhan berjumlah 20
orang yang terdiri dari Dewan Pembina, Badan Pengawas, Ketua, Wakil
Ketua, Bendahara, Sekretaris, Seksi Pendidikan, Seksi Humas, Seksi
Kesehatan dan Biro Penerbitan.

5
3.4 Method (Mekanisme/Pengelolaan/Managemen)
Pengelolaan dalam panti asuhan Ulul Albab adalah setiap anak
asuh wajib mengikuti aturan dan kegiatan yang telah ditentukan oleh pihak
yayasan panti yang terdiri dari pengajian rutin setiap hari, menghadiri
undangan, menerima kunjungan, dan lain-lain.

3.5 Money (Pembiayaan)


Pembiayaan Panti Asuhan Ulul Albab ini didapat dari bantuan dari
berbagai donatur. Bantuan dari donatur yang menjadi rencana untuk
menjadi sumber donatur tetap, para dermawan/hamba Allah (perorangan).
Instansi pemerintah. Perumahan lembaga usaha ( totok, koperasi, bank,
persero, jasa dan lain-lain ), Lembaga dana-sosial, Lembaga pendidikan.

3.6 Material (Sarana dan Prasarana)


Sarana prasarana di panti asuhan Ulul Albab sudah terpenuhi.
Yaitu terdiri dari kamar tidur, tempat belajar bersama, tempat beribadah,
dan fasilitas pelayanan kesehatan.

3.7 Marketing (Pemasaran dan Penyaluran)


Pengelolaan penerimaan anggota panti asuhan harus memenuhi
persayaratan yaitu :

1. Diprioritaskan bagi yang kurang mampu dalam pengasuhan.


2. Calon anak asuh bersedia bertempat tinggal di Panti Ulul Albab sampai
waktu yang ditentukan (telah menyelesaikan pendidikan formalnya).
3. Melengkapi surat-surat sebagai berikut:
a. Surat Pengantar dari Kepala Desa/Kelurahan setempat.
b. Surat Keterangan berbadan sehat dari dokter/mantri setempat.
c. Akta Kelahiran Asli.
d. Kartu Keluarga.
e. STTB/Ijazah terakhir/buku Rapor Asli dan salinan.

Sistem Penerimaan anak asuh dapat ditetapkan dengan cara titipan


perorangan.

6
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Budi pekerti, akhlak, moral dan etika merupakan suatu ilmu yang
menerangkan tentang baik dan buruk perbuatan manusia. Pendidikan budi
pekerti atau moralitas sangat penting dan mesti segera terwujud.
Pendidikan budi pekerti tidak hanya terbatas pada teori saja tetapi
anak didik harus dapat mempraktekkan teori-teori tersebut dalam perilaku
sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan
alam sekitar.

Dalam hasil laporan kami di Panti Ulul Albab ini pendidikan budi
pekerti sudah diaplikasikan dalam mengajarkan anak didik nya atau anak
asuhnya bukan hanya dengan teman panti ataupun lingkungan panti sekitar
tetapi harus dilakukan di sekolah maupun lingkungan alam sekitar.

4.2 Saran
Seharusnya pendidikan budi pekerti sudah wajib dibentuk dan
diaplikasikan kepada anak didik mulai sejak dini yang bertujuan untuk
membuat karakter budi pekerti yang luhur.

7
DAFTAR PUSTAKA

Balitbang Dikbud. 1997. Pedoman Pembelajaran Budi Pekerti,. Jakarta: Pusbang-


kurrandik.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan .1989.Kamus Besar Bahasa


Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka

8
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai