Anda di halaman 1dari 6

dr. Suparyanto, M.

Kes
Weblog dr. Suparyanto, M.Kes berisi tentang materi kuliah untuk mahasiswa STIKES
program studi S1 Keperawatan, D3 Keperawatan dan D3 Kebidanan. Materi hanya
merupakan resume, kewajiban bagi mahasiswa untuk membaca lebih lanjut pada
referensi yang sesuai. Banyak kekurangan dalam penulisan, untuk itu saran dan kritik
untuk perbaikan penulisan sangat diharapkan (klik komentar).

PERINGATAN
Dilarang copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan penulis dan alamat web (URL).
Trims

Sabtu, 06 Agustus 2011


GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)

Dr. Suparyanto, M.Kes

GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)

PENGERTIAN YODIUM
Yodium merupakan zat essensial bagi tubuh, karena merupakan komponen dari
Hormon tiroksin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktifitas
hormon ini, ialah trijodotyronin T3 dan Tetrajodotyronin T4, yang terakhir juga
disebut juga Tiroksin. (Sediaoetama, 2006). Dalam tubuh terkandung sekitar 25
mg yodium yang tersebar dalam semua jaringan tubuh, kandungannya yang tinggi
yaitu sekitar sepertiganya terdapat dalam kelenjar tiroid dan yang relatif lebih
tinggi dari itu ialah pada ovari, otot, dan darah.

Yodium diserap dalam bentuk yodida, yang di dalam kelenjar tiroid dioksidasi
dengan cepat menjadi yodium, terikat pada molekul tirosin dan tiroglobulin.
Selanjutnya tiroglobulin dihidrolisis menghasilkan tiroksin dan asam amino
beryodium, tiroksin terikat oleh protein. Asam amino beryodium selanjutnya
segera dipecah dan menghasilkan asam amino dalam proses deaminasi,
dekarboksilasi dan oksidasi (Kartasapoetra, 2005).

ANJURAN ASUPAN YODIUM SETIAP HARI DI DALAM MAKANAN


1. Dosis 50 g/hari untuk kisaran usia 0-12 Bulan.
2. Dosis 90 g/hari untuk kisaran usia 1-6 tahun.
3. Dosis 120 g/hari untuk kisaran usia 7-12 tahun.
4. Dosis 150 g/hari untuk kisaran usia 12-Dewasa.
5. Dosis 200 g/hari untuk kisaran Ibu hamil dan menyusui. (Arisman, 2004).

GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM


Gangguan akibat kekurangan yodium adalah sekumpulan gajala yang dapat
ditimbulkan karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara terus-
menerus dalam waktu cukup lama. (DepKes RI, 2000).

Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian kekurangan yodium pada


tumbuh kembang manusia, Sprektum seluruhnya terdiri dari gondok dalam
berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental,
gangguan pendengaran, gangguan pada aak dan dewasa, sering dengan kadar
hormon rendah angka lahir dan kematian janin meningkat (supariasa, 2001).

MASALAH YANG TIMBUL AKIBAT GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN


YODIUM

1. Defisiensi pada janin


Pengaruh utama defisiensi yodium pada janin ialah kretinisme endemis. Gejala
khas kretinisme terbagi menjadi dua jenis, yaitu jenis saraf yang menampilkan
tanda dan gejala seperti kemunduran mental, bisu-tuli dan diplegia spastik. Jenis
kedua yaitu bentuk miksedema yang memperlihatkan tanda hipotiroidisme dan
dwarfisme (Arisman, 2004)

2. Defisiensi pada bayi baru lahir.


Selain berpengaruh pada angka kematian, kekurangan yang parah dan
berlangsung lama akan mempengaruhi fungsi tiroid bayi yang kemudian
mengancam perkembangan otak secara dini. (Arisman, 2004)

3. Defisiensi pada anak dan remaja


Kekurangan yodium pada anak khas terpaut dengan insiden gondok. Angka
kejadian gondok meningkat bersama usia, dan mencapai puncaknya setelah
remaja. Prevalensi gondok pada wanita lebih tinggi daripada lelaki. Total Goitre
Rate (TGR) anak sekolah lazim digunakan sebagai petunjuk dalam perkiraan
besaran GAKY masyarakat suatu daerah. Gangguan pada anak dan remaja akibat
kekurangan Yodium yaitu Gondok, hipoiroidisme Juvenile dan perkembangan
fisik terhambat. (Arisman, 2004)

4. Defisiensi pada Dewasa


Pada orang dewasa, kekurangan yodium menyebabakan keadaan lemas dan cepat
lelah, produktifitas dan peran dalam kehidupan sosial rendah (isna, 2009),
Gondok dan penyulit, Hipotiroidisme, Hipertiroidisme diimbas oleh yodium.
(Arisman, 2004).
5. Defisiensi pada ibu hamil
Pada ibu hamil menyebabkan keguguran spontan, lahir mati dan kematian bayi,
mempengaruhi otak bayi dan kemungkinan menjadi cebol pada saat dewasa nanti.
Seorang ibu yang menderita pembesaran gondok akan melahirkan bayi yang juga
menderita kekurangan yodium. Jika tidak segera diobati, maka pada usia 1 tahun,
sudah akan terjadi pembesaran pada kelenjar gondoknya. (Isna, 2009).

6. Defisiensi pada semua usia


Bentuk gangguannya : Kepekaan terhadap radiasi nuklir meningkat (Arisman,
2004)

PENANGGULANGAN DAN PENCEGAHAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM

a. Penanggulangan

1. Garam beryodium. Sesuai Kepres no 69, 13 Oktober 1994,mewajibkan semua


garam yang dikonsumsi,baik manusia maupun hewan ,diperkaya dengan yodium
sebanyak 30-80 ppm (Erna, 2004)
2. Suplementasi yodium pada binatang
3. Suntikan minyak beryodium (Lipiodol)
4. Kapsul minyak beryodium. (Arisman,2004).

b. Pencegahan
Secara relatif, hanya makanan laut yang kaya akan yodium : sekitar 100 g/100
gr. Pencegahan dilaksanakan melalui pemberian garam beryodium. Jika garam
beryodium tidak tersedia, maka diberikan kapsul minyak beryodium setiap 3, 6
atau 12 bulan, atau suntikan ke dalam otot setiap 2 tahun. (Arisman,2004).

Kandungan yodium dalam makanan

Tabel Kandungan Yodium Dalam Makanan

Jenis makanan Keadaan segar(/gram) Keadaan kering(/gram)


1. Ikan air tawar 17 40 68 - 194
2. Ikan air laut 163-3180 471-4591
3. Kerang 308-1300 1292-4987
4. Daging hewan 27-97 -
5. Susu 35-56 -
6. Telur (93) -
7. Serealia biji 22-72 34-92
8. Buah 0-29 62-277
9. Tumbuhan polong 23-36 223-245
10. Sayuran 12-201 204-1636
(Arisman, 2004)

PENGERTIAN GARAM BERYODIUM


Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan yodiumyang
dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan kecerdasan.

Garam beryodium adalah garam natrium Clorida yang diproduksi melalui proses
Yodisasi yang memenuhi Standart Nasional indonesia (SNI), mengandung
yodium antara 30-80 ppm untuk konsumsi manusia atau ternak, pengasinan, ikan
dan bahan penolong industri pangan kecuali untuk pemboran minyak, Chlor
Alkali Plan (CAP) dan industri kertas pulp (Depkes RI, 2000).

a. Persyaratan garam sehat


1. Garam sehat adalah garam konsumsi yang telah difortifikasi dengan yodium yang
cukup untuk kebutuhan tubuh yang mengandung kadar yodium antara 30-40 ppm
dan kandungan air 5%.
2. Garam Yodium diharuskan dikonsumsi seluruh penduduk baik di daerah endemik
maupun daerah bukan endemik
3. Konsumsi garam yodium rata-rata per orang 10 gr per hari dan kebutuhan ion
yodium sebesar 150-200 mikrogram per orang per hari bila konsumsi rata-rata.

b. Pengelolaan Garam Sehat

1). Penyimpanan
Garam yodium perlu disimpan di bejana atau wadah tertutup, Tidak kena cahaya,
Tidak dekat dengan tempat lembab air, hal ini untuk menghindari penurunan
kadar yodium dan meningkatkan kadar air, karena kadar yodium menurun bila
terkena panas dan kadar air yang tinggal akan melekatkan yodium. (Palupi, 2008).

2). Penggunaa Garam Yodium


Tidak dibubuhkan pada sayuran mendidih, tetapi dimasukan setelah sayuran
diangkat dari tungku karena kadar kalium Iodate (KIO3) dalam makanan akan
terjadi penurunan setelah dididihkan 10 menit.
Kadar Yodium juga akan menurun pada makanan yang asam, makin asam
makanan, makin mudah akan menghilangkan KIO3 dari makanan tersebut.
(Palupi, 2008).

c. Proses Perusak terhadap Kandungan yodium


1. Merebus (terbuka) kadar yodium hilang 50 %
2. Menggoreng kadar yodium hilang 35 %
3. Memanggang kadar yodium hilang 25 %
4. Brengkesan atau pepesan kadar yodium hilang 10 %.
PENGERTIAN KAPSUL YODIUM
Kapsul yodium adalah preparat minyak beryodium dengan dosis tinggi dan tiap
kapsul berisi 200 mg yodium dalam larutan minyak.

a. Sasaran
Kapsul yodium diberikan kepada penduduk yang tinggal di daerah endemik
sedang dan berat (prevalensi 20%) setiap tahun sekali dengan ketentuan :

1. Laki-laki : 0-20 tahun


2. Perempuan : 0-30 tahun
3. Semua ibu hamil dan menyusui

Dosis pemberian Kapsul yodium

Tabel Dosis Pemberian Kapsul Yodium

Kelompok Umur( Tahun) Dosis pemberian kapsul yodium/tahun


1. Bayi 0-1 kapsul/tahun
2. Balita 1-5 1 kapsul/tahun
3. Wanita 6-35 2 kapsul/tahun
4. Pria 6-20 2 kapsul/tahun
5. Wanita hamil dan menyusui- 2 kapsul/tahun

(Depkes, 2000)

DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta


2. Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC.
3. Depkes, RI. 2000. Pedoman Pelaksanaan Pemantauan Garam Beryodium di
Tingkat Masyarakat. Jakarta : Depkes RI.
4. Effendi, nasrul. 2007. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
EGC.
5. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta : Salemba medika.
6. Mubarak, Wahid Iqbal. 2009. Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta : Salemba
Medika.
7. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :
Rineka Cipta.
8. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Salemba Medika.
9. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
10. Parth, Erna Francin. 2004. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC
11. Palupi. 2008. Garam Beryodium. http : //Kuliahbidan.Wordpress.com/2008/10/12/
Garam-beryodium/ : di akses tanggal 19 Mei 2011.
12. Pranoto. 2011. Warga Tinggar sepakat basmi GAKY.
http://www.fk.unair.ac.id/index.php/ : Diakses tanggal 25 April 2011.
13. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :
Alfabeta.
14. Sediaoetama, Ahmad Djaelani. 2004. Ilmu Gizi I. Jakarta : Dian Rakyat.
15. Sediaoetama, Ahmad Djaelani. 2006. Ilmu Gizi II. Jakarta : Dian Rakyat.
16. Thesa. 2009. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).
http://dokterthesa.wordpress.com/2009/06/25/gaki/ : Diakses tanggal 19 Mei
2011.
17. Yunita. 2006. Penanggulangan GAKY. http://www.google.com// : diakses tanggal
19 Mei 2011.

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/08/gangguan-akibat-kekurangan-yodium-
gaky.html

Anda mungkin juga menyukai