BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kematian bayi saat ini dianggap sebagai ukuran yang lebih baik serta
rumah sakit berkisar antara 77,3- 173,7 per 1000 (Sarwono 2011).
2
dalam Rahim dengan berat badan 500 gram atau lebih atau kematian
atau infeksi.
Adapun dampak dari penyebab kematian janin intra uterine pada ibu
yaitu trauma psikis ibu ataupun keluarga, apalagi bila waktu antara
pecah dapat terjadi infeksi. Terjadi koagulopati bila kematian janin lebih
ibu hamil untuk mendeteksi secara dini komplikasi yang terjadi pada
kematian AKI Sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 17
hamil di puskesmas atau pondok bersalin desa dan bidan praktek swasta.
desember 2013 sekitar 46 kasus Intra Uterine Fetal Death (IUFD) / 3,25
B. Perumusan masalah
C. Tujuan penelitian
a).Tujuan Umum
b).Tujuan khusus
Biak.
D.Manfaat Penelitian
Intra Uterin Fetal Death (IUFD) di Rumah Sakit Umum Daerah Biak.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
a. Pengertian Persalinan
janin turun ke jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan
(janin, plasenta, ketuban dan cairan ketuban) dari uterus ke dunia luar
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau dengan
tenaga ibu sendiri, tanpa menggunakan alat dan tanpa melukai ibu
dan bayi, umur kehamilan 37-40 mgg dan berlangsung kurang dari
18- 24 jam
caesarea.
7
hidup ( viable ) berat janin < 1000 gram, umur kehamilan 16 < 28
minggu
sefalopelvik
seorang ibu
b) Paritas/ para : Jumlah janin atau persalinan dengan bayi yang dapat
hidup
yang hidup
pertama kali
sampai 5 kali
dari 5 kali
1) Estrogen
mekanis
2) Progesteron
tertentu
4) Teori Prostaglandin
persalinan.
7) Induksi persalinan
11
- Gagang Laminaria
- Oksitosin drips
d. Tahapan Persalinan
rupa sehingga dapat dilalui oleh kepala janin. Jadi kala pertama
tadi menjadi 4 cm
- His
- Bloody show
(Sarwono, 2011)
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-
Kala III diawali dengan keluarnya bayi dari uterus dan diakhiri
setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal dua kali
uri ini. Flasenta biasanya terlepas dalam 4-5 menit setelah anak
lahir.
Cara ini yang paling sering terjadi (80%) dimana lepasnya seperti
cara ini, perdarahan biasanya tidak ada sebelum plasenta lahir dan
SBR (segmen bawah rahim). Hal ini dibantu pula oleh tekanan
4) Kala IV ( Observasi )
16
pernafasan
Bloody Show )
c) Tanda-tanda inpartu :
(1) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering
dan teratur.
detik.
tangan.
(2) Passanger
18
(3) Passage
(rangka panggul)
(6) Penolong.
a. Pengertian
dalam Rahim dengan berat badan 500 gram atau lebih atau kematian
minggu ke atas atau BB janin lebih dari 1000 gram ( Manuaba 1998:
442).
19
masih berada dalam rahim yang beratnya 500 gram dan atau usia
b. Klasifikasi
4). Kematian janin yang tidak dapat digolongkan pada ketiga golongan
di atas.
c. Etiologi
1) Faktor maternal
eritematosus,infeksi,hipertensi,preeklampsia,eklampsia, hemoglobinopati,
20
umur ibu tua,paritas, pada ibu infertil, penyakit rhesus, rupture uteri,
2) Faktor fetal
3) Faktor plasenta
4) Kelainan tali pusat, lepasnya plasenta, ketuban pecah dini, vasa previa.
selanjutnya.
kardiotokografi.
.d. Patofisiologi
21
Sesuai dengan etiologi dari kematian janin dalam rahim atau Intra Uterine Fetal
Death (IUFD), kematian janin disebabkan oleh tiga permasalahan pokok yaitu
1) Faktor maternal
b) Diabetes mellitus
22
pada usia ibu yang tua, pada multiparitas, obesitas, berat badan lahir
berikut.
diabetes di antaranya:
menimbulkan kematian.
menyebar.
sebesar 50% dengan rentang usia masa reproduksi aktif (usia 30-50
seks hormonal dan kemungkinan infeksi bakteri atau virus yang dapat
mati.
d) Infeksi
Disamping itu, terdapat beberapa infeksi pada ibu hamil yang dapat
1) Infeksi Rubeola
2) Infeksi Sifilis
telapak tangan dan kaki, terdapat kelainan pada mulut dan gigi).
3) Infeksi Abdominalis
4) Infeksi Malaria
neotus.
5) Infeksi TORCH3
rahim.
hipoksia janin. Hal ini akan berakibat pada kematian janin (Sarwono,
2011).
f) Ruptur uteri
Rupture uteri adalah robekan pada dinding rahim akibat dilampauinya daya
dimana terjadi trauma mekanis yang kuat yang dapat merobek miometrium
sehingga berakibat pada perdarahan janin yang massif dan kematian janin.
g) Sindrom antifosfolipid
h) Penyakit rhesus
darah dan reaksi autoimun janin. Hampir semua kasus ibu hamil dengan
i) Hipoksia akut
gawat janin dan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin
j) Umur
Umur adalah lama waktu hidup atau ada sejak dilahirkan atau diadakan
(sempurna 2003).
30
merupakan umur berisiko untuk hamil dan melahirkan. Bagi ibu yang
Sedangkan bagi ibu yang berumur > 35 tahun perlu untuk mengakhiri
persalinan. (http://yudiayust.wordpress.com/2008/12/04/kejadian-anemia)
Pada wanita muda < 20 tahun disebabkan oleh berbagai faktor antara lain
terbaik dan paling aman bagi seorang wanita untuk bereproduksi, karena
pada umur tersebut seorang wanita sudah siap baik secara biologis maupun
k) Paritas
31
badan lebih dari 500 gram yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati, bila
berat badan tidak diketahui, maka dipakai umur kehamilan lebih dari 24
minggu.
paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan
tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal. Resiko pada
resiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga
berencana.
2. Faktor Fetal
janin(Sarwono, 2011).
a. Kehamilan Kembar
tersebut, mungkin salah satu jantung janin lebih kuat dari yang lainnya,
(2) Gemeli
(5) SLE
(8) Asma
c. Kelainan genetic
d.Kelainan kongenital
kegawatdaruratan janin.
e. Infeksi
(1) Rubella
3. Faktor plasenta
kecil (rendah) sampai 10 % atau lebih dari yang seharusnya, disebut small
35
for date. Akibat yang lebih buruk lagi adalah terjadinya Kematian Janin
(Mochtar1998 :248).
Prolaps tali pusat merupakan komplikasi yang jarang terjadi, tetapi dapat
(1) Tali pusat terkemuka, bila tali pusat berada dibawah bagian
(2) Tali pusat menumbung, bila tali pusat keluar melalui ketuban yang
(3) Occult prolapse, tali pusat berada di samping bagian terendah janin
turun ke vagina.
(4) Tekanan pada tali pusat oleh bagian terendah janin dan jalan lahir akan
(Sarwono 2011).
Lilitan tali pusat pada leher sekali atau beberapa kali, apabila lilitan terlalu
1998:249).
secara bebas ke segala arah dengan simetris. Air ketuban bertindak sebagai
pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5
cm (Mochtar 1998:255).
c) Vasa previa
pembuluh darah yang berasal dari janin ikut serta pecah. Kematian janin
1). Rahim Ibu hamil tersebut tidak bertambah besar lagi, bahkan semakin
37
kecil
3). Tidak ditemukan bunyi denyut jantung janin pada pemeriksaan auskultasi
normal.
5). Bila kematian ibu telah berlangsung lama, dapat dirasakan krepitasi, yakni
1) Anamnesis : Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari. Ibu
atau kehamilan tidak seperti biasanya atau wanita belakangan ini merasa
melahirkan.
3) Palpasi :
a) Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah besar janin.
janin.
kematian janin terjadi pada salah satu dari bayi kembar. (Sarwono 2011).
Selain dari komplikasi fisik yang serius pada ibu, dampak dari
kejiwaanpun dapat terjadi yaitu trauma emosional yang berat terjadi bila
39
2009).
aterm adalah bila ibu merasa gerakan janin menurun , tidak bergerak atau
B. Kerangka Teoritis
IUFD
41
C. Kerangka Konsep
Uterine Fetal Death (IUFD). Untuk lebih jelas pada bagan kerangka
Variabel Bebas
3. Paritas >4
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
1.Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
C. Objek penelitian
1. Populasi penelitian
2. Sampel penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan secara
3. Kriteria inklusi
4. Alat penelitian
Alat yang digunakan yaitu data sekunder yang diperoleh dari register,
D. Instrumen penelitian
Cara pengumpulan data dengan cara melihat data sekunder yang dilihat
1. Editing
2. Koding
3. Tabulating
4. Entry data
analisis
F. Analisis data
F
P= X 100%
N
Keterangan :
46
f : Jumlah pengamatan
N : Jumlah sampel
BAB IV
B. Hasil Penelitian
47
Tabel 1
IUFD
No Kelahiran Frekuensi Presentase %
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa dari 1416 persalinan di RSUD Biak tahun
2013 terdapat 46 kasus (3,25 %) kejadian Intra Uterin Fetal Death (IUFD) dan
Tabel 2
IUFD
No Usia kehamilan Frekuensi Presentase %
1. 20-37 minggu2145,66
2. 37-42 minggu1941,3
3. > 42 minggu613,04
Jumlah46100
Sumber : Data sekunder di RSUD Biak Tahun 2013
Tabel 3
IUFD
49
Tabel 4
IUFD
No Umur ibu Fekuensi Presentase %
1. < 20 tahun 1 2,17
2. 20 35 tahun 27 58,70
3. > 35 tahun 18 39,13
Jumlah 46 100
Sumber : Data sekunder di RSUD Biak Tahun 2013
Berdasarkan tabel 4menunjukkan bahwa kasus IUFD menurut umur ibu dari
(58,70 %), umur >35 tahun sebanyak 18 kasus (39,13 %) dan paling rendah
Tabel 5
IUFD
NO Paritas ibu FrekuensiPresentase %
1.Paritas 1817,40
2. Paritas 2-3 16 34,78
3. Paritas > 4 22 47,82
Jumlah46 100
Sumber :Data sekunder di RSUD Biak Tahun 2013
C. Pembahasan
1. Usia kehamilan
kejadian Intra Uterin Fetal Death (IUFD) sebanyak 46 kasus yang terdiri
dari kelompok ibu yang melahirkan dengan usia kehamilan 20-37 minggu
pada ibu yang usia kehamilan 20-37 minggu sebanyak 21 kasus (45,66
%).Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Chrisdiono (2004)
dalam rahim yang beratnya 500 gram atau usia kehamilan 20 minggu atau
lebih.
manuaba kematian janin pada kehamilan lewat waktu dapat terjadi sekitar
dengan tindakan.
53
2. Infeksi ibu
3. Umur Ibu
Fetal Death( IUFD) sebanyak 46 kasus yang terdiri dari kelompok ibu
umur lebih dari 35 tahun sebanyak 18 kasus (39,13 %) sedangkan ibu pada
Berdasarkan hasil penelitian lebih banyak ditemukan kasus IUFD pada ibu
yang berumur 20 35 tahun sebanyak 27 kasus (58,70 %). Hal ini tidak
dan paling aman bagi seorang wanita untuk bereproduksi, karena pada
umur tersebut seorang wanita sudah siap baik secara biologis maupun
usia reproduksi sehat. Namun risiko tinggi kejadian IUFD terdapat pada
usia < 20 tahun dan > 35 tahun hal ini disebabkan oleh berbagai faktor
antara lain pada wanita < 20 tahun gangguan pertumbuhan janin akibat
sirkulasi.
4. Paritas ibu
Dari data tersebut, terlihat bahwa kasus IUFD tertinggi pada paritas
sebelumnya.
55
BAB V
Dari hasil penelitian tentang gambaran umum tentang Intra Uterine Fetal
Biak numfor Tahun 2013, setelah diolah maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian lebih banyak ditemukan kasus IUFD pada ibu
2. Berdasarkan Hasil penelitian lebih banyak ditemukan kasus IUFD pada ibu
3. Berdasarkan hasil penelitian lebih banyak ditemukan kasus IUFD pada ibu
4. Dari data tersebut, terlihat bahwa kasus IUFD tertinggi pada paritas >4
B. Saran
ibu bersalin yang bekunjung Dengan kasus Intra Uterine Fetal Death
psikologi kepada ibu, karena masih ada bidan yang menelantarkan ibu
teratur agar petugas kesehatan dapat mengenali dan menangani secara dini
dengan Intra Uterine Fetal Death ( IUFD) bagi mahasiswa dan juga
3. Bagi peneliti
lain agar dapat menggali lebih dalam tentang masalah Intra Uterine Fetal
Death ( IUFD).