Anda di halaman 1dari 18

DETEKSI DINI PERILAKU TIDAK SEHAT, PREVALENSI DAN

PENERIMAAN PENGOBATAN ANTIVIRAL UNTUK ORANG DEWASA


HEPATITIS B DAN PEMBAWA C

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pencernaan I

Dosen Pengampu : Anis Murniati, M. Biomed

Disusun Oleh :

Kelompok IV

1. Leiyin Ekawati ( A2R150 )


2. Leonidas Anan R. ( A2R150 )
3. Malyndia K. ( A2R150 )
4. M. Alfian C. ( A2R150 )
5. Nabilla Mayasari ( A2R15079 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUTAMA ABDI HUSADA

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp. / Fax (0355) 322738 Tulungagung 66224

Tahun Ajaran 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah ini.
Makalah ini kami buat dalam memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pencernaan I.
Makalah ini kami buat untuk membantu memahami tentang Deteksi dini perilaku
tidak sehat, prevalensi dan penerimaan pengobatan antiviral untuk orang dewasa
hepatitis B dan pembawa C.

Dengan adanya makalah ini, para pembaca diharapkan mampu


mengembangkan dan menambah pengetahuan mereka disamping adanya buku
buku referensi dan makalah yang lain, makalah ini bukan suatu hasil yang
sempurna, dengan adanya waktu - waktu yang akan datang diperlukan proses
perbaikan dan penyempurnaan.

Apabila Makalah ini terdapat kekurangan - kekurangan, maka kami


sebagai penyusun makalah ini mengharapkan kritikan dan saran dari para
pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini berguna bagi semua pembaca. Kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk pembelajaran
berikutnya.

Terima kasih.

Tulungagung, 20 September 2017

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................... 7
C. Tujuan ................................................................................. 7
D. Manfaat ............................................................................... 7

BAB 2 TINJAUAN TEORI

A. Definisi ................................................ 11
B. Etiologi................................................................................. 11
C. Klasifikasi............................................................................ 14
D. Gambaran Klinis ................................................................. 17
E. Patofisiologi ........................................................................ 17
F. Pemeriksaan Diagnostik....................................................... 20
G. Penatalaksanaan................................................................... 20
H. Komplikasi........................................................................... 20

BAB 3 PEMBAHASAN

A. Isi Jurnal............................................................................... 23
B. Gagasan Pembaca ............................................................... 24

BAB 4 PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................... 44
B. Saran..................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 50

LAMPIRAN ............................................................................................... 50
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker hati adalah salah satu kanker paling umum di seluruh
dunia, terutama di Asia Tengah dan Timur. Penyebab utama sirosis hati,
gagal hati, dan karsinoma hepatoseluler (HCC) adalah infeksi virus
hepatitis B (HBV) dan virus hepatitis C (HCV). Hepatitis adalah radang
hati, paling sering disebabkan oleh infeksi virus. Mekanisme di mana
infeksi virus hepatitis mengarah ke kanker hati mungkin melibatkan
peradangan kronis terkait infeksi.
Secara global, infeksi HBV dan HCV dan sekuele mereka tetap
merupakan masalah kesehatan utama, yang terkait dengan 1,45 juta
kematian per tahun. Di Taiwan, sirosis hati dan HCC adalah penyebab
kematian yang paling umum, terhitung 34,9 kematian per 100.000 orang.
Selain itu, HBV dan HCV bersifat endemik, dengan tingkat prevalensi
masing-masing 15-20 dan 2-3%, di antara populasi orang dewasa secara
umum. Diperkirakan 2,5-3,0 juta orang adalah pembawa HBV, dan hampir
90% pasien HCC terinfeksi HBV atau HCV. Selanjutnya, 60-90%
pembawa beresiko sirosis hati dan HCC. Di Taiwan, infeksi HCV
dikaitkan secara bermakna dengan disparitas kesehatan dan orang lanjut
usia di daerah tertinggal.
Infeksi HBV terjadi terutama pada masa kanak-kanak, dan
penyebaran ibu-ke-bayi untuk sebagian besar kasus dengan infeksi kronis.
Sebagian besar infeksi HCV ditularkan melalui kontak dengan darah orang
yang terinfeksi atau dengan bahan yang tidak disterilkan, seperti peralatan
obat suntik, pisau cukur, atau jarum tato. Untungnya, Taiwan meluncurkan
program vaksinasi HBV universal pada tahun 1984, di mana tiga dosis
vaksin HBV diberikan kepada semua bayi mulai dari minggu pertama
kehidupan. Studi jangka panjang telah menunjukkan bahwa 20 tahun
setelah program vaksinasi HBV massal diimplementasikan, kejadian
infeksi HBV secara signifikan menurun menjadi 0,6% pada orang dewasa
muda. Namun, banyak orang masih mendapat perawatan yang tidak
memadai, terutama penyandang cacat yang tinggal di daerah pedesaan.
Di Taiwan, lebih dari satu juta orang ditetapkan sebagai
penyandang cacat oleh pemerintah pada tahun 2012. Lima cacat teratas
adalah cacat fisik, kehilangan organ vital, gangguan pendengaran, cacat
intelektual, dan kombinasi kecacatan. Disfungsi hati, seperti kadar serum
glutamat-piruvat transaminase abnormal (SGPT), dan HCC telah dikaitkan
tidak hanya dengan infeksi HBV atau HCV tetapi juga dengan merokok,
minum alkohol, dan obesitas. Selain itu, obesitas adalah masalah
kesehatan yang semakin penting pada orang cacat. Oleh karena itu,
penurunan berat badan bisa membalikkan beban fungsi hati. Strategi
penurunan berat badan termasuk menerapkan diet yang lebih sehat
(misalnya 3 porsi sayuran dan 2 porsi buah setiap hari), minum banyak air
(misalnya 1500 mL / hari), dan berolahraga (misalnya 30 menit / hari, 3
kali per minggu).
Beberapa tindakan telah diterapkan untuk meningkatkan kebijakan
pencegahan kanker di antara pembawa HBV atau HCV di daerah
tertinggal. Dalam penelitian ini, kami menyelidiki prevalensi dan
hubungan antara perilaku tidak sehat dan faktor penentu fungsi hati di
antara pembawa HBV / HCV penyandang cacat.

B. Rumusan Masalah
Tingkat prevalensi infeksi HBV atau HCV, perilaku tidak sehat dan
penerimaan pengobatan yang memadai pada orang dewasa cacat belum
dijelaskan.

C. Tujuan
Untuk menguji prevalensi pembawa HBV atau HCV, menerima
pengobatan antiviral, dan deteksi dini perilaku tidak sehat pada orang
dewasa cacat di Taiwan.

D. Manfaat
Untuk membantu para peserta dan perawat lebih memahami
hubungan antara faktor risiko spesifik dan kesehatan hati dan dapat
mendorong pembawa HBV dan HCV menjalani pemeriksaan fisik tahunan
dan mendapat perawatan yang memadai, seperti yang dicakup oleh
asuransi kesehatan nasional.
BAB 2

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Hepatitis adalah penyakit peradangan hati yang dapat disebabkan
oleh berbagai kausa, termasuk infeksi virus atau pajana ke bahan bahan
toksik. Pada hepatitis virus, Peradangan hati yang berkepanjangan atau
berulang, yang biasanya berkaitan dengan alkoholisme kronik, dapat
menyebabkab sirosis, suatu keadaan berupa penggantian hepatosit yang
rusak secara permanen oleh jaringan ikat. Jaringan hati memiliki
kemampuan mengalami regenerasi, dan dalam keadaan normal mengalami
pertukaran sel yang bertahap.
Istilah "Hepatitis" dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati
(liver). Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai
dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional. Virus hepatitis juga ada
beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F dan G. Manifestasi
penyakit hepatitis akibat virus bisa akut ( hepatitis A ) dapat pula hepatitis
kronik (hepatitis B,C) dan adapula yang kemudian menjadi kanker hati
( hepatitis B dan C ). hepatitis yang biasanya disebabkan oleh obat-
obatan, alkohol (hepatitis alkoholik), dan obesitas serta gangguan
metabolisme yang menimbulkan nonalkoholik steatohepatitis (NASH)
disebut Hepatitis Nonvirus.

B. Etiologi
1. Virus hepatitis A, B, C, D, E dan G yang masing-masing
menyebabkan tipe hepatitis yang berbeda.
2. Alkohol
3. Keracunan Obat-obatan

C. Klasifikasi
1. Virus Hepatitis yang Ditularkan secara Parenteral dan Seksual
Hepatitis B
Hepatitis B adalah virus yang sering dipelajari
karena dapat diuji, prevalensi dari penyakit. Morbiditas dan
mortalitas berhubungan dengan penyakit.
Hepatitis C
Sampai saat ini, hepatitis Non- A, Non- B
menunjukan gambaran virus hepatitis yang bukan hepatitis
A, B atau agens penyebab lain. Banyak dari hepatitis Non-
A, Non- B ditularkan melalui parenteral. Hal ini
sebelumnya tidak diketahui dan virus ini juga tidak
diketahui dan sekarang teridentifikasidan disebut hepatitis
C.
Hepatitis D
Hepatitis D adalah virus yang bergantung pada virus
hepatitis B yang lebih kompleks untuk bertahan. Hepatitis
D hanya merupakan risiko untuk mereka yang mempunyai
antigen permukaan hepatitis B positif
2. Virus hepatitis yang Ditularkan melalui Rute Fekal Oral

Hepatitis A
Hepatitis A adalah virus yang hampir selalu
ditularkan melalui rute fekal oral. Virus ini menimbulkan
hepatitis akut tanpa keadaan kronik atau menetap seperti
yang ditunjukan oleh virus hepatitis darah.
Hepatitis E
Hepatitis E adalah infeksi virus yang menyebar
melalui kontaminasi makanan dan air melalui jalur fekal
oral. Sampai dengan saat ini, infeksi disebut dengan
hepatitis enteric Non- A Non- B.

D. Gambaran Klinis
Gambaran klinis hepatitis virus dapat berkisar dari asimtomatik
sampai penyakit mencolok, kegagalan hati dan kematian. Terdapat tiga
stadium pada semua jenis hepatitis: stadium prodromal, stadium ikterus,
dan periode kovalensasi (pemulihan).
1. Stadium prodromal, disebut periode praikterus, dimulai setelah
periode masa tunas virus selesai dan pasien mulai memperlhatkan
tanda-tanda penyakit. Stadium ini disebut praikterus karena ikterus
belum muncul. Individu akan sangat infeksius pada stadium ini.
Antibody terhadap virus biasanya belum dijumpai. Stadium ini
berlangsung 1-2 minggu ditandai oleh :
Malese umum
Rasa lelah
Gejala-gejala infeksi saluran napas atas
Mialgia (nyeri otot)
Keengganan terhadap sebagian besar makanan
2. Stadium ikterus adalah stadium kedua hepatitis virus, dan dapat
berlangsung 2-3 minggu atau lebih. Pada sebagian besar orang,
stadium ini ditandai oleh, seperti diisyaratkan oleh namanya,
timbulnya ikterus. Manifestasi lain adalah :
Memburuknya semua gejala yang ada pada stadium
prodormal
Pembesaran dan nyeri hati
Splenimogali
Mungkin gatal (pruritus) di kulit
3. Stadium pemulihan dalah stadium ketiga hepatitis virus dan
biasanya timbul dalam4 bulan untuk hepatitis B dan C dan dalan 2-
3 bulan untuk hepatitis A. Selama periode ini :
Gejala-gejala mereda, termasuk icterus
Nafsu makan pulih

E. Patofisiologi
Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan
infiltrat pada hepatocytes oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan
degrenerasi dan nekrosis sel perenchyn hati.
Respon peradangan menyebabkan pembekakan dalam memblokir
sistem drainage hati, sehingga terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini
menjadi statis empedu (biliary) dan empedu tidak dapat diekresikan
kedalam kantong empedu bahkan kedalam usus, sehingga meningkat
dalam darah sebagai hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai urobilinogen
dan kulit hapatoceluler jaundice.
Hepatitis terjadi dari yang asimptomatik samapi dengan timbunya
sakit dengan gejala ringan. Sel hati mengalami regenerasi secara komplit
dalam 2 sampai 3 bulan lebih gawat bila dengan nekrosis hati dan bahkan
kematian. Hepattis dengan sub akut dan kronik dapat permanen dan
terjadinya gangguan pada fungsi hati. Individu yang dengan kronik akan
sebagai karier penyakit dan resiko berkembang biak menjadi penyakit
kronik hati atau kanker hati.

F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes fungsi hati : abnormal (4-10 kali dari normal). Catatan :
merupakan batasan nilai untuk membedakan hepatitis virus dengan
nonvirus
2. AST (SGOT) atau ALT (SGPT) : awalnya meningkat. Dapat
meningkat satu sampai dua minggu sebelum ikterik kemudian
tampak menurun
3. Darah lengkap : SDM menurun sehubungan dengan penurunan
hidup SDM (gangguan enzim hati atau mengakibatkan perdarahan)
4. Leucopenia : trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
5. Diferensial darah lengkap : lekositosis, monositosis, limfosit
atipikal, dan sel plasma
6. Alkali fosfatase : agak meningkat (kecuali ada kolestasis berat)
7. Fesses : warna tanak liat, steatorea (penurunan fungsi hati)
8. Albumin serum : menurun
9. Gula darah : hiperglikemia transien/hipoglikemia (gangguan
fusngsi hati)
10. Anti-HAV IGM : Positif pada tipe A
11. HBSAg : dapat positif (tipe B) atau negative (tipe A). catatan :
merupakan diagnostic sebelum terjadi gejala kinik
12. Massa protrombin : mungkin memanjang (disfungsi hati)
13. Bilirubin serum : diatas 2,5 mg/100mm (bila diatas 200mg/mm,
prognosis buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan
nekrosis seluler)
14. Tes eksresi BSP : kadar darah meningkat
15. Biopsi hati : menentukan diagnosis dan luasnya nekrosis
16. Scan hati : membantu dalam perkiraan beratnya ketrusakan
parenkim
17. Urinalisa : peninggian kadar bilirubin;protein/hematuria dapat
terjadi
G. Penatalaksanaan
Pengobatan hepatitis virus terutama bersifat suportif dan
mencakup:
Istirahat sesuai keperluan
Pendidikan mengenai menghindari pemakaian alcohol atau obat
lain
Pendidikan mengenai cara penularan kepada mitra seksual dan
anggota keluarga
Pemberian vaksin hepatitis A
Vaksinasi terhadap HBV

H. KOMPLIKASI
Komplikasi hepatitis adalah timbulnya hepatitis kronik yang terjadi
apabila individu terus memperlihatkan gejala dan antigen virus
menetapkan lebih dari 6 bulan. Gambaran klinis hepatitis aktif kronik atau
fulminan mungkin mencengkup gambaran kegagalan hati diatas, dengan
kematian timbul dalam 1 minggu sampai beberapa tahun kemudian.
BAB 3
PEMBAHASAN

A. Isi Jurnal

Deteksi dini perilaku tidak sehat, prevalensi dan penerimaan


pengobatan antiviral untuk orang dewasa hepatitis B dan
pembawa C.

Penelitian ini merupakan bagian dari program promosi kesehatan


bagi penyandang cacat penyandang cacat di masyarakat yang dipimpin
oleh tim perawat yang bekerja sama dengan rumah sakit swasta dan
Biro Promosi Kesehatan di Kabupaten Chiayi, Taiwan. Penelitian
deskriptif cross-sectional ini bertujuan untuk mengeksplorasi
prevalensi pembawa HBV / HCV dan penerimaan pengobatan anti-
virus di wilayah pesisir barat daya. Di daerah ini, ada 37.629 orang
penyandang cacat, berdasarkan catatan pemerintah.
Survei penyaringan kesehatan berbasis masyarakat dilakukan
antara bulan Juli dan Desember 2013, dan 1024 warga penyandang
cacat berpartisipasi dalam proyek ini. Dari informasi ini, kami
menentukan tingkat prevalensi infeksi virus, penerimaan pengobatan
antiviral yang memadai, perilaku tidak sehat, dan faktor risiko yang
terkait dengan fungsi hati di antara pembawa HBV / HCV penyandang
cacat.
Karakteristik demografis meliputi usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan (tahun pendidikan yang dicapai), status perkawinan,
pekerjaan, pengaturan tempat tinggal, dan klasifikasi kecacatan. Cacat
diklasifikasikan menurut definisi pemerintah (misalnya, cacat fisik,
intelektual, dan banyak cacat) dan dikonfirmasi sebelum wawancara
dilakukan.
Dari 1024 populasi masyarakat cacat yang memenuhi syarat, 177
tidak memenuhi kriteria inklusi, menghasilkan 847 peserta untuk
analisis data. Usia rata-rata adalah 53,9 tahun dan mayoritas peserta
adalah laki-laki. Hampir sepertiga dari peserta memiliki cacat fisik,
27% memiliki cacat intelektual, dan sisanya memiliki beberapa cacat.
Hampir setengah (50,8%) tidak memiliki pendidikan di luar sekolah
menengah. Lebih dari dua pertiga peserta menganggur, 49% sudah
menikah, dan lebih dari dua pertiga (78,9%) tinggal dengan keluarga
mereka, sementara sisanya tinggal dengan asisten perawatan kesehatan
atau sendirian.
Prevalensi infeksi HBV dan HCV masing-masing adalah 12,9%
dan 14,1%. Berdasarkan infeksi HBV, tidak ada perbedaan yang
signifikan secara statistik dalam jenis kelamin, klasifikasi kecacatan,
tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan pengaturan hidup. Namun,
usia dan status perkawinan berbeda secara signifikan. Berdasarkan
infeksi HCV, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pengaturan
jenis kelamin dan kehidupan. Namun, pembawa HCV cenderung lebih
tua dan memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah daripada non-
carrier.
Perilaku tidak sehat antara pembawa virus hepatitis B atau C
adalah pengguna alkohol dan perokok saat ini. Lebih dari separuh
(53,5%) olah raga tidak teratur, 66,7% asupan air tidak mencukupi,
81% asupan buah tidak mencukupi, dan 67,5% tidak cukupnya asupan
sayuran. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pembawa HBV /
HCV dan non-carrier dalam perilaku terkait kesehatan. Mengenai
pengetahuan tentang infeksi virus hepatitis, mayoritas pembawa HBV /
HCV tidak mengetahui jenis infeksi hepatitis dan belum menerima
pengobatan anti-virus yang memadai.
Mengingat status kesehatan pembawa HBV dan HCV, 49,5 dan
58,7% kelebihan berat badan; 28,7 dan 44,9% memiliki tekanan darah
sistolik abnormal; dan 18,3 dan 26,9% memiliki glukosa darah puasa
tinggi.

B. Gagasan Pembaca / Reviewer


Empat temuan utama mengenai kesehatan hati pada orang
dewasa cacat HBV atau pembawa HCV muncul dari penelitian
ini. Pertama, prevalensi infeksi HCV yang tinggi pada orang
dewasa penyandang cacat, terutama pada orang tua dan mereka
yang memiliki status sosial ekonomi rendah. Kedua, hanya
sedikit orang yang menyadari adanya infeksi virus, dan sangat
sedikit yang menerima pengobatan antiviral, yang efektif dan
berhasil menyembuhkan infeksi. Ketiga, sebagian besar peserta
penyandang cacat dengan atau tanpa hepatitis melaporkan
beberapa perilaku tidak sehat tertentu. Keempat, kadar glukosa
darah puasa yang tinggi, kelebihan berat badan, dan konsumsi
alkohol merupakan faktor risiko yang penting dan dapat
dicegah, disamping infeksi HBV / HCV dan usia yang lebih
tua.
Kemungkinan alasan tingkat infeksi HCV yang lebih tinggi
pada orang dewasa penyandang cacat yang tinggal di daerah
pedesaan (14,1%) daripada prevalensi nasional (2-3%)
mencakup disparitas kesehatan yang diakibatkan oleh
keterbatasan sumber daya dan tenaga medis yang tidak
memenuhi syarat menggunakan bahan yang tidak disterilisasi,
kurangnya pendidikan, kemiskinan, buta huruf, dan kurangnya
informasi tentang hepatitis terkait virus. Meskipun saat ini
tidak ada vaksin untuk HCV, bukti menunjukkan dengan kuat
bahwa beberapa obat antiviral efektif untuk memberantas
seluruh virus dan mengurangi kejadian kanker hati sebesar 78%
dan sirosis hati sebesar 47%. Untungnya, pengobatan antiviral,
seperti interferon, lamivudine, adefovir, dan ribavirin
dilindungi oleh asuransi kesehatan nasional Taiwan. Oleh
karena itu, strategi untuk meningkatkan kesadaran akan infeksi
virus dan memotivasi warga penyandang cacat untuk menerima
dan menyelesaikan keseluruhan program perawatan antiviral
adalah masalah penting bagi dokter dan penyedia layanan
kesehatan primer.
Banyak peserta penyandang cacat memiliki perilaku tidak
sehat, seperti latihan yang tidak memadai dan asupan air, buah,
dan nabati yang tidak mencukupi. Selain itu, 9,1% dan 6,6%
melaporkan konsumsi alkohol saat ini dan sebelumnya.
Meskipun kebiasaan ini tidak berkorelasi langsung dengan
status kesehatan, penelitian sebelumnya telah melaporkan
bahwa latihan yang tidak mencukupi, dan asupan air, buah, dan
sayuran yang tidak memadai terkait secara signifikan dengan
obesitas / kelebihan berat badan dan HCC. Lebih jauh lagi,
kepatuhan terhadap diet Mediterania sangat merugikan risiko
HCC pada pembawa HBV dan / atau HCV kronis.
Faktor yang dapat dimodifikasi yang terkait secara bermakna
dengan peningkatan fungsi hati meliputi kadar glukosa darah
puasa tinggi, kelebihan berat badan, dan minum alkohol dalam
model regresi akhir, disamping infeksi HBV / HCV. Demikian
pula, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa faktor gaya
hidup yang penting, seperti konsumsi alkohol, diabetes, dan
obesitas, juga berkontribusi terhadap HCC, dan semakin
banyak bukti yang muncul bahwa obesitas adalah etiologi
utama untuk fungsi hati abnormal di kalangan generasi muda.
Mengingat keterbatasan yang terkait dengan cacat fisik, mental,
atau banyak di antara populasi rentan ini, masuknya modifikasi
gaya hidup sehat untuk orang-orang penyandang cacat yang
tinggal di daerah pedesaan merupakan strategi penting bagi
penyedia layanan kesehatan primer. Selain itu, program
penguat vaksin HBV yang lebih nyaman dapat diberikan untuk
orang muda cacat yang antibodi HBV tidak lagi hadir setelah 3
dosis vaksinasi pada masa bayi. Selanjutnya, akses terhadap
perawatan antivirus pada periode 6-12 bulan untuk pembawa
NKT penyandang cacat merupakan strategi penting bagi
penyedia layanan kesehatan dan pemerintah kabupaten. Selain
itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi dan
memulai program promosi kesehatan potensial yang
mendorong pemantauan reguler (misalnya setiap 3-6 bulan)
untuk diagnosis dini penyakit hati kronis, penerapan terapi
yang tepat, dan menghindari penggunaan alkohol dan merokok
secara berlebihan untuk masyarakat.
BAB 4
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ada prevalensi tinggi infeksi HCV pada orang dewasa penyandang
cacat; hanya sedikit yang menerima pengobatan antiviral atau deteksi dini
perilaku tidak sehat untuk pencegahan kanker hati. Dokter dapat
memberikan pendidikan kesehatan untuk membantu para peserta dan
perawat lebih memahami hubungan antara faktor risiko spesifik dan
kesehatan hati dan dapat mendorong pembawa HBV dan HCV menjalani
pemeriksaan fisik tahunan dan mendapat perawatan yang memadai, seperti
yang dicakup oleh asuransi kesehatan nasional.

B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini kelompok menyadari masih
minimnya bahan yang kelompok gunakan untuk menyusun makalah ini.
Untuk itu kelompok menyarankan supaya ada pihak lain dapat membahas
masalah ini lebih mendalam mengenai masalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://bmcpublichealth.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12889-016-
2844-0
https://www.academia.edu/18658316/MAKALAH_HEPATITIS

Anda mungkin juga menyukai