Anda di halaman 1dari 2

2.

Hubungan ASI dengan ikterus

Sekitar 1 dari 200 bayi cukup bulan yang menyusu ASI terdapat kelainan
bermakna dari bilirubin tak terkonjugasi antara 4-7 hari. Kadar tertinggi 10-30 mg/dL
selama minggu ke 2-3. Pemberian ASI yang dilanjutkan akan menurunkan kadar
bilirubin pada kasus hiperbilirubinemia secara bertahap dan menetap selama 3-10
minggu pada kadar yang lebih rendah. (Nelson, 2014)

Pemberian ASI kembali normal saat kadar bilirubin dalam serum sudah
normal dalam beberapa hari. Penghentian ASI selama 1-2 hari dan penggantian ASI
dengan susu formula akanmenurunkan kadar bilirubin secara cepat dan bila sudah
mencapai kadar noemal pemberian ASI dapat dimulai lagi. (Nelson, 2014)

ASi dari beberapa Ibu mengandumg 5 pregnase- 3, 20 - diol atau asam


lemak rantai panjang nonestenfikasi yang akan menghambat aktivitas enzim
glukoronil transferase. Pada Ibu lain ASI mengandung glukoronidase yang akan
memicu terjadinya ikterus. (Nelson, 2014)

Sindrom ini harus dibedakan dari hiperbilirubinemia tak terkonjugasi ada


yang fisiologis dan ada yang patologis. hiperbilirubinemia yang menonjol dan
muncul pada usia 1 minggu, merupakan ikterus fisiologis karena hal itu merupakan
hasil fisiologis normal pada bayi baru lahir seperti peningkatan massa eritrosit, usia
eritrosit yang penfek, dan imunitas hati dari ligandin dan glukoroniltransferase. Bila
bayi minum ASI dengan kadar bilirubin tinggi dan pada bayi yang minum susu
formula. Hiperbilirubinemia bisa disebabkan kurangnya asupan ASI serta kurangnya
pemasukan kalori. Pemberian tambahan air gula pada bayi yang minum ASI
dihubungkan dengan kadar bilirubin yang lebih tinggi dengan menurunkan masukan
densitas ASI yang tinggi kalori. (Nelson, 2014)

Ikterus yang terjadi pada hari pertama kehidupan selalu bersifat patologis, dan
harus segera dicari penyebabnya. Awitan dini biasanya akibat hemolisis, perdarahan
internal, atau infeksi. Infeksi biasanya dikaitkan dengan infeksi congenital perinatal
atau sepsis bacterial. (Nelson, 2014)

Bukti fisis ikterus terlihat pada bayi bila kadar bilirubin mencapai 5- 10
mg/dL. Dan terjadi peningkatan bilirubin serum lebih dari 5 mg/dL per harinya. Dan
ikterus patologis biasanya akan bertahan lebih dari 2 minggu. Berbeda dengan ikterus
fisiologis yang akan hilang dalam waktu 2 minggu. (Nelson, 2014 )

Hiperbilirubinemia terkonjugasi ( direk ) selalu diidentifikasikan keadaan


patologis dan harus segera diidentifikasi sesuai diagnosis. Bilirubin direk tidak
bersifat neurotoksik pada bayi namun menandakan kelainan dasar serius yang
meliputi kolestasis atau gangguan hati. (Nelson, 2014 )

Untuk mengatasi hiperbilirubinemia pemberian ASI yang lebih sering bisa


lebih dari 10 kali per hari, rooming menyusui pada malam hari, hindari penambahan
dextrose 5% atau air dapat mengurangi insidensi ikterus awal karena ASI. (Nelson,
2014)

Anda mungkin juga menyukai