Anda di halaman 1dari 4

SRIPOKU.

COM, PALEMBANG - Tingginya angka kebutuhan ikan air tawar bagi


masyarakat Sumsel, khususnya Palembang, membuat produksi ikan jenis ini
meningkat setiap tahun.
Terlebih lagi beberapa jenis ikan seperti gabus mulai langka dan mahal.
Sayangnya, meski kebutuhan ikan air tawar cukup tinggi, tidak diimbangi dengan
pembibitan lokal dengan baik.
Dekan Fakultas Perikanan, Dr Helmi Haris M.S mengatakan, kurangnya
pembibitan lokal ini karena petani ikan kurang terampil membudidayakan bibit
lokal ini. Sehingga masih memgandalkan pasokan ikan dari luar Sumsel.
"Padahal luas wilayah perairan kita secara umum sangat luas, dengan beberapa
sungai besar dan anak sungai. Potensi inilah yang belum dimanfaatkan secara
maksimal," ujarnya, Kamis (9/6/2016).
Ia menambahkan, sejauh ini benih ikan masih mengandalkan dari luar daerah.
Hanya 20% benih ikan air tawar lokal yang dihasilkan di wilayah perairan Sumsel.
Artinya, petani ikan masih harus bergelut dengan harga bibit dari luar yang relatif
mahal.
"Para petani ikan kita kurang terampil dalam membudidayakan bibit lokal. Untuk
itu kita berusaha memberikan pelatihan pembenihan, pembesaran dan
pembuatan pakan ikan agar mereka bisa terampil mengolah bibit lokal," jelasnya.
Berdasarkan data nasional, konsumsi ikan air tawar di Sumsel juga menunjukkan
angka yang sangat tinggi.
Dari rata-rata 37 Kg per kapita per tahun untuk seluruh wilayah Indonesia,
Palembang memiliki rata-rata 39 Kg per kapita.
Apalagi untuk jenis ikan patin, Sumsel dan Jambi menjadi sentra
untuk budidaya ikan yang satu ini.
"Kita harap para petani ikan dan masyarakat yang tengah kita beri keterampilan
untuk pembudidayaan benih ini mampu menghasilkan produksi ikan air tawar
yang lumayan. Sehingga wilayah perairan kita dapat dimaksimalkan," ungkapnya.
Pihaknya juga berharap, agar pemerintah memberikan dukungan dan fasilitas
terhadap budidaya ikan air tawar ini.
Bukan menutup kemungkinan, Sumsel bisa memproduksi benih unggul dan
dapat dikirim keluar daerah.
"Kita ingin agar masyarakat tidak mengandalkan pembibitan dari luar. Apa
salahnya memanfaatkan wilayah kita dengan fokus mengembangkan benih ikan
air tawar yang unggul," terangnya.
http://palembang.tribunnews.com/2016/06/09/kebutuhan-ikan-air-tawar-di-sumsel-sangat-tinggi-
namun-tak-diimbangi-pembibitan-yang-baik?page=2

A. Metode Kolam/Empang
Kolam pembesaran ikan air tawar bisa dibuat di daerah pegunungan maupun di dataran rendah.
Pemilih lokasi yang tepat dan benar sangat mempengaruhi keberasilann budidaya ikan air tawar.
Beberapa persyaratan untuk dapat melakukan budidaya ikan air tawar adalah sebagai berikut :
1. Sumber air, lokasi budidaya harus mempunyai sumber air yang memadai. Untuk
sumber air ini bisa berupa sungai, aliran irigasi, maupun mata air. Suplai air sedapat
mungkin tersedia sepanjang tahun dengan debit yang memadai. Contoh, untuk budidaya
ikan karper (Cyprinus carpio) memerlukan suplai air dengan debit 10-16 liter/detik/Ha
2. Jenis tanah dan kemiringan, dasar pertimbangan utama untuk membangun kolam
adalah jenis dan kemiringan. Lahan untuk kolam sebaiknya adalah tanah yang liat atau
lempung berpasir(sandy clay) sehingga tidak porus. Tanah harus mampu menahan massa air
yang besar dan tidak mudah bocor sehingga dapat dibuat pematang. Syarat ini tidak
berlaku bila kolam dibuat permanen, misalnya dengan kontruksi semen. Lahan untuk lokasi
kolam budidaya sebaiknya mempunyai kemiringan 5-10 derajat. Kondisi yang demikian akan
memudahkan pengairan air secara gravitasi.
3. Kualitas air, kualitas air pada lokasi budidaya harus memenuhi persyaratan untuk
hidup sehat ikan yang di budidayakan. Air harus jernih dan mudah dialirkan, tidak tercemar
senyawa beracun, dan juga dapat menumbuhkan pakan alami. Nilai kualitas air untuk
masing-masing jenis ikan air tawar berbeda. Secara umum parameter kualitas air untuk
budidaya ikan yang baik adalah : Suhu air : 25-30 drajat C. pH air :6,5-8,5. DO (Oksigen
terlarut) :minimal 3 ppm Kadar Amonia (NH3) :maksimal 0,5 ppm
4. Jauh dari tempat pembuangan limbah, lokasi budidaya harus jauh dari limah
industri maupun limbah rumah tangga. Limbah akan mencemari air sehingga kualitas air
tidak memenuhi syarat untuk pertumbuhan ikan. Bila kadar pencemaran limbahnya tinggi
maka ikan yang dibudidayakan akan mati.
Selain faktor-faktor di atas, perlu dipertimbangkan juga kemudahan pengadaan sarana produksi.
Bila bibit, pakan, dan obat-obatan mudah di peroleh maka biaya produksi akan dapat ditekan.
Yang tidak kalah pentingnya adalah pemasaran, seperti pasar tradisonal, supermarket, restoran,
hotel, swalayan. Sarana transportasin untuk menuju ke tempat pemasaran pun perlu mendapatkan
perhatian.

Faktor keamanan perlu dipertimbangkan sebelum usaha budidaya dimulai. Gangguan kejahatan,
hama penyakit, dan bencana alam dapat mengurangi prduksi, bahkan mendatangkan kerugian yang
tidak sedikit.

Kolam untuk budidaya dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu kolam air tenang, kolam air deras, dan
kolam terpal.

Kolam Air tenang


Kolam air tenang cocok untuk budidaya ikan yang bisa hidup di air tenang, seperti gurami, nila,
lele, dan gabus. Kolam air tenang mempuny7ai berbagai komponen penting sebagai berikut:
1. Pematang, pematang dibuat dengan bentuk trapesium, lebih lebar bagian bawah.
Hal ini di maksudkan agar tidak mudah longsor. Kemiringan pematang sebaiknya tidak lebih
dari 45 drajat. Untuk membuat kolam perlu dilakukan pencangkulan bagian tengah,
memindakan tanahnya ke tepi, membentuk pematang. Untuk mencegah tebing pematang
longsor, tebing bisa ditanami rumput pahit (paspalum conjugatum), atau rumput
gerinting (cynodon daction). kedalaman kolam pembesaran adalah 100-150 cm. Ketinggian air
dari dasar kolam bisa diatur dari ketinggian 50-120 cm, tergantung ukuran bibit dan padat
penebaran. Saat ikan sudah mulai besar dengan populasi yang padat, ketinggian air bisa
ditambahi hingga 120 cm.
2. Saluran pemasukan dan pembuangan air, saluran pemasukan air (in-let) dibuat di
dekat saluran utama (main-inlet). atau dari air masuk yang jernih. Saluran pemasukan air
harus dibuat terpisah dengan saluran pembuangan (out-let). Dengan adanya sistem air
masuk dan keluar yang terpisah, air bersih tidak akan tercampur denan air pembuangan
sehingga apabila terjadi serangan penyakit, air yang tercemar penakit tidak akan menulari
kolam lain yang masih sehat. Hanya air yang bersih yang boleh masuk ke kolam budidaya.
3. Pemasukan dan pengeluaran air, pemasukan air pada petakan kolam melalui pipa
paralon yang sudah disusun sebagai sistem sifron, juga dengan pipa goyang. Mekanisme
kerjanya adalah dengan sistem pipa U. Jika akan memasukan air, sistem pemasukanya
diangkat dan saat membuang air pipa pembuangan diangkat. Pipa goyang terbuat dari pipa
pralon (PVC) dengan diameter 3-4 cm.
4. Dasar kolam, untuk memudahkan pengeringan kolam, dasar kolam dibuat miring.
Drajat kemiringan cukup 1%, yang artinya tiap 100 cm,dasar kolam miring 1 cm. Kemiringan
dasar kolam arahnya ke kowean dan caren.
5. Kowean dan caren, kowean dibuat ditenah kolam atau di pinggir kolam dengan
ukuran 1 x 1 x 0,4 m dan diberi tanggul keliling sehingga terbentuk kolam didalam kolam.
Kowean bisa digunakan untuk menebar bibit, yaitu dengan mengisi kolam hanya pada
bagian kowean saja, ataupun digunakan sebagai tempat menangkap ikan saat panen. Pipa
pralon dan keni dipasang rata dengan dasar kowean dan rata dengan tanah di luar kolam.
Pipa pralon di bawah kolam di buat dengan lubang-lubang kecil dan dibungkus strimin agar
saat pipa goyang di luar kolam maka ikan tidak ikut tersedot keluar. Caren berfungsi
sebagai saluran untuk menggiring ikan ke kowean saat panen. Caren dibuat dengan lebar
50-70 cm, dalamnya 25-30 cm. Selain mempermudah pemanenan, caren juga untuk
mengalirkan air sehingga pengeringan bisa tuntas.

Anda mungkin juga menyukai