Yang Dibimbing oleh Drs. Agus Dharmawan., M.Si dan Dr. Vivi Novianti., M.Si
Oleh:
Kelompok 4/Offering G
Ordo isoptera
Serangga yang termasuk dalam ordo ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut,
a. Ukuran tubuh 6-13 mm
b. Sayap dua pasang (sayap depan dan belakang memiliki bentuk dan ukuran yang sama)
c. Tipe mulut penggigit dan pengunyah yang memiliki cerci dua ruas
d. Contoh spesies yang tergolong dalam ordo ini adalah Zootermopsis nevademis dan
Termites.
Ordo Odonata
Serangga yang termasuk dalam ordo ini mempunyai cirri-ciri sebagai berikut,
a. Ukuran tubuh 19-75 mm
b. Bersifat homometabola
c. Mulut pada hewan dewasa bersifat pengunyah
d. Memiliki dua pasang sayap berwujud membran
e. Antenna pendek, kaki dan abdomen panjang dan ramping
f. Contoh spesies yang tergolong dalam ordo ini adalah Macromia magnified dan
Dragonflies.
Ordo Hemiptera
Serangga yang termasuk dalam ordo ini mempunyai cirri-ciri sebagai berikut,
a. Ukuran tubuh 1-66 mm
b. Antenna panjang, mulut bertipe penghisap yang muncul di depan kepala
c. Parasit pada hewan vertebrata
d. Memiliki dua pasang sayap seperti membran
e. Contoh spesies yang tergolong dalam ordo ini adalah Gerris remigis dan Mesove
uiamusanti.
Ordo Trichoptera
Serangga yang termasuk dalam ordo ini mempunyai cirri-ciri sebagai berikut,
a. Ukuran tubuh 9-22 mm
b. Sayap seperti selaput, berambut dan bersisik
c. Antenna panjang dan ramping
d. Tipe mulut penggigit
e. Contoh spesies yang tergolong dalam ordo ini adalah Macromemum cebratum.
Ordo Lepidhoptera
Serangga yang termasuk dalam ordo ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut,
a. Ukuran tubuh 3-35 mm
b. Bersifat holometaboal
c. Tidak memiliki mandibula, mata besar, memiliki dua pasang sayap yang seperti
membran
d. Contoh spesies yang tergolong dalam ordo ini adalah Calpodes ethlius dan Pyrulis
frinalis.
Ordo Coleoptera
Serangga yang termasuk dalam ordo ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut,
a. Ukuran tubuh 0,5-125 mm
b. Sayap depan keras dan tebal menanduk, sedangkan sayap belakang bersifat
membranous
c. Tipe mulut penggigit
d. Contoh spesies yang tergolong dalam ordo ini adalah Adalia bipimctat dan
Hydrophillus teriangiilaris.
Ordo Hymenoptera
Serangga yang termasuk dalam ordo ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut,
a. Ukuran tubuh 5-40 mm
b. Sayap satu pasang seperti selaput
c. Bersifat holometabola
d. Mulut tipe pengunyah atau penghisap
e. Contoh spesies yang tergolong dalam ordo ini adalah Formica sp.
Waktu pengambilan
No Taksa Karakteristik
18.30 20.30 22.30 00.30
1
2
3
4
Dst
Total
B. Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan cara sebagai berikut:Indeks keanekaragaman
pada masing-masing habitat dihitung dengan cara:
a. Indeks keanekaragaman Shanon Wiener
= ( )
Keterangan:
Pi = n/N
H : Indeks keanekaragaman Shanon Wiever
ni : Nilai rata-ratamasing-masing spesies
N : Jumlah total nilai rata-rata spesies dalam sampel
(Ludwig dan Reynolda, 1998 dalam Irawan, 1999)
=
ln
Keterangan:
E : Indeks kemerataan evennes
H : Indeks keanekaragaman Shanon Wiever
S : Jumlah spesies (n1, n2, n3, ..)
(Ludwig dan Reynolda, 1998 dalam Irawan, 1999)
c. Selanjutnya dihitung nilai kekayaan dengan menggunakan rumus indekRichness:
1
=
ln
Keterangan:
R : Indeks Richness
(Ludwig dan Reynolda, 1998 dalam Irawan, 1999)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Jumlah
No. Nama spesies
18.30 20.38 22.30 00.39
1. Oecanthus 1
quadrimaculatus
2. Allonemobius 1
3. Parathene sp. 1
4. Parathene sp. 2
5. Parathene sp. (ngengat 1
kuning)
6. Diphucephala 1
colaspidoides
Diaphania
hyalinata
2. 1
Depressaria pastinacella
3. 1 1
Trachelus tabidus
4. 1
Meecta california
miranda
5. 1
Hylapus modestus
6. 1
Helichus lithophillus
7. 1
Captotomus interogatus
8. 1
Hypanthia cunea
9. 1
Anthophora occidentalis
10 1
Apanteles thompsoni
11 1
Zarhopalus inquisitor
12. 1 1
Ernobius sp
13. 1
Philaenus sp
14. 1
Cicadellidae sp
15. 1
Tipula sp
16. 1
Dorcatoma chysomelina
17. 3 1
Chalcidoidea
18. 1
Auplopus sp
19. 1
Ostirinia furnacalis
20. 1
Arctonis sp
21. 7
Oligotoma sp
22. 4
Cuerna sp
23. 1
Ostirina sp
24. 4
Salma sp
KELOMPOK 7&8
Jumlah
No. Nama Spesies 18.30 20.30 22.30 00.30 Keterangan
WIB WIB WIB WIB
1. Chelonus sp.1 1
Sumber : dokumen
pribadi
2. Crypsiptya sp. 2
Sumber : dokumen
pribadi
3. Chelonus sp.2 1
Sumber : dokumen
pribadi
4. Tibicen sp. 4
Sumber : dokumen
pribadi
5. Cicadellidae sp. 3
Sumber : dokumen
pribadi
Jumlah
No. Nama Spesies dan Gambar
18.30 20.30 22.00 00.30
1. Synanthedon tipuliformis 1
2. Capnochra fuliginosa 2
4. Stegobium paniceum 1
KELOMPOK 9&10
Paederus sp.
2 1
Gryllus sp.
3 2 1
Crypsiptya sp.
4 1
Eoophyla sp.
5 1
Muscidae sp.
KELOMPOK 11 & 12
Jumlah
No. Nama Spesies
18.30 20.30 22.30 00.30
Chalcidoidea
1. 2 1
Ostrinia sp.
2. 1 2
Blatella germanica
3. 1
Lathrobium argulare
4. 1
Encyrtidae sp.
5. 1
6. Salma sp. 1
Parotis athysanota
7. 1
20
15
Series 1
Column1
10
Column2
0
1 2 3 4
eterangan:
sumbu y: 1= waktu pengambilan 18.30 WIB
sumbu y: 2= waktu pengambilan 20.30 WIB
sumbu y: 3= waktu pengambilan 22.30 WIB
sumbu y: 4= waktu pengambilan 00.30 WIB
BAB V
PEMBAHASAN
Faktor stabilitas lingkungan dan ketersediaan Sumber Daya Alam merupakan salah
satu faktor yang paling berpangaruh terhadap keanekaragaman. Stabilitas lingkungan
menunjukkan tingkat kematangan dari komunitas suatu daerah. Daerah yang memiliki
Sumber Daya Alam(SDA) yang beranekaragam, memiliki keanekaragaman yang tinggi.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa indeks
keanekaragaman (H) dan kekayaan (R) yang tertinggi terdapat pada waktu pengambilan
pukul 20.00 WIB. Adapun indeks kemerataan (E) yang tertinggi terdapat pada pukul 22.00
WIB. Spesies serangga yang paling banyak ditemukan berasal dari ordo Diptera.
Keanekaragaman tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: waktu, heterogenitas
spasial, relung, dan tingkat stabilitas lingkungan serta ketersediaan sumber daya alam.
6.2 Saran
Pelaksanaan praktikum pengamatan serangga malam menggunakan light trap
sebaiknya dilakukan secara berkala selama satu tahun. Hal tersebut bertujuan untuk
memperoleh data yang baik dan bisa menggambarkan keberadaan serangga yang sangat
dipengaruhi oleh siklus hidupnya. Selain itu, perlu dilakukan pengamatan terhadap faktor
abiotik yang mempengaruhi keanekaragaman serangga tersebut.
DAFTAR RUJUKAN
Anonim. 2014. Keanekaragaman hayati. (Online). hayati, diakses tanggal 21 April 2014
Anonim. 2014. Serangga. (Online).http://id.wikipedia.org/wiki/serangga, diakses tanggal 21
April 2014.
Arisandi, P. 1999. Studi Struktur Komunitas dan Keanekaragaman Mangrove Berdasarkan
Tipe Perubahan Garis Pantai di Pantai Utara Jawa Timur.Skripsi. Surabaya:
Universitas Airlangga.
Borror, T., J. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi Keenam. Terjemahan oleh
Soetiyono P. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Dharmawan, A., Ibrohim, Tuwarita, H., Suwono, H., Susanto, P. 2005. Ekologi Hewan.
Malang: Universitas Negeri.
Irawan, K.F. 1999. Kemelimpahan dan Keanekaragaman Serangga Malam di Hutan Pantai
Kawasan Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi. Skripsi Tidak Diterbitkan.
Malang: IKIP
Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi.Terjemahan oleh Tjahyono.Yogyakarta: UGM
Syafei, E. S. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung: ITB
Widagdo, K. 2002. Keanekaragaman Serangga Malam pada Berbagai Ketinggian di Gunung
Arjuna. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: UM