Anda di halaman 1dari 2

Resume Halaman: 755-756

Variasi Genetic pada Populasi Alami

Variasi genetic di sebagian besar pada populasi alami. Tabel 22,11 merangkum hasil
survei elektroforesis diperoleh untuk 69 spesies tanaman yang cukup banyak lokus telah
sampel. Di antara hewan tampaknya, dalam invertebrata umumnya memiliki variasi yang lebih
genetik dari vertebrata, meskipun ada pengecualian. Untuk spesies dalam tabel 22,11, yang
heterosigositas rata-rata 13,4% untuk invertebrata dan 6,0% untuk vertebrata. Tanaman
menunjukkan heterosigositas rata-rata 12,1% dengan penyilangan tanaman menunjukkan
variasi yang lebih genetik dari pada yang mereproduksi terutama oleh selfing.
Pada umumnya inventebrata mempunyai lebih banyak variasi genetic dari pada
vertebrata. Pada table ditunjukkan bahwa rata-rata heterozigot invertebrate sebesar 13,4% dan
vertebrata 6%. Tanaman dengan penyerbukan silang keheterozigotannya sebesar 12,1%
memperlihatkan variasi genetic lebih banyak dari pada tanaman dengan penyerbukan sendiri.
Pada kebanyakan manusia, dengan 6,7% keheterozigotannya dapat terdeteksi dengan
elektrophoresis. Jika diasumsikan terdapat 30000 lokus gen structural pada manusia,
keheterozigotannya seseorang menjadi 30000 x 0,067 = 2010 lokus. Individu secara teoritis
dapat menghasilkan 22010 = 10403.
Meskipun tidak semua kombinasi genetik sama, perhitungan menunjukkan bahwa tidak
ada dua gamets manusia independen cenderung identik dan yang tidak dua individu manusia
(kecuali yang berasal dari zigot yang sama, seperti twint identik) yang keluar sekarang pernah
ada di masa lalu, atau akan pernah ada di masa depan cenderung identik secara genetik. Dan
hal yang sama bisa dikatakan, secara umum dari organisme yang bereproduksi tidak ada dua
individu yang dikembangkan dari zigot terpisah seksual yang pernah mungkin untuk menjadi
indentik secara genetis.
Penghitungan mengindikasikan bahwa dua gamet manusia adalah tidak sama atau
identik dan tidak ada dua individu manusia yang sekarang, telah ada sebelumnya atau ada di
waktu yang akan datang terlihat identik pada gen-gen.
Teknik elektrophoresis telah membuat ini mungkin untuk memperkirakan variasi
genetic pada populasi alami. Ada dua hal untuk membuat perkiraan yang baik dari variasi
genetic:
1. Bahwa sampel secara acak dari semua lokus gen dipelihara
2. Bahwa semua alela terdeteksi pada setiap lokus
Mempelajari gen dengan elektrophoresis gen pengkode untuk enzim dan protein yang
dapat larut. Seperti gen yang memperlihatkan posisi yang banyak dari genom tetapi terdapat
jenis lain seperti gen regulator dan gen pengkode protein yang tidak larut.
Elektrophoresis menyebarkan protein pada dasar migrasi beda pada area listrik. Migrasi
beda ini terjedi karena perbedaan konfigurasi molekuler dan untuk membedakan muatan listrik.
Substansi asam amino dapat terjadi dengan tidak mengubah muatan listrik dari protein atau
modifikasi substansi konfigurasi tersebut. Sehingga elektrophoresis hanya mendeteksi sebuah
fraksi dari semua perbedaan data sekuen asam amino.
Beberapa metode digunakan untuk mendeteksi perbedaan muatan protein yang tidak
dikenali dengan teknik standart elektrophoresis. Salah satu metodenya adalah elektrophoresis
sekuen terdiri dari elektrophoresis dari sampel yang sama pada berbagai kondisi. Metode lain
adalah sampel jaringan atau enzim untuk temperatur yang tinggi. Teknik lain adalah pemetaan
protein atau sidik jari protein setelah mencerna tripsin atau beberapa enzim lain yang
menghidrolisis polipeptida ke sejumlah kecil peptide yang disubjekkan ke dua kromatograpi
dimensional atau kromatograpy pada satu dimensi dan elektroporesis yang lain.

Anda mungkin juga menyukai