Anda di halaman 1dari 15

Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh virus,

bersifat akut serta menyerang susunan saraf pusat. Hewan berdarah panas dan
manusia. Rabies bersifat
zoonosis
artinya penyakit tersebut dapat menular dari hewan ke manusia dan menyebabkan
kematian pada manusia dengan CFR (
Case Fatality
Rate) 100%. Virus rabies dikeluarkan bersama air liur hewan yang terinfeksi da
disebarkan melalui luka gigitan atau jilatan.
PENYEBAB RABIES

Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang terdapat pada air liur hewan yang
terinfeksi. Hewan ini menularkan infeksi kepada hewan lainnya atau manusia
melaui gigitan dan kadang melalui jilatan. Secara patogenesis, setelah virus rabies
masuk lewat gigitan, selama 2 minggu virus akan tetap tinggal pada tempat masuk
dan disekitrnya. Kemudian, virus akan bergerak mencapai ujung-ujung serabut
saraf posterios tanpa menunjukan perubahan-perubahan fungsinya. Sesampainya
di otak , virus akan memperbanyak diri dan menyebar luas dalam semua bagian
neuron-neuron, terutama mempunyai predileksi khusus terhadap sel-sel sistem
limbic, hipotalamus dan batang otak. Setelah memperbanyak diri dalam neuron-
neuron sentral, virus kemudian bergerak kea rah perifer dalam serabut saraf eferen,
volunteer dan otonom. Dengan demikian virus ini menyerang hamper tiap organ
dan jaringan di dalam tubuh dan berkembang biak dalam jaringan- jaringan seperti
kelenjar ludah, ginjal, dan sebagainya.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENULARAN


1.
Virus di air liur (saliva) pengigit : hewan yang positif Rabies belum tentu
menularkan Rabies melalui gigitan karena hanya 50 sampai 90% dari hewan yang
mati karena rabies mengandung virus Rabies dalam salivanya.
2.
Kepekaan species hewan : adalah suatu kenyataan bahwa satu species akan lebih
tahan terhadap Rabies daripada species lainnya. Faktor yang mempengaruhi
kepekaan hewan terhadap infeksi Rabies adalah umur hewan, cara infeksi dan sifat
virus.
3.
Tempat gigitan : bila orang atau hewan tergigit di tangan (kaki depan), kepala atau
leher maka ia akan mudah dan/atau lebih cepat terkena rabies. Hal ini terjadi bukan
karena jauh atau dekatnya tempat gigitan tersebut dengan susunan syaraf pusat
(CNS), tetapi karena lebih banyaknya jumlah syaraf perifer yang ada di bagian-
bagian tersebut sehingga memudahkan penyebaran virus karena sifat neurotropik
dari virus Rabies.
4.
Pengobatan anti Rabies : hewan atau orang yang mendapatkan pengobatan
antirabies, baik untuk pencegahan atau untuk pengobatan dengan serum akan
menjadi lebih resisten terhadap infeksi
GEJALA KLINIS PENYAKIT RABIES
1. Pada Hewan

Gejala klinis pada hewan dibagi menjadi tiga stadium :


A. Stadium Prodromal

B. Stadium Eksitasi
C. Stadium Paralisis.
Tanda- tanda Penyakit Rabies Pada Hewan

Gejala penyakit dikenal dalam 3 bentuk :


1.
Bentuk ganas (Furious Rabies)
2.
Bentuk diam (Dumb Rabies)
3.
Bentuk Asystomatis

2. Pada Manusia Gejala klinis pada manusia dibagi menjadi empat stadium. a)
Stadium Prodromal
b)
Stadium Sensoris
c)
Stadium Eksitasi
d)
Stadium Paralis
CARA PENULARAN PENYAKIT

Penyakit rabies ditularkan melalui gigitan binatang. Kuman yang terdapat dalam
air liur binatang ini akan masuk ke aliran darah dan menginfeksi tubuh manusia.
Binatang yang sering menderita rabies adalah anjing, kucing, kelelawar dan kera.
Selain lewat gigitan, rabies juga dapat ditularkan melalui mata, hidung, mulut dan
luka yang terkontaminasi oleh air liur binatang yang terjangkit rabies. Penularan
lewat cara ini sangat jarang terjadi, umumnya penularan melalui gigitan.
Sedangkan penularan rabies dari manusia ke manusia sampai saat ini belum ada
bukti maupun penelitian yang dapat membuktikannya, meskipun ada teori yang
menyatakan bahwa rabies dapat ditularkan dari orang ke orang namun pada
kenyataannya tidak dapat dibuktikan
PENANGGULANGAN
Tindakan Penanganan Kasus Gigitan Setiap penderita kasus gigitan oleh hewan
penular rabies harus diduga sebagai tersangka rabies, tindakan yang harus
dilakukan adalah: Pertolongan pertama terhadap penderita gigitan:
1.
Luka gigitan dicuci dengan detergen selama 5-10 menit, keringkan dan diberi
yodium tinture atau alcohol 70%
2.
Penderita di bawah ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk penanganan
lebih lanjut.

Berdasarkan rekomendasi dari WHO pengobatan luka secara khusus sebagai


berikut:
1.
Lakukan pencucian seperti di atas
2.
Semprotkan serum anti rabies ke dalam luka dan infiltrasikan serum tersebut di
sekitar luka.
3.
Luka jangan segera dijahit, tapi jika perlu luka jahitan lakukanlah infiltrasi dengan
serum anti rabies di sekitar luka.
4.
Berikan pencegahan terhadap tetanus bila ada indikasi dan antibiotika untuk
mencegah infeksi sekunder dengan kuman.

KESIMPULAN
Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh virus,
bersifat akut serta menyerang susunan saraf pusat. Hewan berdarah panas dan
manusia. Rabies bersifat
zoonosis
artinya penyakit tersebut dapat menular dari hewan ke manusia dan menyebabkan
kematian pada manusia dengan CFR (
Case Fatality
Rate) 100%. Virus rabies dikeluarkan bersama air liur hewan yang terinfeksi dan
disebarkan melalui luka gigitan atau jilatan.

PENCEGAHAN trategi biaya yang paling efektif untuk mencegah rabies pada
orang adalah dengan menghilangkan rabies pada anjing melalui vaksinasi.
Vaksinasi hewan (kebanyakan anjing) telah mengurangi jumlah manusia (dan
hewan) kasus rabies di beberapa negara, khususnya di Amerika Latin. Namun,
kenaikan terbaru dalam kematian rabies pada manusia di beberapa bagian Afrika,
Asia dan Amerika Latin menunjukkan bahwa rabies adalah ulang muncul sebagai
masalah kesehatan masyarakat yang serius. Mencegah rabies pada manusia melalui
kontrol rabies anjing piaraan adalah tujuan yang realistis bagi sebagian besar
Afrika dan Asia, dan dibenarkan finansial dengan tabungan masa depan
penghentian profilaksis pasca pajanan bagi orang-orang. Kasus zoonosis yaitu
penyakit menular dari hewan ke manusia, cara penanganannya dan pencegahannya
ditujukan pada hewan penularnya. Pada manusia, vaksin rutin diberikan kepada
orang-orang yang pekerja dengan resiko tinggi, seperti dokter hewan, pawang
binatang, peneliti khusus hewan dan lainnya.
Pada hewan tidak ada pengobatan yang efektif, sehingga apabila hasil diagnosa
positif rabies, diindikasikan mati/euthanasia. Sedangkan pada manusia dapat
dilakukan pengobatan Pasteur, pemberian VAR dan SAR sesuai dengan prosedur
standar operasi (SOP)
SOSIALISASI DAN PENGENALAN PENYAKIT RABIES Oleh : Kepala UPT Puskesmas
Dawan I

2 KepMentan No. 1637/2008, 1 Desember 2008 dan Peraturan Gubernur Bali No. 88/2008, 1
Desmber 2008, Bali dinyatakan sebagai daerah tertular Rabies. Rabies adalah penyakit menular
yang mematikan yang disebabkan oleh virus Selalu berakibat fatal / kematian. Tersebar di
seluruh dunia terutama di Negara berkembang. Dikenal di Indonesia sejak dilaporkan oleh
Schrool pada seekor kuda tahun 1884, dan pada manusia dilaporkan pertama kali oleh E. V. De
Haan tahun 1884.

3 Rabies / penyakit anjing gila adalah merupakan penyakit Zoonosa, penting untuk diketahui di
Indonesia, karena : luasnya daerah penyebaran rabies, banyaknya kasus gigitan hewan
tersangka atau menderita rabies, selalu diakhiri dengan kematian. Jadi case fatality rabies
adalah tertinggi dari seluruh penyakit infeksi yang ada. Virus rabies dapat menginfeksi semua
hewan berdarah panas, juga manusia dan burung.

4 Penularannya melalui gigitan dari berbagai hewan reservoir, misalnya : anjing, kucing, srigala,
kelelawar dll. Dapat juga melaui aerosol terutama berbagai jenis kelelawar di Amerika. Anjing
sebagai reservoir utama dalam penularan rabies di Asia.

5 Gejala Klinis Ada beberapa fase g/ klinis : 1.Periode / fase Inkubasi : Umumnya 30 90 hari,
ada bbrp kasus dg masa inkubasi 4 hr bbrp th, tergantung lokasi gigitan, gigitan di wajah lebih
singkat drp di tungkai. 2.Periode / fase prodromal / awal : 2 10 hari, timbul rasa gatal, nyeri,
rasa baal di daerah luka / bekas luka gigitan, demam, menggigil, kelemahan, cepat lelah, nyeri
kepala, myalgia, cemas, depresi, gelisah, gangguan pernafasan atau pencernaan. 3.Periode /fase
gangguan saraf dengan gejalan neurology akut : 2 7 hari, 4.Periode / fase koma diikuti
kematian : 0 14 hari, tanpa therapy suportif 1/3 pasien akan meninggal pada hari I hidrofobia,
2/3 jatuh menjadi koma dengan atau tanpa kelumpuhan dan jarang ada yang bertahan lebih dari 1
minggu tanpa perawatan intensif.

6 Gejala neurology akut dibedakan atas 2 jenis : Encephalitis rabies / rabies galak / furious rabies
----> bila organ dominant terinfeksi adalah Otak. Paralitik rabies / dumb rabies ----> bila organ
dominant terinfeksi adalah Medula spinalis.

7 Encephalitis rabies, merupakan gejala yang paling sering dijumpai ( 80% ), dengan
menunjukkan gejala : Hyperexcitabilitas ( kepekaan yg tinggi ) : kebingungan, halusinasi,
agitasi (tingkah laku yang agresif berlangsung dalam beberapa menit diikuti dengan fase tenang
). Hidrofobia dengan trias : spasme otot inspirasi, laringspasme dan ketakutan menelan, ---->
diprovokasi oleh air ( minum air, kulit kena air, melihat air, mendengar kata air ). Gejala lain :
hyperestesia, hipersalivasi dan hiperlakrimasi spasme laryngopharingeal, nyeri tenggorokan,
nyeri dada.
8 Paralitik rabies, ditemukan sekitar 20% kasus, ditandai oleh gejala kelumpuhan yang menonjol
berupa paresis pada keempat ekstrimitas serta gangguan spincter ani. Beberapa kasus disertai
dengan hidrofobia dan spasme otot larynx pada fase terminal.

9 Pengobatan Manajemen therapy infeksi rabies pada manusia belum memuaskan terutama bila
penyakit ini sudah menunjukkan gejala. Hingga saat ini belum ada laporan kasus yang dapat
bertahan hidup setelah manifestasi dari penyakit ini timbul

10 Pencegahan Hindari gigitan binatang Bila terlanjur digigit binatang tersangka rabies maka
dilakukan usaha mematikan/mengurangi virus rabies dengan : mencuci luka gigitan dengan air
mengalir dan sabun atau diterjen selama 10 15 menit kemudian deberi antiseptic. Di RS luka
diinfiltrasi dengan SAR (serum anti rabies ), dipertimbangkan ----> anti tetanus, antibiotika dan
analgetika.

11 Pemberian immunisasi / vaksin anti rabies, dilakukan melalui 2 cara : Immunisasi sesudah
terkontak, (VAR saja atau dengan SAR ) immunisasi sebelum terkontak, ( VAR -->
diindikasikan bagi masyarakat dengan resiko tinggi seperti mereka yang bekerja pada pusat
penelitian rabies, dokter hewan, peternak, petugas kebun binatang dan petugas kehutanan ).

Anda mungkin juga menyukai