Anda di halaman 1dari 3

Kamis, 20 Oktober 2011

Contonh Latar Belakang Pembuatan KTI Dengan Judul Hipertensi

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam kondisi alam dan masyarakat saat ini yang sangat kompleks, semakin banyak
bermunculan berbagai masalah. Masalah kesehatan yang cukup dominan khususnya dinegara-
negara maju yaitu semakin banyaknya penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi.
(Dalimartha,dkk.2008:6).
Menurut Muhamaddun (2010:20) Berdasarakan data Lancet (2008), jumlah penderita
hipertensi di seluruh dunia terus mrningkat. Di India, misalnya, jumlah penderita hipertensi
mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan diperkiakan 107,3 juta orang pada tahun 2025.
Di Cina, 98,5 juta orang mengalami hipertensi dan bakal menjadi 151,7 juta orang pada tahun
2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan
diprediksi akan menjadi 67,4 juta orang pada tahun 2025. Di Indonesia, mencapai 17-21 % dari
propensi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi. Sementara itu, Guru besar teknologi
pangan IPB, I Made Astaman (2002) menjelaskan bahwa hasil survei kesehatan rumah tangga
tahun 1995 menunjukan rata-rata penyakit hipertensi atau tekan darah tinggi di Indonesia
cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya, perempuan lebih
banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan pria. Hal tersebut terkait eret dengan pola
makan, terutama komsumsi garam, yang umumnya lebih tinggi (Muhamaddun 2010:20).

Hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya umur. Pada populasi umum, pria lebih
banyak yang menderita penyakit ini dari pada wanita (39% pria dan 31% wanita). Prevalensi
hipertensi primer pada wanita sebesar 22%-39% yang dimulai dari umur 50 sampai lebih dari
80 tahun, sedangkan pada wanita berumur kurang dari 85 tahun prevalensinya sebesar 22%
dan meningkat sampai 52% pada wanita berumur lebih dari 85 tahun. Sekitar 60% lansia akan
mengalami hipertensi setelah berusia 75 tahun. Usia 40 sampai 55 tahun banyak menghadapi
berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. lansia adalah
periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah
menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu (Dalimartha, 2008:9) .
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) angka kejadian hiperteensi di dunia cukup
tinggi yaitu 10% dari populasi dunia. Data Hypertansion League Brochure 2009 menyebutkan
bahwa hipertensi diderita lebih dari 1,5 miliar jiwa di seluruh dunia dan garam yang
berlebihan adalah faktor utama dalam meningkatkan tekanan darah. Hipertensi dianggap hal
yang biasa karena gaya hidup kehidupan modern. Asupan garam yang tinggi merupakan
penyebab hipertensi yang banyak ditemukan dari tahun ketahun, papar dokter yang
berpraktek di rumah sakit harapan kita. Secara global menurut data yayasan jantung
Indonesia, tujuh juta jiwa meninggal tiap tahunnya akibat menderita tekanan darah tinggi
(Dalam Gusti, KTI 2010:1)
Di Indonesia belum ada data nasional namun, pada studi MONICA 2000 di daerah
perkotaan Jakarta dan FKUI 2000-2003 di daerah Lido pedesaan kecamatan Cijeruk
memperlihatkan kasus hipertensi derajat II (berdasarkan JNC VII) masing-masing 20,9% dan
16,9%. Hanya sebagian kecil yang menjalani pengobatan masing-masing 13,3% dan 4,2%. Jadi
di Indonesia masih sedikit sekali yang menjalani pengobatan (Muhammadun 2010:15).
Kalimantan Selatan penderita hipertensi mencapai 32,67% dan termasuk dalam 10
daerah yang prevalensi penderita hipertensinya tertinggi. Saat ini penderita hipertensi di
Kalimantan Selatan mengalami pergeseran umur, dari sebelumnya biasa menyerang usia di
atas 40 tahun saat ini hipertensi banyak menyerang usia lebih muda, kurang dari 30 tahun
(Admin,2011).
Berdasarkan catatan buku register Puskesmas 9 November pada tahun 2010, hipertensi
menempati urutan keempat penyakit terbanyak yaitu 2218 (14,2%) dari total kunjungan
pasien sebanyak 15576, setelah penyakit Batuk sebanyak 3239 (20,7%) danGastritis sebanyak
2840 (18,2%), Artritis sebanyak 2308 (14,8%), dari data puskesmas 9 November tersebut
pengunjung yang terbanyak ketiga adalah masyarakat pengambangan RT 04 Banjarmasin.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 responden pada tanggal 24 Maret 2011
di masyarakat pengambangan RT 04 melalui wawancara langsung tentang pola makan
(garam),gaya hidup, dan kebiasaan mengkonsumsi kopi/rokok yang merupakan factor-faktor
penyebab hipertensi,diketahui bahwa sebanyak 3 responden berumur 50 tahun ke
atas, 2 responden berumur antara 45-49 tahun dan 5 responden berumur kurang dari 45
tahun. Dari 10 responden tersebut juga diketahui bahwa 6 responden memiliki pekerjaan
dan 4 responden tidak bekerja (ibu rumah tangga). Dari 10 responden tersebut di
ketahui 5 responden berjenis kelamin laki-laki dan 5 responden berjenis kelamin perempuan.

Dampak penyakit hipertensi berkembang dari tahun ke tahun dan membuahkan banyak
komplikasi. Hipertensi adalah faktor resiko utama pada penyakit jantung, serebral (otak),
renal (ginjal), dan vas-kular (pembuluh darah) dengan komplikasi berupainfark miokard
(serangan jantung), gagal jantung, stroke (serangan otak), gagal ginjal dan penyakit vaskular
perifer. Akibat tekanan darah tinggi yang berlanjut terus, maka jantung bekerja lebih keras,
hingga otot jantung membesar. Kerja jantung yang meningkat menyebabkan pembesaran yang
dapat berlanjut menjadi gagal (heart failure). Selain itu, tekanan darah tinggi juga
berpengaruh terhadap pembuluh darah koroner di jantung berupa terbentuknya plak
(timbunan) aterosklerosis yang dapat mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah dan
menghasilkan serangan jantung (heart attack) (Djoko Merdikoputro, 2011).
Diposkan oleh Amredian di 16.15
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Contoh KTI

http://amredian.blogspot.com/2011/10/contonh-latar-belakang-pembuatan-kti.html

Anda mungkin juga menyukai