Anda di halaman 1dari 50

ANALISA KELAYAKAN UKURAN

PANJANG DERMAGA, GUDANG BONGKAR MUAT


BARANG DAN SANDAR KAPAL
STUDY KASUS
(DERMAGA UJUNG BARU - PELABUHAN BELAWAN)

TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas
Dan Memenuhi Syarat Untuk Menempuh Ujian
Sarjana Teknik Sipil

Disusun oleh

SAH DAN AMIRON H SB


030404079

BIDANG STUDI TRANSPORTASI


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
ANALISA KELAYAKAN UKURAN
PANJANG DERMAGA, GUDANG BONGKAR MUAT
BARANG DAN SANDAR KAPAL
STUDY KASUS
(DERMAGA UJUNG BARU - PELABUHAN BELAWAN)

TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas
Dan Memenuhi Syarat Untuk Menempuh Ujian
Sarjana Teknik Sipil

Disusun oleh

SAH DAN AMIRON H SB


030404079

Pembimbing Utama Co - Pembi mbing

Ir. Faisal Ezeddin, MS Yusandy Aswad, ST. MT


NIP. 130 878 007 NIP. 132 282 139

Diketahui
Ketua Departemen Teknik Sipil

Prof. DR. Ing. Johannes Tarigan, M.Sc


NIP. 130 905 362

BIDANG STUDI TRANSPORTASI


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
ABSTRAK

Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan utama ketiga terbesar di


Indonesia setelah Tanjung Priok dan Tanjung Perak. Pelabuhan Belawan terletak
23 km dari sebelah Utara kota Medan yang tepatnya pada posisi
03 47 00" LU ;98 42' 00" BT . Pelabuhan ini dikelola oleh PT (Persero)
Pelabuhan Indonesia I, berkantor pusat di Jl. Krakatau Ujung No. 100 Medan
20241 dan kantor cabang berada di Jl. Sumatera No. 1 Belawan 20411. Pelabuahn
Belawan disebut sebagai urat nadi perekonomian Sumatera Utara karena di daerah
tersebut memiliki suatu lahan potensial yang berhubungan dengan kelautan,
khususnya arus keluar masuk barang dan penumpang melalui angkutan laut. Letak
pelabuhan Belawan yang dekat dengan Singapura mendukung kelancaran
perdagangan ke mancanegara. Letak posisi pelabuhan yang strategis ini juga yang
menjadikan pelabuhan Belawan sebagai pelabuhan Internasional yan g merupakan
pintu gerbang perdagangan bagi Indonesia.
Pelabuhan Belawan memiliki empat dermaga konven sional yaitu
pangkalan Belawan Lama, pangkalan Ujung Baru, pangkalan Citra, terminal Peti
Kemas Konvensional Gabion dan satu terminal Penumpang. Dalam penelitian ini
studi yang dilakukan adalah menganalisa kelayakan ukuran panja ng dermaga,
gudang bongkar muat barang dan sandar kapal pada terminal Cuarah Cair
pangkalan Ujung Baru pelabuhan Belawan. Pada terminal Curah C air komoditi
yang ditinjau adalah minyak kelapa sawit. Data yang diperlukan untuk dapat
menentukan kelayakan dermaga ini adalah berdasarkan data sekund er yaitu data
karakteristik kapal antara lain ukuran kapal, jumlah kunjungan kap al, frekuensi
perjalanan dan daya angkut kapal; sistem angkutan pipa pompa yan g melakukan
bongkar muatan komoditi dalam hitungan kapasitas produksi ton per jam dan data
gudangpenumpukan komoditi (tangki timbun) dalam hitungan kapa sitas ton per
tangki.Dari data yang diperoleh analisa perhitungan yang digunakan adalah Berth
Occupation Ratio (BOR) berapa persen tingkat pemakaian dermaga pa da terminal
Curah Cair dermaga Ujung Baru pelabuahn Belawan.
Kesimpulan akhir dari penelitian ini berdasarkan data-data sekunder
yang diperoleh dan analisa perhitungan yang digunakan bahwa terminal Curah
Cair perlu diadakan tahap pengembangan panjang dermaga kare na 79,54 %
tingkat pemakaian dermaga yang telah digunakan dalam tahun 2007 telah
melebihi batas yang telah direncanakan pihak pengelola pelabuhan. Tingkat
pemakaian dermaga lebih dari 40 % pemakian dermaga dapat menyebabkan
gangguan operasional dalam pelabuhan tersebut. Dari data sekunder tahun 2007
tingkat pemakaian dermaga sebesar 79,54 % memerlukan pertambahan panjang
dermaga sebesar 350 m yang sebelumnya panjang dermaga sebesar 300 m. Dari
rencana pertambahan panjang tersebut pemakaian dermaga yang sebelumnya
sebesar 79,54 % menjadi 36,71 %. Dari data tahun 2007 tahap pengembangan
dermaga dapat diproyeksikan tahap pengembangan jangka pendek 5 tahun
kedepan, jangka menengah 10 tahun berikutnya dan jangka panjang 10 tahun
terakhir.

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya hingga terselesaikan tugas akhir ini
dengan judul Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar
Muat Barang dan Sandar Kapal Studi Kasus : Dermaga Ujung Baru
Pelabuhan Belawan.
Tugas Akhir ini disusun untuk diajukan sebagai syarat dalam ujian
sarjana Teknik Sipil bidang studi Transportasi pada Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Medan.
Dengan kerendahan hati, saya juga menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Faizal Ezeddin, MS selaku dosen Pembimbing Utama yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bantuan
dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Yusandy Aswad, ST. MT selaku dosen Co-Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk memberikan bantuan
dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan sebagai Ketua Departem en Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ir. Terunajaya, M.Sc, sebagai Sekretaris Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak dan Ibu Dosen / Staf Pengajar Departemen Teknik S ipil Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak Arief Rahman, SH selaku Manajer dan Bapak Aulia Rahman, SE, MM
selaku Asisten Manajer dan Staff Divisi PKB / PPSA dan PT. (Persero)
Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan yang telah banyak memberikan
informasi dan bantuan.
7. Terima kasih kepada B Ferrial, ST.MT yang meluangkan waktu dan
memberikan informasi, motivasi serta arahan kepada saya dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
8. Khususnya untuk Kedua Orang tua saya, Baharuddin Hasibuan dan Rosni
Nasution yang tercinta yang telah mendidik, membimbing, membesarkan, dan
memberikan dukungan dan doa kepada saya.
9. Buat abang saya Syawaluddin Hsb; Mustaufin Hsb, SE; Zulpan Hamsar Hsb,
Spd; kakak saya Nurmala Hsb, S.pd dan juga kedua adekku Nurkholija Rohma
Hsb, A.Md; Rabiatul Adawiyah Hsb yang telah memberikan dukungan dan
doanya kepada saya.
10. Terima kasih khusus juga buat Apriani Harahap, A.Md yang sudah
memberikan dorongan baik moril maupun materil kepada saya.
11. Terima kasih buat sahabat saya Andriansyah Siregar, A.Md yang sudah
memberikan dorongan serta waktu yang disempatkan untu k membantu
kelengkapan Tugas Akhir saya ini.
12. Terima kasih juga buat teman-teman saya anak-anak Lab Beton dan teman-
teman angkatan 03 lainnya yang tidak dapat disebut satu per satuatas bantuan
dan dukungannya.
11. Terima kasih buat abang-abang dan adik-adik stambuk atas bantuan dan
dukungannya.

Saya menyadari bahwa isi dari tugas akhir ini m asih banyak
kekurangannya. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
serta referensi yang saya miliki. Untuk penyempurnaan di masa yang akan datang,
saran dan kritik dari Bapak dan Ibu dosen serta rekan mahasiswa yang bersifat
membangun sangat saya harapkan.
Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi kita semua dan
ilmu pengetahuan, khususnya pada bidang transportasi.

Medan,

Sahdan Amiron Hsb


03 0404 079

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Umum....................................................................................... I-1
1.2 Latar Belakang ......................................................................... I-2
1.3 Maksud dan Tujuan .................................................................. I-3
1.4 Ruang Lingkup Studi ............................................................... I-3
1.5 Sistematika Penulisan .............................................. ................ I-4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Transportasi ............................................................. ................ II-1
2.2 Peran Transportasi ................................................... ................ II-2
2.2.1 Peranan Transportasi dalam Peradaban Manu sia ........... II-3
2.2.2 Peranan Ekonomi Transportasi ..................... ................ II-3
2.2.3 Peranan Sosial Transportasi .......................... ................ II-5
2.2.4 Peranan Politik Transportasi ......................... ................ II-5
2.2.5 Peranan Transportasi dalam Lingkungan ...... ................ II-6
2.3 Moda Angkutan Air .................................................. ................ II-8
2.3.1 Kapal ............................................................ ................ II-8
2.3.2 Jenis Kapal ................................................... ................ II-9
2.3.3 Karakteristik Kapal ....................................... ................ II-11
2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Moda Transportasi Air ...... II-15
2.4 Pelabuhan dan Klasifikasinya ................................... ................ II-15
2.4.1 Defenisi Pelabuhan ....................................... ................ II-15
2.4.2 Klasifikasi Pelabuhan ................................... ................ II-17
2.4.2.1 Ditinjau Dari Segi Penyelenggaraannya ........ ................ II-19
2.4.2.2 Ditinjau Dari Segi Pengusahaannya .............. ................ II-19
2.4.2.3 Ditinjau Dari Fungsinya Dalam Perdagangan
Nasional Dan Internasional ........................... ................ II-20
2.4.2.4 Ditinjau Dari Segi Penggunaannya ............................... II-21
2.4.2.2 Ditinjau Menurut Letak Geografis ................................ II-23
2.5 Dermaga .................................................................................. II-25
2.5.1 Pemilihan Tipe Dermaga .............................................. II-25
2.5.1.1 Tinjauan Topografi Daerah Pantai ................................ II-25
2.5.1.2 Jenis Kapal Yang Dilayani ........................................... II-26
2.5.1.3 Daya Dukung Tanah ..................................................... II-26
2.5.2 Ukuran Dermaga .......................................................... II-26
2.6 Fasilitas Pelabuhan Di Daratan ................................................. II-28
2.6.1 Terminal Barang Potongan (General Cargo Terminal) . II-28
2.6.2 Terminal Barang Curah (Bulk Cargo Terminal) ............ II-30
2.6.3 Terminal Peti Kemas ..................................................... II-31

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Umum ...................................................................................... III-1
3.2 Lokasi Studi ............................................................................. III-3
3.3 Pengumpulan Data Sekunder ................................................... III-3
3.4 Analisis .................................................................................... III-4

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH STUDI DAN DATA


4.1 Pelabuhan Belawan .................................................................. IV-1
4.1.1 Pangkalan Belawan Lama ............................................. IV-1
4.1.2 Pangkalan Citra ............................................................ IV-2
4.1.3 Terminal Peti Kemas Konvensional Gabion ................. IV-2
4.1.4 Terminal Penumpang .................................................... IV-2
4.1.5 Pangkalan Ujung Baru .................................................. IV-3
4.1.5.1 Terminal Curah Cair Dermaga Ujung Baru ... ................ IV-4
4.2 Jaringan Jalan Pelabuhan Belawan ........................... ................ IV-24
4.3 Alur Pelayaran ......................................................... ................ IV-27
4.4 Organisasi Perusahaan ............................................. ................ IV-30

BAB V ANALISIS
5.1 Penyajian Data ......................................................... ................ V-1
5.2 Sarana dan Prasarana ............................................... ................ V-1
5.2.1 Dermaga ....................................................... ................ V-2
5.2.1.1 Kondisi Dermaga ......................................... ................ V-2
5.2.1.2 Dimensi Dermaga ......................................... ................ V-2
5.2.1.3 Bongkar Muat Barang Di Dermaga .............. ................ V-8
5.2.2 Kapal ............................................................ ................ V-10
5.2.2.1 Ukuran Kapal ............................................... ................ V-10
5.2.2.2 Trayek Perjalanan Kapal ............................... ................ V-12
5.2.2.3 Kapal dan Daya Muatnya ............................. ................ V-13
5.2.3 Fasilitas Darat .............................................. ................ V-24
5.3 Simulasi Perhitungan Berth Occupation Ratio (BOR )
atau Kebutuhan Dermaga ......................................... ................ V-27
5.4 Proyeksi Pengembangan Pelabuhan (Terminal Curah Cair) ...... V-33
5.4.1 Proyeksi Untuk Jangka Pendek 5 tahun kedep an ........... V-34
5.4.2 Proyeksi Untuk Jangka Menengah 10 tahun berikutnya . V-
34
5.4.3 Proyeksi Untuk Jangka Panjang 10 tahun terakhir ......... V-
34
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .............................................................................. VI-1
6.2 Saran ...................................................................................... VI-4

LAMPIRAN ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Karakteristik Kapal ..................................................................... II-14


TABEL 4.1 Nama Kapal dan Trayek di Kawasan Studi ................................. IV-8
TABEL 4.2 Nama Kapal dan Daya Muatanya ................................................ IV-9
TABEL 4.3 Waktu Bongkar Muat Barang ...................................................... IV-21
TABEL 4.4 Fasilitas Lapangan Penumpukan ................................................. IV-22
TABEL 4.5 Tangki Timbun ........................................................................... IV-23
TABEL 5.1 Waktu Bongkar Muat Barang ...................................................... V-9
TABEL 5.2 Ukuran Kapal di Kawasan Studi ............................... ................... V-10
TABEL 5.3 Nama Kapal dan Trayek di Kawasan Studi .............. ................... V-12
TABEL 5.4 Nama Kapal dan Daya Muatnya ............................... ................... V-13
TABEL 5.5 Fasilitas Lapangan Penumpukan .............................. ................... V-25
TABEL 5.6 Tangki Timbun ........................................................ ................... V-26
TABEL 5.7 Kinerja Operasional Pelabuhan ................................. ................... V-30
TABEL 5.8 Penilaian BOR Maksimum........................................ ................... V-33
TABEL 5.9 Proyeksi Pertumbuhan Bongkar / Muat ..................... ................... V-33

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Dimensi Kapal ......................................................................... II-13


GAMBAR 2.2 Dimensi Panjang Dermaga ....................................................... II-27
GAMBAR 3.1 Bagan Alir Metodologi Penelitian ............................................ III-2
GAMBAR 4.1 Dermaga Belawan lama ........................................................... IV-1
GAMBAR 4.2 Dermaga Ujung Baru ............................................................... IV-2
GAMBAR 4.3 Dermaga Citra .......................................................................... IV-2
GAMBAR 4.4 Dermaga Penumpang ............................................................... IV-3
GAMBAR 4.5 Lay Out Jalan Pelabuhan Belawan ........................ ................... IV-26
GAMBAR 4.6 Struktur Organisasi Pelabuhan Cabang Belawan ... ................... IV-31
GAMBAR 5.1 Dimensi Panjang Dermaga .................................... ................... V-3

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Umum

Perubahan tingkat sosial ekonomi, budaya, politik dan perkembangan

teknologi yang semakin pesat mengakibatkan kota Medan, seperti halnya daerah-

daerah urban lainnya mengalami peningkatan serta perkembangan. Kedinamisan

pembangunannya dapat dilihat secara nyata baik dalam segi ju mlah gedung

kat, kendaraan, fasilitas kegiatan, kawasan perumahan ma upun sarana


berting

na lainnya. Kondisi tersebut membutuhkan antisipasi yang cer mat, cepat


prasara

dan tepat dari Pemerintah Daerah dan berbagai kebijakan-kebijakan s uatu rencana

strukt ur kelayakan tata ruang yang mempertimbangkan kemampu an dukungan

transpo rtasi sebagai salah satu penunjang utama. Proses perencanaan transportasi

dalam kota tersebut tidak terlepas serta selalu keterkaitan den gan ramalan

terhadap perjalanan orang atau kendaraan dimasa yang akan datang.

Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari 3.700 pulau

dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling d unia melalui

khatulistiwa. Kegiatan pelayaran sangat diperlukan untuk menghub ungkan antar

pulau, salah satunya pelayaran terpenting adalah pelayaran niaga, yang dapat

dibedakan menjadi pelayaran lokal, pelayaran pantai dan pelayaran samudera.

Dalam kondisi seperti hal diatas yaitu perkembangan yang begitu pesat

dalam segala bidang, pelabuhan juga akan mengalami peningkatan serta

perkembangan dimana kegiatan-kegiatan sejak kedatangan kapal, bongkar muat

barang, keberangkatan kapal dan hubungan pelabuhan dengan pelabuhan

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
lain/resionalnya ataupun ke luar negeri ; kegiatan-kegiatan tersebut harus dapat

dikelola secara efesien.

Untuk mengantisipasi hal diatas, perlu diperhitungkan kemungkinan

pertambahan panjang dermaga, serta fasilitas yang lain yang dapat mendukung

dimana pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan ekspor terbesar bagi Indonesia

dan merupakan pelabuhan utama ketiga terbesar.

I.2 Latar Belakang

Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan Internasional ya hng berada di

wilaya utara kota Medan Sumatera Utara, tepatnya berada di Kecam n atan Medan

Belawayang memiliki luas wilayah 26,25 km. Didaerah tersebut m emiliki suatu

lahan potensial yang berhubungan dengan kelautan sehingga pelabu han Belawan

disebut sebagai urat nadi perekonomian Sumatera Utara khususnya arus keluar

masuk barang dan penumpang melalui angkutan laut.

Sebagai pelabuhan Internasional yang merupakan pint u gerbang

perdagangan, maka kegiatan kelautan ataupun kapal berlabuh dan berlayar

semakin menigkat, tentunya sarana dan prasarana sudah harus disiapka n. Namun

seiring dengan perkembangannya yang pesat untuk mengimbang inya perlu

diadakan peningkatan disegala bidang salah satunya pelayanan terminal.

Pelabuhan Belawan terletak 23 km disebelah Utara kota Medan, terletak di

muara sungai Belawan. Dari Selat Malaka ke pelabuhan tersebut dihubungkan

oleh suatu alur pelayaran sejauh kurang lebih 12 Km dengan lebar alur 100 m dan

dengan kedalaman 9,50 MLLW. Komoditi hasil-hasil yang dikeluarkan dari

pelabuhan ini adalah minyak kelapa sawit (Soedjono, 1985 : 382)

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
I.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari studi ini adalah untuk menganalisa kelayakan terminal Curah

Cair dermaga Ujung Baru Pelabuhan Belawan berdasarkan kapasitas yaitu

kapasitas dari panjang dermaga yang melayani kapal-kapal yang bersandar dan

kapasitas dari fasilitas darat terminal Curah Cair berupa angkutan pipa terhadap

jumlah tangki timbun yang ada untuk penumpukan komoditi di terminal Curah

Cair tersebut.

Tujuan penelitian ini adalah sesuai dengan maksud di atas maka ditinjau

dari beberapa parameter yaitu :

1. Mengetahui karakteristik kapal yang beroperasi di termin al Curah Cair

dermaga Ujung Baru pelabuhan Belawan.

2. Mengevaluasi panjang dermaga saat ini.

3. Mengevaluasi fasilitas sistem angkutan pipa yang dig unakan pada

terminal Curah Cair dermaga Ujung Baru pelabuhan Belaw an.

I.4 Ruang Lingkup Studi

Melihat luasnya cakupan penelitian ini maka pembahasan studi ini di

batasi sebagi berikut :

1. Pembatasan fasilitas terminal hanya dilakukan di terminal Curah Cair

dermaga Ujung Baru pelabuhah Belawan.

2. Karakteristik kapal yang ditinjau adalah ukuran kapal, jumlah kapal,

frekuensi perjalanan dan daya angkut kapal pada terminal Curah Cair

dermaga Ujung Baru pelabuhan Belawan.

3. Pembatasan komoditi yang di tinjau hanya berupa minyak kelapa sawait.

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
4. Pembatasan fasilitas gudang hanya dilakukan pada gudang penumpukan

komoditi yaitu tangki timbun di terminal Curah Cair dermaga Ujung Baru

pelabuhan Belawan.

I.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi uraian tentang tinjauan umum, latar

belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup studi dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian tentang sistem transpor tasi, peranan

transportasi, moda angkutan air, pelabuhan dan klasifikasinya dan

dermaga.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang cara pengumpulan data, sumber data

dan cara penganalisaan yang di buat di dalam mencapai tuju an dari tugas

akhir ini.

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH STUDI DAN DATA

Bab ini berisikan tentang pelabuhan Belawan, terminal Curah

Cair dermaga Ujung Baru, sarana dan prasarana, data kapal, gudang,

analisa data parameter, jaringan jalan pelabuhan Belawan, alur pelayaran

dan organisasi perusahaan.

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
BAB V ANALISIS

Bab ini berisikan tentang penyajian data serta cara pengolahan

data yang diperoleh dari data sekunder. Analisa yang digunakan adalah

BOR (Berth Occupation Ratio) yaitu analisa tingkat persentase pemakaian

dermaga. Di dalam bab ini juga dapat kita lihat parameter yang digunakan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bab penutup yang berisikan tentang kesimpulan dan

saran. Penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab

terdahulu oleh penulis akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang

nantinya akan dapat memberikan saran-saran yang berguna bagi

perusahaan dalam meningkatkan pengembangan pelabuhan sehingga

mampu memperbaiki dan menambah kinerja operasional pela buhan.

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Transportasi

Tranportasi sebagai dasar untuk pembangunan ekonomi dan

perkembangan masyarakat serta pertumbuhan industrialisasi. Dengan transportasi

menyebabkan, adanya spesialisasi atau pembangian pekerjaan menurut keahlian

sesuai dengan budaya, adat istiadat dan budaya suatu bangsa atau dae rah.

Pertumbuhan suatu ekonomi negara atau bangsa terg antung pada

tersedianya pengangkutan dalam negara atau bangsa yang bersangkut an.

Suatu barang atau komoditi mempunyai nilai menurut tempa t dan waktu,

jika barang tersebut dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya.

Dalam melakukan pergerakan untuk memenuhi keb utuhan kita

mempunyai dua pilihan, yaitu bergerak dengan moda transportasi ata u tanpa moda

transportasi (berjalan kaki). Pergerakan tanpa moda biasanya berjara k pendek satu

atau dua kilometer sedang pergerakan dengan menggunakan moda transportasi

berjarak sedang atau jauh.

Dengan memajukan teknologi muncul berbagai macam ata u bentuk alat

transportasi (alat angkut) dan terus berkembang mengikuti fenomena baru yang

timbul akibat penggalian sumber daya, seperti :

a. Penemuan teknologi baru

b. Perkembangan struktur masyarakat

c. Peningkatan produksi

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
Dengan kata lain transportasi tidak terlepas dari kehidupan masyarakat

baik di darat, laut dan udara.

Dalam transportasi kita melihat dua kategori, yaitu :

1. Pemindahan bahan-bahan dan hasil produksi dengan menggunakan alat

angkut

2. Mengangkut penumpang dari satu tempat ke tempat lain

Transportasi laut semakin penting bagi Indonesia karen a Indonesia

menga nut konsep Wawasan Nusantara yang memandang pulau dan laut yang ada

diantaranya sebagai satu kesatuan yang utuh. Laut adalah prasara penghubung

antar pulau dan sarana untuk penghubung antara pulau tersebu t diperlukan

penggunaan mesin yang bertenaga besar yang dapat menggerakkan kapal yang

berukuran besar seperti kapal pengangkut minyak.

II.2 Peran Transportasi

Transportasi memegang peranan penting dalam pembanguna n nasional,

dengan mengingat bahwa transportasi merupakan sarana untuk memperlancar

jalannya perekonomian, memperkuat persatuan dan kesatuan serta m empengaruhi

hampir semua aspek kehidupan. Hal ini dapat terlihat dari semakin meningkatnya

kebutuhan akan jasa angkutan danau dan darat yang berfungsi menyediakan jasa

transportasi yang efisien dan efektif dalam memenuhi sektor lain serta

mengantisipasinya, sekaligus juga berfungsi ikut dalam menggerakkan dinamika

pembangunan.

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
II.2.1 Peranan Transportasi Dalam Peradaban Manusia

Pada sebagian besar negara maju, sejumlah besar penduduk yang bekerja

bepergian setiap hari dengan kendaraan mekanis ke dan dari tempat bekerja,

disamping perjalanan dan kegiatan lainnya. Barang-barang secara rutin dikapalkan

guna memenuhi kebutuhan akan barang tersebut yang merupakan salah satu

bagian dari standar kehidupan yang diharapkan.

Pada saat yang sama transportasi banyak menghabiskan sumber daya

berikut : waktu yang banyak digunakan manusia dalam membangun, memelihara

dan me ngoperasikan sistem transportasi, minyak dan material serta tanah.

Pengeluaran-pengeluaran tersebut akan sia-sia apabila tidak ada manfaat

nyata y ang didapat dari pemakaian transportasi yang luas tadi, yaitu keuntungan

berupa peningkatan kualitas hidup secara menyeluruh.(Morlok, 1991 : 34)

II.2.2 Peranan Ekonomi Transportasi

Ekonomi terutama berhubungan dengan produksi, distribusi, dan

konsu msi barang dan jasa yang mempunyai nilai terhadap manusia-kejayaan.

Suatu peranan yang sangat penting dari transportasi termasuk dala m konteks ini

dan pe ngertian yang luas mengenai transportasi akan kita peroleh dari tolak ukur

ini.

Penduduk harus mempergunakan sumber daya alam di bumi untuk

memenuhi kebutuhan hidup, menyediakan makanan, pakaian dan tempat tinggal,

juga sumber daya alam ini dipakai lebih dari yang dibutuhkan, sehingga dapat

membuat hidup lebih nyaman dan tenteram. Tetapi permukaan bumi tidak secara

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
merata diisi oleh sumber daya alam, dan tidak ada satupun daerah di dunia ini

yang dapat memenuhi kebutuhan akan sumber daya alam hanya dari sumber lokal.

Oleh karena itu terdapat kebutuhan di seluruh dunia untuk transportasi

barang dan jasa tersebut. Di samping itu, karena pengetahuan dan keterampilan

manusia tidak selalu sama pada setiap daerah, selalu diperlukan transportasi untuk

pemindahan seseorang dari suatu tempat ke tempat yang lain.

Peranan ekonomi dari transportasi tersebut adalah sebagai berikut:

Transportasi memperbesar jangkauan terhadap sumbera.yan g dibutuhkan

suatu daerah dan memungkinkan digunakan sumber yang lebih murah

ataupun lebih tinggi dari mutunya. Sumber tambahan, baran g yang tidak

bisa didapat di daerah setempat menjadi tersedia.

b.
Pemakaian sumber yang lebih efisien mengakibatka n timbulnya

kekhususan setiap daerah ataupun pembagian tenaga kerja yang sesuai,

yang mengakibatkan bertambahnya jumlah barang yang dapat

dikonsumsi. Berhubungan erat dengan ini adalah kemungkinan untuk i

mengkonsentrasikan produk pada satu atau beberapa lokas saja, tetapi

memungkinkan untuk melayani daerah pemasaran yang lu as, sehingga

keuntungan ekonomis dalam skala produksi dapat dimanfaa tkan.

c. Karena penyaluran barang tidak lagi terbatas pada daerah setempat saja,

maka barang-barang dapat disalurkan dari sumber-sumber alternatif

lainnya apabila sumber yang biasa dipakai tidak memenuhi semua

kebutuhan.(Morlok, 1991 : 46)

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
II.2.3 Peranan Sosial Dari Transportasi

Terkadang kita sukar membedakan secara pasti peranan ekonomi

ataupun sosial dari transportasi dan berpengaruh tidak hanya bersangkut paut

dengan sosial pasar dan uang. Oleh karena itu, kalau kita berbicara mengenai

peranan sosial dalam transportasi, kita melihat secara organisasi umum dalam

masyarakat, cara hidup yang berkaitan dengan sejumlah kegiatan, baik secara

ekonomi maupun non-ekonomi, yang menyangkut manusia.( Morlok, 1991 : 47)

Bertambahnya kecepatan transportasi dan berkurangnya biaya untuk itu

telah mengakibatkan bertambah luasnya variasi ruang kegiatan manusia. Dengan

murahnya biaya transportasi, penyebaran maupun pemusatan lokasi pemukiman

atau kegiatan ekonomi dapat lebih mudah dilaksanakan.

Dalam beberapa dekade terakhir ini telah terjadi perpindahan penduduk

dari da erah pedesaan ke daerah perkotaan, dan di dalam daerah perkotaan sendiri

telah terjadi perpindahan penduduk dari pusat kota yang padat ke daerah pinggiran

yang relatif masih sedikit penduduknya. Perubahan itu diakibatkan oleh penduduk

yang secara sadar memilih cara dan lokasi kegiatan ekonomi yang mereka

kehendaki. Transportasi juga memungkinkan pola kehidupan yang lain.(Morlok,

1991 : 55)

II.2.4 Peranan Politik Transportasi

Dunia terbagi atas satuan politis, dimana pada umumnya kecenderungan

dibentuknya pemerintah dan hukum hampir seragam yaitu untuk perlindungan

bersama terhadap musuh, untuk keuntungan ekonomi, berkembangnya

kebudayaan dan sebab-sebab lainnya.

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
Transportasi memainkan peranan penting dalam berfungsinya satuan

politis itu. Juga oleh karena banyaknya bentuk sistem transportasi dapat

disediakan denga ruang gerak teknologi transportasi yang luas dan kemungkinan

pengaruh jangka panjang sistem transportasi pada masyarakat, maka pemilihan

bentuk suatu sistem transportasi haruslah dibuat dengan mempertimbangkan

konsekuensi politik.

Ada dua peran utama politik transportasi. Pertama, transportasi bersama-

sama d engan komunikasi dapat memudahkan pemerintah suatu wilay ah yang luas

oleh su atu pusat kesatuan tertentu dan dapat menyeragamkan penggunaan hukum

dan ke adilan disana. Kedua, dengan beragamnya teknologi transp ortasi, maka

pemilihan yang diambil juga sangat banyak, masyarakat harus da pat memilih

sistem transportasi yang paling sesuai bagi mereka karena dapat memberikan

pengar uh yang besar terhadap struktur ekonomi dan sosial masyarakat mereka.

Pilihan-pilihan dapat dibagi atas empat bagian menurut fung sinya msing-

masing, yaitu: komunikasi, pergerakan militer, perjalanan pen duduk, dan

angkutan barang yang mempengaruhi peranan transportasi dalam pol itik.( Morlok,

1991 : 55-61)

II.2.5 Peranan Transportasi Terhadap Lingkungan

Dalam beberapa tahun belakangan ini semakin terbukti bahwa banyak

kegiatan produktif manusia mempunyai pengaruh terhadap lingkungan alamiah.

Pengaruh ini harus mempertimbangkan dalam kaintannya dengan kegiatan

tersebut secara keseluruhan.

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
Salah satu kegiatan produktif tadi adalah transportasi. Walaupun pengaruh

transportasi terhadap lingkungan alamiah terutama dikaitkan dengan penggunaan

sumber daya alam yang langka yang termasuk bagian dari biaya transport (dan

dengan ini dapat dimasukkan kepada lingkungan harus dipertimbangkan secara

terpisah karena banyak sumber-sumber yang dipakai tersebut tidak digambarkan

sepenuhnya di pasar bebas.

Walaupun mungkin ditentukan suatu harga untuk itu, namun harga tadi

seringkali tidak sesaui dengan nilai sumber yang dipergunakan. Banyak macam

pengaruh lingkungan ini, dibagi atas empat bagian yaitu : polusi, konsumsi energi,

konsumsi lahan dan estetika serta terakhir adalah keamanan.

Pengaruh transportasi terhadap lingkungan tampaknya merupakan hal

yang n egatif, paling tidak kita membandingkan kaitannya dengan peranan

ekono mi dan sosial transportasi merupakan hal yang positif. Walapun demikian,

terlihat dengan jelas bahwa transportasi telah memungkinkan orang untuk

beeprgian, dan karena memainkan peranan yang sangat pe nting dalam

kemampuan mereka untuk menikmati lingkungan alamiah. Dan juga , kemudahan

dan kemurahan transportasi angkutan juga memungkinkan masy arakat untuk

memili h daerah mana yang akan dipakai sebagai sumber dari sumber daya alam.

Oleh Karena itu, pertimbangan untuk menjaga dan memajukan lingkungan

alamiah akan dilakukan secara lebih serius apabila masyarakat telah memilih

untuk itu. Walaupun demikian, ada aspek-aspek negatif dari transportasi terhadap

lingkungan. Untuk memperkecil aspek negatif tadi sambil tetap menikmati suatu

standar kehidupan yang dikehendaki, kesadaran penuh akan hal itu sangat

diperlukan.( Morlok, 1991 : 61-66)

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
II.3 Moda Angkutan Air

Moda angkutan air merupakan moda angkutan yang berperan sebagai alat

angkut penumpang maupun barang untuk melintasi sungai, danau, ataupun laut.

Moda angkutan air ini dapat berupa rakit, sampan sederhana yang menggunakan

tenaga manusia ampai dengan kapal besar yang berteknologi tinggi.

II.3.1 Kapal

Beberapa Defenisi atau istilah-istilah yang ditemukan :

Panjang, lebar dan sarat (draft) kapal yang akan menggunak an pelabuhan

berhubungan langsung pada perencanaan pelabuhan dan fasilitas-f asilitas yang

harus tersedia di pelabuhan.

Displacement Tonnage, DPL (Ukuran Isi Tolak) adalah volume air yang

dipinda hkan oleh kapal, dan sama dengan berat kapal. Ukuran isi tolak kapal

bermua tan penuh disebut dengan displacement tonnage loaded, yaitu berat kapal

maksi mum. Apabila kapal sudah mencapai displacement tonnage loaded masih

dimuati lagi, kapal akan terganggu stabilitasnya sehingga kemungkinan kapal

tenggel am menjadi besar. Ukuran isi tolak dalam keadan kosong tersenut

displacement tonnage light, yaitu berat kapal tanpa muatan. Dalam hal ini berat

kapal adalah termasuk perlengkapan berlayar, bahan baker, anak buah kapal, dan

sebagainya.

Dead weight tonnage, DWT (Bobot Mati) yaitu berat total muatan dimana

kapal dapat mengangkut dalam keadaan pelayaran optimal (draft maksimum). Jadi

DWT adalah selisih antara displacement tonnage loaded dan displacement

tonnage light.

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
Gross register tons, GRT (Ukuran Isi Kotor) adalah volume keseluruhan

ruangan kapal (1 GRT = 2,83 m = 100 ft).

Netto register tons, NRT (Ukuran Isi Bersih) adalah ruangan yang

sediakan untuk muatan dan penumpang, besarnya sama dengan GRT dikurangi

dengan ruangan-ruangan yang disediakan untuk nahkoda dan anak buah kapal,

ruang mesin, gang, kamar mandi, dapur, ruang peta. Jadi NRT adalah ruangan-

ruangan yang dapat didaya gunakan, dapat di isi dengan muatan yang membayar

uang ta mbang.

II.3.2 Jenis Kapal

Selain dimensi kapal, karekteristik kapal seperti tipe dan fu ngsinya juga

berpengaruh terhadap perencanaan pelabuhan. Tipe kapal berpengar uh pada tipe

pelabuhan yang akan direncanakan sesuai dengan fungsinya kapal dapat

dibedakan menjadi beberapa tipe seperti berikut ini :

a. Kapal Penumpang

Di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan taraf hidup sebagian

pendu duknya relatif masih rendah, kapal penumpang masih mempunyai peranan

yang cu kup besar. Jarak pulau yang relatif dekat masih bisa dilayani oleh kapal-

kapal penumpang. Pada umumnya kapal penumpang mempunyai ukuran yang

relatif kecil.

b. Kapal barang

Kapal barang khususnya dibuat untuk mengangkut barang. Pada umumnya

kapal barang mempunyai ukuran yang lebih besar dari pada kapal penumpang.

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
Kapal ini juga dapat dibedakan menjadi beberapa macam sesuai dengan

barang yang diangkut seperti biji-bijian, barang-barang dimasukkan dalam peti

kemas, benda cair (minyak, bahan kimia, gas alam, gas alam cair dsb).

Macan jenis kapal yang dibedakan yaitu :

1. Kapal barang umum (general cargo ship)

Kapal ini digunakan untuk mengangkut muatan umum. Muatan tersebut

biasa terdiri dari macam-macam barang yang di bungkus dalam peti,

karung dan sebagainya yang dikapalkan oleh banyak pen girim untuk

banyak penerima di beberapa pelabuhan tujuan.

Kapal jenis ini antara lain :

a. Kapal yang membawa peti kemas yang mempunyai ukura n yang telah

di standarisasi. Berat masing-masing peti kemas antara 5 ton - 40 ton.

Kapal peti kemas yang paling besar mempunyai panjan g 300 meter

untuk 3.600 peti kemas berukuran 20 fit (6 meter).

b. Kapal dengan bongkar muat secara horizontal untuk tr ansport truk,

mobil dan sebagainya.

2. Kapal barang curah (bulk cargo ship)

Kapal ini di gunakan untuk mengangkut muatan curah yang di kapalkan

dalam jumlah banyak sekaligus. Muatan curah ini bisa berupa beras,

gandum, batu bara, biji besi dan sebagainya. Kapal jenis ini yang terbesar

mempunyai kapasitas 175.000 DWT dengan panjang 330 m, lebar 48,5 m

dan sarat 18,5 m.

Sejak beberapa tahun ini telah muncul kapal campuran OBO (Ore Bulk

Oil ) yang dapat memuat barang curah dan barang cair secara bersama-

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
sama. Kapal jenis ini berkembang dengan pesat, dan yang terbesar

mempunyai kapasitas 260.000 DWT.

3. Kapal Tanker

Kapal ini digunakan untuk mengangkut minyak, yang umumnya

mempunyai ukuran yang sangat besar. Berat yang bisa di angkut bervariasi

antara beberapa ribu ton sampai ratusan ribu ton. Kapal terbesar bisa

mencapai 555.000 DWT yang mempunyai panjang 414 m, lebar 63 m dan

sarat 28,5 m.

Karena barang cair yang berada di dalam ruangan kapal da pat bergerak

secara horisontal (memanjang dan melintang), sehi ngga dapat

membahayakan stabilitas kapal, maka ruangan kapal dib agi menjadi

beberapa kompartemen (bagian ruangan) yang berupa t angki-tangki.

Dengan pembagian ini maka tekanan zat cair dapat dipecah s ehingga tidak

membahayakan stabilitas kapal. Tetapi dengan demikian dip erlukan lebih

banyak pompa dan pipa-pipa untuk menyalurkan minyak masuk dan

keluar kapal.

4. Kapal khusus (special designed ship)

Kapal ini dibuat untuk mengangkut barang tertentu seperti daging yang

harus diangkut dalam keadaan beku, kapal pengangkut gas alam cair, dan

sebagainya. (Triatmodjo, 1996 : 16-20)

II.3.3 Karakteristik Kapal

Daerah yang diperlukan untuk pelabuhan tergantung pada karakteristik

kapal yang akan berlabuh. Pengembangan pelabuhan dimasa mendatang harus

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
meninjau daerah perairan untuk alur, kolam putar, penambatan, dermaga, tempat

pembuangan bahan pengerukan, daerah daratan yang diperlukan untuk

penempatan, penyimpanan dan pengangkutanbarang-barang. Kedalaman dan lebar

alur pelayaran tergantung pada kapal terbesar yang menggunakan pelabuhan.

Kuantitas angkutan (trafik) yang diharapkan menggunakan pelabuhan juga

menentukan apakah alur untuk satu jalur atau dua jalur. Luas kolam pelabuhan

dan panjang dermaga sangat dipengaruhi oleh jumlah dan ukuran kapal yang akan

berlabu h.

Guna mendalami karakteristik kapal maka terdapat beberapa ragam faktor

penent u baik dilihat dari segi material , fungsi dan operasi dari kapal , yaitu antara

lain :

a Bahan material
iberglass dan kapal yang dipakai : baja, kayu, ferrosemen, f

lain sebagainya.

b Fungsi kapal sebagai : kapal penumpang, kapal barang umum, kapal curah,

kapal peti kemas, kapal tangki, kapal tunda, kapal ik an dan lain

sebagainya.

c Sistem pengendalian dan penggerak : mekanik, semi otomat ik, otomatik,

diesel sebagai kekuatan penggerak utama dan lain sebagainya .

d Daerah operasi dari kapal : jarak dekat/sedang disesuaikan pula dengan

keadaan perairan laut.

Secara umum bentuk bentuk badan kapal dapat dibagi sebagai berikut :

a Dasar rata (flat bottom), biasa terdapat pada kapal-kapal dengan ukuran

besar.

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
b Dasar semi rata (semi flat bottom), biasa terdapat pada kapal dengan

ukuran sedang/kecil.

c Dasar landai (deep bottom), kapal dengan kecepatan tinggi.

Untuk keperluan perencanaan pelabuhan maka diperlukan dimensi dan ukuran

kapal secara umum yaitu :

1. Sarat (draft, drauth) adalah bagian kapal yang terendam air pada kaadaan

muatan maksimum, atau jarak antara garis air pada beban yang

direncanakan (designed load water line) dengan titik terendah kapal.

2. Panjang total (length overal / L (a) ) adalah panjang kapal dihitung dari

ujung depan (haluan) sampai ujung belakang (buritan).

3. Panjang garis air (length between perpendicular / L (pp) ) ad alah panjang

antara kedua ujung design load water line.

4. Lebar kapal (beam / B) adalah jarak maksimum antara du a sisi kapal.

(Soedjono, 1985 : 82-83)

Lpp

Loa B

Gambar 2.1 Dimensi Kapal

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
Tabel 2.1 Karakteristik Kapal

PANJAN LEBA DRAF PANJAN LEBA DRAF


BOBO G R T G R T
BOBOT
T LOA ( m ) (m) (m) LOA ( m ) (m) (m)

Kapal Penumpang ( GRT ) Kapal Barang Curah ( DWT )


500 51 10.2 2.9 10,000 140 18.7 8.1
1,000 68 11.9 3.6 15,000 157 21.5 9.0
2,000 88 13.2 4.0 20,000 170 23.7 9.8
3,000 99 14.7 4.5 30,000 192 27.3 10.6
5,000 120 16.9 5.2 40,000 208 30.2 11.4
8,000 142 19.2 5.8 50,000 222 32.6 11.9
10,0 00 154 20.9 6.2 70,000 244 37.8 13.3
15,0 00 179 22.8 6.8 90,000 250 38.5 14.5
100,00
20,0 00 198 24.7 7.5 0 275 42.0 16.1
150,00
30,0 00 230 27.5 8.5 0 313 44.5 18.0
Kapal Barang ( DWT ) Kapal Ferry ( GRT )
700 58 9.7 3.7 1,000 73 14.3 3.7
1, 000 64 10.4 4.2 2,000 90 16.2 4.3
2, 000 91 12.7 4.9 3,000 113 18.9 4.9
3, 000 92 14.2 5.7 4,000 127 20.2 5.3
5, 000 109 16.4 6.8 6,000 138 22.4 5.9
8, 000 126 18.7 8.0 8,000 155 21.8 6.1
10,0 00 137 19.9 8.5 10,000 170 25.4 6.5
15,0 00 153 22.3 9.3 13,000 188 27.1 6.7
20,0 00 177 23.4 10.0 Kapal Peti Kemas ( DWT )
30,0 00 186 27.1 10.9 20,000201 2 7.1 10.6
40,0 00 201 29.4 11.7 30,000 237 30.7 11.6
50,0 00 216 31.5 12.4 40,000 263 33.5 12.4
Kapal Minyak ( DWT ) 50,000 280 35.8 13.0
700 50 8.5 3.7
1, 000 60 9.8 4.0
2,000 77 12.2 5.0
3,000 88 13.8 5.6
5,000 104 16.2 6.5
10,000 130 20.1 8.0
15,000 148 22.8 9.0
20,000 162 24.9 9.8
30,000 185 28.3 10.9
40,000 204 30.9 11.8
50,000 219 33.1 12.7
60,000 232 35.0 13.6
70,000 244 36.7 14.3
80,000 255 38.3 14.9

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
II.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Moda Transportasi Air

Moda transportasi air mempunyai banyak kelebihan dibanding dengan

moda transportasi lainnya :

a Dapat mengangkut secara massal serta dapat mengangkut barang yang

besar dan berat.

b Tidak menggunakan prasara yang khusus layaknya transportasi darat

dengan prasaran jalan raya, jembatan ataupun jalan rel pada kereta api.

c Memeiliki investasi biaya awal yang relatif murah.

d Efektif sebagai transportasi jarak menengah dan jauh.

e Tingkat keselamatan tinggi.

Disamping kelebihan tersebut moda transportasi memiliki kekurangan antara lain :

a Keterikantan pada air, baik danau, sungai ataupun laut seba gai prasarana

transportasi.

b Keterikatannya kepada dermaga/pelabuhan sebagai tempat n aik turunnya

penumpang dan barang.

c Kurang efektif untuk pengangkutan penumpang dan barang d alam jumlah

kecil atau jarak tempuh yang relatif pendek.

II.4 Pelabuhan dan Klasifikasinya

II.4.1 Defenisi Pelabuhan

Pelabuhan (port) adalah daerah pengairan yang terlindung terhadap

gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga

dimana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, kran-kran untuk

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
bongkar muat barang, gudang laut (transito) dan tempat-tempat penyimpanan

dimana kapal membongkar muatannya, dan gudang-gudang dimana barang-

barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama selama menunggu

pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pelabuhan merupakan

bandar yang dilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan penumpang

dan muatan seperti dermaga, tambatan, dengan segala perlengkapannya. Jadi

suatu pelabuhan juga merupakan bandar, tetapi suatu bandar belu m tentu suatu

pelabu han. Karena dalam kenyataannya sebuah kapal yang be rlabuh juga

berkepentingan melakukan bongkar muat barang dan man aik-turunkan

ang, maka nama pelabuhan lebih tepat dari pada bandar.


penump

Pelabuhan merupakan suatu pintu gerbang dan pemelancar hubungan antar

daerah,pulau atau bahkan antar benua dan bangsa yang dapat memajukan daerah

belakangnya (daerah pengaruh). Dengan fungsinya tersebut maka pembangunan

pelabu han harus dapat dipertanggung jawabkan baik secara sosial ekonomi

maupun teknis.

Daerah belakang ini adalah daerah yang mempunyai kepentingan

hubun gan ekonomi, sosial dan lain-lain dengan pelabuhan terseb ut. Misalnya

Jawa Barat dan bahkan Indonesia merupakan daerah belakang dari Pelabuhan

Tanjung Priok, atau Pelabuhan Ujung Pandang mempunyai daerah pengaruh yang

berupa pulau-pulau dan laut-laut disekitarnya.

Selain untuk kepentingan sosial ekonomi, ada pula pelabuhan yang

dibangun untuk kepentingan pertahanan. Pelabuhan ini dibangun untuk tegaknya

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
suatu negara. Dalam hal ini pelabuhan disebut dengan pangkalan Angkatan Laut

atau pelabuhan militer.(Triatmodjo, 1996 : 3-4)

II.4.2 Klasifikasi Pelabuhan

Klasifikasi pelabuhan ditinjau dari beberapa sudut antara lain :

1) Dari sudut pemungutan jasa :

a Pelabuhan yang diusahakan

Yaitu pelabuhan dalam pembinaan pemerintah yang sesuai kondisi,

kemampuan dan pengembangan menurut hukum perusaha an.

b Pelabuhan yang tidak diusahakan

Yaitu pelabuhan dalam pembinaan pemerintah yang se suai dengan

kondisi, kemampuan dan pengembangan potensinya ma sih menonjol

sifat overheld zorg dan atau yang belum ditetapkan sebagai pelabuhan

yang diusahakan.

c Pelabuhan otonom

Yaitu pelabuhan yang diberi wewenang untuk mengatur di ri sendiri.

2) Dari sudut teknis :

a Pelabuhan alam (Natural and Protected Harbou)

Pelabuhan ini merupakan suatu daerah yang menjurus ke dalam (inlet),

terlindungi oleh suatu pulau, jazirah atau terletak sedemikian rupa

sehingga navigasi dan berlabuhnya kapal dapat dilakukan.

b Pelabuhan buatan (Artivical Harbour)

Pelabuhan buatan merupakan suatu daerah yang dibuat manusia

sedemikina rupa, sehingga terlindung terhadap ombak, badai ataupun

arus sehingga memungkinkan kapal dapat merapat.

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
c Pelabuhan semi alam (semi Natural Harbour)

Pelabuhan ini merupakan kombinasi dari pelabuhan alam dan

pelabuhan buatan.

3) Dari sudut jenis perdagangan

a Pelabuhan laut

Pelabuhan yang terbuka untuk jenis perdagangan dalam dan luar negeri

yang menganut undang-undang pelayaran Indonesia.

b Pelabuhan pantai

Pelabuhan yang terbuka bagi jenis perdagangan dalam neg eri.

4) Dari sudut jenis pelayaran kepada kapal dan muatannya

a Pelabuhan utama (Major Port)

Pelabuhan yang melayani kapal-kapal besar dan merupak an pelabuhan

dan pembagi muatan.

b Pelabuhan cabang (Feeder Port)

Pelabuhan yang melayani kapal-kapal kecil yang mendukung

pelabuhan utama. (Soedjono, 1985 : 54-65)

Pelabuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam yan g tergantung

pada sudut tinjaunnya, yaitu dari segi penyelenggaraannya, pengusahaanya, fungsi

dalam perdagangan nasional dan Internasional, segi kegunaan dan letak

geografisnya.

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
II.4.2.1 Ditinjau dari segi penyelenggaraannya

1. Pelabuhan Umum

Pelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan

masyarakat umum. Penyelenggaraan pelabuhan umum dilakukan oleh Pemerintah

dan pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada badan usaha milik negara yang

didirikan untuk maksud tersebut. Di Indonesia dibentuk empat badan usaha milik

negara yang diberi wewenang mengelola pelabuahan umum diusahakan. Keempat

badan usaha tersebut adalah PT (Pesero) Pelabuhan Indonesia I berke dudukan di

Medan, Pelabuhan Indonesia II berkeduduka n di Jakarta, Pelabuhan Indonesia III

berkedudukan di Surabaya dan Pelabuhan Indonesia IV berkedudu kan di Ujung

Pandan g.

2. Pelabuhan Khusus

Pelabu han khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang

kegiata n tertentu. Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan umum,

kecuali
dalam keadaan tertentu dengan ijin Pemerintah. Pelab ngunuhan khusus

diba oleh suatu perusahaan baik pemerintah maupun swasta, yang berfungsi

untuk p rasarana pengiriman hasil produksi perusahaan tersebut. Sebagai contoh

adalah LNG Arun di Aceh yang digunakan untuk mengirimkan hasilproduksi gas

alam cair ke daerah atau negara lain.

II.4.2.2 Ditinjau dari segi pengusahaannya

1. Pelabuhan yang diusahakan

Pelabuhan ini sengaka diusahakan untuk memberikan fasilitas-fasilitas

yang diperlukan oleh kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukan kegiatan

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
bongkar muat barang, menaikan-turunkan penumpang serta kegiatan lainya.

Pemakaian pelabuhan ini dikenakan biaya-biaya, seperti biaya jasa labuh, jasa

dermaga, jasa penumpukan, bongkar-muat, dan sebagainya.

2. Pelabuhan yang tidak diusahakan

Pelabuhan ini hanya merupakan tempat singgahan kapal/perahu tanpa

fasilitas bongkar-muat, bea cukai, dan sebagainya. Pelabuhan ini umumnya

pelabuhan kecil yang disubsidi oleh Pemerintah, dan dikelola oleh Unit Pelaksana

Teknis Direktorat Jendral Perhubungan Laut.

II.4.2.3 Ditinjau dari fungsinya dalam perdagangan nasional da n

internasional

1. Pelabuhan laut

Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal-kapal

berbendera asing. Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan besar dan ramai

dikunjungi oleh kapal-kapal samudera.

2. Pelabuhan pantai

Pelabuhan pantai ialah pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan

dalam negeri dan oleh karena itu tidak bebas disinggahi oleh kapa l berbendera

asing. Kapal asing dapat masuk ke pelabuhan ini dengan meminta ijin terlebih

dulu.

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
II.4.2.4 Ditinjau dari segi penggunaanya

1. Pelabuhan ikan

Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman yang besar,

karena kapal-kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan tidak besar, di

Indonesia pengusahaan ikan relatif masih sederhanayang dilakukan oleh nelayan-

nelayan menggunakan perahu kecil. Jenis kapal ikan ini bervariasi, dari yang

sederhana berupa jukung sampai kapal motor. Jukung adalah perahu yang dibuat

dari ka yu dengan lebar sekitar satu meter dan panjang 6-7 meter. Per ahu ini dapat

menggunakan layar atau motor tempel, dan bisa langsung mendar at di pantai.

Kapal yang lebih besar terbuat dari papan atau fiberglass dengan lebar 2,0-2,5

meter dan panjang8-12 meter, digerakkan oleh motor. Pelabuhan ikan dibangun di

sekitar daerah perkampungan nelayan. Pelabuhan ini harus lengkap dengan pasar

lelang, pabrik/gudang es, persediaan bahan bakar,dan juga tempa t cukup luas

untuk perawatan alat-alat penangkap ikan.

2. Pelabuhan minyak

Untuk keamanan, pelabuhan minyak harus diletakkan ag ak jauh dari

keperluan umum. Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan d ermaga atau

pangkalan yang harus dapat menahan muatan vertikal yang besa r, melainkan

cukup membuat jembatan perancah atau tambahan yang dibuat menjorok ke laut

utnuk mendapatkan kedalaman air yang cukup besar. Bongkar muat dilakukan

dengan pipa-pipa dan pompa-pompa.

3. Pelabuhan barang

Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas utnuk

bongkar muat barang. Pelabuhan dapat berada di pantai atau estuari dari sungai

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
besar. Daerah perairan pelabuhan harus cukup tenang sehingga memudahkan

bongkar muat barang. Pelabuhan barang ini bisa oleh pemerintah sebagai

pelabuhan niaga atau perusahaan swasta untuk keperluan transport hasil

produksinya seperti baja, aluminium, pupuk, batu bara, minyak dan sebagainya.

Sebagai contoh Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara adalah pelabuhan

milik pabrik Aluminium Asahan. Pabrik pupuk Asean dan Iskandar Muda juga

mempunyai pelabuhan sendiri.

4. Pelabuhan penumpang

Pelabuhan penumpang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan barang.

Pada pelabuhan barang di belakang dermaga terdapat gudang-gudang, sedang

untuk elabuhan
p penumpang dibangun stasiun penumpang yang me nlayani segala

kegiatayang berhubungan dengan kebutuhan orang yang berpergian, seperti

kantor imigrasi, duane, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai pelayaran, dan

sebagainya.Barang-barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu banyak,

sehing ga gudang barang tidak perlu besar. Untuk kelancaran mas uk keluarnya

penump ang dan barang, sebaiknya jalan masuk/keluar dipisahkan. Penumpang

melalui lantai atas dengan menggunakan jembatan langsung ke k apal, sedang

barang- barang melalui dermaga.

5. Pelabuhan campuran

Pada umumnya pencampuran pemakaian ini terbatas untuk penumpang

dan barang, sedang untuk keperluan minyak dan ikan biasanya tetap terpisah.

Tetapi bagi pelabuhan kecil atau masih dalam taraf perkembangan, keperluan

untuk bongkar muat minyak juga menggunakan dermaga atau jembatan juga

diletakkan pipa-pipa untuk mengalirkan minyak.

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
6. Pelabuhan militer

Pelabuhan ini mempunyai daer4ah perairan yang cukup luas untuk

memungkinkan gerakan cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan cukup

terpisah. Konstruksi tambatan maupun dermaga hampir sama dengan pelabuhan

barang, hanya saja situasi dan perlengkapannya agak lain. Pada pelabuhan barang

letak/kegunaan bangunan harus seifisien mungki, sedang pada pelabuhan militer

bangunan-bangunan pelabuhan harus dipisah-pisah yang letaknya agak berjauhan.

II.4.2.5 Ditinjau menurut letak geografis

Menurut letak geografisnya pelabuhan dapat dibedakan menja di pelabuhan

alam, semi alam atau buatan.

1. Pelabuhan alam

Pelabuahn alam merupakan daerah perairan yang terlindun gi dari badai

dan gelombang secara alam, misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di

teluk, estuari dan muara sungai. Di daerah ini pengaruh gelombang sangat kecil.

Pelabu han Cilacap yang terletak di selat antara daratan Cilaca p dan Pulau

Nusakambangan merupakan contoh pelabuhan alam yang daerah perairannya

terlindu ng dari pengaruh gelombang, yaitu oleh Pulau Nusakambanga n. Contoh

dari pelabuhan alam lainnya adalah pelabuhan Palembang, Belawan, Pontianak,

New York, San fransisco, London dan sebagainya.

Estuari adalah bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air

laut. Pada waktu pasang air laut masuk ke hulu sungai. Saat pasang tersebut air

sungai dari hulu terhalang dan tidak bisa langsung di buang ke laut. Dengan

demikian di estuari terjadi penampungan air dalam jumlah sangat besar. Pada

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
waktu surut, air tersebut akan ke luar ke laut. Karena volume air yang dikeluarkan

sangat besar maka kecepatan aliran cukup besar yang dapat mengerosi endapan di

dasar sungai. Lama periode air pasang dan surut tergantung pada tipe pasang

surut.

2. Pelabuhan buatan

Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari

pengaruh gelombang dengan membuat bangunan pemecah gelombang. Pemecah

gelombang ini membuat daerah perairan tertutup dari laut dan hanyadihubungkan

oleh suatu celah (mulut pelabuhan) untuk keluar masuknya kapal. Didalam daerah

tersebut dilengkapi alat penambat. Bangunan ini di buat mulai dari pantai dan

menjorok ke laut sehingga gelombang yang menjalar ke pantai terhalang oleh

an tersebut. Contoh dari pelabuhan ini adalah pelabuhan Tanjung Priok.


bangun

3. Pelabuhan semi alam

Pelabuhan ini merupakan campuran dari kedua tipe di atas, misalnya suatu

pelabuhan yang terlindung oleh lidah pantai dan perlindungan buatan hanya pada

alur masuk. Pelabuhan Bengkulu adalah contoh dari pelabuhan in i. Pelabuhan

Bengkulu memamfaatkan teluk yang terlindung oleh lidah pasir untuk kolam

pelabu han. Pengerukan dilakukan pada pasir untuk membentuk sal uran sebagai

jalan masuk/keluar kapal.

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
II.5 Dermaga

Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat

dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-

turunkan penumpang.

Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat

dan bertambat pada dermaga tersebut.

Dermaga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu wharf atau quai dan jetty

atau pi er atau jembatan. Wharf adalah dermaga yang paralel denga n pantai dan

biasany a berimpit dengan garis pantai. Jetty adalah dermaga yang menjorok ke

laut.

Dermaga dibangun untuk kebutuhan tertentu. Pemilihan t ipe dermaga

sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan di layani, ukuran kapal, arah

gelomb ang dan angin, kondisi tofografi dan tanah dasar laut, dan yang paling

penting adalah tinjauan ekonomi untuk mendapatkan bangunan yang paling

ekonomis.

II.5.1 Pemilihan Tipe Dermaga

II.5.1.1 Tinjauan topografi daerah pantai

Diperairan yang dangkal sehingga kedalaman yang cukup agak jauh

daridarat, pegunungan jetty akan lebih ekonomis karena tidak diperlukan

pengerukan yang besar. Sedang dilokasi dimana kemiringan dasar cukup curam,

pembuatan pier dengan melakukan pemancangan tiang perairan yang dalam

menjadi tidak praktis dan sangat mahal. Dalam hal ini pembuatan wharf adalah

lebih tepat.

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
II.5.1.2 Jenis kapal yang dilayani

Dermaga yang melayani kapal minyak (tanker) dan kapal barang curah

mempunyai konstruksi yang ringan dibanding dengan dermaga barang potongan

(general cargo), karena dermaga tersebut tidak memerlukan peralatan bongkar

muat barang yang besar (kran), jalan kereta api, gudang-gudang, dan sebagainya.

Untuk melayani kapal tersebut penggunaan pier akan lebih ekonomis. Dermaga

yang melayani barang potongan dan peti kemas menerima beban yang besar

diatasn ya, seperti kran barang yang dibongkar muat peralatan transp ortasi (kereta

api dan truk). Untuk keperluan tersebut dermaga tipe wharf akan lebi h cocok.

II.5.1.3 Daya dukung tanah

Kondisi tanah sangat menentukan dalam pemilihan tipe de rmaga. pada

umumn ya tanah didekat daratan mempunyai daya yang lebih besar da ri pada tanah

di dasar laut. Dasar laut umumnya terdiri dari endapan yang belum p adat. Ditinjau

dari daya dukung tanah, pembuatan wharf atau dinding penahan tanah lebih

mengu ntungkan. Tetapi apabila tanah dasar berupa karang pembuata n wharf akan

mahal karena untuk memperoleh kedalaman yang cukup di de pan wharf

diperlukan pengerukan. Dalam hal ini pembuatan pier akan lebih murah karena

tidak diperlukan pengerukan dasar karang. (Triatmodjo, 1996 : 157-159)

II.5.2 Ukuran Dermaga

Terminal curah cair dermaga Ujung Baru pelabuhan Belawan merupakan

tipe dermaga dengan dimensi wharf . Untuk menghitung berapa kapasitas kapal

yang dapat bersandar pada terminal curah cair dermaga Ujung Baru pelabuhan

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
Belawan dengan waktu yang bersamaan dapat kita hitung dengan menggunakan

rumus dibawah ini. (Triatmodjo, 1996 : 166-167)

Panjang Dermaga

Lp = n Loa + (n - 1) 15 + 50

Dimana :

Lp = panjang dermaga

n = jumlah kapal yang ditambat

Loa = panjang kapal yang ditambat

15 = ketetapan (jarak antara buritan ke haluan dar i satu kapal

ke kapal lain)

50 = ketetapan (jarak dari kedua ujung dermaga k e buritan dan

haluan kapal)

Gambar 2.2 Dimensi Panjang Dermaga

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
II.6 Fasilitas Pelabuhan Di Daratan

Muatan yang diangkut kapal dapat dibedakan menjadi barang potongan ,

barang curah dan peti kemas. Barang potongan terdiri dari barang satuan seperti

mobil, mesin-mesin, material yang ditempatkan dalam bungkus, koper, karung

atau peti. Barang-barang ini memerlukan perlakuan khusus dalam

pengangkutannya untuk menghindari kerusakan. Barang curah terdiri dari barang

lepas dan tidak dibungkus/kemas, yang dapat dituangkan atau dipompa ke dalam

kapal. Barang ini dapat berupa biji-bijian (beras, jagung, gandumdsb), butiran

atau b atu bara ; atau bisa juga berbentuk cairan seperti minyak. Karena angkutan

barang curah dapat dilakukan lebih cepat dan biaya lebih murah dari pada dalam

bentuk kemasan, maka beberapa barang yang dulunya dalam bentuk kemasan

sekarang diangkut dalam bentuk lepas. Sebagai contoh adalah p engangkutan

semen, gula, beras, dan sebagainya.

Masing-masing terminal mempunyai bentuk dan fasilitas y ang berbeda.

Termin al barang potong (general cargo terminal) harus mempunyai perlengkapan

bongka r muat berbagai bentuk barang yang berbeda. Terminal b arang curah

biasanya direncanakan untuk tunggal guna; dan mempunyai peral atan bongkar

muat untuk muatan curah. Demikian juga dengan terminal peti ke mas. Berbagai

jenis terminal tersebut dapat berada dalam satu pelabuhan, dan letak antara

terminal satu dengan yang lainnya dapat berdampingan.

II.6.1 Terminal barang potongan (General Cargo Terminal)

Fasilitas-fasilitas yang ada dalam terminal barang potong terdiri dari :

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
1. Apron

Apron adalah halaman diatas dermaga yang terbentang dari sisi muka dermaga

sampai gudang laut atau lapangan penumpukan terbuka. Apron digunakan untuk

menempatkan barang yang aka dinaikkan ke kapal atau barang yang baru saja

diturunkan dari kapal. Bentuk apron tergantung pada jenis muatan, apakah barang

potongan, curah atau peti kemas. Biasanya lebar apron adalaha antara 15 dan 25

meter.

2. Gudang laut dan lapangan penumpukan terbuka

Gudang laut (disebut juga gudang pabean, gudang linie ke I, gudang transit)

adalahgudang yang berada di tepi perairan pelabuhan dan hanya dipisahkan dari

oleh dermaga pelabuhan. Gudang laut hanya menyimpan barang-barang


air laut

untuk ementara
s waktu sambil menunggu pengangkutan lebih lanjut ke tempat

tujuanakhir. Masa penyimpanan barang-barang dalam gudang laut adalah

maksimum 15 hari untuk barang-barang yang akan dimasukka n ke dalam

peredaran bebas setempat (denagn angkutan darat) dan maksimum 30 hari untuk

barang-barang yang akan diteruskan ke pelabuhan lain (dengan kapal lain).

3. Gudang

Gudang (warehouse) digunakan untuk menyimpan barang-barang dalam waktu

yang lama. Gudang ini dibuat agak jauh dari dermaga.

4. Bangunan pendingin (cold storage)

Apabila ada barang yang memerlukan pendinginan dikapalkan oleh kapal dengan

pendingin dan didistribusikan ke daerah tujuan dengan kereta api atau truk, maka

diperlukan bangunan pendingin di dermaga sedemikian sehingga barang-barang

beku tersebut dapat dipindahkan dari kapal ke tempat di bangunan cold storage

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
dalam waktu yang sesingkat mungkin sehingga perubahan temperatur yang terjadi

sekecil mungkin. Dengan demikian kerusakan makanan yang terjadi dapat

ditekan. Bahan makanan yang perlu pendinginan adalah ikan, daging, buah-

buahan dan sayur-sayuran.

II.6.2 Terminal barang curah (bulk cargo terminal)

Muatan curah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :

1. Muatan lepas yang berupa hasil tambang seperti batu bara, biji besi, bouxit

danhasil pertanian seperti beras, gula, jagung dan sebagainya.

2. Muatan cair yang diangkut dalam kapal tangki seperti minyak b umi, minyak

kelapa sawit, bahan kimia cair dan sebagainya.

Terminal muatan curah harus dilengkapi dengan fasilitas penyimpanan

muatan. Tipe fasilitas penyimpanan tergantung pada jenis muatannya, yang bisa

berupa lapangan untuk mengangkut muatan, tangki-tangki untuk minyak, silo atau

gudang untuk material yang memerlukan perlindungan terhadap cuaca, atau

lapangan terbuka untuk menimbun batu bara, biji besi dan bouxit.

Barang curah dapat ditangani secara ekonomis dengan meng gunakan belt

conve yor atau bucket elevator atau kombinasi dari keduanya. Bara ng cair dapat

diangkut dengan pompa. Sedang barang berupa bubuk, material berbutir halus

seperti semen dan butiran atau material yang ringan dapat diangkut dengan alat

pengisap (alat pneumatic). Belt conveyor adalah alat yang paling serba guna untuk

mengangkut berbagai macam barang berbentuk bubuk, butiran dan kental. Alat

tersebut dapat mengangkut material dalam jumlah besar untuk jarak jauh, baik

secara horizontal maupun naik turun dengan kemiringan dari 150 sampai 200. Alat

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
ini digunakan untuk memindahkan material dari tempat penimbunan ke dalam

kapal, dan sebaliknya. Bucket elevator mengangkut material secara vertical atau

yang mempunyai kemiringan besar. Kapasitasnya lebih rendah dari pada kapasitas

belt conveyor. Alat ini digunakan untuk mengisi silo.

Dalam lokasi studi terminal Curah Cair dermaga Ujung Baru pelabuhan

Belawan gudang tempat penyimpanan komoditi yaitu minyat sawit disimpan pada

tangki timbun. Jumlah tangki timbun yang ada di lokasi studi berjumlah 223

tangki dengan kapasitas 383.320,00 Ton dalam ukuran bervariasi. Dari jumlah

keseluruhan tangki dibagi atas 12 kepemilikan perusahaan swasta yang berada

pada lokasi studi. Lebih jelasnya dapat dlihat pada tabel 4.5 Tangki Timbun pada

bab IV.

II.6.3 Terminal peti kemas

Pengiriman barang dengan menggunakan peti kemas telah banyak

dilaku kan, dan volumenya terus menerus meningkat dari tahun ketahun. Beberapa

pelabu han terkemuka telah mempunyai fasilitas-fasilitas penduku ngnya yang

berupa terminal peti kemas seperti Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Mas,

Tanjung Perak, Belawan dan Ujung Pandang.

Pengangkutan dengan menggunakan peti kemas memungkinkan barang-

barang digabung menjadi satu dalam peti kemas sehingga aktivitas bongkar muat

dapat dimekanisasikan. Hal ini dapat meningkatkan jumlah muatan yang bisa

ditangani sehingga waktu bongkar muat menjadi lebih cepat.

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Umum

Metodologi penelitian adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk

mencapai tujuan penelitian. Dalam penelitian ini memerlukan data-data berupa

data sekunder. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian yang terdiri

dari karakteristik kapal yang beroperasi, panjang derma ga saat ini,

fasilitas darat yang digunakan yaitu sistem angkutan pipa dan gudang

penumpukan komoditi (tangki timbun).

b. Pengambilan data-data yang dibutuhkan yaitu dengan cara

mengumpulkan data-data sekunder dari PT. (Persero) Pelabuhan

Indonesia I dan instansi terkait.

c. Pengolahan data dengan melakukan pengelompokan data untuk

memeriksa kelengkapan data.

d. Menganalisa data-data yang diperoleh. Analisa yang dilakuka n meliputi :

Dari data karakteristik kapal diperoleh ukuran kapal, j umlah kapal,

frekuensi perjalanan dan daya angkut kapal. Dari data karakteristik

kapal ini ditentukan berapa jumlah kapal yang bersandar, panjang

kapal rata-rata dan jumlah muatan rata-rata dari kapal yang

beropersai.

Dari data fasilitas darat yang digunakan yaitu sistem angkutan pipa

dapat ditentukan kapasitas produksi angkutan pipa tersebut. Kapasitas

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
produksi dari sistem pompa tersebut berdasarkan produksi yang

dihasilkan dalam ton per jam.

Dari data tangki timbun yang digunakan untuk penumpukan komoditi

dapat dihitung kapasitas setiap tangki. Dari kapasitas tiap-tiap tangki

dapat diperoleh hasil kapasitas keseluruhan dari tangki timbun yang

digunakan dalam hitungan ton per tangki.

Urutan tahap-tahap penelitian ini, secara terperinci dapat dilihat pada gambar 3.1

dibawa h ini.

Tujuan Penelitian

Pengumpulan Data Sekunder

Data Sekunder
Karakteristik kapal
Panjang dermaga
Fasilitas darat yaitu sistem angkutan pipa
Gudang penumpukan komoditi
(tangki timbun)

Mengelompokkan Data Untuk Memeriksa Kelengkapa n Data

Analisis
Menentukan jumlah kapal bersandar, panjang kapal ra ta-rata dan
jumlah muatan kapal rata-rata yang beroperasi.
Kapasitas produksi dari sistem angkutan pipa dalam ton per jam
Kapasitas gudang penumpukan komoditi (tangki timbun) dalam
ton per tangki.

Kasimpulan dan Saran

Gambar 3.1 Bagan Alir Metodologi Penelitian

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
III.2 Lokasi Studi

Studi dengan maksud dan tujuan penelitian ini, maka adapun lokasi

penelitian yang dijadikan adalah terminal Curah Cair dermaga Ujung Baru

pelabuhan Belawan. Letak lokasi penelitian ini berada di wilayah Kota Madya

Medan yang terletak 23 km dari pusat kota teatnya pada posisi 03o-47-00 LU ;

98o-42-00 BT. Pelabuhan ini dikelola oleh PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I,

berkantor pusat di Jl. Krakatau Ujung No. 100 Medan 20241 Sumatera Utara

Indonesia, kantor cabang berada di Jl. Sumatera No.1 Belawan 20411 .

III.3 Pengumpulan Data Sekunder

Dalam studi tingkat kelayakan terminal Curah Cair dermaga Ujung Baru

pelabuhan Belawan, diperlukan data-data yang berkaitan dengan st udi ini, yang

dapat igunakan
d utnuk analisa lebih lanjut. Adapun tujuan dari peng umpulan data

dalamenelitian
p ini adalah utnuk mendapatkan data sekunder dari te rminal Curah

Cair dermaga Ujung Baru pelabuhan Belawan yang menjadi obj ek penelitian

sehingga di dapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai tingkat k elayakan dari

terminal Curah Cair dermaga Ujung Baru pelabuhan Belawan.

Data-data sekunder yang diperoleh dari PT (Persero) Pelabuh an Indonesia

I adalah karakteristik kapal, panjang dermaga, fasilitas yang digunakan yaitu

sistem angkutan pipa dan gudang penumpukan komoditi (tangki timbun).

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
III.4 Analisis

Setelah diperoleh hasil data dari lapangan maka data tersebut akan di

analisa. Adapun hasil analisa pada penelitian ini adalah untuk mencari volume

kunjungan kapal yang bersandar, kapasitas angkutan pipa, kapasitas tangki timbun

yang kemudian dihubungkan pada ukuran panjang dermaga dan dengan analisa

Berth Occupation Ratio (BOR) dapat ditentukan berapa persen tingkat pemakaian

dermaga pada terminal Curah Cair dermaga Ujung Baru pelabuhan Belawan.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan hasil analisa Berth

Occupation Ratio (BOR) atau tingkat pemakaian dermaga adalah :

Menganalisa berapa jumlah kapal yang bersandar di termina l Curah Cair,

kemudian mengelompokkan ukuran kapal dan daya muat kapa l.

Menghitung kapasitas bongkar muat barang yang dilakuka n dalam tiap

titik alat bongkar muat. Dari tiap titik alat bongkar muat da pat diperoleh

kapasitas satu alat dalam ton per jam. Dari hasil tiap titik alat bongkar

muat dianalisa apakah tangki timbun yang tersedia memenuhi apa tidak.

Waktu juga dipakai untuk mengakumulasi jumlah rata -rata waktu

pelayanan kapal selama berada ditambatan baik bekerja (produktif)

maupun menganggur (idle dan not peration time) ditambatan.

Skema waktu didarat (selama di tambatan)

Service Time / Berth Time


Not Operation Time Berth Working Time ( BWT )
( NOT ) Idle Time ( IT ) Effective Time ( ET )

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009
Dengan : NOT : Non Operation Time, yaitu waktu selama kapal di

tambatan, direncanakan tidak bekerja misalnya : jam

makan, waktu tidak bekerja malam hari, kerja hanya

sampai dengan 2 shift.

BWT : Berth Working Time, yaitu waktu bekerja yang

direncanakan untuk melaksanakan kegiatan bongkar

muat.

IT : Idle Time, yaitu waktu menganggur sela ma jam kerja

disebabkan antara lain hujan, menung gu muatan,

dokumen, derek kapal rusak dan lain-lain.

ET : Effective Time, yaitu waktu yang benar-b enar bekerja

didalam waktu yang direncanakan untuk kegiatan

bongkar muat.

Sahdan Amiron Hsb : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru - Pelabuhan Belawan), 2009.
USU Repository 2009

Anda mungkin juga menyukai