lmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini berkembang sangat pesat. Dampaknya,
permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan juga semakin kompleks. Salah satu masalah
yang dihadapi saat ini adalah masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Kenyataan ini
menuntut pemerintah untuk melakukan pembaruan dalam dunia pendidikan. Berbagai inovasi
dilakukan guna memperbaiki mutu pendidikan tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan
adalah dengan melakukan inovasi kurikulum, dalam hal ini Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) Salah satu ciri utama KTSP adalah dibebaskannya kompetensi dasar dan
indikator ketercapaian siswa pada setiap sekolah, asalkan sekolah masih berpedoman pada
Standar Kompetensi yang ditentukan oleh pusat. Im basnya, setiap sekolah dapat dikatakan
memiliki kurikulum sendiri yang berbeda dengan kurikulum di sekolah lainnya.
Kurikulum tersebut dapat dilaksanakan dengan baik jika ada kerja sama dari berbagai
pihak, salah satunya adalah guru. Guru merupakan komponen utama dalam belajar
mengajar yang berinteraksi langsung dengan siswa. Guru mempunyai peranan yang sangat
penting terhadap terciptanya proses pembelajaran yang dapat mengantarkan siswa
mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Guru hendaknya menentukan konsep-
konsep yang akan diajarkan pada siswa, tingkat tingkat konsep yang diharapkan dari siswa,
dan model mengajar yang akan digunakan. Selain itu guru harus dapat menentukan evaluasi
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Itulah alasan mengapa evaluasi begitu penting
dalam dunia pendidikan.
tes, pengukuran, dan penilaian. Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya
kemampuan seseorang secara tidak langsung,
yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Tes juga merupakan
salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yakni alat untuk mengumpulkan informasi
karakteristik suatu objek Yang dimaksud objek di sini dapat berupa kemampuan
pesertabdidik, minat, motivasi maupun sikap. Respons dari peserta te terhadap sejumlah
pertanyaan menggambarkan kemampuan dalam bidang tertentu. Jadi, dapat dikatakan
bahwa tes merupakan bagian tersempit dari evaluasi Sementara itu, terdapat istilah lain
yang cukup akrab dalam evaluasi pengukuran adalah proses penetapan angka terhadap
individu atau karakteristi menurut aturan tertentu (Ebel dan Frisbie dalam Eko putro
Widoyoko, 2009:2). Dengan demikian, hal penting dari pengukuran adalah penetapan
angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut aturan-aturan tertentu, Ranah
dari pengukuran ini bisa berupa kemampuan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan
psikomotorik (keterampilan). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pengukuran
mempunyai konsep yang lebih luas daripada te Kita bisa mengukur karakteristik suatu
objektanpa menggunakan misalnya dengan wawancara, observasi, dan sebagainya.
Pengukuran seperti itu, sering disebut sebagai teknik pengukuran non-tes Selain istilah tes
an pengukuran, istilah penilaian juga sering dikaitkan dalam evaluasi. The Task Group on
Assesment and Testing dalam Eko Putro Widoyoko (2009:2) mende penilaian sebagai
semua cara yang digunakan untuk menilai unjuk keria individu atau kelompok. Sedangkan
menurut Popham (dalam Eko Putrowidoyoko, 2009:3, penilaian didefinisikan sebagai
sebuah usaha secara formal untuk menentukan status siswa berkenaan dengan berbagai
kepentingan pendidikan.
Widoyoko, 2009:3). Jadi, cakupan evaluasi lebih luas dibandingkan dengan tes,
pengukuran, maupun penilaian.
B Fungsi, Tujuan, dan Prinsip Evaluasi
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti memiliki tujuan tertentu, termasuk praktikevaluasi
dalam mbelajaran. Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan suatu tujuan yang berguna dan
jelas sasarannya.
Mengetahui
Melalui evaluasi pembelajaran. kita akan mengetahui besar keberhasilan siswa dalam aspek
akademis, sosial, emosinal, moral, serta keterampilannya dalam mencapai tujuan didikan
yang telah ditetapkan. Kita akan mengetahui, proses pembelajaran dalam mengubah
perilaku siswa menjadi lebih baik seperti yang diharapkan.
Keberhasilan dalam pendidikan dan pembelajaran merupakan hal yang penting Sebab,
keberhasilan tersebut akan sangat berperan dalam usaha menjadikan para siswa menjadi
manusia yang berkualitas, Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang dimaksud di sini adalah orangtua
siswa, masyarakat dan pemerintah. Dalam mempertanggungjawabkan hasil-hasil yang
telah dicapai, sekolah memberikan laporan tentang berbagai kelebihan dan kekurangan dari
pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan. Misalnya, laporan yang diserahkan
kepada pemerintah (dinas pendidikan) disampaikan kepada pihak yang berkepentingan.
Evaluasi dapat mendeskripsikan kecakapan belajar yang ada pada siswa sehingga dapat
diketahui kelebihan dan kekurangan siswa tersebut dalam berbagai mata pelajaran
yangditempuhnya.
Dengan deskripsi tersebut, diperoleh pula posisi prestasi siswa dibandingkan dengan siswa
lainnya. Hal ini juga berguna untuk menentukan ketuntasan belajar dari siswa yang
bersangkutan.
Hal ini dilakukan dengan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pembelajaran
beserta strategi pelaksanaannya. Ketika siswa gagal dalam memperoleh hasil belajar yang
baik, hendaknya hal itu tidak dianggap sebagai pada diri siswa itu sendiri, disebabkan oleh
program pelajaran yang telah dilakukan atau oleh kesalahan strategi dalam melaksanakan
program tersebut. Sedangkan pada sumber lain, dikemukakan bahwa tujuan dari evaluasi
pembelajaran (H. Daryanto, 1997:11) adalah untuk memperoleh informasi yang akurat
tentang tingkat pencapaian tujuan instruksional siswa, sehingga bisa diupayakan tindak
lanjutnya.
Tujuan intruksional adalah tujuan pendidikan yang harus dicapai oleh masing-masing mata
pelajaran.
Dalam buku Evaluasi Program Pembelajaran, Eko Putro Widoyoko mengemukakan bahwa
sekurang-kurangnya ada empat fungsi dari evaluasi pembelajaran. Keempat fungsi tersebut
yaitu:
Informasi yang dihasilkan dari evaluasi pembelajaran akan bermanfaat bagi setiap tahapan
dari manajemen sekolah.
Dimulai sejak perencanaan, pelaksanaan, maupun ketika akan mengulangi atau melanjutkan
kegiatan pembelajaran, semua itu dapat dipengaruhi oleh hasil evaluasi. Dalam mengambil
kebijakan, pembuat keputusan tentu membutuhkan informasi yang akurat tentang kondisi
sekolah tersebut supaya bisa memutuskan sesuatu dengan tepat.
2. Hasil evaluasi pembelajaran merupakan salah satu informasi akurat yang bisa dijadikan
pertimbangan dalam menentukan keputusan. Evaluasi pembelajaran dilakukan secara
sistematis sehingga penentuan keputusan yang berdasarkan pada evaluasi
C Pelaksana, cakupan dan Jenis Evaluasi
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19, tahun 2005 (Endang Poerwanti, 2008), evaluasi
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas 3 macam evaluasi,
yaitu:
Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan dari waktu ke
waktu, untuk memantau proses, kemajuan, perbaikan hasil. Kegiatan evaluasi bisa
dilakukan dalam bentuk ulangan harian, semester, akhir semester, maupun ulangan
kenaikan kelas. Terdapat tiga tujuan yang ingin dicapai dalam evaluasi yang dilakukan oleh
pendidik, yaitu:
Evaluasi yang dilakukan oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian standar
kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran.
Pemerintah juga turut andil dalam kegiatan evaluasi pembelajaran. Evaluasi yang
dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara
nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta dilakukan dalam bentuk ujian nasional. Jadi, evaluasi yang dilakukan
oleh pemerintah ini berbentuk ujian nasional
BAB I
KONSEP DASAR
EVALUASI PEMBELAJARAN
lmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini berkembang sangat pesat. Dampaknya,
permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan juga semakin kompleks. Salah satu masalah
yang dihadapi saat ini adalah masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Kenyataan
ini menuntut pemerintah untuk melakukan pembaruan dalam dunia pendidikan. Berbagai
inovasi dilakukan guna memperbaiki mutu pendidikan tersebut. Salah satu upaya yang
dilakukan adalah dengan melakukan inovasi kurikulum, dalam hal ini Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) Salah satu ciri utama KTSP adalah dibebaskannya kompetensi
dasar dan indikator ketercapaian siswa pada setiap sekolah, asalkan sekolah masih
berpedoman pada Standar Kompetensi yang ditentukan oleh pusat. Im
basnya, setiap sekolah dapat dikatakan memiliki kurikulum sendiri yang berbeda dengan
kurikulum di sekolah lainnya.
Kurikulum tersebut dapat dilaksanakan dengan baik jika ada kerja sama dari berbagai
pihak, salah satunya adalah guru. Guru merupakan komponen utama dalam belajar
mengajar yang berinteraksi langsung dengan siswa. Guru mempunyai peranan yang sangat
penting terhadap terciptanya proses pembelajaran yang dapat mengantarkan siswa
mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Guru hendaknya menentukan konsep-
konsep yang akan diajarkan pada siswa, tingkat tingkat konsep yang diharapkan dari siswa,
dan model mengajar yang akan digunakan. Selain itu guru harus dapat menentukan evaluasi
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Itulah alasan mengapa evaluasi begitu penting
dalam dunia pendidikan.
Menurut Djemari Mardapi dalam Eko Putro Widoyoko (2009 1), terdapat 3 istilah yang sering
digunakan dalam evaluasi, yaitu tes, pengukuran, dan penilaian. Tes merupakan salah satu cara
untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons
seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Tes juga merupakan salah satu alat untuk
melakukan pengukuran, yakni alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek
Yang dimaksud objek di sini dapat berupa kemampuan pesertabdidik, minat, motivasi maupun
sikap. Respons dari peserta te terhadap sejumlah pertanyaan menggambarkan kemampuan
dalam bidang tertentu. Jadi, dapat dikatakan bahwa tes merupakan bagian tersempit dari
evaluasi Sementara itu, terdapat istilah lain yang cukup akrab dalam evaluasi pengukuran
adalah proses penetapan angka terhadap individu atau karakteristi menurut aturan tertentu
(Ebel dan Frisbie dalam Eko putro Widoyoko, 2009:2). Dengan demikian, hal penting dari
pengukuran adalah penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut
aturan-aturan tertentu, Ranah dari pengukuran ini bisa berupa kemampuan kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa pengukuran mempunyai konsep yang lebih luas daripada te Kita bisa
mengukur karakteristik suatu objektanpa menggunakan misalnya dengan wawancara,
observasi, dan sebagainya. Pengukuran seperti itu, sering disebut sebagai teknik pengukuran
non-tes Selain istilah tes an pengukuran, istilah penilaian juga sering dikaitkan dalam evaluasi.
The Task Group on Assesment and Testing dalam Eko Putro Widoyoko (2009:2) mende
penilaian sebagai semua cara yang digunakan untuk menilai unjuk keria individu atau
kelompok. Sedangkan menurut Popham (dalam Eko Putrowidoyoko, 2009:3, penilaian
didefinisikan sebagai sebuah usaha secara formal untuk menentukan status siswa berkenaan
dengan berbagai kepentingan pendidikan. Berdasarkan definisi sebelumnya, maka dapat
dikatakan bahwa penilaian merupakan kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran
berdasarkan kriteria
adalah:
Mengetahui
di
proses pembelajaran dalam mengubah perilaku siswa menjadi lebih baik seperti yang
diharapkan.
Keberhasilan dalam pendidikan dan pembelajaran merupakan hal yang penting Sebab,
keberhasilan tersebut akan sangat berperan dalam usaha menjadikan para siswa menjadi
manusia yang berkualitas,
program semester.
Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi yang dilakukan oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian
standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran.
Pemerintah juga turut andil dalam kegiatan evaluasi pembelajaran. Evaluasi yang
dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan
Penentuan kelulusan peserta didik dari program dan atau satuan pendidikan, Pembinaan
dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
2. Cakupan Evaluasi
Ranah kognitif menjadi hal yang sangat penting dalam melakukan evaluasi.
Penentuan kelulusan peserta didik dari program dan atau satuan pendidikan, Pembinaan
dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
2. Cakupan Evaluasi
Ranah kognitif menjadi hal yang sangat penting dalam melakukan evaluasi.
BAB I
KONSEP DASAR
EVALUASI PEMBELAJARAN
lmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini berkembang sangat pesat. Dampaknya,
permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan juga semakin kompleks. Salah satu masalah
yang dihadapi saat ini adalah masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Kenyataan
ini menuntut pemerintah untuk melakukan pembaruan dalam dunia pendidikan. Berbagai
inovasi dilakukan guna memperbaiki mutu pendidikan tersebut. Salah satu upaya yang
dilakukan adalah dengan melakukan inovasi kurikulum, dalam hal ini Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) Salah satu ciri utama KTSP adalah dibebaskannya kompetensi
dasar dan indikator ketercapaian siswa pada setiap sekolah, asalkan sekolah masih
berpedoman pada Standar Kompetensi yang ditentukan oleh pusat. Im
basnya, setiap sekolah dapat dikatakan memiliki kurikulum sendiri yang berbeda dengan
kurikulum di sekolah lainnya.
Kurikulum tersebut dapat dilaksanakan dengan baik jika ada kerja sama dari berbagai
pihak, salah satunya adalah guru. Guru merupakan komponen utama dalam belajar
mengajar yang berinteraksi langsung dengan siswa. Guru mempunyai peranan yang sangat
penting terhadap terciptanya proses pembelajaran yang dapat mengantarkan siswa
mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Guru hendaknya menentukan konsep-
konsep yang akan diajarkan pada siswa, tingkat tingkat konsep yang diharapkan dari siswa,
dan model mengajar yang akan digunakan. Selain itu guru harus dapat menentukan evaluasi
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Itulah alasan mengapa evaluasi begitu penting
dalam dunia pendidikan.
tes, pengukuran, dan penilaian. Tes merupakan salah satu cara untuk
yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Tes juga merupakan
salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yakni alat untuk mengumpulkan informasi
karakteristik suatu objek Yang dimaksud objek di sini dapat berupa kemampuan
pesertabdidik, minat, motivasi maupun sikap. Respons dari peserta te terhadap sejumlah
pertanyaan menggambarkan kemampuan dalam bidang tertentu. Jadi, dapat dikatakan
bahwa tes merupakan bagian tersempit dari evaluasi Sementara itu, terdapat istilah lain
yang cukup akrab dalam evaluasi pengukuran adalah proses penetapan angka terhadap
individu atau karakteristi menurut aturan tertentu (Ebel dan Frisbie dalam Eko putro
Widoyoko, 2009:2). Dengan demikian, hal penting dari pengukuran adalah penetapan
angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut aturan-aturan tertentu, Ranah
dari pengukuran ini bisa berupa kemampuan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan
psikomotorik (keterampilan). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pengukuran
mempunyai konsep yang lebih luas daripada te Kita bisa mengukur karakteristik suatu
objektanpa menggunakan misalnya dengan wawancara, observasi, dan sebagainya.
Pengukuran seperti itu, sering disebut sebagai teknik pengukuran non-tes Selain istilah tes
an pengukuran, istilah penilaian juga sering dikaitkan dalam evaluasi. The Task Group on
Assesment and Testing dalam Eko Putro Widoyoko (2009:2) mende penilaian sebagai
semua cara yang digunakan untuk menilai unjuk keria individu atau kelompok. Sedangkan
menurut Popham (dalam Eko Putrowidoyoko, 2009:3, penilaian didefinisikan sebagai
sebuah usaha secara formal untuk menentukan status siswa berkenaan
adalah:
di
rapa
emosio
nal, moral, serta keterampilannya dalam mencapai tujua
tas,
program semester.
Evaluasi Pembelajaran
1.
Pemerintah juga turut andil dalam kegiatan evaluasi pembelajaran. Evaluasi yang
dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan
2. Cakupan Evaluasi
Ranah kognitif menjadi hal yang sangat penting dalam melakukan evaluasi.
b. Ranah afektif
Ranah afektif (affectie) berhubungan menggunakan dengan sikap, sehingga penilaian yang
dilakukan pun umumnya inter.teknik non-tes.
c. Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian-bagiannya, dari yang
sederhana hingga yang kompleks
3. Jenis Evaluasi
- Evaluasi formatif
- Evaluasi sumatif
- Evaluasi diagnostik
- Evaluasi penempatan (placement)
- Evaluasi seleksi
D Teknik Evaluasi
1. Teknik tes
a. Tes adalah prosedur pengukuran yang sengaja dirancang secara sistematis, untuk
mengukur atribut tertentu, dilakukan dengan prosedur administrasi dan pemberian angka
yang jelas dan spesifik, sehingga hasilnya relatif ajek bila dilakukan dalam kondisi yang
relatif sama.
b. Tes pada umumnya berisi sampel perilaku. Cakupan butir
tes yang bisa dibuat dari suatu materi tidak terhinggajumlahnya, yang secara keseluruhan
mungkin mustahil dapat tercakup dalam tes, sehingga tes harus dapat mewakili kawasan
(domain) perilaku yang diukur untuk itu perlu pembatasan yang jelas.
c. Tes menghendaki subjek agar menunjukkan diketahui atau apa yang dipelajari dengan
cara menjawab atau mengerjakan tugas dalam tes. Apabila dalam proses evaluasi ini
menggunakan teknik tes, maka individu yang dievaluasi tersebut harus berada pada
keadaan yang terstandar. Maksudnya adalah individu yang dievaluasi (testee) akan
mengalami perlakukan yang sama, dalam hal perintah, bentuk tugas, dan waktu yang
diperlukan untuk mengerjakan evaluasi tugas. Sehingga, individu yang
dites tersebut akan memiliki skor tertentu yang dapat dijadikan sebagai penggambaran atas
apa yang telah dievaluasi. Beberapa ciri situasi yang terstandar (Sugihartono, 2007:139)
adalah:
a. Semua individu yang dites akan memberikan jawaban dari pertanyaan dan perintah sama.
b. Semua individu akan mendapat perintah yang perintah tersebut harus jelas sehingga
semua individu memahami makna perintah tersebut.
c. Cara koding terhadap hasil tes tersebut harus dibuat seragam sehingga jawaban yang
sama akan mendapat skor yang
arti, setiap individu mempunyai kesempatan dan waktu yang sama dalam melaksanakan
tugas atau dalam menerima pertanyaan.
2. Teknik non-tes
Selain teknik tes, jenis tes lain yang umum digunakan dalam proses evaluasi adalah teknik non-
tes. Teknik non-tes umumnya.
BAB II
di tolok ukur
uksesan seseorang
mnenja
an pada pembentukan
baik. Dalam
embentukan manusia
dapat menentukan
Secara nyata, tu
yang
sesuatu.
baik dan buruknya yang dimiliki oleh seseorang.
di seseorang tidak
(hard skill) saja, tetapi lebih kepada kemampuan mengelola diri dan
kan, kesuksesan
80%
hard skill.
karakter
1. Pengertian Pendidikan Karakter
berperilaku yang menjadiciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa bisa membuat keputusan berkarakter baik individu yang
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam
kognisi
press.com)
atu atau lebih aspek tersebut yang tidak ada dalam pendidikan
tercapai
kannya
sebagai
sebagai berikut:
yang dikembangkan.
pada
Marvin Berkowitz dari university of Missouri St. Louis diterbitkan oleh Character Education
Parnership dalam sebuah
karakter
http://waskitamandiribk wordpress.com)
mengontrol dirinya.
Sebenarnya, anak-anak yang bermasalahini sudah dapat dilihat sejak usia pra-sekolah, dan
kalau tidak
dan
(organizising)
(valuing).
(receiving).
nilai.
nilai (responding).
yaitu:
nilai dan norma yang sifatnya positif dan menjadi modal dasar
didik di sekolah:
maksimal.
PROSEDUR EVALUASI
saling
dipenuhi. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar proses dan hasil
Endang Poerwanti
tersebut adalah:
BAB IV
OBJEK EVALUASI
A Ranah kognitif
tersebut:
1. Mengingat (remembering) C1
2. Memahami (understand) C2
3. Mengaplikasikan (apply) C3
4. Menganalisis (analyze)
5. Mengevaluasi (evaluate)
6. Mencipta (create)
Ranah Afektif
seseorang.
terkait dengan
ini
sikap tertentu yang menjadi pedoman dalam bertingkah laku (unik Ambarwati. 2008).
Dalam pendidikan
karakter ranah afektif mendapat porsi penilaian yang lebih jika dibandingkan dengan ranah
kognitif Karena, dalam pendidikan
1. Penerimaan (receiving)
2. Responsi (responding)
3. Acuan nilai (valuing)
4. Organisasi (organization)
5. Karakterisasi (menjadi karakter)
C. Ranah psikomotorik
1. Meniru
2. Manipulasi
3. Ketepatan gerakan
4. Artikulasi
5.Naturalisasi
BAB V
INSTRUMEN EVALUASI
PENDIDIKAN KARAKTER
2007:141). Dalam
berkesinambungan atau
terus-menerus melalui