Anda di halaman 1dari 29

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karbohidrat yaitu senyawa organic terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen. Terdiri atas unsur C, H, O dengan perbandingan 1 atom C, 2 atom H, 1 atom
O. Karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan struktural
& metabolik. Pada tumbuhan, karbohidrat didapatkan melalui proses fotosintesis
menghasilkan amilum atau selulosa. Karbohidrat merupakan sumber energy dan
cadangan energi yang terbentuk melalui proses metabolisme (Murray,dkk., 2009).
Klasifikasi karbohidrat dibagi menjadi beberapa, yaitu monosakarida, disakarida,
oligosakarida, dan polisakarida. Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam
menentukan karakteristik bahan makanan, seperti rasa, warna dan tekstur.
Dalam penentuan kadar karbohidrat dapat dilakukan dengan 2 macam analisa,
yaitu analisa kualitatif yang terdiri atas uji molisch, uji benedict, uji seliwanoff dan
uji iodine serta menggunakan analisa kuantitatif yang terdiri atas metode Nelson-
Somogyi, metode Luff Schoorl, metode Munson-Walker, metode Lane-Eynon
(Slamet,dkk.2003). Penentuan kadar karbohidrat dilakukan dengan pengukuran
banyaknya kandungan gula reduksi didalamnya. Dalam praktikum ini, menggunakan
metode Nelson-Somogyi. Metode ini digunakan untuk mengukur kadar gula reduksi
dengan menggunakan pereaksi arsenomolibdat yang mengubah warna larutan
menjadi biru yang menunjukan ukuran konsentrasi gula yang dibandingkan dengan
larutan standar. Reaksi warna yang terbentuk dapat menentukan konsentrasi gula
dalam sampeldengan mengukur absorbansinya (Sudarmadji, S. 1984).
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:

1. Untuk mengetahui cara penentuan gula reduksi bahan pangan dan hasil
pertanian

2. Untuk mengetahui cara pengambilan sampel yang akan dianalisa


(homogenisasi)

3. Untuk mengetahui cara ekstraksi gula reduksi di dalam preparasi sampel


bahan pangan dan hasil pertanian yang akan dianalisis kadar gula reduksinya
BAB 2. BAHAN DAN PROSEDUR ANALISA

2.1 Bahan
2.1.1 Bahan Pangan yang Digunakan
a. Pepaya
Tanaman pepaya merupakan salah satu tanaman buah tropis berasal Mesiko
Selatan (Sujiprihati, 2000). Kelebihan tanaman pepaya lainnya yaitu dapat berbuah
tanpa mengenal musim. Berdasarkan kematangannya buah pepaya dapat dikonsumsi
matang dan keadaan mentah. Bauh pepaya dimanfaatkan sebagai bahan baku industri
makanan dan minuman, misalnya menjadi bahan baku pembuatan saos. Buah yang
setengah matang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku manisan dan campuran
rujak, sedangkan buah muda dibuat sayuran (Sujiprihati, 2000). Tanaman pepaya
merupakan sumber vitamin A dan vitamin C. Kandungan gizi dalam pepaya sangat
bermanfaat untuk kesehatan manusia misalnya sebagai obat penyakit ginjal, obat
hipertensi dan oabta penyakit malaria, serta bermanfaat untuk penderita penyakit
rabun senja..
Pepaya memilki enzim ynag dapat dimanfaatkan sebagai pelunak daging,
penghancur daging ikan, pelembut kulit, stabilizer minuman anggur, bahan obat,
campuran produk-produk kosmetik dan gigi dan bahan pencuci kain sutrera dan lensa.
Enzim tersebut yaitu enzim papain. Pada Tabel 2.1 tercantum kandungan gizi buah
pepaya.
Tabel 2.1 Analisis Komposisi Buah Pepaya per 100 gram
Unsur Komposisi Jumlah

Energi (kal) 46
Air (g) 86,7
Protein (g) 0,5
Lemak (g) Sedikitsekali (dapatdiabaikan)
Karbohidrat (g) 12,2
B-karoten (IU) 365
Vitamin B (mg) 0,04
Vitamin C (mg) 78
Kalsium (mg) 23
Besi (mg) 1,7
Fosfor (mg) 12

Sumber :Depkes RI (1979)


b. Tomat
Tomat (Solanumly copersicum) merupakan salah satu tanaman yang
sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Namun pemanfaatannya hanya
sebatas sebagai lalap dan bahan tambahan dalam masakan. Kandungan
senyawa dalam buah tomat di antaranya solanin (0,007 %), saponin, asam
folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid (termasuk likopen, dan -
karoten), protein, lemak, vitamin, mineral dan histamin (Adam, dkk., 2004).
Tomat mengandung komponen nutrisi terutama kaya akan vitamin dan
mineral. Dalam satu buah tomat segar ukuran sedang (100 gram) mengandung
sekitar 30 kalori, 40 mg vitamin C, 1500 SI vitamin A, 60 mg vitamin B, zat
besi, kalsium dan lain-lain (Depkes RI, 1972). Syarat mutu tomat segar diatur
dalam SNI 01-3162-1992 yang dapat dilihat pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Syarat Mutu Tomat Segar menurut SNI 01-3162-1992
No Jenis uji Satuan Persyaratan

Mutu I Mutu II

1. Kesamaan sifat, - Seragam Seragam


varietas

2. Tingkat ketuaan - Tua, tapi tidak Tua, tapi tidak


terlalu matang terlalu matang
dan tidak dan tidak
lunak lunak

3. Ukuran - Seragam Seragam

4. Kotoran - Tidak ada Tidak ada

5. Kerusakan % Maks. 5 Maks. 10


(jumlah/jumlah)

6. Busuk (jumlah/jumlah) % Maks. 1 Maks. 1

(Badan Standarisasi Nasional, 1992).


Menurut Tonucci et al (1995) komposisi zat gizi yang terkandung di
buah tomat cukup lengkap.Vitamin A dan C merupakan zat gizi yang jumlahnya
cukup dominan dalam buah tomat. Menurut Jungs and Wells (1997) vitamin C
dapat berbentuk sebagai asam L-askorbat dan asam L-dehidroaskorbat yang
keduanya mempunyai keaktifan sebagai vitamin C. Kandungan vitamin C yang
cukup tinggi pada tomat berperan untuk mencegah penyakit sariawan,
memelihara kesehatan gigi dan gusi, mempercepat sembuhnya luka serta
mencegah kerusakan atau pendarahan pada pembuluh darah halus.Senyawa
likopen dapat menurunkan risiko terkena kanker, terutama kanker prostat,
lambung, tenggorokan dan kerusakan besar. Kandungan asam klorogenat dan
asam p-kumarat di dalam tomat mampu melemahkan zat nitrosamine penyebab
kanker (Tri Dewanti, 2010). Pada Tabel 2.3 tercantum kandungan gizi tomat yang
bermanfaat untuk kesehatan salah satunya yaitu sebagai pencegah kanker.
Tabel 2.3 komposisi zat gizi buah tomat
Zat Gizi Kandungan Gizi
Protein 1 gram
Karbohidrat 4,2 gram
Lemak 0,3 gram
Kalsium (Ca) 5 miligram
Fosfor (P) 27 miligram
Zat Besi (Fe) 0,5 miligram
Vitamin A (karoten) 1.500 SI
Vitamin B (Tiamin) 60 ug
Vitamin B2 (riboflavin) -
Vitamin C (asam askorbat) 40 miligram
Bagian yang dapat dimakan 95 %
Sumber: Rukmana (1994)
2.1.2 Bahan Kimia yang Digunakan
1. Larutan Nelson
Reagen ini berfungsi sebagai oksidator antara kuprooksida yang bereaksi
dengan gula reduksi yang membentuk endapan berwarna merah bata (Lang, 2004).
Dalam hal ini, pereaksi Somogyi merupakan pereaksi tembaga alkali yang
mengandung Na2PO4 anhidrat dengan garam K-Na-tartrat (garam Rochelle),
sedangkan pereaksi Nelson mengandung amonium molibdat H2SO4, NaHAsO4,
7H2O. Dengan membandingkan hal tersebut terhadap larutan standar, konsentrasi
gula dalam sampel dapat ditentukan. Reaksi warna yang telah terbentuk dapat
menentukan konsentrasi gula dalam sampel dengan mengukur absorbansinya
(Puspitasari, 2000).
2. Arsenomolybdat
Arsenomolibdat merupakan reagen yang digunakan untuk bereaksi dengan
kupooksida. Pada reaksi ini terdapat perubahan warna menjadi biru karena reaksi
arsenomolibdat dan molibdenum (Mudanifah dan Susanto, 2010).
3. CaCO3
Kalsium karbonat adalah bahan aktif dalam kapur pertanian, dan biasanya
merupakan penyebab utama air keras. Hal ini biasanya digunakan secara medis
sebagai kalsium suplemen atau sebagai antisida, namun konsumsi yang berlebihan
dapat membahayakan. CaCO3 adalah sebuah batuan sedimen terdiri dari mineral
calcite (kalsium karbonat). Sumber utama dari calcite ini adalah organisme laut.
Organisme ini mengeluarkan shell yang keluar ke air dan terdeposit di lantai
samudera sebagai pelagic ooze. Batu kapurbanyak digunakan sebagai bahan untuk
menurunkan kadar sulfur, bahan pembuat soda api, piler kare, kabel, penurunan kadar
asam air, industri pupuk, pengkristal gula tepung, penetral limbah dan lain-lain
(Pramudyanti, dkk, 2004).
4. Pb asetat
Bentuk kristal, granul atau serbuk, berwarna putih, abu-abu atau coklat, sedikit
berbau asam asetat, titik leleh 327.4 0C; titik didih 1740; kelarutan: dalam air
1600 ml, dalam air panas 0,5 ml, dalam alkohol 30 ml, cepat larut dalam gliserol, pH
dalam larutan aqua 5% pada 25 0C = 5,56,5; rumus molekul Pb(C2H3O2)2 . 3H2O,
tekanan uap 7.22E-04 mm Hg 25 0C; kerapatan spesifik 2,55 (Pramudyanti, dkk,
2004).
5. Na oksalat
Asam oksalat merupakan senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4
dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam dikarboksilat paling sederhana ini
biasa digambarkan dengan rumus HOOC-COOH, dibagian anionnya dikenal sebagai
oksalat, juga agen pereduktor. Banyak ion logam yang membentuk endapan tak
larut dengan asam oksalat (H2C2O4), contoh kalsium oksalat (CaOOC-COOCa).
Untuk menghilangkan rasa gatal yang disebabkan kalsium oksalat pada umbi talas
dapat dilakukan dengan cara perendaman NaCl. Penghilangan kadar oksalat terjadi
karena reaksi antara natrium klorida (NaCl) dan kalsium oksalat (CaC2O4). Garam
(NaCl) dilarutkan dalam air terurai menjadi ion-ion Na+ dan Cl-. Ion-ion tersebut
bersifat sepereti magnet. Ion Na+ menarik ion-ion yang bermuatan negatif dan Ion
Cl- menarik ion-ion yang bermuatan positif. Sedangkan kalsium oksalat (CaC2O4)
dalam air terurai menjadi ion-ion Ca2+ dan C2O42-. Na+ mengikat ion C2O42-
membentuk natrium oksalat (Na2C2O4). Ion Cl- mengikat Ca2+ membentuk endapan
putih kalsium diklorida (CaCl2) yang mudah larut dalam air (Pramudyanti, dkk,
2004).
2.2 Persiapan Bahan

Sampel

Pengecilan ukuran

Penimbangan sampel 2 gr

BAB 3. HASIL
Pemasukan DAN
ke dalam PEMBAHASAN
beaker glass + 50 ml
aquades

Pengekstrakan dengan stirer selama 15 menit

Sentrifugase selama 10 menit

Penyaringan

Pengekstrakan dengan stirer +


aquades 40 ml

Penyaringan

Penambahan 100 ml aquades


Penambahan CaCO3 sebanyak 1 gram.

m
Pemanasan filtrat bahan selama 20 menit

Penambahan Pb asetat dan Na asetat sebanyak


masing-masing 3 ml

Perlakuan sentrifugasi bahan selama 10 menit

Peneraan dengan aquades hingga 100 ml

Pengambilan filtrat sebanyak 2


ml

Peneraan dengan aquades hingga 50 ml

Pada preparasi bahan ini, langkah pertama yang dilakukan yaitu menyipakan
sampel. Smapel yang digunkan pada praktikum ini yakni pepaya dan tomat. Mula-
mula wortel dan tomat dihaluskan terlebih dahulu tujuannya agar wortel dan tomat
dapat larut dengan air. Langkah selanjutnya sampel ditimbang sebanyak 2 gram dan
di masukkan ke dalam beaker glass. Setelah itu sampel di tera dengan aquades
sebanyak 50 ml, kemudian di ekstraksi menggunaka stirrer selama 15 menit.
Tujuannya agar sampel dapat tercampur merata dengan aquades. Setelah itu sampel
disentrifuge selama 10 menit tujuannya untuk memisahkan pelarut dengan filtratnya.
Lalu sampel di saring mengguanakan kertas saring. Hail saringan akan berwarna
jernih yang artinya tidak ada ampas sampel yang terlarut. Langkah selanjutnya
saringan pertama di tera kembali dengan aquades sebanyak 30-40 ml. Tujuannya agar
kadar vitamin dalam sampel benar-benar terlarut dalam air. Setalah itu sampel di
ekstraksi kembali selam 15 dan di sentrifuge selama 10 menit. Lalu di saring kembali
dengan kertas saring. Langkah terakhir sampel di tera kembali dengan aquades
sebanyak 100 ml.

Penambahan kalsium karbonat (CaCO3) sebanyak 1 gram pada filtrat sampel


yang bertjuan untuk mengendapkan zat-zat yang tidak termasuk karbohidrat serta
untuk memberikan suasana basa pada larutan sampel. Selanjutnya sampel dipanaskan
selama 20 menit untuk menginaktifkan enzim-enzim yang dapat menghidrolisis gula
pada sampel. Setelah itu ditambahkan Pb asetat dan Na asetat pada masing-masing
sampel sebanyak 3 ml. Penambahan ini bertujuan agar dapat menjernihkan senyawa
yang tidak termasuk karbohidrat, menghilangkan warna senyawa, menghilangkan
pigmen warna dan koloid pada larutan sampel. Setelah itu dilakukan penyaringan
untuk memisahkan residu dengan filtratnya. Sampel yang sudah di saring kemudian
dilakukan peneraan aquades sebanyak 100 ml. Kemuadian sampel di ambil sebanyak
2 ml dan dilakukan peneraan kembali sebnayak 50 ml. Proses peneraan dilakuakn
sebanyak 2 kali untuk memperkecil konsentrasi pada sampel.
2.2 Prosedur Analisa

Filtrat sampel yang telah ditera 50


ml

Filtrat sampel yang telah d Penambahan 0,2 ml, 0,5 ml,


dan 1 ml sampel yang sudah
disiapkan ke dalam tabung reaksi
Penambahan 1 ml larutan Nelson
itera 50 ml Samogyi

Pemanasan 20 menit (setelah mendidih)

Pendiaman pada suhu ruang

Penambahan 1 ml Arsenomolibdat
pada larutan

Peneraan dengan aquades hingga 10 ml

Penghomogenan denagan dilakukannya vorteks

Pengukuran nilai absorbansi pada panjang gelombang <40 nm

Pada prosedur analisa kadar karbohidrat, hal pertama yang harus dilakukan
yaitu mengambil filtrat sampel dan ditera dengan aquades sebanyak 50 ml dan
ditambahkan 0,2 ml, 0,5 ml, dan 1 ml sampel yang sudah disiapkan ke dalam tabung
reaksi. Langkah berikutnya yaitu penambahan 1 ml larutan Nelson Somogyi.
Penambahan larutan Nelson Somogyi bertujuan untuk mereduksi ion kuprioksida
menjadi kuproksida. Lalu dipanaskan selama 20 menit (setelah mendidih), kemudian
di letakkan pada suhu ruang agar larutan suhunya munurun (dingin). Setelah
pendinginanan, sampel ditambahkan arsenomolibdat sebanyak 1 ml. Tujuannya yaitu
Kupro yang terbentuk selanjutnya dilarutkan dengan arsenomolibdat menjadi
molibdenum berwarna biru yang menunjukkan ukuran konsentrasi gula. Selanjutnya
sampel ditera dengan aquades sebanyak 10 ml, lalu sampel dihomogenkan
menggunakan vortek. Langkah terakhir yaitu dilakukan pengukuran nilai
absorbansinya dengan panjang gelombang < 40 nm menggunakan spektofotometer.
BAB 3. HASIL PEMBAHASAN

3.1 Hasil Analisis


3.1.1 Hasil Pengamatan
a. Tomat

Berat sampel
Sampel Ulangan Volume uji Absorbansi (A)
(mg)
0,2 2.013,20 0,145
1 0,5 2.013,20 0,163
Tomat I 1 2.013,20 0,215
pers 1 0,2 2130,6 0,121
2 0,5 2130,6 0,15
1 2130,6 0,202
0,2 2167,4 0,155
1 0,5 2167,4 0,173
Tomat II 1 2167,4 0,238
pers 2 0,2 2151,2 0,116
2 0,5 2151,2 0,156
1 2151,2 0,213

b. Pepaya
Berat sampel Absorban
Sampel Ulangan Volume uji
(mg) (A)
0,2 1981,1 0,327
1 0,5 1981,1 0,515
1 1981,1 0,71
Papaya I
0,2 2037,4 0,107
2 0,5 2037,4 0,134
1 2037,4 0,173
0,2 1997,1 0,226
1 0,5 1997,1 0,304
1 1997,1 0,433
Papaya II
0,2 2065 0,159
2 0,5 2065 0,213
1 2065 0,32
c. Kurva standar
Nilai Absorbansi (A)
Volume (ml)
Ulangan 1 Ulangan 2

0,000(Blanko) 0,000 0,000

0,010 0,051 0,048

0,025 0,112 0,146

0,050 0,289 0,272

0,075 0,422 0,428

0,100 0,576 0,575

0,150 0,813 0,833

Kurva 1
0.160
0.140 y = 0.1792x + 0.0006
R = 0.9968
Konsentrasi Glukosa

0.120
0.100
0.080
0.060
0.040
0.020
0.000
0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000
Absorbansi
Kurva 2
0.160
0.140 y = 0.1777x + 0.0001
R = 0.9991
Konsentrasi Glukosa

0.120
0.100
0.080
0.060
0.040
0.020
0.000
0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000
Absorbansi

3.1.2 Hasil Perhitungan


a. Tomat

sampel Ulangan %gula Rata- SD Rsd


nilai y reduksi rata
0,0254 15,7610
1 0,0286 7,1055
Tomat 1 0,0379 4,7099 8,7433 4,9380 56,4783
Pers 1 0,0211 12,3693
2 0,0263 6,1673
0,0356 4,1770
0,0276 15,9428
1 0,0308 7,1150
Tomat II 0,0424 4,8898 8,4767 4,5542 53,7268
Pers 2 0,0207 12,0358
2 0,0278 6,4664
0,0380 4,4103
b. Pepaya
sampel ulangan %gula Rata- Sd Rsd
nilai y reduksi rata
0,0592 3,7352
1 0,0929 2,3444
pepaya 0,1278 1,6131 16,4962 12,4174 75,2745
1
Pers 1 0,0198 1,2132
2 0,0246 0,6040
0,0316 0,3878
0,0403 2,5199
1 0,0541 1,3550
pepaya 0,0770 0,9644 13,6071 6,7421 49,5491
II
Pers 2 0,0284 1,7164
2 0,0380 0,9189
0,0570 0,6896

3.2 Hasil Pembahasan

Rata-rata
1.8000 1, 6496
1.6000
1, 3607
1.4000
1.2000
1.0000 0, 8743 0, 8477
0.8000
0.6000
0.4000
0.2000
0.0000
Tomat I Tomat II Pepaya I Pepaya II
Analisis kadar gula pereduksi terhadap tomat pertama, tomat 2 didapat nilai rata-
rata berturut-turut 0,8743% dan 0,8477%. Serta memiliki nilai standar deviasi (SD)
berutur-turut 0,4938 dan 0,4554. Dengan nilai RSD berturut-turut yaitu 56,4783 dan
53,7268. Sedangkan pada papaya percobaan pertama didapatkan hasil 1,6496% dan
1,3607% serta memiliki nilai Standar Deviasi (SD) 1,2417 dan 0,6742 dengan nilai
RSD 75,2745 dan 49,5491. Menurut Pihlstrom (2009), nilai RSD yang memenuhi
persyaratan validasi untuk presisi yaitu RSD <5%. Maka dari kedua literatur,
diketahui bahwa kadar gula pereduksi tidak memenuhi standar. Maka dari data
tersebut, analisis yang dilakukan oleh praktikan memiliki ketepatan serta ketelitian
yang rendah.
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Hasil dari praktikum ini dapat diperoleh kesimpulan yakni:

1. Analisis kadar karbohidrat menggunakan metode Nelson-Somogyi dengan


cara mereduksi kuprioksida menjadi kuprooksida
2. Kadar karbohidrat berdasarkan metode Nelson-Somogyi berdasarkan
perhitungan jumlah gula pereduksi
4.2 Saran

Untuk praktikum selanjutnya dapat digunakan bahan sampel pangan yang


bervariasi. Selain itu karena terdapat bahan-bahan kimia yang cukup keras, agar
lebih berhati-hati.
LAMPIRAN DOKUMENTASI KARBOHIDRAT

Gambar Keterangan

Penghalusan bahan dengan mortar

Penimbangan bahan menggunakan


nerasa analitik 4 digit

Peneraan bahan hingga 50 mL dengan


aquades

Ektraksi bahan dengan hot plate

Pensentrifugasi untuk memisahkan


ektrak dengan filtrat

Penambahan larutan arsenomolibdad


LAMPIRAN PERHITUNGAN

Persamaan Regresi Ulangan 1: = 0,1792 + 0,0006

Persamaan Regresi Ulangan 2: = 0,1777 + 0,0001

x = nilai absorbansi

y = konsentrasi gula pereduksi (mg)

()() ()
% = 100%
() ()

50
= = 25
2

Ulangan 1

Persamaan Regresi Ulangan 1: = 0,1792 0,0006

Tomat 1 = 0,1792 + 0,0006


(2013,2)
Ulangan 1 = 0,1792(0,145) + 0,0006
0,2 ml = 0,0266
Absorbansi
(0,145) %

0,0266 100 1
= 100 25 = 16,5061%
0,2 2,0132 1000

Tomat 1 = 0,1792 + 0,0006


(2013,2)
Ulangan 1 = 0,1792(0,163) + 0,0006
0,5ml = 0,0298
Absorbansi
(0,163) %
0,0298 100 1
= 100 25 = 7,4035%
0,5 2,0132 1000
Tomat 1 = 0,1792 + 0,0006
(2013,2)
Ulangan 1 = 0,1792(0,215) + 0,0006
1ml = 0,0391
Absorbansi
(0,215) %

0,0391 100 1
= 100 25 = 4,7099%
1 2,0132 1000

Tomat 1 = 0,1792 + 0,0006


(2130,6)
Ulangan 2 = 0,1792(0,121) + 0,0006
0,2ml = 0,0223
Absorbansi
(0,121) %

0,0223 100 1
= 25 100 = 13,0733%
0,2 2,1306 1000

Tomat 1 = 0,1792 + 0,0006


(2130,6)
Ulangan 2 = 0,1792(0,15) + 0,0006
0,5ml = 0,0275
Absorbansi
(0,15) %

0,0275 100 1
= 25 100 = 6,4489%
0,5 2,1306 1000

Tomat 1 = 0,1792 + 0,0006


(2130,6)
Ulangan 2 = 0,1792(0,202) + 0,0006
1ml = 0,0368
Absorbansi
(0,202) %

0,0368 100 1
= 25 100 = 4,3178%
1 2,1306 1000

Tomat 2 = 0,1777 + 0,0001


(2167,4)
Ulangan 1 = 0,1777(0,155) + 0,0001
0,2ml = 0,0276
Absorbansi
(0,155) %

0,0276 100 1
= 25 100 = 15,9428%
0,2 2,1674 1000

Tomat 2 = 0,1777 + 0,0001


(2167,4)
Ulangan 1 = 0,1777(0,173) + 0,0001
0,5ml = 0,0308
Absorbansi
(0,173) %

0,0308 100 1
= 25 100 = 7,1150%
0,5 2,1674 1000

Tomat 2 = 0,1777 + 0,0001


(2167,4)
Ulangan 1 = 0,1777(0,238) + 0,0001
1ml = 0,0424
Absorbansi
(0,238) %
0,424 100 1
= 25 100 = 4,8898%
1 2,1674 1000

Tomat 2 = 0,1777 + 0,0001


(2151,2)
Ulangan 2 = 0,1777(0,116) + 0,0001
0,2ml = 0,0207
Absorbansi
(0,116) %

0,0207 100 1
= 25 100 = 12,0358%
0,2 2,1512 1000

Tomat 2 = 0,1777 + 0,0001


(2151,2)
Ulangan 2 = 0,1777(0,156) + 0,0001
0,5ml = 0,0278
Absorbansi
(0,156) %

0,0278 100 1
= 25 100 = 6,4664%
0,5 2,1512 1000

Tomat 2 = 0,1777 + 0,0001


(2151,2)
Ulangan 2 = 0,1777(0,213) + 0,0001
1ml = 0,0380
Absorbansi
(0,213) %

0,0380 100 1
= 25 100 = 4,4103%
1 2,1512 1000
Pepaya 1 = 0,1792 + 0,0006
(1,9811)
Ulangan 1 = 0,1792 + 0,0006
0,2ml = 0,0592
Absorbansi
(0,327) %
0,0592 100 1
= 25 100 = 37,3520%
0,2 1,9811 1000

Pepaya 1 = 0,1792 + 0,0006


(1,9811)
Ulangan 1 = 0,1792 + 0,0006
0,5ml = 0,0929
Absorbansi
(0,515) %

0,0929 100 1
= 25 100 = 23,4435%
0,5 1,9811 1000

Pepaya 1 = 0,1792 + 0,0006


(1,9811)
Ulangan 1 = 0,1792 + 0,0006
1 ml = 0,1278
Absorbansi
(0,71) %

0,1278 100 1
= 25 100 = 16,1314%
1 1,9811 1000

Pepaya 1 = 0,1792 + 0,0006


(2,0374) = 0,1792 + 0,0006
Ulangan 2 = 0,0198
0,2 ml
Absorbansi %
(0,107)
0,0198 100 1
= 25 100 = 12,1321%
0,2 2,0374 1000

Pepaya 1 = 0,1792 + 0,0006


(2,0374)
Ulangan 2 = 0,1792 + 0,0006
0,5 ml = 0,0246
Absorbansi
(0,134) %

0,0246 100 1
= 25 100 = 6,0402%
0,5 2,0374 1000

Pepaya 1 = 0,1792 + 0,0006


(2,0374)
Ulangan 2 = 0,1792 + 0,0006
1 ml = 0,0316
Absorbansi
(0,173) %

0,0316 100 1
= 25 100 = 3,8777%
1 2,0374 1000

Pepaya 2 = 0,1792 + 0,0006


(1,9971)
Ulangan 1 = 0,1792 + 0,0006
0,2 ml = 0,0403
Absorbansi
(0,226) %
0,0403 100 1
= 25 100 = 25,1992%
0,2 1,9971 1000

Pepaya 2 = 0,1792 + 0,0006


(1,9971)
Ulangan 1 = 0,1792 + 0,0006
0,5 ml = 0,0541
Absorbansi
(0,304) %
0,0541 100 1
= 25 100 = 13,5498%
0,5 1,9971 1000

Pepaya 2 = 0,1792 + 0,0006


(1,9971)
Ulangan 1 = 0,1792 + 0,0006
1 ml = 0,0770
Absorbansi
(0,433) %
0,0770 100 1
= 25 100 = 9,6445%
1 1,9971 1000

Pepaya 2 = 0,1792 + 0,0006


(2,065)
Ulangan 2 = 0,1792 + 0,0006
0,2 ml = 0,0284
Absorbansi
(0,159) %
0,0284 100 1
= 25 100 = 17,1636%
0,2 2,065 1000
Pepaya 2 = 0,1792 + 0,0006
(2,065)
Ulangan 2 = 0,1792 + 0,0006
0,5 ml = 0,0380
Absorbansi
(0,213) %
0,0380 100 1
= 25 100 = 9,1889%
0,5 2,065 1000

Pepaya 2 = 0,1792 + 0,0006


(2,065)
Ulangan 2 = 0,1792 + 0,0006
1 ml = 0,0570
Absorbansi
(0,320) %
0,0570 100 1
= 25 100 = 6,8964%
1 2,065 1000

Anda mungkin juga menyukai