Anda di halaman 1dari 12

blogspot.

com
Google mendeteksi bahwa sambungan internet Anda lambat dan telah mengoptimalkan laman ini
untuk menghemat data hingga 80%.
Baru saja dioptimalkanLihat yang asli

Kebidanan
Di era teknologi informasi yang semakin berkembang pesat, mahasiswa semakin
mendapatkan banyak kemudahan dalam mengakses ilmu pengetahuan untuk
menunjang proses pembelajaran di kelas. Blog ini bisa digunakan mahasiswa bidang
kesehatan, khususnya kebidanan untuk dapat dijadikan referensi dalam menunjang
proses pembelajaran. Selamat mengakses, semoga bermanfaat.

Minggu, 02 November 2014

3. Konseling, Persetujuan Medis dan


Penapisan Klien
1.1KONSELING

Konseling merupakan efek yang penting dalam pelayanan keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi. Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih
dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya. Dapat
juga membuat klien merasa lebih puas. Konseling yang baik membantu klien dalam
menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB. Konseling
juga akan mempengaruhi interaksi antara petugas dan klien dengan cara meningkatkan
hubungan dan kepercayaan yang sudah ada. Konseling sering diabaikan dan tidak
dilaksanakan dengan baik karena petugas tidak mempunyai waktu dan mereka tidak
mengetahui bahwa dengan konseling klien akan lebih mudah mengikuti nasihat. Konseling
adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek pelayanan keluarga
berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada satu
kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Teknik konseling yang baik dan
informasi yang memadai harus diterapkan dan dibicarakan secara interaktif sepanjang
kunjungan klien dengan cara yang sesuai dengan budaya yang ada.

1.1.1Sikap Petugas Kesehatan dalam Melakukan Konseling yang Baik :

1.Memperlakukan klien dengan baik


Petugas bersikap sabar, memperlihatkan sikap menghargai setiap klien, dan menciptakan satu
rasa percaya diri sehingga klien dapat berbicara secara terbuka dalam segala hal termasuk masalah-
masalah pribadi sekalipun. Petugas menyakinkan klien bahwa ia tidak akan mendiskusikan rahasia
klien dengan orang lain.

2.Interaksi antara petugas dan klien

Petugas harus mendengarkan, mempelajari dan menanggapi keadaan klien karena setiap klien
mempunyai kebutuhan dan tujuan reproduksi yang berbeda. Petugas harus mendorong agar klien
berani berbicara dan bertanya.

3.Memberikan informasi yang baik pada klien

Mendengarkan apa yang disampaikan klien sehingga mengetahui apa yang dibutuhkan oleh setiap
klien. Petugas harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti klien dalam memberikan
informasi.

4.Menghindari pemberian informasi yang berlebihan

Memberikan infomasi sesuai kebutuhan klien sehingga tidak menyebabkan kesulitan bagi klien
dalam mengingat informasi yang penting, akibat kelebihan informasi. Ketika memberikan informasi
petugas harus memberikan waktu bagi klien untuk berdiskusi bertanya dan berpendapat.

5.Tersedianya metode yang diinginkan klien

Petugas membantu klien membuat keputusan mengenai pilihannya dan harus tanggap terhadap
pilihan klien dengan mendorong klien untuk berfikir melihat persamaan yang ada dan
membandingkankan antara kontrasepsi tersebut, sehingga klien mempunyai pilihan kontrasepsi
sesuai pilihannya dan klien akan menggunakan kontrasepsi tersebut lebih lama dan lebih efektif.

6.Membantu klien untuk mengerti dan mengingat

Petugas memberi contoh alat kontrasepsi dan menjelaskan kepada klien agar memahaminya dengan
memperlihatkan bagaimana cara-cara penggunaannya melalui media cetak seperti flip chart,
pamflet, poster, atau halaman bergambar. Sehingga akan membantu klien mengingat akan apa yang
harus dilakukan juga dapat memberitahu kepada orang lain. Petugas juga perlu melakukan penilaian
bahwa klien telah mengerti atau belum.

1.1.2Langkah langkah konseling KB (SATU TUJU)

Dalam memberikan konseling kepada calon klien KB, hendaknya petugas dapat menerapkan enam
langkah yang sudah dikenal dengan kata kunci SATU TUJU, sebagai berikut :

1.SA : SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian sepenuhnya
kepada mereka dan berbicara ditempat yang nyaman serta terjamin privasinya. Yakinka klien untuk
membangun rasa percaya diri. Tanyakan kepada klien apa yang dapat dibantu serta jelaskan
pelayanan apa yang dapat diperolehnya.

2.T : Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara mengenai
pengalaman KB dan kesehatan reproduksi serta yang lainnya. Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan
oleh klien. Dengan memahami kebutuhan, pengetahuan dan keinginan klien, kita dapat
membantunya.

3.U : Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan jelaskan mengenai kontasepsi yang mungkin
diingini oleh klien dan jenis kontasepsi yang ada.

4.TU : BanTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir mengenai apa yang paling
sesuai dengan keadaan kebutuhannya. Dorong klien untuk menunjukan keinginannya dan
mengajukan pertanyaan. Tanggapi secara terbuka dan petugas mempertimbangkan kriteria dan
keinginan klienterhadap setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan apakah pasangannya akan memberikan
dukungan dengan pilihannya tersebut.

5.J : Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya. Setelah klien memilih
jenis kontrasepsinya, jika diperlukan, perlihatkan alat/obat kontasepsinya. Jelaskan bagaimana
alat/obat tersebut digunakan dan cara penggunaannya. Lalu pastikan klien untuk bertanya atau
menjawab secara terbuka.

6.U : Perlunya dilakukan kunjunganUlang. Bicarakan dan buat perjanjian kepada klien untuk kembali
lagi melakukan pemeriksaan lanjutan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan.

1.1.3Dimana dan Siapa Saja yang Harus Memberikan Informasi dan Konseling

Kenyataan yang ada dilapangan adalah tidak semua sarana kesehatan dapat dijangkau oleh klien.
Oleh karena itu tempat pelayanan konseling untuk melayani masyarakat yang membutukannya dapat
dilakukan pada 2 (dua) jenis tempat pelayanan konseling, yaitu :

1.Konseling KB dilapangan (non klinik)

Konseling ini dilaksanakan oleh para petugas dilapangan yaitu PPLKB, PLKB, PKB, PPKBD, SU PPKBD,
dan kader yang sudah dapat pelatihan konseling dan berstandar. Tugas utama dipusatkan pada
pemberian informasi KB, baik dalam kelompok kecil maupun secara perorangan. Adapun informasi
yang dapat diberikan mencakup :

a.Pengertian manfaat perencanaan keluarga.

b.Proses terjadinya kehamilan/ reproduksi sehat.

c.Informasi berbagai kontrasepsi yang lengkap dan benar meliputi cara kerja, manfaat, kemungkinan
efek samping, komplikasi, kegagalan, kontraindikasi, tempat kontrasepsi bisa diperoleh, rujukan,
serta biaya.
2.Konseling KB di klinik

Konseling ini dilaksanakan oleh petugas medis dan para medis terlatih diklinik yaitu dokter, bidan,
perawat, serta bidan di desa. Pelayanan konseling di klinik dilakukan agar diberikan secara
perorangan diruangan khusus. Layanan konseling di klinik dilakukan untuk melengkapi dan sebagai
pemantapan hasil konseling dilapangan, sebagai berikut :

a.Memberikan informasi KB yang lebih rinci sesuai dengan kebutuhan klien.

b.Memastikan bahwa kontasepsi pilihan klien telah sesuai dengan kondisi kesehatannya.

c.Membantu klien memilih kontrasepsi lain, seandainya yang dipilih ternyata sesuai dengan kondisi
kesehatannya.

d.Merujuk klien seandainya kontrsepsi yang dipilih tidak tersedia diklinik atau jika klien
membutuhkan bantuan medis dari ahli seandainya pemeriksaan ditemui masalah kesehatan lain.

e.Memberikan konseling pada kunjungan ulang untuk memastikan bahwa klien tidak mengalami
keluhan dalam penggunaan kontrasepsi pilihannya

1.2INFORMED CHOICE

1.2.1Klien yang informed choice akan lebih baik menggunakn KB karena :

1.Informed choice adalah suatu kondisi /calon peserta KB yang memilih kontrasepsi didasari oleh
pengetahuan yang cukup setelah mendapat informasi KIP/K.

2.Memberdayakan para klien untuk melakukan informed choice adalah kunci yang baik menuju
pelayanan KB yang berkualitas.

3.Bagi calon peserta KB baru, informed choice merupakan proses memahami kontrasepsi yang akan
dipakainya.

4.Bagi peserta KB apabila mengalami gangguan efek samping, komplikasi dan kegagalan tidak
terkejut karena sudah mengerti kontrasepsi yang akan dipilihnya.

5.Bagi peserta KB tidak akan terpengaruh oleh rumor yang timbul dikalangan masyarakat.

6.Bagi peserta KB apabila mengalami gangguan efek samping, komplikasi akan cepat berobat ke
tempat pelayanan.

7.Bagi peserta KB yang informed choiceberarti akan terjaga kelangsungan kontrasepsinya.

1.2.2Alat Bantu Pengambil Keputusan (ABPK)

WHO mengembangkan lembar balik yang telah diadaptasi untuk Indonesia oleh STARH
untuk dimudahkan untuk konseling. ABPK membantu petugas melakukan konseling sesuai
standar dengan adanya tanda pengingat mengenai keterampilan konseling yang perlu
dilakukan dan informasi apa perlu diberikan yang disesuaikan dengan kebutuhan klien.
ABPK mengajak klien bersikap lebih partisipatif dan membantu mengambil keputusan.

1.3PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS (INFORM CONSENT)

1.3.1Pemberian Informasi Yang Lengkap

Informasi yang diberikan kepada calon / klien KB harus disampaikan selengkap - lengkapnya, jujur
dan benar tentang metode kontrasepsi yang akan diadakan oleh calon / klien KB tersebut. Dalam
memberikan informasi penting sekali adanya komunikasi verbal antara dokter dan klien. Ada
anggapan bahwa banyak klien sering melupakan informasi lisan yang telah diberikan oleh dokter
atau bidan. Maka dari itu untuk mencegah hal tersebut perlu diberikan pula informasi tertulis.

1.3.2Pengertian Persetujuan Tindakan Medis

Jika kontrasepsi yang dipilih klien memerlukan tindakan medis, Surat Persetujuan Tindakan Media
(inform consent) diperlukan. Inform consent adalah persetujuan yang diberikan oleh klien atau
keluarganya atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan
terhadap klien.

Setiap tindakan medis yang mengandung resiko harus dengan persetujuan tertulis yang di
tandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan, yaitu klien yang bersangkutan dalam
keadaan sadar dan sehat mental.

1.3.3Persetujuan Tindakan Medis Oleh Pasangan Suami Istri

Dengan dilakukannya tindakan medis termasuk kontrasepsi mantap, maka perlunya izin dari kedua
belah pihak. Berbeda dengan tindakan medis lainnya yang hanya memerlukan izin dari pihak yang
akan mengalami tindakan tersebut.

1.3.4Daftar Tilik Untuk Petugas

Pada halaman belakang lembar persetujuan tindakan medis terdapat daftar tilik untuk petugas yang
digunakan untuk mengingatkan petugas adanya beberapa aspek yang harus dijelaskan beberapa
klien melalui beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan metode kontrasepsi Metode Operasi
Pria/Wanita, implan, dan AKDR (cara kerja, kontraindikasi, efek samping, komplikasi, kegagalan,
keuntungan atau kerugian, jadwal atau tempat kunjungan ulang, persyaratan MOP/WOW dan
rekanalisasi serta keberhasilannya, resiko pencabutan AKDR atau implan dan jadwal pencabutannya,
serta kategori pencabutan AKDR/Impaln).

1.3.5Catatan Tindakan Dan Pernyataan

Setelah calon peserta dan pasangannya menandatangani inform consent, pelayanan kontrasepsi
dilakukan. Pada halaman belakang lembar persetujuan tindakan medis terdapat catatan tindakan dan
pernyataan oleh dokter/bidan/perawat yang melakukan tindakan. Catatan tindakan dan pernyataan
tersebut memuat catatan tindakan yang dilakukan yaitu metode keberhasilan tindakan, waktu, serta
pernyataan dari petugas bahwa pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan standar.

1.4PENAPISAN KLIEN

Penapisan klien merupakan upaya untuk melakukan telaah dan kajian tentang kondisi kesehatan
klien dengan kesesuaian penggunaan metode kontrasepsi yang diinginkan.

Tujuan utama penapisan klien untuk menentukan keadaan yang membutuhkan perhatian khusus dan
masalah (misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi) yang membutuhkan pengamatan dan
pengelolaan lebih lanjut.

Untuk sebagian besar klien bisa diselesaikan dengan cara anamnesis terarah, sehingga masalah
utama dikenali atau memungkinkan hamil dapat dicegah. Sebagian besar cara kontrasepsi, kecuali
AKDR dan kontrasepsi mantap tidak membutuhkan pemeriksaan fisik maupun panggul. Pemeriksaan
laboratorium untuk klien Keluarga Berencana dan klien baru tidak diperlukan karena :

a.Sebagian besar klien KB berusia muda (umur 16 35 tahun) dan umumnya sehat.

b.Pada wanita, masalah kesehatan reproduksi (misalnya kanker genital dan kanker payudara, fibroma
uterus) jarang di dapat pada umur sebelum 35 tahun atau 40 tahun.

c.Pil kombinasi yang sekarang tersedia berisi estrogen dan progestin lebih baik karena efek
sampingnya jarang menimbulkan masalah medis.

d.Pil progestin, suntikan, dan susuk bebas dari efek yang berhubungan dengan estrogen dan dosis
progestin yang dikeluarkan perhari bahkan lebih rendah dari pil kombinasi.

Tabel 2 1 : Daftar Tilik Penapisan Klien. Metode reversibel

Metode hormonal (pil kombinasi; pil progestin,


Ya Tidak
suntikan dan susuk)

Hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu atau


lebih.

Menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca

persalinan 1,2.

Perdarahan/ perdarahan bercak antara haid


setelah senggama.

Ikterus pada kulit atau mata.

Nyeri kepala hebat atau gangguan visual.


Nyeri hebat pada betis, paha atau dada, atau
tungkai bengkak (oedema).

Tekanan darah di atas 160/ 90 mmHg.

Massa atau benjolan pada payudara.

Sedang minum obat obatan anti kejang .

AKDR (semua jenis pelepas tembaga dan


Ya Tidak
progestin)

Hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu.

Klien (pasangan) mempunyai pasangan seks lain.

Infeksi menular seksual (IMS).

Penyakit radang panggul atau kehamilan


ektopik.

Haid banyak (lebih 1 2 pembalut tiap 4 jam).

Haid lama (lebih dari 8 hari).

Dismenorea berat yang membutuhkan


analgetika dan/atau istirahat baring.

Perdarahan/ perdarahan bercak antara haid


atau setelah senggama/gejala penyakit jantung
valvular atau kongenital.

1.Apabila klien menyusui dan kurang dari 6 minggu postpartum maka pil kombinasi adalah metode panggilan
terakhir.

2.Tidak cocok untuk pil progestin (minipil), suntikan (DMPA atau NET - EN), atau susuk

3.Tidak cocok untuk suntikan progestin (DMPA atau NET - EN)

4.Tidak cocok untuk AKDR pelepas - progestin

Selain itu, dahulu tenaga kesehatan cenderung menggunakan syarat pemakaian metode
kontrasepsi secara berlebihan sehingga mempengaruhi pemilihan metode dari klien.
Akibatnya, banyak permintaan pemeriksaan lab yang sebenarnya tidak di perlukan
(misalnya pemeriksaan kolesterol, fungsi hati, glukosa atau pap smear). Walaupun
permintaan menjadi klien KB menjadi meningkat, kemampuan pelayanan terbatas karena
tidak tersedianya laboratorium untuk pemeriksaan sehingga menghambat terhadap
pemilihan kontrasepsi dan pelaksananan pelayanan. Karena itu klien dapat memperoleh
cara konrasepsi yang terbaik sesuai pilihannya, penilaian cara klien harus di batasi pada
prosedur yang di perlukan untuk semua klien pada setiap tatanan.

Jika semua keadaan di atas tidak (negatif) dan tidak dicurigai adanya kehamilan, maka
dapat di teruskan dengan konseling metode khusus. Bila respon banyak yang dalam iya
(positif), berarti klien perlu di evaluasi sebelum keputusan akhir dibuat.

Catatan: klien tidak selalu memberikan informasi yang benar tentang kondisi di atas.
Namun, petugas kesehatan harus mengetahui bagaimana keadaan klien sebenarnya bila di
perlukan petugas dapat mengulangi pertanyaan yang berbeda. Perlu juga di perhitungkan
masalah sosial ,budaya atau agama yang mungkin berpengaruh terhadap respon klien
tersebut (pasangannya).

Tabel 2-2 : Daftar Tilik Penapisa Klien Metode Irreversibel (Tubektomi)

Dapt dilakukan
Dilakukan difasilitas
Keadaan klien pada fasilitas
rujukan
rawat jalan

Keadaan umum Kedaan umum Diabetes tidak


(anamnesis baik, tidak ada terkontrol, riwayat
pemeriksaan fisik). tanda-tanda gangguan
apenyakit pembekuan darah,
jantung, paru, ada tanda - tanda
atau ginjal. penyakit jantung,
paru atau ginjal.

Keadaan emosional Tenang Cemas,takut

Tekanan darah Kurang dari 160/100mmHg


160/100mmHg

Berat badan 35-85 kg >85kg ; < 35kg

Riwayat operasi Bekas secsio Operasi abdomen


abdomen/panggul. sesaria (tanpa lainya,perlekatan
perlekatan). atau terdapat
kelaianan pada
pemerikaan panggul.
Dapt dilakukan
Dilakukan difasilitas
Keadaan klien pada fasilitas
rujukan
rawat jalan

Riwayat radang Pemeriksaan Pemeriksaan dalam


panggul, hamil dalam normal ada kelainan.
ektopik, apendisitis.

Anemia HB 8g% HB < 8g%

Tabel 2-3 : Daftar Tilik Penapisan Klien. MetodeIrreversibel (vasektomi)

Dapat dilakukan
Dilakukan pada
Keadan klien pada fasilitas
fasilitas rujukan
berjalan

Keadaan umum Keadaan umum Diabetes tidak


(anamnesis, baik, tidak ada terkontrol, riwayat
pemeiksaan fisik). tanda penyakit gangguan
jantung, paru pembekuan darah,
atau ginjal. ada tanda penyakit
jantung, paru atau
ginjal.

Keadaan emosional Tenang Cemas takut

Tekanan darah < 160/100mmHg 160/100mmHg

Infeksi atau Normal Tanda-tanda infeksi


kelainan atau ada kelainan.
skrotum/inguinal.

Anemia HB 8g% HB < 8g%

Meyakini bahwa klien tidak hamil

Klien tidak hamil apabila :

1.Tidak senggama sejak haid terakhir

2.Sedang memaka metode efektif secara baik dan benar

3.Sekarang didalam 7 hari pertama haid terakhir

4.Didalam 4 minggu pasca persalinan


5.Dalam 7 hari pasca keguguran

6.Menyusui dan tidak haid

Pemerksaan fisik jarang dibutuhkan kecuali untuk menyingkirkan kehamilan yang lebih dari
6-8 minggu.

Laboratorium

Uji kehamilan yang biasa tidak selalu menolong, kecuali tersedia uji kehamilan yang lebih
sensitif. Jika tidak tersedia kehamilan yang sensitif, klien di anjurkan memakai kontrasepsi
barier sampai haid berikutnya.

Amenorea laktasi sebagai andalan cara kontrasepsi

Metode Amenorea Laktasi (MAL) sangat efektif dalam mencegah kehamilan (pencegahan
98% jika dilaksanakan secara benar pada 6 bulan pertama pasca persalinan; pencegahan
93% jika dilaksanakan samapi 12 bulan pasca persalinan).

Pada perpanjangan masa menyusui petugas kesehatan dapat meyakinkan bahwa wanita
tersebut tidak akan hamil bila sampai 6 bulan pasca persalinan melaksanakan MAL dengan
baik.

Untuk klien yang akan memakai kotrasepsi alam jangka panjang (suntikan, norplant atau
AKDR) yang sudah lebih 6 bulan pasca persalinan disarankan untuk dilakukan pemeriksaan
dalam guna menyingkirkan kehamilan.

Tabel 2-4 : Prosedur Penapisan Klien


AK
Prosedur KB Meto Meode DR Kont
A de hormonal ap
at barier wani
(pil
au (kond ta/
kombinasi,
M om)
pil pria
AL
progestin/su
ntikan/

implan)

Penapisan Tid Tidak Ya (liat Ya Ya


reproduksi ak daftar)1 (liat (liat
daft dafta
ar) r)2

Seleksi ISR//IMS Tid Tidak Tidak Ya Ya


resiko tinggi ak

Pemeriksaan Tid Tidak Tidak3 Ya -


ak

Wanita umum - - Tidak - Ya

Abdomen - - Tidak Ya Ya

Pemeriksaan - Tidak Tidak Ya Ya


speculum

Pemerksan - Ya Tidak Ya Ya
dalam

Pria - Tidak - - Ya

(lipat
paha,penis,testis
,skrotum)

1.Metode hormonal

2.Oklusituba dan vasektomi

3.Bila checklist penapisan semua tidak pemeriksaan tidak diperlukan

Safitri Nugraheni di 19.03

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Beranda

Lihat versi web

Penulis adalah....
Safitri Nugraheni
Ikuti

Anda mungkin juga menyukai