PROYEK AKHIR
Disusun Oleh:
Nama : Agung Slamet Waluyo
Nim : 5250303518
Program Studi : Teknik Mesin D3
Jurusan : Teknik Mesin
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Proyek Akhir ini telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian
Proyek Akhir Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing,
Penguji II Penguji I,
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknik
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
1. Awal mula dari kesuksesan adalah semangat yang tinggi.
2. Kepandaian bukan segalanya dibanding kreatifitas.
3. Orang yang ragu – ragu dalam mengerjakan sesuatu yang telah direncanakan
maka dia akan menuai kekecewaan.
PERSEMBAHAN :
1. Ayah dan ibu tercinta
2. Adikku yang manis
3.Orang yang kukasihi
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena
saran dan sumbangan moril dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
1. Bapak Prof. Dr. Soesanto, Dekan Fakultas Teknik yang telah memberikan ijin
4. Bapak Dwi Widjanarko, S.Pd, ST, MT, Dosen pembimbing laporan proyek
akhir.
6. Serta semua pihak yang telah membantu pelaksanaan proyek akhir ini hingga
menyusun laporan ini. Namun penulis mengharap adanya saran dan kritik yang
iv
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga
laporan ini memberi manfaat kepada penulis khususnya maupun pembaca pada
umumnya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………..…………………………………...........i
HALAMAN PENGESAHAN………..……………………………………….......ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...iv
DAFTAR ISI………………………………………………………………...……vi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………viii
DAFTAR LAMPIRAN………………………..………………………………......x
BAB I. PENDAHULUAN
1. Induksi Elektromagnetik……………………………………..……4
4. Prinsip Generator………………………………………………...13
B. Sistem Pengisian………………………………………………..…15
vi
C. Konstruksi Dan Cara Kerja Sistem Pengisian………………….…18
1. Type Konvensional………………………………………………18
3. Type IC Regulator………………………………………………..31
Altenator………………………………………………………….40
A. Kesimpulan………………………….…………………………….42
B. Saran………………………….………………………………..….42
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………43
LAMPIRAN…………………………………………………………………..….44
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Induksi Elektromagnet……………………….………………......…………....4
8. Sirkuit Penyearah……………………………………………………...……..12
viii
21. Cara Kerja Intern Pengisian Pada Posisi Mesin Mati………….…..……...…26
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada suatu kendaraan (mobil) sumber tenaga yang berupa arus listrik
diperoleh dari baterai dimana kapasitas baterai sangatlah terbatas, bila pada mobil
hanya mengandalkan baterai saja sebagai sumber listrik, akibatnya hanya dalam
beberapa jam saja arus baterai akan habis. Untuk itu pada mobil dilengkapi
dari pada dinamo karena Altenator adalah generator listrik 3 phase yang
dilengkapi dengan rectifier untuk mensuplai tenaga listrik DC dan biasanya terdiri
banyak digunakan pada mobil, umur penggunaan sikat lebih panjang, dan pada
saat putaran tanpa beban Alternator akan tetap mengisi baterai. Walaupun mobil
yang digunakan tidak berjalan tetapi mesin dalam keadaan hidup, sistem pengisian
listrik lainnya. Menurut Daryanto (1999 : 334) sistem pegisian akan mengisi
baterai selama kendaraan berjalan atau mesin berputar supaya baterai terisi penuh
1
untuk memberikan arus yang cukup pada bagian-bagian kelistrikan selama mesin
bekerja.
Baterai hanya dapat diisi oleh arus DC, untuk merubah arus AC menjadi
DC digunakan retifier atau dioda yang biasanya di pasang pada bagian dalam
menyuplai arus listrik pada kendaraan tersebut tentu akan menyebabkan turunnya
kemampuan atau tegangan baterai. Hal ini akan mempengaruhi kinerja sistem
kelistrikan yang ada pada kendaraan. Oleh karena itu sistem kendaraan harus
mempunyai sistem pengisian yang baik agar baterai selalu dalam kondisi terisi
penuh.
untuk itu kondisinya harus diperhatikan. Kondisi sistemnya harus dalam keadaan
baik guna mendukung kelangsungan hidup suatu mesin. Hal-hal yang mendasari
Regulator.
Sistem pengisian merupakan salah satu dari sistem kelistrikan vital pada
2
a. Untuk mengkaji lebih mendalam sistem pengisian dengan altenator type
3
BAB II
1. Induksi elektromagnetik
Bila garis gaya magnet dipotong atau dilewati arus listrik yang bergerak
di antara medan magnet, akan timbul gaya gerak listrik pada penghantar dan arus
akan mengalir apabila penghantar tersebut bagian dari sirkuit lengkap. (PT.
dapat mengukur arus yang sangat kecil) akan bergerak karena gaya gerak listrik
yang dihasilkan pada saat penghantar digerakkan maju mundur di antara kutub
4
utara dan kutub selatan magnet, maka gaya gerak listrik mengalir dari kanan ke
kiri.
panas karena aliran arus dalam kumparan yang dibangkitkan dengan volume
gambar 2 yaitu gambar point (1) rotor mulai berputar dari 0º sampai 180º pada
porosnya dan menghasilkan tegangan yang positif (+). Gambar point (2)
menunjukkan saat stator tidak menghasilkan arus dan tegangan listrik (lampu
padam) dan gambar point (3) rotor bergerak terus pada putaran 180º sampai 360º
pada saat tegangan yang dihasilkan adalah negatif (-), kemudian seterusnya
5
Gambar 2. Prinsip Kerja Generator Arus Bolak balik
(PT. Toyota Astra Motor Fundamentals of Electricity Step 2)
listrik yang dibangkitkan pada saat magnet berputar besarnya tergantung pada
tegangan yang berubah – ubah dan diharapkan tegangan tetap di dalam kumparan,
sekelilingnya, saat arus mengalir melalui kumparan, inti besi tersebut menjadi
magnet. Jadi pada saat altenator berputar pada kecepatan rendah, maka arus naik.
6
Gambar 3. Kumparan Penghasil Elektromagnet
elektromagnet akan dibangkitkan pada ujung kumparan, dan listrik yang terjadi
adalah arus bolak-balik dan jumlah serta arahnya berubah secara periodik,
hubungan antara pembangkit arus dalam kumparan dan posisi dari magnet dapat
dilihat pada gambar. Jumlah terbesar dari arus yang dibangkitkan ketika magnet N
dan S sedang menutupi kumparan tetapi arus mengalir dalam arah berlawanan
Listrik yang dibentuk dalam sebuah gelombang dalam cara ini disebut
arus bolak-balik satu phase. Perubahan dari 360º dalam grafik menunjukkan satu
siklus dan banyaknya perubahan yang terjadi dalam satu detik disebut frequency.
7
Gambar 4. Pembangkit dan Grafik Arus AC Satu Phase
(PT. Toyota Astra Motor Fundamentals of Electricity Step 2)
Pada kedudukan nomor 1, rotor berada pada posisi tegak lurus terhadap
penghantar sehingga tidak ada perpotongan antara garis gaya magnet dengan
penghantar dan tidak terbangkit tegangan listrik. Rotor terus berputar, garis-garis
gaya magnet sudah berpotongan dengan penghantar, sehingga pada posisi pada
nomor 2 kedudukan rotar sudah bergerak 90º dan garis gaya magnet yang paling
magnet yang terpotong sehingga arus induksi melemah dan akhirnya sama sekali
tidak ada. Perpindahan posisi nomor 3 pada posisi nomor 4 sama dengan posisi
nomor 1 dan nomor 2, tetapi kutub magnet sudah berubah posisi sehingga arus
8
Gambar 5. Pembangkit dan Grafik Arus Bolak Balik Tiga Phase
(PT. Toyota Astra Motor Fundamentals of Electricity Step 2)
nomor 2 pada posisi nomor 3, yaitu pembangkit lemah. Dengan berputarnya rotor
360º, maka dihasilkan arus bolak-balik. Kurva tegangan seperti tegangan yang
arus listrik dengan lebih efisien, altenator mobil menggunakan tiga kumparan
berjarak 120, pada saat magnet berputar diantara kumparan, maka arus listrik
9
a. Penyambungan Delta ( delta connection)
(disambungkan) antara ujung dengan ujungnya seperti gambar. Jika terjadi hal
semacam ini jumlah listrik yang dihasilkan lebih besar pada kecepatan tinggi,
tetapi akan berkurang agak besar pada putaran rendah. Oleh karena ini, tipe ini
jarang dipakai karena pada putaran rendah arus yang dihasilkan kurang rata.
(N) dan tegangan pada tempat ini adalah tegangan netral, tegangan netral ini
dipakai untuk mengontrol regulator. Oleh karena itu, tipe bintang menghasilkan
arus listrik yang cukup sama pada putaran rendah maka kumparan tipe ini sering
10
Gambar 7. Penyambungan Type Bintang (Y)
(PT. Toyota Astra Motor Fundamentals of Electricity Step 2)
Arus dari stator adalah arus bolak balik tiga fase seperti terlihat seperti
pada gambar, sebelum arus ke baterai arus akan melewati dioda selain ke baterai
arus juga akan mengalir ke massa namun arus tidak dapat mengalir lagi stator
11
Gambar 8. Sirkuit Penyearah
(PT. Toyota Astra Motor Fundamentals of Electricity Step 2)
12
Arah gaya gerak listrik yang ditimbulkan di dalam penghantar di antara
hukum tangan kanan fleming (fleming right hand rule) seperti terlihat pada
gambar 9, dengan ibu jari, telunjuk dan jari tengah kanan dibuka dengan sudut
yang tepat satu sama lain, telunjuk akan menunjukkan garis gaya magnet, ibu jari
akan menunjukkan arah gerakan penghantar dan jari tengah menunjukkan arah
4. Prinsip Generator
Bila satu buah penghantar disambung dari ujung ke ujung, maka akan
timbul gaya gerak listrik yang dihasilkan bila sebuah penghantar diputar dalam
medan magnet, sebenarnya gaya yang dihasilkan sangat kecil. (PT. Toyota Astra
dalam dua kumparan, jumlah total gaya gerak listrik yang dibangkitkan menjadi
medan magnet. Ada dua macam arus listrik, arus searah dan arus bolak-balik dan
13
Gambar 10. Prinsip Generator
(PT. Toyota Astra Motor Fundamentals Of Electricity Step 2)
Bila penghantar terbentuk dalam dua kumparan, jumlah total gaya gerak
listrik yang dibangkitkan menjadi lebih besar. Demikian juga besarnya tenaga
memutar sebuah kumparan di dalam medan magnet. Ada dua macam arus listrik,
arus searah dan arus bolak – balik dan tergantung pada cara menghasilkan listrik
generator.
Bila arus listrik yang dibangkitkan oleh kumparan diberikan melalui slip
ring dan brush sehingga kumparan dapat berputar, besarnya arus yang mengalir ke
lampu akan berubah pada saat yang sama, demikian arah alirannya. (PT. Toyota
Astra, 1994 : 4). Pada saat kumparan berputar, arus yang dihasilkan pada setengah
putaran pertama akan dikeluarkan dari brush pada sisi A, mengalir melalui lampu
14
dan kembali ke brush pada sisi B. Pada setengah putarannya selanjutnya, arus
kumparan dalam medan magnet. Altenator yang digunakan pada sistem pengisian
B. SISTEM PENGISIAN
pada mobil seperti motor starter, air conditioner, tape, lampu-lampu besar, power
window, serta berbagai accecories mobil lainya, tetapi kapasitas baterai sangat
terbatas sehingga tidak dapat mensuplai kebutuhan listrik secara terus menerus.
15
Gambar 12. Konstruksi Sistem Pengisian
(PT. Toyota Astra Motor Fundamentals of Electricity Step 2)
Oleh karena itu baterai harus terisi penuh agar dapat mensuplai
dapat digunakan sewaktu-waktu, untuk itu pada mobil diperlukan suatu sistem
waktu pada mobil dengan cara memproduksi arus listrik dan memberikannya ke
baterai agar baterai selalu terisi penuh. Alat yang digunakan untuk menghasilkan
arus listrik bolak balik adalah alternator, padahal baterai membutuhkan arus listrik
searah, maka sebelum dimasukan ke baterai perlu disearahkan dahulu oleh dioda,
16
Pada awalnya, sistem pengisian (charging system) pada kendaraan
membutuhkan tenaga listrik yang cukup banyak. Dengan kondisi yang seperti itu
arus AC lebih baik dibandingkan dinamo yang menghasilkan arus DC, baik dari
mensuplai tenaga listrik dan ketahanannya. Pada mobil yang dibutuhkan adalah
rotor lebih kecil), sehingga tersedia daya keluaran yang lebih besar.
17
b. Tidak ada perubahan tegangan (lebih stabil) sehingga tidak dibutuhkan
pengkalibrasian. Tanpa ada komponen yang bergerak sehingga tahan getaran dan
stabil.
dengan menggunakan transistor dan dioda zener untuk menggantikan kerja relay
1. Type konvensional
dari mesin menjadi tenaga listrik. Energi mekanik mesin dihubungkan oleh pully
yang diubah menjadi arus searah oleh dioda sebelum digunakan oleh komponen-
kendaraan.
Bagian utama dari sebuah Alternator terdiri dari sebuah rotor yang
dioda yang menyearahkan arus listrik. Sebagai tambahan terdapat pula brush yang
mengalirkan arus ke rotor coil untuk membentuk garis gaya magnet, bearing
18
untuk memperhalus putaran motor dan fan untuk mendinginkan rotor, stator, dan
dioda. Semua bagian tersebut dipegang oleh front dan rear frame.
a. Puli (Pully)
19
b. Kipas (Fan)
Alternator.
c. Rotor coil
Rotor tersusun dari inti kutub magnet (pole core), Field coil (rotor koil),
slip ring dan rotor shaft. Field coil tersebut digulung dengan cara penggulungan
dihubungkan pada slip ring, kedua inti kutub dipasang pada kutub ujung
kumparan sebagai penutup field coil. Garis gaya magnet akan timbul pada saat
arus mengalir, salah satu kutub menjadi kutub N dan yang lain menjadi kutub S.
Slip ring tersebut dibuat dari logam baja putih (stainless stell) dengan permukaan
yang berhubungan dengan brush dan dikerjakan sangat halus. Slip ring dipisahkan
20
d. Stator coil
Stator terdiri dari inti magnet dan kumparan, bagian depan dan belakang
dipasang frame sebagai pelindung. Gulungan terdiri dari kawat tembaga yang
dilapisi dengan lapisan tipis yang bersifat isolator. Di bagian dalam terdapat slot-
slot yang terdiri dari tiga kumparan yang terdiri dari tiga kumparan yang bebas.
Inti magnet bertugas sebagai saluran garis-garis gaya magnet. Gulungan kawat
pada stator berjumlah tiga pasang yang dipasangkan secara segi tiga atau bintang,
namun yang paling banyak dipakai adalah hubungan bintang, arus listrik yang
Pada diode holder terdapat tiga buah diode positif dan tiga buah diode
negative. Arus yang dibangkitkan oleh alternator dialirkan dari diode holder pada
posisi positif sehingga terisolasi dari end frame. Selama proses penyearah, diode
menjadi panas sehingga diode holder bekerja meradiasikan panas ini dan
21
mencegah diode menjadi terlalu panas. Pada model yang lama bagian diode
positif (+) mempunyai rumah yang lebih besar dari bagian negative (-). Selain
perbedaan tersebut ada lagi perbedaannya yaitu strip merah pada diode positif dan
f. Frame
pemegang dengan mesin, kedua frame mempunyai beberapa saluran udara untuk
22
Gambar 18. Konstruksi Frame
(PT. Toyota Astra Motor Fundamentals of Electricity Step 2)
g. Konstruksi Regulator
Tegangan listrik yang dihasilkan dari alternator tidak selalu konstan atau
sama hasilnya. Karena hasil listrik dari alternator tergantung dari kecepatan
putaran motor, makin cepat putaran motornya, makin besar pula listrik yang
dihasilkan demikian pula sebaliknya makin rendah putaran motor, maka makin
magnet listrik, maka dengan menambah atau mengurangi arus listrik yang masuk
ke rotor coil akan mempengaruhi daya magnet tersebut sehingga hasil pada stator
coil pun akan terpengaruh. Jadi hasil alternator salah satunya sangat dipengaruhi
23
Gambar 19. Konstruksi Regulator
(PT. Toyota Astra Motor Fundamentals Of Electricity Step 2)
dalam rotor, sehingga arus yang dihasilkan dari stator coil akan tetap konstan atau
sama menurut harga yang telah ditentukan walaupun putaran mesin berubah -
ubah. Selain daripada itu regulator juga berfungsi untuk mematikan lampu tanda
pengisian, lampu tanda pengisian akan secara otomatis mati apabila alternator
sudah menghasilkan arus listrik. Regulator terdiri dari titik-titik kontak, kumparan
regulator dua titik kontak seperti yang ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.
Kebutuhan tenaga yang menghasilkan medan magnet (magnetic flux) pada rotor
Altenator disuplai dari terminal F, arus ini diatur dalam arti ditambah atau
dikurangi oleh regulator sesuai dengan tegangan terminal B dan dipakai untuk
24
mensuplai kembali beban-beban yang terjadi pada lampu besar (head light),
wiper, radio dan lain-lain dalam penambahan untuk kembali mengisi baterai.
Lampu pengisian akan menyala bila alternator tidak mengirimkan jumlah arus
listrik yang normal. Hal tersebut terjadi bila tegangan dari terminal N alternator
IG putus, arus listrik tidak akan mengalir ke rotor dan akibatnya alternator tidak
alternator akan tetap berfungsi. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan bantuan
sirkuit pengisian.
Bila kunci kontak dihidupkan (ON), maka arus field dari baterai akan
mengalir ke rotor dan membangkitkan rotor coil. Pada saat itu juga arus dari
25
baterai akan mengalir ke lampu indikator dan lampu menyala. Secara keseluruhan
Gambar 21. Cara Kerja Intern Pengisian Pada Posisi Mesin Mati
terminal F alternator → brush → slip ring → rotor coil → slip ring → brush →
26
Terminal (+) baterai → fusible link → kunci kontak IG (IG switch) →
fuse → lampu CHG → terminal L regulator → titik kontak Po→ titik kontak P1 →
voltage dibangkitkan dalam stator coil, dan tegangan netral dipergunakan untuk
voltage relay, karena itu lampu charge jadi mati. Pada waktu yang sama tegangan
yang di keluarkan beraksi pada voltage regulator. Arus medan (field current)
terminal B yang beraksi pada Voltage regulator. Demikianlah salah satu arus
medan akan lewat menembus atau tidak menembus resistor R, tergantung pada
kontak P2, maka pada sirkuit sesudah dan sebelum lampu pengisian (charge)
tegangannya sama sehingga arus tidak akan mengalir ke lampu dan akhirnya
lampu mati. Untuk jelasnya aliran arus pada masing-masing peristiwa sebagai
berikut:
a. Tegangan netral
27
Akibatnya pada magnet coil dari voltage relay akan terjadi kemagnetan
dan dapat menarik titik kontak Po dan P1 dan selanjutnya Po akan bersatu dengan
Gambar 22. Cara Kerja Rangkaian Pengisian Pada Posisi Kecepatan Rendah
(PT. Toyota Astra Motor Fundamentals of Electricity Step 2)
body.
mempengaruhi posisi dari titik kontak (point) PLo akan tertarik pada PL1 sehingga
pada kecepatan sedang PLo akan mengambang (seperti pada gambar rangkaian).
28
Terminal B alternator → IG switch → fuse → terminal IG regulator →
Dalam hal ini jumlah arus / tegangan yang masuk ke rotor coil biasanya
1. Bila kemagnetan di voltage regulator besar dan mampu menarik PLo dari PL1
maka arus yang mengalir ke rotor coil akan melalui resistor R. Akibatnya arus
akan kecil dan kemagnetan yang ditimbulkan rotor coil pun kecil (berkurang).
2. Sedangkan jika pada saat voltage regulator lemah dan PLo tidak tertarik pada
PL1 maka arus yang ke rotor coil akan tetap melalui poin PL1 ke PLo.
Akibatnya arus tidak melalui resistor dan arus yang masuk ke rotor coil akan
normal kembali.
d. Output current
stator menjadi naik, dan gaya tarik dari kemagnetan kumparan voltage regulator
Dengan gaya tarik yang lebih kuat, field current yang ke rotor akan
arus dapat mengalir ke rotor coil. Dengan kata lain, gerakan titik kontak PLo dari
29
Bila gerakan titik kontak PLo pada regulator berhubungan dengan titik
kontak PL2, field coil akan dibatasi. Bagaimana pun juga, point Po dari voltage
relay tidak akan terpisah dari point P2, sebab tegangan neutral terpelihara dalam
b. Output voltage
Gambar 23. Cara Kerja Rangkaian Pengisian Pada Posisi Kecepatan Tinggi
30
c. Tidak ada arus ke Field Current
massa, akibatnya arus yang ke rotor ada, tetapi jika PLo menempel PL 2 → maka
d. Output Current
3. Type IC Regulator
a. Konstruksi
ada pada type konvensional, yang membedakan keduanya adalah hanya pada
konstruksi alternator menjadi lebih praktis dan lebih baik dibanding dengan type
konvensional.
31
Gambar 24. Gambar Alternator Type IC Regulator
(PT. Toyota Astra Motor Fundamentals of Electricity Step 2)
3. IC Regulator
alternator dengan mengatur arus field yang mengalir pada rotor coil. Perbedaan
antara keduanya adalah pemutusan arus, sedangkan pada regulator type poin
pemutusan arus oleh relay. IC (Integrited Circuit) adalah sirkuit yang dikecilkan
yang terdiri dari bagian-bagian listrik dan elektronik kecil (transistor, dioda,
32
Gambar 25. Terminal IC Regulator
(PT. Toyota Astra Motor Fundamentals of Electricity Step 2)
R2
R1
resistor R1 dan Tr1 ON pada saat itu arus field ke rotor coil mengalir dari B →
33
Putaran rendah : B → R1 → B Tr1 → E Tr1 → massa. Mengakibatkan
Pada saat tegangan output pada terminal B tinggi, tegangan yang lebih
tinggi itu dialirkan ke dioda zener (ZD) dan bila tegangan (ZD) menjadi
(exceting current). IC berfungsi sebagai detektor rotor coil open circuit dan untuk
34
Bila kunci kontak ON, maka tegangan baterai mengalir ke terminal IC
Regulator. Tegangan akan dideteksi oleh MIC dan Tr1 ON, arus perangsang
mengalir ke rotor coil melalui baterai dan terminal B. Lihat gambar dibawah ini:
Gambar 28. Skema Arus Pada Posisi Kunci Kontak ON Mesin Mati
seperti ini, MIC mempertahankan arus perangsang pada harga yang kecil (0,2 A)
adalah 0 dan ini dideteksi oleh MIC dan mengakibatkan Tr2 OFF, Tr3 ON
35
Gambar 29. Skema Pembangkit Arus Oleh Altenator
(PT. Toyota Astra Motor Fundamentals of Electricity Step 2)
naik MIC merubah Tr1 dan ON – OFF putus-putus menjadi terus ON ini
Pada saat tegangan terminal P naik, MIC membuat Tr3 OFF dan Tr2 ON
dan lampu peringatan pengisian mati. Jalannya rotor coil berputar → stator coil
→ kumparan positif, maka lampu mati karena tidak dapat massa. Kontak poin
output alternator dibawah tegangan regulator. Demikian arus yang mengalir ke Tr1
36
Pengisian tetap tidak menyala bila Tr1 ON dan tegangan terminal S
mencapai harga standar, kondisi seperti ini dideteksi oleh MIC dan Tr1 OFF.
Bila sirkuit regulator sensor terbuka pada saat alternator berputar (tidak ada input
dari terminal S) yang dideteksi oleh MIC Tr1 ON dan OFF untuk
37
mendeteksi (tidak ada input dari terminal S) Tr2 OFF dan Tr3 ON menyebabkan
membuat Tr1 ON dan Tr2 OFF. Bila pengisian baterai tidak terus berlangsung
maka tegangan baterai tentu akan menurun, Tegangan baterai turun dibawah 13V,
ini dideteksi oleh MIC selanjutnya Tr2 OFF dan Tr3 ON dan menyebabkan lampu
peringatan menyala.
38
Gambar 32. Terbuka Pada Sirkuit B Altenator
(PT. Toyota Astra Motor Fundamentals of Electricity Step 2)
pembangkitan listrik berhenti dan tegangan output terminal P menjadi nol. Bila
kondisi ini tidak ada pembangkitan listrik tegangan terminal P nol, kondisi ini
dideteksi oleh MIC dan Tr2 OFF sedangkan Tr3 ON lampu peringatan menyala.
39
Gambar 33. Terbukanya Pada Sirkuit Rotor Coil
banyak tempat dan cukup hanya dengan diletakkan pada ruang Altenator.
40
Kerugian yang dimiliki alternator dengan type IC Regulator :
a. Mudah terpengaruh oleh tegangan dan suhu yang tidak wajar karena
kebanyakan rentan terhadap pengaruh suhu dan tegangan yang tidak wajar.
41
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesimpulan :
4. Bagian utama dari sebuah altenator adalah sebuah rotor yang membangkitkan
B. Saran
42
DAFTAR PUSTAKA
Toyota Astra Motor, 1996, New Step 1 Training Manual. Jakarta : PT Toyota
Astra Motor
Toyota Astra Motor, 1995, Step 2 Engine Group. Jakarta : PT. Toyota Astra
Motor
43
44