Anda di halaman 1dari 7

Nama : Fatra Kadir

NIM : 431 414 035


Kelas :C

MACAM-MACAM PREPARAT MIKROSKOPIS


Preparat mikroskopis ditinjau dari lama ketahanan dan cara pembuatannya :
1. Preparat sementara
Preparat sementara ialah preparat yang tidak diawetkan dengan
menggunakan proses apapun. Kaca penutup diletakkan begitu saja di atas benda
yang akan diamati tanpa menggunakan perekat balsem kanada ataupun perekat
lain. Benda yang diamati biasanya terendam dalam medium cair atau untuk
maksud-maksud tertentu dapat digunakan gliserin sebagai medium.
Kaca penutup hanya berfungsi sebagai pelindung lensa objektif agar
terhindar dari cairan medium dan berguna untuk mengurangi laju penguapan
medium, sehingga preparat dapat lebih lama dipelajari.
2. Preparat permanen
Preparat jenis ini melibatkan berbagai peralatan dan persiapan yang terencana.
Secara umum proses pembuatan preparat permanen melalui tahap-tahap
mematikan, mencuci, menghilangkan air, menghilangkan alkohol, pewarna,
penjernihan dan perekatan. Sedangkan bahan kimia yang diperlukan juga
bermacam-macam, misalnya alkohol, xilol, dan zat warna lainnya. Preparat
permanen dibuat dengan tujuan agar selalu tersedia bahan untuk praktikum.
Misalnya histologi, anatomi tumbuhan.
3. Preparat utuh / whole mount
Preparat utuh merupakan preparat dari benda utuh atau bagian-bagian
tertentu dari benda tanpa dijadikan irisan dan tipis. Misalnya preparat cacing hati,
protozoa, ganggang dan sebagainya.
4. Preparat hapusan / smear
Preparat hapusan merupakan lapisan tipis atau film. Bahan yang digunakan
untuk membuat preparat ini biasanya berupa cairan / larutan yang dihapuskan di
atas kaca benda sehingga diperoleh lapisan yang tipis. Misalnya smear darah,
smear faeces yang mengandung telur-telur parasit, smear sperma. Preparat jenis

1
ini banyak dibuat di laboratorium diagnostik dengan tujuan mendiagnosis
penyakit.
5. Preparat pejetan / squash
Preparat ini dibuat dengan cara menekan benda yang diamati di atas kaca
benda, sehingga diperoleh lapisan tipis. Penekanan dan pemejetan dilakukan
dengan maksud agar benda yang berwujud jaringan sel-selnya menyebar sehingga
diperoleh lapisan yang cukup tipis. Penekanan / pemejetan daapat dilakukan
dengan menggunakan ibu jari atau benda lainnya yang gilig misalnya pensil.
Untuk memperoleh sebaran sel yang bagus tidak hanya tergantung pada cara
penekanannya saja, namun juga ditentukan pula oleh proses sebelumnya, yaitu
proses pelunakan jaringan. Misalnya preparat squash mitosis ujung akar Allium
cepa , preparat pejetan meiosis serbuk sari, preparat pejetan kromosom pada
kelenjar ludah larva Drosophyla.
6. Preparat irisan
Preparat ini dibuat dari irisan-irisan tipis yang tembus cahaya dari suatu
organ tubuh mahluk hidup. Pengirisan dilakukan apabila organ yang akan dibuat
preparat cukup tebal. Pengirisan dapat dilakukan dengan tangan atau bantuan alat
yang disebut mikrotom. Preparat irisan biasanya dari batang, akar, daun, otot,
jantung, hati, syaraf, tulang rawan dan sebagainya.
7. Preparat isolasi / pemisahan
Preparat isolasi / pemisahan merupakan preparat yang dibuat dari bagian-bagian
organ tubuh mahluk hidup tanpa melakukan pengirisan, dengan tujuan agar bagian
tersebut dapat dipelajari secara lebih mendalam. Misalnya preparat dari alt-alat
mulut serangga.
8. Maserasi
Maserasi adalah suatu bentuk pembusukan buatan, dimana bagian-bagian
organisme tetentu menjadi lunak dan dihilangkan, sedangkan bagian-bagian lain
yang tahan terhadap larutan maserator akan tetap bertahan dan utuh. Misalnya
maserasi pada jaringan pengangkut tumbuhan.

2
1) Preparat Sementara Tumbuhan
Pada prinsipnya ada tiga macam irisan berdasarkan bidang pemotongan, yaitu:
Irisan melintang (cross section,biasanya disingkat c.s atau x.s) adalah irisan
dengan arah tegak lurus sumbu horizontal dari objek.
1. Irisan membujur (longitudinal section,biasanya disingkat l.s) adalah irisan
sejajar dengan sumbu horizontal dari objek.
2. Irisan tengah (median section,biasanya disingkat med.atau m.) adalah irisan
sejajar dengan atau tegak lurus pada bagian tengah suatu objek.
Pada tumbuhan kelas tingkat tinggi dapat dibedakan atau dibagi menjadi
dua macam, yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau yang disebut dengan
monokotil /monocotyledonae dan tumbuhan berbiji keping dua atau yang disebut
juga dengan dikotil /dicotyledonae. Ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil
hanya dapat ditemukan pada tumbuhan subdivisi angiospermae karena memiliki
bunga yang sesungguhnya.
Perbedaan ciri pada tumbuhan monokotil dan dikotil berdasarkan ciri fisik
pembeda yang dimiliki :
1. Bentuk akar
a. Monokotil : Memiliki sistem akar serabut
b. Dikotil : Memiliki sistem akar tunggang
2. Bentuk sumsum atau pola tulang daun
a. Monokotil : Melengkung atau sejajar
b. Dikotil : Menyirip atau menjari
3. Kaliptrogen/ tudung akar
a. Monokotil : Ada tudung akar
b. Dikotil : Tidak terdapat ada tudung akar
4. Jumlah keping biji atau kotiledon
a. Monokotil : satu buah keping biji saja
b. Dikotil : Ada dua buah keping biji
5. Kandungan akar dan batang
a. Monokotil : Tidak terdapat kambium
b. Dikotil : Ada kambium

3
6. Jumlah kelopak bunga
a. Monokotil : Umumnya adalah kelipatan tiga
b. Dikotil : Biasanya kelipatan empat atau lima
7. Pelindung akar dan batang lembaga
a. Monokotil : Ditemukan batang lembaga/koleoptil dan akar lembaga/
keleorhiza
b. Dikotil : Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil
8. Pertumbuhan akar dan batang
a. Monokotil : Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
b. Dikotil : Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
a. Daun
Struktur morfologi daun pada setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Oleh
karena itu, struktur morfologi daun dapat digunakan untuk mengklasifikasikan
jenis-jenis tumbuhan. Struktur daun dapat dilihat dari bentuk tulang daun
(menvirip, menjari, melengkung, dan sejajar), bangun daun atau bentuk helaian
daun (bulat, lanset, jorong, memanjang, perisai, jantung, dan bulat telur), tepi
daun (bergerigi, beringgit, berombak, bergiri, dan rata), bentuk ujung daun
(runcing,meruncing, tumpul, membulat, rompang/ terbelah, dan berduri), bentuk
pangkal daun (runcing, meruncing, tumpul, membulat, rata, dan berlekuk), dan
prmukaan (licin, kasap, berkerut, berbulu, dan bersisik).
Tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi untuk
transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan). Bila kita mengamati
preparat irisan melintang daun, maka akan kita jumpai bagian-bagian penyusun
struktur anatomi daun yang sesuai dengan fungsi daun tersebut. Daun tersusun
atas jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan jaringan pengangkut.
Epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan ini memiliki struktur
khusus sebagai adaptasi untuk berkangsungnya proses fotosintesis, yaitu adanya
stoma yang dalam jumlah banyak disebut stomata. Stomata tersusun atas sel
penutup dan sel tetangga yang banyak mengandung kloroplas. Adanya stomata
memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara sel sel fotosintetik dibagian

4
dalam daun dengan udara disekitarnya. Stomata juga merupakan jalan keluarnya
uap air.
b. Batang
Pada tumbuhan dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran
sehingga korteks terdapat di bagian luar lingkaran dan empulur di bagian dalam
lingkaran. Pada tumbuhan dikotil ini, xilem tersusun di bagian dalam lingkaran.
Di antara floem dan xilem terdapat cambium yang menyebabkan pertumbuhan
sekunder pada tumbuhan dikotil.
Kambium merupakan jaringan meristem lateral yang berfungsi dalam
pertumbuhan sekunder.
2) Preparat Sementara Hewan
Protozoa merupakan sekelompok makhluk yang bersel tunggal dan
heterogen. Protozoa hidup di daerah yang lembab atau berair, misalnya di air
tawar, air laut, air payau dan tanah bahkan di dalam tubuh organisme lain.
Protozoa ada yang hidup bebas, komensal maupun parasit pada hewan alin.
Hewan ini ada yang hidup secara individu maupun koloni.
Berdasarkan struktur alat geraknya filum ini dibagi menjadi 5 kelas yaitu
Sarcodina (Rhizopoda), Ciliata, Flagellata, Sporozoa dan Suctoria.
1. Rhizopoda
Protozoa ini menggunakan pseudopodia (kaki semu) sebagai alat
geraknya. Contoh dari Rhizopoda adalah Amoeba proteus. Amoeba hidup di
air tawar baik pada air menggenang maupun yang mengalir.
Tubuh Amoeba dibedakan atas dua bagian sitoplasma yaitu ektoplasma
yang terletak di sebelah luar dan tampak lebih bening bila dibandingkan
dengan bagian pusat yang lebih keruh, yang disebut endoplasma.
2. Ciliata
Anggota dari kelas ini memiliki cilia (rambut getar) pada permukaan
tubuhnya yang berfungsi sebagai alat gerak dan alat untuk menangkap
makanan. Contoh spesies dari kelas ini adalah Paramecium caudatum.

5
Paramecium memiliki bentuk tubuh yang tetap karena adanya pelikel
sebagai selubung rubuhnya. Paramecium memiliki bentuk tubuh
menyerupai terumpah (sandal). Paramecium hidup di air tawar.
3. Flagellata
Anggota dari kelas Flagellata memiliki alat gerak berupa flagel (bulu
cambuk). Contoh dari Flagellata adalah Euglena viridis. Euglena banyak
dijumpai di kolam-kolam dan sering memberikan warna hiaju pada air
kolam. Hal ini disebabkan hewan tersebut memiliki kloroplas di dalam
tubuhnya.
4. Sporozoa
Sporozoa bersifat parasit, memiliki tubuh sederhana berbentuk bulat
panjang dengan sebuah nukleus. Sporozoa tidak mempunyai alat gerak dan
tidak mempunyai vakuola kontraktil. Contoh spesies dari kelas ini adalah
Plasmodium yang merupakan penyebab penyakit malaria yang ditularkan
melalui nyamuk Anopheles.
5. Suctoria
Suctoria yang masih muda dalam kehidupannya mempunyai persamaan
dengan Ciliata, mempunyai silia dan hidup berenang bebas. Suctoria muda
ini berenang-renang beberapa waktu untuk kemudian melepaskan silia-
silianya dan selanjutnya berubah ke tingkat dewasa. Contohnya Podophyra.

REFERENSI
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya : Sinar Wijaya
Moebadi. 2000. Dasar - Dasar Mikroteknik. Malang : Universitas Negeri
Malang

6
7

Anda mungkin juga menyukai