Anda di halaman 1dari 5

a. Bagaimana proses terjadinya TB paru pada orang dewasa ?

Port dentre infeksi TB adalah paru. Kuman TB dalam droplet nuclei terhirup
mencapai alveolus. Masuknya kuman TB ini akan segera diatasi oleh mekanisme
imunologis non spesifik. Makrofag alveolus akan menfagosit kuman TB dan
menghancurkan sebagian besar kuman TB. Bila makrofag tidak mampu menghancurkan
kuman TB, kuman akan bereplikasi dalam makrofag. Kuman TB dalam makrofag yang
terus berkembang biak, akhirnya akan membentuk koloni di tempat tersebut. Lokasi
pertama koloni kuman TB di jaringan paru disebut Fokus Primer GOHN.
Dari fokus primer, kuman TB menyebar melalui saluran limfe menuju kelenjar limfe
regional, yaitu kelenjar limfe yang mempunyai saluran limfe ke lokasi fokus primer.
Penyebaran ini menyebabkan terjadinya inflamasi di saluran limfe (limfangitis) dan di
kelenjar limfe (limfadenitis) yang terkena. Kompleks primer merupakan gabungan antara
fokus primer, kelenjar limfe regional yang membesar (limfadenitis) dan saluran limfe yang
meradang (limfangitis).
Waktu yang diperlukan sejak masuknya kuman TB hingga terbentuknya kompleks
primer secara lengkap disebut sebagai masa inkubasi TB yang biasanya berlangsung dalam
waktu 4-8 minggu dengan rentang waktu antara 2-12 minggu. Dalam masa inkubasi
tersebut, kuman tumbuh hingga mencapai jumlah 103-104, yaitu jumlah yang cukup untuk
merangsang respons imunitas seluler.
Fokus primer di jaringan paru biasanya mengalami resolusi secara sempurna setelah
imunitas seluler terbentuk. Selanjutnya fokus primer membentuk fibrosis atau kalsifikasi
setelah mengalami nekrosis perkejuan dan enkapsulasi. Kelenjar limfe regional juga akan
mengalami fibrosis dan enkapsulasi, tetapi penyembuhannya biasanya tidak sesempurna
fokus primer di jaringan paru. Kuman TB dapat tetap hidup dan menetap selama bertahun-
tahun dalam kelenjar ini.
Selama masa inkubasi, sebelum terbentuknya imunitas seluler, dapat terjadi
penyebaran limfogen dan hematogen. Pada penyebaran limfogen, kuman menyebar ke
kelenjar limfe regional membentuk kompleks primer. Sedangkan pada penyebaran
hematogen, kuman TB masuk ke dalam sirkulasi darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Adanya penyebaran hematogen inilah yang menyebabkan TB disebut sebagai penyakit
sistemik.
b. Apakah yang disebut TB milier?
Tuberkulosis milier adalah suatu tuberkulosis yang ditandai dengan diseminasi
bakteri secara luas di dalam tubuh yang penyebarannya secara hematogen dan limfogen.
Tuberkulosis milier merupakan suatu bentuk tuberculosis dimana Mycobacterium
tuberculosis menyebar ke organ extra pulmonal seperti heap, lien, dan pancreas. Erosi pada
epitel alveolus menyebabkan Mycobacterium tuberculosis dapat menyebar melalui vena
pulmonalis. Mycobacterium tuberculosis kemudian mencapai atrium dan ventrikel kiri dan
menyebar ke organ ekstra pulmoner. Setelah suatu organ terinfeksi, lokasi yang terinfeksi
tersebut akan dikelilingi oleh makrofag sehingga menyebabkan gambaran granuloma.
Selain itu, Mycobacterium tuberculosis juga dapat menyebar melalui jalur limfogen, yang
kemudian akan didrainase melalui vena cava superior, memasuki atrium dan ventrikel
kanan dan kemudian masuk ke paru dan menimbulkan gambaran milier.
Prognosis pada tuberkulosis milier yang tidak diobati mendekati 100%. Meskipun
sebagian besar kasus tuberkulosis milier dapat diobati, angka mortalitas tuberkulosis milier
sebesar 15-20% pada dewasa dan 25-30% pada anak-anak. Penyebab terbesar mortalitas
pada tuberkulosis milier adalah tertunfanya pengobatan karena gejala yang tidak spesifik.
Tingkat relaps 0-4% dengan terapi yang memadai dan terapi secara langsung diamati,
meskipun hasil dari studi bervariasi. Sebagian besar relaps terjadi selama 24 bulan pertama
setelah terapi selesai.
c. Mengapa pada anak-anak dengan primary complex perlu diberikan terapi?
Primary complex adalah suatu reaksi inflamasi lokal pada parenkim paru dimana
Mycobacterium tuberculosis melakukan kolonisasi dan reaksi inflamasi juga menyebar
hingga limfonodus. Primary complex merupakan gabungan antara fokus primer, kelenjar
limfe regional yang membesar (limfadenitis) dan saluran limfe yang meradang
(limfangitis). Pada anak-anak dengan primary complex perlu dilakukan terapi tuberkulosis
karena pada keadaan imun yang menurun, primary complex dapat berubah menjadi
tuberkulosis primer.
b. Bagaimana pengananan tuberkulosis dengan hemoptysis profuse?

Langkah awal penanganan tuberkulosis dengan hemoptysis profuse adalah


melakukan resusitasi Airway, Breathing, dan Circulation. Untuk Airway dan Breathing
dapat dilakukan intubasi selektif pada bronkus yang belum terisi dengan darah, dapat juga
dilakukan pemasangan kateter Fogarty untuk mengontrol perdarahan dan mencegah
masuknya darah ke paru yang sehat. Dapat juga dipasang double lumen endotracheal tube
untuk mencegah aspirasi darah ke paru yang sehat dan memberikan jalur untuk dilakukan
suction. Untuk Circulation, dapat dilakukan resusitasi cairan maupun dengan produk darah
apabila pada pasien terdapat tanda-tanda syok.
Selanjutnya perlu dilakukan identifikasi sumber perdarahan dengan menggunakan
kanulasi arteri bronkial dengan cara memasukkan zat seperti polyvinyl alcohol foam,
isobutyl-2-cyanoacrylate, atau Gianturco steel coils. Setelah dilakukan identifikasi, dapat
dilakukan tindakan intervensi seperti embolisasi cabang-cabang arteri bronkial

Anda mungkin juga menyukai