Anda di halaman 1dari 6

Pertemuan Ke : 2 (dua)

Hari & Tanggal : Selasa, 12 September 2017


Pemateri : M. Zul Azhri R. S.KM., M.Kes
Judul Materi : Hukum Ketenagakerjaan
Pertemuan ke-2 HUKUM KETENAGAKERJAAN
1. Hukum ketenagakerjaan berdasarkan definisi para ahli:
- A.H. Nolenhaar
Hukum ketenagakerjaan atau arteidrecht adalah bidang dari hukum yang
berlaku yang pada pokoknya mengatur hubungan antara tenaga kerja dan
penguasa serta antara tenaga kerja dengan tenaga kerja.
- M.G. Levenbach
Hukum ketenagakerjaan adalah hukum yang berkaitan dengan hubungan
kerja, dimana pekerjaan itu dilakukan dibawah pimpinan denga keadaan
penghidupan yang langsung bersangkut paut dengan hubungan kerja
- Neh Van Esveld
Hukum Ketenagakerjaan Tidak hanya meliputi hubungan kerja, dimana
pekerjaan dilakukan dibawah pimpinan, tetapi meliputi pula pekerjaan yang
dilakukan oleh semua pekerja yang melakuakn pekerjaan atas tanggung jawab
dan resiko sendiri.
2. Pekerja, Profesi, Pegawai
Menurut UU No. 13 tahun 2003, pekerja atau buruh adalah setiap orang
yang mendapatkan imbalan atau upah dalam bentuk lain (pasal 1 ayat 3).
Pekerja/buruh merupakan:
Pekerja yang bekerja di bawah perintah pihak lain
(Pengusaha/majikan)
Resiko ditanggung pengusaha/majikan
Menerima upah
Diatur oleh UU dan Perundangan ketenagakerjaan

Pegawai merupakan:

Berkerja di bawah perintah negara.

Resiko ditanggung pemerintah.

Menerima upah/gaji.

Di atur oleh UU No. 8 Tahun 1974 dan UU No.43 Tahun 1999


Menurut Paul F. Comenisch (1983) Profesi adalah "komunitas moral" yang
memiliki cita-cita dan nilai bersama.Profesi sendiri memiliki arti sebuah
pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan dan keahlian khusus. maka dapat disimpulkan bahwa Profesi
merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau
keterampilan dari pelakunya.
Profesi memiliki beberapa karakteristik utama sebagai berikut;
a. Suatu profesi memerlukan pendidikan lanjut dari anggotanya, demikian
juga landasan dasarnya.
b. Suatu profesi memiliki kerangka pengetahuan teoritis yang mengarah pada
keterampilan, kemampuan, pada norma-norma tertentu.
c. Suatu profesi memberikan pelayanan tertentu.
d. Anggota dari suatu profesi memiliki otonomi untuk membuat keputusan
dan melakukan tindakan.
e. Profesi sebagai satu kesatuan memiliki kode etik untuk melakukan praktik
keperawatan.
3. Tenaga Kerja
Menurut (Zulkarnain, 2008) menyatakan syarat seorang calon tenaga kerja
yang baik antara lain yaitu memiliki pengetahuan luas, ketrampilan yang
memadai, mampu berkomunikasi secara lisan maupun tertulis dengan baik,
memiliki motivasi yang kuat, mau bekerja keras, serta mampu bekerja secara
cermat dan tepat. Tenaga kerja Indonesia perlu dibenahi karena ada lima sikap
mental yang tidak mendukung peningkatan produktivitas yaitu: kurang
disiplin, kurang kreatif, kurang inovatif, kurang motivasi, kurang dinamis
dalam melaksanakan pekerjaan (Batubara, 1988 dalam Zulkarnain, 2008).
Salah satu konsekuensi dalam penggunaan pendekatan ketenagakerjaan
dalam proses pembangunan nasional adalah pengembangan kemampuan para
tenaga kerja. Usaha membangun dan mengembangkan kemampuan yang
dimiliki oleh individu itu bisa diwujudkan dengan meningkatkan pendidikan
dan pelatihan (Ravianto, 1985 dalam Zulkarnain, 2008).
4. Profesi Perawat di Rumah Sakit
Keyakinan bahwa keperawatan merupakan profesi yang harus disertai
dengan realisasi pemenuhan karakteristik keperawatan sebagai profesi yang
disebut dengan professional (Kelly & Joel,1995). Karakteristik profesi yaitu;
a. Memiliki dan memperkaya tubuh pengetahuan melalui penelitian
b. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada orang lain
c. Pendidikan yang memenuhi standar
d. Terdapat pengendalian terhadap praktek
e. Bertanggug jawab & bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan
f. Merupakan karir seumur hidup
g. Mempunyai fungsi mandiri dan kolaborasi.

Praktek keperawatan sebagai tindakan keperawatan professional masyarakat


penggunaan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu
keperawatan sebagai landasan untuk melakukan pengkajian, menegakkan
diagnostik, menyusun perencanaan, melaksanakan asuhan keperawatan dan
mengevaluasi hasil tindakan keperawatan serta mengadakan penyesuaian rencana
keperawatan untuk menentukan tindakan selanjutnya.

Selain memiliki kemampuan intelektual, interpersonal dan teknikal, perawat


juga harus mempunyai otonomi yang berarti mandiri dan bersedia menanggung
resiko, bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang
dilakukannya, termasuk dalam melakukan dan mengatur dirinya sendiri.

Pekerja perempuan seperti perawat, pihak Rumah Sakit wajib memberikan


beberapa fasilitas dan hak untuk mereka.
Seperti yang diatur dalam Pasal 76 ayat (3) UU No 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan yaitu Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh
perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00 wajib:a.
memberikan makanan dan minuman bergizi; dan menjaga kesusilaan dan
keamanan selama di tempat kerja
5. Wajib Kerja Paramedis UU Kesehatan No. 14 tahun 1964, tentang.
a. Pada pasal 2, ayat (3) dijelaskan bahwa tenaga kesehatan sarjana muda,
menengah dan rendah wajib menjalankan wajib kerja pada pemerintah
selama 3 tahun.
b. Dalam pasal 3 dijelaskan bahwa selama bekerja pada pemerintah, tenaga
kesehatan yang dimaksud pada pasaal 2 memiliki kedudukan sebagai
pegawai negeri sehingga peraturan-peraturan pegawai negeri juga
diberlakukan terhadapnya.
c. UU ini untuk saat ini sudah tidak sesuai dengan kemampuan pemerintah
dalam mengangkat pegawai negeri. Penatalaksanaan wajib kerja juga
tidak jelas dalam UU tersebut sebagai contoh bagaimana sistem
rekruitmen calon peserta wajib kerja, apa sangsinya bila seseorang tidak
menjalankan wajib kerja dan lain-lain. Yang perlu diperhatikan bahwa
dalam UU ini, lagi posisi perawat dinyatakan sebagai tenaga kerja
pembantu bagi tenaga kesehatan akademis termasuk dokter, sehingga
dari aspek profesionalisasian, perawat rasanya masih jauh dari
kewenangan tanggung jawab terhadap pelayanannya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

H. Manulang, Sendjun, 2001, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Di


Indonesia, Jakarta: PT. Rineka Cipta

Husni, Lalu, 2003, Pengantar Hukum Ketenaga Kerjaan Indonesia, Jakarta:


PT. Raja Grafindo Persada
UU No. 14 Tahun 1969 Tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai
tenaga kerja
Zulkarnain, S. 2008. Hubungan Kontrol Diri dengan Kreativitas Pekerja.
Medan: USU

Anda mungkin juga menyukai