Pemateri : M. Zul Azhri R. S.KM., M.Kes Judul Materi : Hukum Ketenagakerjaan Pertemuan ke-2 HUKUM KETENAGAKERJAAN 1. Hukum ketenagakerjaan berdasarkan definisi para ahli: - A.H. Nolenhaar Hukum ketenagakerjaan atau arteidrecht adalah bidang dari hukum yang berlaku yang pada pokoknya mengatur hubungan antara tenaga kerja dan penguasa serta antara tenaga kerja dengan tenaga kerja. - M.G. Levenbach Hukum ketenagakerjaan adalah hukum yang berkaitan dengan hubungan kerja, dimana pekerjaan itu dilakukan dibawah pimpinan denga keadaan penghidupan yang langsung bersangkut paut dengan hubungan kerja - Neh Van Esveld Hukum Ketenagakerjaan Tidak hanya meliputi hubungan kerja, dimana pekerjaan dilakukan dibawah pimpinan, tetapi meliputi pula pekerjaan yang dilakukan oleh semua pekerja yang melakuakn pekerjaan atas tanggung jawab dan resiko sendiri. 2. Pekerja, Profesi, Pegawai Menurut UU No. 13 tahun 2003, pekerja atau buruh adalah setiap orang yang mendapatkan imbalan atau upah dalam bentuk lain (pasal 1 ayat 3). Pekerja/buruh merupakan: Pekerja yang bekerja di bawah perintah pihak lain (Pengusaha/majikan) Resiko ditanggung pengusaha/majikan Menerima upah Diatur oleh UU dan Perundangan ketenagakerjaan
Pegawai merupakan:
Berkerja di bawah perintah negara.
Resiko ditanggung pemerintah.
Menerima upah/gaji.
Di atur oleh UU No. 8 Tahun 1974 dan UU No.43 Tahun 1999
Menurut Paul F. Comenisch (1983) Profesi adalah "komunitas moral" yang memiliki cita-cita dan nilai bersama.Profesi sendiri memiliki arti sebuah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan dan keahlian khusus. maka dapat disimpulkan bahwa Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Profesi memiliki beberapa karakteristik utama sebagai berikut; a. Suatu profesi memerlukan pendidikan lanjut dari anggotanya, demikian juga landasan dasarnya. b. Suatu profesi memiliki kerangka pengetahuan teoritis yang mengarah pada keterampilan, kemampuan, pada norma-norma tertentu. c. Suatu profesi memberikan pelayanan tertentu. d. Anggota dari suatu profesi memiliki otonomi untuk membuat keputusan dan melakukan tindakan. e. Profesi sebagai satu kesatuan memiliki kode etik untuk melakukan praktik keperawatan. 3. Tenaga Kerja Menurut (Zulkarnain, 2008) menyatakan syarat seorang calon tenaga kerja yang baik antara lain yaitu memiliki pengetahuan luas, ketrampilan yang memadai, mampu berkomunikasi secara lisan maupun tertulis dengan baik, memiliki motivasi yang kuat, mau bekerja keras, serta mampu bekerja secara cermat dan tepat. Tenaga kerja Indonesia perlu dibenahi karena ada lima sikap mental yang tidak mendukung peningkatan produktivitas yaitu: kurang disiplin, kurang kreatif, kurang inovatif, kurang motivasi, kurang dinamis dalam melaksanakan pekerjaan (Batubara, 1988 dalam Zulkarnain, 2008). Salah satu konsekuensi dalam penggunaan pendekatan ketenagakerjaan dalam proses pembangunan nasional adalah pengembangan kemampuan para tenaga kerja. Usaha membangun dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh individu itu bisa diwujudkan dengan meningkatkan pendidikan dan pelatihan (Ravianto, 1985 dalam Zulkarnain, 2008). 4. Profesi Perawat di Rumah Sakit Keyakinan bahwa keperawatan merupakan profesi yang harus disertai dengan realisasi pemenuhan karakteristik keperawatan sebagai profesi yang disebut dengan professional (Kelly & Joel,1995). Karakteristik profesi yaitu; a. Memiliki dan memperkaya tubuh pengetahuan melalui penelitian b. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada orang lain c. Pendidikan yang memenuhi standar d. Terdapat pengendalian terhadap praktek e. Bertanggug jawab & bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan f. Merupakan karir seumur hidup g. Mempunyai fungsi mandiri dan kolaborasi.
Praktek keperawatan sebagai tindakan keperawatan professional masyarakat
penggunaan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu keperawatan sebagai landasan untuk melakukan pengkajian, menegakkan diagnostik, menyusun perencanaan, melaksanakan asuhan keperawatan dan mengevaluasi hasil tindakan keperawatan serta mengadakan penyesuaian rencana keperawatan untuk menentukan tindakan selanjutnya.
Selain memiliki kemampuan intelektual, interpersonal dan teknikal, perawat
juga harus mempunyai otonomi yang berarti mandiri dan bersedia menanggung resiko, bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukannya, termasuk dalam melakukan dan mengatur dirinya sendiri.
Pekerja perempuan seperti perawat, pihak Rumah Sakit wajib memberikan
beberapa fasilitas dan hak untuk mereka. Seperti yang diatur dalam Pasal 76 ayat (3) UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yaitu Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00 wajib:a. memberikan makanan dan minuman bergizi; dan menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja 5. Wajib Kerja Paramedis UU Kesehatan No. 14 tahun 1964, tentang. a. Pada pasal 2, ayat (3) dijelaskan bahwa tenaga kesehatan sarjana muda, menengah dan rendah wajib menjalankan wajib kerja pada pemerintah selama 3 tahun. b. Dalam pasal 3 dijelaskan bahwa selama bekerja pada pemerintah, tenaga kesehatan yang dimaksud pada pasaal 2 memiliki kedudukan sebagai pegawai negeri sehingga peraturan-peraturan pegawai negeri juga diberlakukan terhadapnya. c. UU ini untuk saat ini sudah tidak sesuai dengan kemampuan pemerintah dalam mengangkat pegawai negeri. Penatalaksanaan wajib kerja juga tidak jelas dalam UU tersebut sebagai contoh bagaimana sistem rekruitmen calon peserta wajib kerja, apa sangsinya bila seseorang tidak menjalankan wajib kerja dan lain-lain. Yang perlu diperhatikan bahwa dalam UU ini, lagi posisi perawat dinyatakan sebagai tenaga kerja pembantu bagi tenaga kesehatan akademis termasuk dokter, sehingga dari aspek profesionalisasian, perawat rasanya masih jauh dari kewenangan tanggung jawab terhadap pelayanannya sendiri. DAFTAR PUSTAKA
H. Manulang, Sendjun, 2001, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Di
Indonesia, Jakarta: PT. Rineka Cipta
Husni, Lalu, 2003, Pengantar Hukum Ketenaga Kerjaan Indonesia, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada UU No. 14 Tahun 1969 Tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja Zulkarnain, S. 2008. Hubungan Kontrol Diri dengan Kreativitas Pekerja. Medan: USU