Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman dan laju pertambahan penduduk yang semakin
tinggi maka dibutuhkan sarana penunjang yang berkenaan dengan fasilitas penyediaan tempat
tinggal,perkantoran dan perdagangan. Oleh karena terdapatnya peningkatan permintaan
sumber daya manusia yang berkualitas sebagai salah satu komponen pembangunan yang
memiliki tingkat intelejensi serta kualitas yang tinggi dalam menghadapi tuntutan tersebut
Pembangunan-pembangunan yang ada harus diselesaikan dengan baik sehingga dapat
dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Sebagai contoh Pembangunan gedung GIANT
Hypermarket-Jalan Tuanku Tambusai meningkatkan perekonomian masyarakat warga
kota pekanbaru.
Pembangunan Giant Hypermarket Jl. Tuanku Tambusai ini merupakan proyek yang
dilaksanakan oleh PT. Gading Megah Jaya.
Kerja praktek adalah mata kuliah wajib yang dalam pelaksanaannya menuntut
mahasiswa untuk terjun dan berperan aktif dalam pelaksanaan suatu proyek dan sangat
diperlukan agar mahasiswa mengetahui berbagai hal yang terjadi dilapangan serta
metode-metode yang dilakukan oleh pelaksana proyek tersebut.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Adapun maksud dilaksanakan praktek kerja lapangan ini adalah untuk memenuhi
salah satu syarat dalam menyelesaikan studi. Dalam hal ini praktek kerja lapangan
merupakan mata kuliah wajib pada Program Studi Teknik Sipil SI Fakultas Teknik
Universitas Islam Riau. Selain itu juga dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman
di lapangan secara langsung.

1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan dari Pembangunan Hypermarket GIANT adalah :
1. Dengan adanya pembangunan Hypermarker ini, maka akan mempermudah
masyarakat untuk berbelanja.
2. Memberikan pelayanan dan fasilitas yang lebih baik dari tempat tempat
perbelanjaan tradisional.
3. Kualitas barang yang di jual lebih terjamin.
4. Terciptanya keamanan, kenyamanan dan kelancaran serta efesiensi waktu dan
biaya.

1.2.2 Manfaat
Adapun manfaat Pembangunan Hypermarket GIANT jalan Tuanku Tambusai
Pekanbaru adalah :
1. Penunjang perekonomian suatu daerah atau masyarakat.
2. Suatu ukuran bagi mahasiswa dalam menerapkan sejauh mana ilmu teknik sipil
yang dapat diaplikasikan dilapangan.
3. Sebagai bahan dasar dari penguji untuk memberi kajian lisan kepada mahasiswa.
4. Untuk menambah segi ekonomi bagi owner.

1.3 Gambaran Umum Proyek


Gambaran umum pembangunan GIANT Hypermarket Jalan Tuanku Tambusai

A. Proyek GIANT Hypermarket dibangun dalam rangka meningkatkan kesejahteraan


dan perekonomian masyarakat Pekanbaru
B. Adapun data-data kegiatan sebagai berikut :

1.Nama Kegiatan : GIANT Hypermarket


2.Lokasi Kegiatan : Jalan Tuanku Tambusai Pekanbaru.
3.Pemilik Proyek : Anton Lukmanto.
4.Jangka Waktu : 210 Hari Kalender.
5. Sumber Dana : Owner
6. Konsultan Perencana : TOTAL design
7. Konsultan supervisi : PT. ADINATA SURYA PRATAMA.
8. Kontraktor : PT GADING MEGAH JAYA
9. Luas Lokasi : 12668,96 m.
10.Nilai Kontrak : Rp 17.356.065.942,72
11.Tahun Anggaran : 2012
12.Jangka Waktu Pemeliharaan : 180 Hari Kalender

1.4 Lokasi Proyek


Lokasi Proyek pembangunan GIANT Hypermarket Jalan Tuanku Tambusai
Pekanbaru, yang merupakan Lokasi Praktek Kerja Lapangan (PKL). Denah Lokasi terdapat
pada Gambar 1.2 dibawah ini.

SKA

JL.ARENGKA 1

Lokasi
PKL

Plaza
MATAHAR
I

JL.JEND SUDIRMAN

GRAMEDIA

Gambar 1.2. Denah Lokasi pembangunan GIANT Hypermarket Jalan Tuanku Tambusai

Pekanbaru

C. pembangunan Giant Hypermarket Melalui:

Pelelangan

Dalam melelangkan suatu pekerjaan ada 3 (tiga) cara, yaitu :


1. Pelelangan Pelaksanaan umum (Openbare aanbesteding).

Dalam cara pelelangan umum ini, pemberitahuan kepada para peserta


lelang dapat dilaksanakan melalui iklan-iklan dalam surat kabar atau alat
komunikasi lainnya dengan persyaratannya. Cara ini mempunyai keuntungan
oleh karena banyaknya penawaran, maka persaingan harga dalam penawaran
menjadi lebih banyak. Tetapi juga ada kerugiannya yaitu kualitas pekerjaan
kurang terjamin disebabkan dalam pelelangan cara ini siapa saja boleh turut
dalam pelelangan sehingga kemungkinan bonafiditas dari pemborong kurang
terjamin.

2. Pelelangan dibawah tangan (underhands aanbesteding).

Dalam cara pelelangan dibawah tangan, dipanggilkan atau ditunjuk satu


pemborong (kontraktor) yang dapat dipercaya dan sudah dikenal
kemampuannya atau bonafiditasnya dalam melaksanakan pekerjaan sehingga
dapat diharapkan atas kewajarannya dalam bidang kualitas pekerjaannya. Cara
ini mempunyai keuntungan karena ditunjuknya satu pemborong. Hal ini berarti
bonafiditas pemborong terjamin, relatif kualitas pekerjaan juga akan terjamin.
Tetapi kerugian harga penawaran relatif akan tinggi karena persaingan tidak
ada.

3. Pelelangan dengan undangan / terbatas (Aanbesteding op uitnodiging).

Dalam cara pelengan melalui undangan, pemborong yang diundang sangat


terbatas jumlahnya dan bagi pemborong yang tidak memenuhi syarat
prakualifikasi tidak dapat diikut sertakan dalam undangan. Pemborong yang
diundang biasanya telah memenuhi syarat prakualifikasi, ini berarti juga telah
memenuhi syarat bonafiditasnya, baik teknis maupun administrasi termasuk
modal perusahaan.

Cara ini banyak mempunyai keuntungan, antara lain :

a. Bonafiditas pemborong terjamin, karena sudah lulus dalam prakualifikasi.

b. Persaingan ada dan cukup baik karena segolongan atau sekelas dalam
prakualifikasi.
Dalam pelelangan proyek pembangunan Hypermarket GIANT antara lain :

1. Kirim surat undangan ke kontraktor.


2. Pembagian dokumen tender kepada kontraktor.
Dokumen tender

gambar
RAB
Spesifikasi sama RKS (Rencana Kerja dan Syarat).
3. Site fisit (peninjauan lokasi).
4. Pemasukan penawaran dari kontraktor.
5. Evaluasi oleh pemberi tugas (owner).
6. Klasifikasi 1.
7. Pemasukan penawaran ke 2.
8. Hasil dari tender (pengambilan harga tender.
9. Pengumuman pemenang tender.
10. Penyusunan dokumen penawaran final.

D. Hubungan Kerja Antara Unsur Unsur Pengelola Kegiatan


Yang dimaksud dengan hubungan kerja ialah hubungan dalam pelaksanaan pekerjaan
antara ketiga unsur pelaksanaan pembangunan. Semua pihak yang terkait antara ketiga unsur
harus tunduk dan patuh kepada peraturan peraturan/ persyaratan yang telah disusun baik
dari segi teknik maupun administrative. Penyimpangan yang terjadi akan mengakibatkan
kesulitan dan ketidaklancaran pelaksanaan pembangunan.

Secara garis besar pola dasar hubungan kerja diatur sebagai berikut :

a. Antara pemilik kegiatan dengan konsultan


- Ikatan kontrak.
- Konsultan menyerahkan jasa kepada pemilik kegiatan.
- Pemilik kegiatan memberi imbalan jasa / biaya perencanaan atau pengawasan.
b. Antara pemilik kegiatan dengan kontraktor
- Ikatan kontrak.
- Kontraktor kepada Auner menyerahkan hasil / produksi pekerjaan.
- Pemilik kegiatan pelaksanaan pembangunan jalan, kepada kontraktor
memberikan biaya pelaksanaan pekerjaan.
c. Antara kosultan sebagai pengawas dengan kontraktor
- Ikatan kontrak.
- Hubungan kerja secara garis sejajar putus-putus atau garis Koordinasi.
Konsultan melakukan pengawasan dan monitor terhadap pelaksanaan dan pembayaran

yang dilakukan kontraktor.


BAB II

KRITERIA PERENCANAAN

2.1. Tinjauan Umum


a. Sebuah proyek dapat didefinisikan sebagai satu usaha dalam jangka waktu yang
ditentukan dengan sasaran yang jelas yaitu mencapai hasil yang telah dirumuskan
pada waktu awal pembangunan proyek akan dimulai. Bertitik tolak dari pemikiran
ini, maka maksud dan tujuan manajemen proyek adalah usaha kegiatan untuk
meraih sasaran yang telah didefinisikan dan ditentukan dengan jelas seefesien dan
seefektif mungkin. Manajemen proyek meliputi Perencanaan (planning),
Pengaturan dan Penyediaan staf (Organizing and Staffing), Pengarahan
(Directing), Pengkoordinasian (Coordinating), dan Pengontrolan (Controlling).

b. Perencanaan secara umum bertujuan agar dapat memperkirakan bagaimana bentuk


proyek tersebut dan pekerjaan yang akan dilakukan nantinya dan juga untuk
memperkirakan berapa biaya yang mungkin akan dikeluarkan sesuai dengan hasil
akhir yang diharapkan.

c. Syarat-syarat perencanaan yang aman, nyaman, efisien dan ekonomis harus


memenuhi peraturanperaturan konstruksi yang telah ditetapkan sehingga
nantinya dapat terhindar dari kegagalan konstruksi.

Pada umumnya dalam suatu proyek pembangunan gedung terdiri dari beberapa
macam proses perencanaan, yaitu:
1. Perencanaan letak konstruksi.
2. Perencanaan struktur (struktur bawah dan struktur atas).
PERENCANAAN STRUKTUR

Perencanaan struktur pada umumnya terbagi dua tahap, yaitu perencanaan


struktur bangunan bawah dan perencanaan struktur atas.

Perencanaan struktur bawah


Struktur bawah atau sub structure merupakan bagian struktur yang
mempunyai fungsi menerima dan meneruskan beban dari struktur yang ada
diatasnya ke dalam tanah. Perencanaan struktur bagian bawah harus benar-benar
optimal, sehingga keseimbangan struktur secara keseluruhan dapat terjamin
dengan baik dan dengan biaya yang ekonomis. Selain itu, beban struktur yang
disalurkan harus dapat ditahan oleh lapisan tanah yang kuat agar tidak terjadi
penerunan diluar batas ketentuan, yang dapat menyebabkan kegagalan pada
struktur. Oleh karena itu, ketetapan pemilihan jenis dan metode pelaksanaan
merupakan sesuatuyang penting karena menyangkut faktor resiko, efisiensi biaya
dan waktu.
Perencanaan struktur bawah pada proyek pembangunan Gedung Giant
Hypermarket ini meliputi beberapa perencanaan, yang terdiri dari:

a. Perencanaan pondasi
Pondasi yang digunakan adalah tiang pancang minipile ukuran 20 cm x 20
cm, dengan dimensi 30 x 30 x 18m. Sehingga satu titik pancang menahan
beban 170 ton.
Tahap-tahap pekerjaan pondasi tiang pancang:
1. Pemancangan tiang. Pemancangan tiang dilakukan dititik yang telah
ditentukan atau direncanakan. Dari pemancangan yang telah dilakukan
dilapangan rata-rata kedalaman pancang 16 s/d 18 meter.
2.2 Dasar-Dasar Perencanaan
Perencanaan struktur adalah bartujuan untuk menghasilkan suatu struktur yang stabil,
cukup kuat, mampu-layan, awet, dan memenuhi tujuan-tujuan lainnya seperti ekonomi dan
kemudahan pelaksanaan. Suatu struktur disebut stabil bila ia tidak mudah terguling, miring
atau tergeser selama umur bangunan yang direncanakan. Suatu struktur disebut cukup kuat
dan mampu layan bila kemungkinan terjadinya kegagalan struktur dan kehilangan
kemampuan layan selama masa hidup yang direncanakan adalah kecil dan dalam batas yang
dapat diterima.
Suatu struktur disebut awet bila struktur tersebut dapat menerima keausan dan
kerusakan yang diharapkan terjadi selama umur bangunan yang direncanakan tanpa
pemeliharaan yang
belebihan. Untuk mencapai tujuan perencanaan tersebut, perencanaan struktur harus
mengikutiperaturan perencanaan yang ditetapkan oleh pemerintah berupa Standar Nasional
Indonesia (SNI).
Perencanaan gedung dengan struktur baja harus direncanakan dengan Tata Cara
Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 03 1729 2002 dan perencanaan
bangunan tahan gempa harus didasarkan pada Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Struktur Bangunan Gedung SNI 03 1726 2002.

Menurut Tripiyono Nugroho (1996) tahap atau proses perencanaan yang umum
dilakukan pada proyek perencanaan pembangunan meliputi :

a. Tahap Pendefinisian Proyek


Tahap ini merupakan langkah awal di dalam kegiatan perencanaan meliputi
kegiatan perumusan, maksud dan tujuan, perumusan fungsi bangunan, perumusan
bentuk dan jenis bangunan, serta biaya yang tersedia.

b. Tahap Studi Kelayakan


Tahap ini merupakan bagian untuk mempelajari kelayakan suatu proyek untuk
dilaksanakan yang terdiri dari kegiatan pengumpulan data pendahuluan,
penyelidikan lapangan, membuat data dan pra-perancangan.

c. Tahap Perancangan
Setelah studi kelayakan yaitu pra-perancangan disetujui oleh Pemerintah
Provinsi Riau melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, maka tahap
berikutnya adalah tahap perancangan (Design) yang meliputi kegiatan
perancangan arsitektur, perancangan struktur, perancangan mekanikal dan
elektrikal, perancangan instalasi air/plumbing, perancangan biaya, penyusunan
rencana kerja dan syarat-syarat.

2.2.1 Survey Pendahuluan

Survey pendahuluan dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi mengenai


tempat yang akan dijadikan proyek pembangunan, situasi serta faktor yang
mempengaruhinya. Survey pendahuluan ini meliputi kegitan pengukuran lapangan dan
pengamatan lokasi serta situasi proyek.

a. Pengukuran Lapangan
Dilakukan untuk mengetahui luas tanah yang akan dibersihkan (clearing)
untuk membangun serta menentukan kapasitas tempat penimbunan tanah galian,
material bangunan dan peralatan kerja.

b. Pengamatan Lokasi dan Situasi Proyek


Dimaksudkan untuk merencanakan site plane proyek, mengetahui letak dan
kedudukan bangunan dalam tata kota dan lingkungannya.

2.3 Perencanaan Letak Konstruksi


Proyek ini merupakan proyek pembangunan, maka gedung yang akan dibangun harus
direncanakan dengan baik, struktur gedung yang aman dan harus direncanakan dengan
matang agar dikemudian hari tidak ada lagi timbul masalah-masalah pada gedung tersebut
hingga sampai umur rencana gedung tersebut.
Berdasarkan beban yang akan diterima gedung tersebut, baik beban hidup, beban mati,
beban gedung itu sendiri, beban angin, beban atap maupun beban gempa, maka gedung
tersebut harus berdiri di pondasi yang kuat dan kokoh. Karena itulah dilakukan penyelidikan
tanah yang dimaksudkan untuk mendapatkan data keadaan tanah dalam untuk keperluan
fondasi di proyek tersebut.

2.3.1 Perencanaan Arsitektur


Dalam mendesain gedung faktor keamanan menjadi perhatian utama. Selain itu,
faktor kenyamanan pegawai-pegawai yang akan bekerja dan pengunjung di gedung tersebut
juga harus diperhatikan.

Faktor keamanan dan kenyamanan juga harus diperhatikan. Selain itu, gedung tersebut
di desain untuk dapat menampung kendaraan pengunjung yang datang. Pembuatan halaman
parkir dan taman ini dimaksud selain menambah sisi estetika, juga tidak membuat kemacetan
di Jalan nangka, memarkirkan kendaraannya di badan jalan sehingga menimbulkan
kemacetan.

2.3 Perencanaan Letak Konstruksi


Proyek ini merupakan proyek pembangunan, maka gedung yang akan dibangun harus
direncanakan dengan baik, struktur gedung yang aman, dan harus direncanakan dengan
matang agar dikemudian hari tidak ada lagi timbul masalah-masalah pada gedung tersebut
hingga sampai umur rencana gedung tersebut.

Berdasarkan beban yang akan diterima gedung tersebut, baik beban hidup, beban mati,
beban gedung itu sendiri, beban angin, beban atap maupun beban gempa, maka gedung
tersebut harus berdiri di pondasi yang kuat dan kokoh. Karena itulah dilakukan penyelidikan
tanah yang dimaksudkan untuk mendapatkan data keadaan tanah dalam untuk keperluan
fondasi di proyek tersebut.
2.4 Perencanaan Arsitektur
Dalam mendesain gedung faktor keamanan menjadi perhatian utama. Selain itu,
faktor kenyamanan pegawai-pegawai yang akan bekerja dan pengunjung di gedung tersebut
juga harus diperhatikan.

Faktor keamanan dan kenyamanan juga harus diperhatikan. Selain itu, gedung tersebut
di desain untuk dapat menampung kendaraan pengunjung yang datang. Pembuatan halaman
parkir dan taman ini dimaksud selain menambah sisi estetika, juga tidak membuat kemacetan
di Jalan nangka, memarkirkan kendaraannya di badan jalan sehingga menimbulkan
kemacetan.

2.5 Perencanaan Struktur

a. Pada Pelaksanaan proyek ini menggunakan pondasi tiang pancang mini pile yang
dimensinya 20x20x18 m endbearing,dimana kedalaman tanah keras sekitar 16-18 m
dengan memakai sistem hidrolis (sistem dorong) dimana 1 titik pancang memikul
beban 90 ton.

b. Pada saat pelaksanaan proyek ini berlangsung, tinjauan khusus yang diteliti adalah
pada perencanaan struktur rangka atap baja ringan.Panjang bentang rangka kuda-
kuda nya yaitu 18 m dengan jarak tiap kuda-kuda sepanjang 5 m. Tinggi kuda-kuda
atap nya adalah 1,0 m dengan sudut kemiringan 150.

Elemen struktur rangka atap baja ringan yaitu kuda kuda dengan jenis pelana,reng,
baut (self drilling screw), jurai dalam. Elemen struktur yang digunakan adalah baja
ringan, karena berbeda dengan baja konvensional baja ringan adalah baja mutu
tinggi memiliki sifat ringan dan tipis, namun memiliki fungsi setara dengan baja
konvensional. Jenis profil, ukuran, dan elemen-elemen pada kuda-kuda baja ringan.
BAB III
MANAJEMEN DAN SISTEM ORGANISASI
3.1 Pengertian Umum
Dalam proyek struktur gedung bertingkat, dimana kegiatan-kegiatan yang
dihadapi sudah sangat kompleks dengan berbagai macam permasalahan dan resiko
yang cukup besar. Maka tata pelaksanaan pembangunan harus dilakukan secara
menyeluruh dimulai dari perancangan, perencanaan dan pembangunan fisik. Agar
efisiensi dan efektivitas kerja terpenuhi dengan baik, maka didalam pelaksanaan
proyek diperlukan manajemen proyek yang baik, sehingga kita dapat merencanakan
dan mengendalikan waktu perencanaan, pelaksanaan, pengawasaan dan sebagainya
sesuai dengan perjanjian tertulis didalam dokumen kontrak dengan biaya murah dan
mutu yang baik.
Manajemen proyek adalah tata sistem kerja dari pekerjaan konstruksi dalam
mengelola sumber dana suatu proyek untuk mencapai tujuan dengan menggunakan
metode-metode tertentu agar tercapai hasil yang maksimal. Tata cara tersebut
memadukan tahapan-tahapan proyek, antara lain:
Tepat waktu
Tepat quantity atau bentuk proyek
Tepat quality atau standar mutu yang diinginkan
Biaya sesuai yang direncanakan

3.2 Unsur-unsur pokok dalam pelaksanaan pembangunan


Organisasi merupakan suatu sistem dimana sekumpulan orang atau badan hukum
bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan penyusunan organisasi proyek adalah
untuk mengetahui posisi setiap unsur yang terlibat dalam proyek tersebut mencakup tugas,
kewajiban dan deskripsi hubungan kerja.
Pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan GIANT Hypermarket
jalan Tuanku tambusai dari tahap perencana yang meliputi pengumpulan data, penyelidikan
studi kelayakan, perencanaan fisik sampai dengan tahap pelaksanaan konstrusksi dilapangan
dan pengawasan, dimana dalam setiap tahap pelaksanaannya terdapat orangorang/badan
yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Orangorang/badan yang melaksanakan kegiatan
dalam pelaksanaan pekerjaan bangunan disebut unsurunsur pengelola proyek.

Unsurunsur pengelola proyek dalam pelaksanaan pembangunan Hypermarket


GIANT jalan nangka antara lain:

Adapun unsur-unsur yang berperan dalam struktur organisasi tersebut adalah:


a. Pemberi tugas/pemilik proyek (owner)
Pemilik proyek adalah yang memiliki dan menanggung pembiayaan proyek.
Tugas pemilik proyek adalah:
1. Menyediakan seluruh biaya yang diperlukan selama perencanaan dan
pelaksanaan proyek,
2. Memberikan informasi yang diperlukan oleh konsultan sehubungan dengan
perencanaan proyek,
3. Memberikan pekerjaan dan surat perintah kerja (SPK),
Wewenang pemilik proyek adalah:
1. Menempatkan seorang ahli sebagai wakilnya untuk mengawasi pekerjaan,
4. Menyetujui atau menolak perubahan kerja yang telah disepakati,
2. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek apabila tidak
dapat melaksanakan proyek sesuai kontrak yang telah disepakati.
b. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh owner untuk bertindak selaku
perencana pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal, elektrikal, interior dan landscape dalam
batas-batas yang telah ditentukan baik teknis maupun administratif.
Tugas konsultan perencana:
a. Merencanakan desain struktural, membuat gambar struktur serta menghitung
anggaran biaya proyek,
b. Menentukan standar dan peraturan struktur yang sesuai dengan perencanaan sebagai
acuan dalam pelaksanaan pekerjaan serta menentukan spesifikasi teknis (persyaratan
material, peralatan dan metode kerja).
c. Menandatangani Surat Perintah Kerja (SPK) dan surat perjanjian dengan kontraktor,
d. Memberi instruksi kepada kontraktor melalui konsultan manajemen konstruksi,
e. Menentukan keputusan akhir yang mengikat mengenai proyek,
f. Mengesahkan semua dokumen pembayaran kepada pihak kontraktor.
c. Konsultan Manajemen Konstruksi
Manajemen konstruksi dipercayakan oleh owner (pemilik) guna mewakilinya untuk
memimpin, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan proyek di lapangan berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan baik administratif maupun teknis.
Pada proyek pembangunan Hypermarket GIANT jalan nangka Pekanbaru yang bertindak
sebagai kontraktor adalah Anton Lukmanto.
Tugas konsultan manajemen kostruksi adalah:
a. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan
menjadi dasar dalam pengawasaan pekerjaan dilapangan,
b. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metoda pelaksanaan, serta mengawasi
ketepatan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi,
c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan laju
pencapaian volume pekerjaan,
d. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang
terjadi selama pekerjaan konstruksi,
e. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan mingguan
dan bulanan pekerjaan pengawas, dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan
harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi yang dibuat oelh kontraktor,
f. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran,
pemeliharaan pekerjaan dan serah terima pertama dan kedua pekerjaan konstruksi,
g. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawing) yang diajukan oleh
kontraktor,
h. Meneliti gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan di lapangan,
i. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima I, mengawasi perbaikannya
pada masa pemeliharaan dan menyusun laporan akhir pekerjaan pengawasaan,
j. Bersama konsultan perencana menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan
bangunan gedung,
k. Membantu pengelola proyek dalam menyusun petunjuk pemeliharaan dan
penggunaan bangunan gedung,
l. Wewenang Konsultan Manajemen konstruksi adalah mewakili pemilik proyek dalam
memutuskan hal yang bersifat insidential.
c. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah pihak yang ditunjuk berdasarkan pelelangan untuk
melaksanakan pembangunan proyek sesuai rencana, perhitungan dan persyaratan yang telah
dibuat oleh konsultan perencana. Tugas kontraktor pelaksana pada proyek ini yaitu PT.
Gading Megah Jaya.
c. Kontraktor
Kontraktor pelaksana adalah pihak yang ditunjuk berdasarkan pelelangan untuk
melaksanakan pembangunan proyek sesuai rencana, perhitungan dan persyaratan yang telah
dibuat oleh konsultan perencana. Tugas kontraktor pelaksana pada proyek ini yaitu PT.
Gading Megah Jaya.
Kontraktor dapat berupa badan atau perusahaan yang bersifat perseorangan yang
berbadan hukum atau badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan
bangunan. Pada proyek pembangunan GIANT jalan nangka Pekanbaru yang bertindak
sebagai kontraktor adalah Anton Lukmanto.
Tugas dan wewenang kontraktor meliputi:
1. Melaksanakan pekerjaan fisik sesuai dengan gambar rencana dan syaratsyarat, serta
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
2. Membuat laporanlaporan dan fotofoto lapangan seperti progres mingguan dan
bulanan yang menjelaskan kemajuan pekerjaan di lapangan.
3. Menyerahkan hasil pekerjaan yang telah selesai kepada pemberi tugas.
4. Menerima biaya pelaksanaan dari pemberi tugas sesuai dengan kontrak.
3.3 Unsur Organisasi
Dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan proyek Hypermarket GIANT Jalan
Tuanku Tambusai PEKANBARU ini, tampak adanya 3 unsur yang saling terkait antara satu
dengan yang lainnya. Dimana ketiga unsur itu adalah :
1. Pemilik kegiatan proyek
2. Kontraktor
3. Konsultan

Pimpinan Kegiatan
PT.Hero Supermarket

Kontraktor Konsultan
Anton Lukmanto TOTAL design

Keterangan Gambar :

: Instruksi

: Koordinasi

Hubungan Kerja Antara Unsur Unsur Pengelola Kegiatan


Yang dimaksud dengan hubungan kerja ialah hubungan dalam pelaksanaan pekerjaan
antara ketiga unsur pelaksanaan pembangunan. Semua pihak yang terkait antara ketiga unsur
harus tunduk dan patuh kepada peraturan peraturan/ persyaratan yang telah disusun baik
dari segi teknik maupun administrative. Penyimpangan yang terjadi akan mengakibatkan
kesulitan dan ketidaklancaran pelaksanaan pembangunan.

Secara garis besar pola dasar hubungan kerja diatur sebagai berikut :
a. Antara pemilik kegiatan dengan konsultan
- Ikatan kontrak.
- Konsultan menyerahkan jasa kepada pemilik kegiatan.
- Pemilik kegiatan memberi imbalan jasa / biaya perencanaan atau pengawasan.
b. Antara pemilik kegiatan dengan kontraktor
- Ikatan kontrak.
- Kontraktor kepada Auner menyerahkan hasil / produksi pekerjaan.
- Pemilik kegiatan pelaksanaan pembangunan jalan, kepada kontraktor
memberikan biaya pelaksanaan pekerjaan.
c. Antara kosultan sebagai pengawas dengan kontraktor
- Ikatan kontrak.
- Hubungan kerja secara garis sejajar putus-putus atau garis Koordinasi.
Konsultan melakukan pengawasan dan monitor terhadap pelaksanaan dan pembayaran yang
dilakukan kontraktor.
Struktur organisasi PT. Gading Megah Jaya
Senior project manager
Site manager Site manager Site manager Site manager Site manager Site manager Site manager
Senior mandor Senior mandor Senior mandor
Pelaksana
1,2,3
Mandor
1,2,3
Pekerja
1,2,3
3.4 Waktu Kerja

Untuk waktu kerja dalam sehari disesuaikan dengan ketentuan dari Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi tentang lamanya bekerja dalam 1 hari adalah 8 jam.
Selebihnya dianggap kerja lembur. Jam kerja pada proyek pembangunan Hypermarket
GIANT jalan Tuanku Tambusai Pekanbaru pada jam 08.0012.00 WIB dan dilanjutkan
kembali pada pukul 13.0017.00 WIB, jika pekerjaan tidak selesai maka akan di lanjutkan
pada pukul 18.00-22.00, kerja lembur di Giant Hypermarket ini sering kali terjadi, di
karenakan cuaca yang sering menggangu dan juga material yang di pesan tidak tepat waktu
samapi ke lokasi.dalam satu minggu kerja lembur di Giant Hypermarket bisa mencapai 2 atau
3 hari dalam sepekan.
Kerja lembur biasanya di kerjakan kembali pada pukul 18.00-22.00 WIB, dan jika
pekerjaan belum terselesaikan maka akan di laksanakan hingga pukul 23.30 WIB.
Dalam pembangunan proyek Giant Hypermarket kerja lembur dalam 1 bulan bisa mencapai
6-8 hari dalam 1 bulannya, Ini di karenakan adanya suatu keterlambatan/hal-hal yang tidak
terduga,seperti ;
- Cuaca
- Tenaga kerja
- Bahan material
- Peralatan, dan lain-lain.
Dalam suatu pekerjaan pembangunan gedung, cuaca sering kali menghambat pekerjaan
dan jika pekerjaan itu tetap di laksanakan maka akan berakibat tidak baik bagi pekerja
maupun struktur bangunan,contohnya hujan, karena hujan menyebabkan lambatnya proses
pengerasan pada bangunan dan juga dapat mencederai para pekerja yang sedang
melaksanakan pekerjaan.
Tenaga kerja adalah kumpulan individu dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang
memiliki keahlian yang berbeda-beda, dalam proyek pembangunan Giant Hypermarket ini
tenaga kerja memiliki keahlian masing-masing, misalnya, tenaga kerja yang bertugas dalam
pemasangan kuda-kuda, perakitan struktur kuda-kuda ini di lakukan di bawah (dilantai)
sebelum di angkat ke atas untuk di laksanakan pemasangan dan di letakkan pada tempat yang
telah ditentukan.
Bahan material merupakan pokok dalam dalam suatu pembangunan, karena untuk berdiri nya
suatu bangunan memerlukan bahan-bahan material, contohnya semen,pasir,kerikil,dll,
Keterbatasan dan keterlambatan dalam pencairan dana untuk pembelian bahan
material mengakibatkan proses pengerjaan menjadi terlambat, dan memerlukan waktu lembur
untuk menyelesaikan pekerjaan dan juga memerlukan dana/ gaji tamabahan untuk karyawan
atau pekerja. Sedangkan peralatan yang menjadi kendala dalam keterlambatan pengerjaan
seperti, tidak berfungsinya alat untuk menaikan campuran agregat pengecoran lantai ke atas
lantai 2 yang pada waktu itu akan di adakan pengecoran pada pukul 16.00 WIB,
yang terletak di bagian belakang gedung Hypermarket, karena tidak berfungsinya alat
tersebut maka pengerjaan pengecoran di laksanakan kembali pada pukul 18.00 WIB, dan
selesai pada pukul 19.30 WIB.
Hal-hal inilah yang menyebabkan keterlambatan dalam pengerjaan proyek Giant
Hypermarket.

3.5 Upah Kerja


Untuk pegawai tetap menerima gaji bulanan. Untuk tenaga kerja yang ikatan kerja
yang diterapkan dengan sistem borongan, yaitu sistem pelaksanaan pekerjaan dimana upah
yang diberikan berdasarkan volume pekerjaan yang dikerjakan, akan tetapi penerimaan upah
kerja di berikan sebulan sekali, tetapi gaji yang diperoleh berdasarkan jenis pekerjaan dan
waktu masuk kerja. Untuk gaji lembur ditetapkan melalui kesepakatan pekerja dengan
pelaksana melalui perantara mandor.
BAB IV
MATERIAL, PERALATAN DAN TENAGA KERJA

4.1. Umum
Setiap proyek pembangunan apalagi proyek pembangunan yang besar, perlu
mempersiapkan segala faktorfaktor pendukung dalam pembangunan tersebut. Material,
peralatan dan tenaga kerja merupakan faktor yang paling penting dalam pelaksanaan suatu
proyek. Pengadaan material dan peralatan sangat berpengaruh pada pelaksanaan proyek, baik
dari segi kualitas, biaya, maupun saat pelaksanaan proyek, sehingga diperlukan pengawasan
yang sangat cermat agar dicapai hasil yang optimal. Kekurangan akan persediaan material
dan peralatan akan menyebabkan pelaksanaan pekerjaan tidak effisien sehingga terjadinya
kemunduran waktu pelaksanaan dari jadwal yang telah ditentukan. Hal ini jelas berpengaruh
terhadap biaya yang dikeluarkan sehingga berdampak negatif terhadap tingkat effisiensi
pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Pemilihan bahan, peralatan serta tenaga kerja juga berpengaruh terhadap hasil
pengerjaan proyek. Pemakaian bahan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan dapat mengakibatkan terjadinya kegagalan konstruksi.Hal ini malah akan
mengakibatkan kerugian yang lebih besar.
Kualitas dan kuantitas tenaga kerja juga sangat menentukan bagaimana jalannya
pelaksanaan konstruksi serta hasil dari pelaksanaan konstruksi tersebut karena merekalah
yang bertugas untuk mengerjakan proyek. Dengan tenaga kerja yang berkualitas maka hasil
pekerjaan nantinya juga akan lebih baik serta dapat meningkatkan efisiensi disegi waktu
pengerjaan.

4.2. Material
Material yang di gunakan untuk pemasangan atap merupakan komponen penting dalam
pelaksanaan proyek pembangunan. Kualitas bahan bangunan sangat berpengaruh pada
kualitas bangunan yang akan dikerjakan. Pada pemasangan Rangka Atap baja Ringan di
Proyek GIANT Hypermarket di jalan nangka, bahan bangunan yang digunakan antara lain
dilihat pada Tabel 4.1.di bawah ini.
Tabel 4.1 Material yang ada Di Lapangan (Hasil Survey Di Lokasi)
No Material Unit
Steel strukture & roof strukture
1 HB 150.150.7.10 Kg
2 WF 150.75.5.7 Kg
3 WF 200.100.5,5.8 Kg
4 Truss WF 250x6x9 Kg
5 CNP 200.50.20.2,3 Kg
6 CNP 150.50.20.2,3 (Gutter) Kg
7 L 35.35.3 Kg
8 L 40.40.4 Kg
9 L 50.50.5 Kg
10 Trekstang 12 mm Kg
11 Bracing 19 mm Kg
12 Turn buckle dia 16 mm bh
13 Grouting = 25 mm m

Material Struktur Rangka Atap Baja Ringan


Pada pekerjaan pemasangan atap baja ringan, material-material yang diperlukan untuk
membut kuda-kuda merupakan material-material yang difabrikasi terlebih dahulu atau
dikerjakan di workshop permanen dan telah memenuhi persyaratan-persyaratan teknis.
Material-material tersebut antara lain:

1. Baja Ringan (Steel Truss)


Baja ringan merupakan bahan yang sudah sering dipakai pada saat ini untuk pembuatan
struktur rangka atap. Bahan rangka atap dengan kayu sudah mulai di kurangi pemakaiannya
dikarenakan saat ini kayu sudah sangat langka dan memiliki harga yang lebih tinggi
dibandingkan jika menggunakan baja ringan dan banyak keuntungan lainnya.

2. Insulin (Alumunium Foil)


Setelah semua struktur atap sudah selesai, semua rangka ditutupi dengan insulin yang
berbahan alumunium foil. Tujuan menggunakan material ini adalah menahan suhu panas
langsung dari luar agar tidak masuk kedalam ruangan teratas gedung ini dikarenakan bahan
alumunium foil yang dapat menolak suhu panas dari luar.
Insulin terletak diatas rangka kuda kuda yang dipasang menggunakan self drilling
screw. Berikut contoh pemasangan insulin yang terlihat pada gambar 4.9 sebagai berikut:
Gambar 4.9 Insulin (alumunium foil)
(Sumber : Metode pelaksanaan pembangunan Giant Hypermarket)

Gambar 4.10 Pemasangan Insulin


(Sumber : Metode pelaksanaan pembangunan Giant Hypermarket)
3. Seng Zincalume
Pemasangan seng zincalume merupakan tahap terakhir dalam pekerjaan struktur atas.
Walaupun demikian seng ini mempunyai peranan penting dalam sebuah konstruksi. Oleh
karena itu dalam sebuah pemilihan material seng harus tepat. Pada proyek ini menggunakan
seng dengan ukuran ketebalan 0,50 mm. Ukuran panjang seng akan sangat berpengaruh
dengan jarak reng yang akan direncanakan. Pada gambar 4.9 dapat dilihat seng yang dipakai
pada proyek pembangunan Giant Hypermarket.

Gambar 4.9 Pemasangan atap seng zincalume


(Sumber : Metode pelaksanaan pembangunan Giant Hypermarket)
4.3. Peralatan
Pada pengerjaan pembangunan gedung Giant Hypermaket pekerjaan yang akan
dilakukan pada umumnya dalam volume besar. Jika hanya menggunakan tenaga manusia
akan memakan waktu yang sangat lama sehingga menjadi peningkatan biaya dan
keterlambatan pekerjaan sehingga effisiensi kerja tidak tercapai. Selain itu banyak pekerjaan
lain yang sulit dilakukan oleh manusia. Karena alasan itulah penggunaan peralatan akan
sangat membantu pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah dan cepat.
Pemakaian peralatan sangat mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek sehingga
dibutuhkan suatu managemen peralatan yang baik untuk membantu kelancaran proyek.
Mamagemen peralatan tersebut antara lain meliputi pemilihan jenis peralatan, penentuan
jumlah peralatan yang digunakan serta cara pemeliharaannya. Disamping hal tersebut, sangat
dperlukan faktor keterampilan dari operator dalam menjalankan alat tersebut.
Adapun peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan Pembangunan gedung
Giant Hypermarket dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini :

Tabel 4.6. Peralatan Yang Ada di Lapangan (Hasil Survey Dilokasi)


NO Jenis Peralatan Jumlah (unit) Keterangan
1 Bor Listrik 5 560 watt, 2000 rpm
2 Alat Potong (gunting) 1 -
3 Scaffolding 3 -
4 Mobile crane 1 -
5 Truk pengaduk beton 3 -
6 Ready concrate pump tuck 1 -
7 Vibrator 1 -
8 Dump truk 3 -
9 Alat pemotong besi 2 -
10 Thedolit 1 -
11 Genset 1 -
12 Pompa air 1 -
13 Cangkul - -
14 Sekop - -
15 Palu - -
16 Gergaji kayu - -
17 Meteran - -
18 Waterpass - -
19 Selang ukur air - -
20 Trolli - -

4.3.1. Bor Listrik


Bor listrik sangat penting dalam pekerjaan rangka kuda-kuda ini. Baik dalam perakitan
maupun pemasangan rangka atap menjadi satu kesatuan. Bor listrik berguna untuk
pemasangan baut menakik sendiri (Self Driving Screw). Borlistrik yang digunakan harus
mempunyai putaran rotasi minimal 2000 rpm atau lebih. Ini supaya baut yang diltekan pada
sambungan kuat dan pas perletakannya. Pada gambar 4.10 dapat dilihat bor listrik yang
digunakan.

Gambar 4.10 Bor Listrik


(Sumber : Metode pelaksanaan pembangunan Giant Hypermarket)

4.3.2. Alat Potong (gunting)


Alat potong (gunting) khusus untuk baja ringan ini berfungsi untuk memotong profil
baja ringan agar sesuai dengan keadan dilpangan, seperti memotng profil , bracket dan
keperluan lain sesuai masalah dan keperluan di lapangan. Pada gambar 4.11 dapat dilihat alat
potong digunakan untuk membuat bracket.
Alat Potong

Gambar 4.11 Alat Potong


(Sumber : Metode pelaksanaan pembangunan Giant Hypermarket)

4.3.3. Scaffolding
Scaffolding merupakan bagian dari alat penyangga berupa rangka batang/frame yang
berbentuk pipa baja bulat. Dikarenakan pemasangan rangka atap teletak diatas struktur maka
penggunaan alat ini sangat effisien karena menghemat ruang yang banyak bila dibandingkan
dengan perancah dari kayu. Pemasangannya dan pembongkarannya sangat mudah dan cepat.
Bagian-bagian scaffolding dapat dilihat pada gambar 4.12 dibawah ini dan pada gambar 4.13
pada saat dilapangan.
Gambar 4.12 Bagian-bagian scaffolding
(Sumber : Metode pelaksanaan pembangunan Giant Hypermarket)

Gambar 4.13 scaffolding dilapangan


(Sumber : Metode pelaksanaan pembangunan Giant Hypermarket)
5. Mesin Pengaduk Beton ( Mollen )
Mesin pengaduk beton berfungsi untuk mengaduk campuran beton site mix, sehingga
diperoleh adukan beton yang homogen dan dapat diatur dengan faktor air semen yang
lebih rendah, lebih cepat serta lebih mudah. Sebelum dan setelah penggunaan, mesin
pengaduk tersebut harus dibersihkan dari sisa pengadukaan dan kotoran lain yang melekat
karena jika tidak dibersihkan maka dapat mempengaruhi mutu beton yang akan dibuat.
Mesin molen ini digunakan untuk membuat beton dengan volume yang tidak terlalu
besar. Pembangunan gedung Giant Hypermarket digunakan dalam pembuatan beton
untuk struktur beton tanpa tulangan seperti trotar serta sebagai lantai kerja.
Kapasitas bucket mollen tersebut adalah 0,15 m yang digerakkan dengan mesin diesel.
Mesin mollen ini biasanya hanya mampu bekerja optimal jika digunakan untuk mengaduk
beton sebanyak 0,125 m, sehingga didapat campuran beton yang baik dan homogen.
Setiap pengadukan biasanya memerlukan waktu sekitar 4,5 s/d 5 menit dengan kecepatan
putaran 24 s/d 26 putaran permenit. Mesin mollen ini sangat cocok untuk dimanfaatkan
pada saat diadakan pengecoran beton yang volumenya relatif kecil.
Dapat dilihat pada gambar 4.14 dibawah ini

Gambar 4.14. Contoh Mesin Pengaduk Beton


Truk Pengaduk Beton (Ready Mix Concrete Mixer Truck)
Truk pengaduk mobil atau yang biasanya disebut mobil mollen digunakan untuk
mengangkut dan mengaduk ready mix concrete dari beching plan ke lokasi pengerjaan.
Alat ini dengan selinder pengaduk (bucket) yang dapat berputar selama pengangkutan,
untuk menjaga konistensi adukan beton selama perjalanan sebelum pengecoran. Kapasitas
bucket dapat mencapai 12 m tergantung besarnya volume pekerjaan yang akan
dikerjakan. Secara lebih jelas truk pengaduk beton dapat dilihat pada gambar.
Dalam pengerjaan pengecoran, pengerjaan pembangunan Giant Hypermarket truk
pengaduk beton yang digunakan berjumlah 3 buah. Truk ini berfungsi untuk mengaduk
beton serta membawa bwton tersebut dari beching plan kelokasi pengecoran

Gambar 4.15. Contoh Truk Pengaduk Semen (Concrete Mixer Tuck)


(Sumber : http://www.concretemixers.com)

Ready Concrete Pump Truck


Ready concrete pump truck digunakan untuk mengalirkan adukan beton dari ready mix
concrete mixer truck ketempat yang akan dicor. Kerja alat ini dibantu oleh gerakan 2
piston yang ada didalam mesin kemudian menembakkan adukan yang terdapat pada
bucket concrete pump. Produksi concrete pump truck bervariasi antara 10-100 m/jam.
Cara kerja concrete pump truck adalah sebagai berikut:
. Adukan beton dari truck mixer dihitung kedalam bak penampung melalui saringan.
. Adukan beton dipompa ketempat pengecoran melalui pipa-pipa lurus dan
melengkung yang dapat disambung satu dengan yang lainnya setiap panjang 3 meter.

Gambar 4.16. contoh Concrete Pump Tuck

Gambar 4.16a. Contoh Concrete Pump Tuck


(Sumber : Metode pelaksanaan pembangunan Giant Hypermarket)
Vibrator
Vibrator digunakan untuk memperoleh penempatan beton yang baik dan mencegah
timbulnya rongga-rongga pada beton karena gradiasi agregat yang kurang baik, khususnya
pada daerah-daerah yang tulangannya rapat sehingga agregat kasar seperti batu pecah atau
kerikil sulit untuk menempati disela-sela ruangan antar tulangan. Getaran yang dilakukan
dapat menghindari sarang kerikil dan rongga kosong yang menyebabkan beton keropos
sehingga dihasilkan beton bertulang yang padat dan tak berongga. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pengoperasian alat-alat ini adalah:
a. Selama penggetaran berlangsung ujung penggetar tidak boleh digerakkan,
berkurangnya gerakan menyebabkan rongga-rongga pada beton mengeras.
b. Penggetaran dilakukan secukupnya karena bila terlalu lama akan menyebabkan
pemisahan butiran dengan air semen.
c. Ujung penggetar diusahan tidak mengenai begisting, tulangan atau beton yang telah
mengeras.
d. Ujung penggetar harus ditarik apabila adukan beton mengkilap disekitar jarum
penggetar.

Gambar 4.17. Contoh vibrator


Dump Truck
Dump truck merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut tanah pada pekerjaan
cut and fill, atau sebagai pengangkut agregat dari quarry dari lokasi proyek atau pun sebagai
alat angkut bahan lain dan juga peralatan yang digunakan untuk mendukung kelncaran
pelaksanaan pekerjaan. Kapasitas bucket bervariasi antara 3-20 ton. Pada pengerjaan
pembangunan gedung Giant Hypermarket dan truk yang digunakan sebanyak 3 unit dan lebih
banyak digunakan sebagai alat pengangkut tanah timbun dan material.
Contoh dapat dilihat pada gambar 4.18 dibawah ini:

Gambar 4.18. contoh Articular Dump Truck


(Sumber : http://www.construction equipments.com)

Alat Pemotong Besi ( Bar Cutter )


Alat pemotong besi digunakan untuk memotong besi tulangan sesuai dengan panjang
yang direncanakan. Pada proyek gedung Giant Hypermarket alat pemotong besi tulangan
menggunakan Bar Cutter. Bar Cutter yaitu alat pemotong baja tulangan sesuai ukuran yang
diinginkan. Pada proyek ini digunakan bar cutter listrik. Keuntungan dari bar cutter listrik
dibandingkan bar cutter manual adalah adalah bar cutter dapat memotong besi tulangan
dengan diameter besar dan dengan mutu baja yang cukup tinggi, disamping itu juga dapat
mempersingkat waktu pengerjaan. Cara kerja dari alat ini yaitu baja yang akan dipotong
dimasukkan kedalam gigi bar cutter, kemudian pedal pengendali dipijak, dan dalam hitungan
detik baja tulangan akan terpotong. Pemotongan untuk baja tulangan yang mempunyai
diameter besar dilakukan satu persatu. Sedangkan untuk baja diameternya lebih kecil,
pemotongan dapat dilakukan beberapa buah sekaligus sesuai dengan kapasitas dari alat.

Perancah
Pada pekerjaan ini menggunakan dua perancah yaitu perancah kayu dan scaffolding.
Perncah kayu merupakan bagian dari alat penyanggah berupa rangka batang/frame yang
berbentuk kayu bulat. Penggunaan alat ini sangat effisien karena menghemat biaya yang
banyak bila dibandingkan dengan perancah dari perancah kayu. Pemasangan dan
pembongkarannya mudah dan cepat. Alat ini dapat dipakai berulang kali sehingga lebih
menguntungkan. Perncah kayu dimanfaatkan dalam mendukung beban-beban begisting dan
beton untuk waktu sementara sampai beton cukup kuat. Perancah kayu sendiri memiliki
batas kekuatan tertentu, jadi diperlukan perhitungan terhadap jumlah yang akan dipakai.
Pernacah scaffolding merupakan perancah dari bahan baja yang berguna membantu
untuk menahan pekerjaan pemasangan begisting baik itu dinding maupun lantai gedung yang
lebih dari dua lantai.

Gambar 4.20. Contoh Diesel Hummer


(Sumber : Metode Perencanaan Dan Pelaksanaan Tiang Pancang Beton, 2005)
Theodolit
Theodolit digunakan untuk menentukan titiktitik acuan pekerjaan dan mengontrol
pergeseran titiktitik tersebut pada ketinggian tertentu. Penggunaan alat ini sangat
menentukan keberhasilan pengukuran secara teknis.
Pada pelaksanaan proyek pembangunan gedung Giant Hypermarket, theodolit
digunakan untuk menentukan areal pekerjaan serta untuk menentukan as masingmasing
pier, pelurus as pier dan pengukuran jarak antara pier yang akan dibuat secara optik.

Back Hoe Excavator


Pada pelaksanaan pembangunan Jembatan Perawang, excavator digunakan pada
pelaksanaan penggalian untuk pondasi. Back hoe excavator terdiri dari alat penggerak berupa
crawler, boom stick, dan bucket. Back hoe excavator merupakan alat penggali yang memiliki
bucket yang dipasang di depan pada boom stick. Back hoe excavator bekerja dengan
menggerakkan bucket ke arah bawah kemudian menariknya menuju badan alat. Pada gambar
4.21 dan pada gambar 4.22 dibawah ini dapat dilihat bagaimana bentuk dari backhoe
excavator.

Gambar 4.21. Contoh Excavator


(Sumber : Brosur CAT)
Gambar 4.21. Contoh Excavator
(Sumber : Metode pelaksanaan pembangunan Giant Hypermarket

4.4.1. Tenaga Kerja


Tenaga kerja merupakan orangorang yang terlibat langsung dalam pelaksanaan
proyek dilapangan. Suatu pelaksanaan proyek terdiri dari berbagai bidang. Tenaga kerja
bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan dilapangan sesuai dengan bidangbidang yang
dikelola. Karena itu tenaga kerja merupakan salah satu faktor utama yang menentukan
berhasil atau tidaknya suatu pekerjaan.
Dalam pelaksanaan proyek revitalisasi Giant Hypermarket memiliki tenaga kerja yang
sebagian besar merupakan tukangtukang yang berasal dari Jawa,Padang dan daerah
sekitarnya selain tenagatenaga ahli yang merupakan karyawan tetap PT. Gading Megah
Jaya. Untuk tenaga kerja disediakan barak sebagai tempat tinggal selama pekerjaan
berlangsung.

Macam-macam Tenaga Kerja


Pada pengerjaan proyek, terdapat berbagai macam tenaga kerja yang bekerja sesuai
dengan bidangnya. Secara garis besar, tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan pada
proyek revitalisasi Giant Hypemarket terbagi menjadi enam golongan, yaitu:
a. Tenaga Kerja Tetap
Tenaga kerja tetap adalah karyawan PT. Gading Megah Jaya.yang menempati posisi
antara lain sebagai Project Manager, Site Manager, Drafter, Survey, Logistik, Metode,
Planning, Administrasi dan lainlain. Karyawan menerima gaji bulanan dari perusahaan
sesuai status yang dimiliki.
b. Tenaga Kerja Harian
Tenaga kerja harian adalah tenaga kerja yang digaji berdasarkan jumlah harian selama
bekerja. Tenaga kerja ini bukanlah karyawan dari PT. Gading Megah Jaya.ataupun karyawan
dari perusahaan pemborong, melainkan tenaga kerja yang diambil dan bekerja pada proyek
selama proyek berlangsung. Bila proyek belum selesai dan ternyata tidak dibutuhkan lagi,
maka tenaga kerja ini dapat diberhentikan sebagai tenaga proyek tanpa kompensasi apapun.
c. Tenaga Kerja Borongan
Tenaga kerja borongan adalah tenaga kerja yang dikoordinir oleh mandor sebagai
pimpinan proyek kelompok. Tenaga kerja ini terdiri dari beberapa tenaga kerja yang tidak
ditentukan jumlahnya. Pembayaran gaji berdasarkan volume pekerjaan yang telah
diselesaikan dan dibayar melalui mandor masingmasing.
Disamping ketiga jenis tenaga kerja diatas, pengelompokan tenaga kerja juga dapat
berdasarkan keahlian pekerjaan yang dimiliki oleh pekerja, yaitu
d. Tenaga Kerja Ahli
Tenaga kerja ini mengelola bidangbidang pekerjaan yang menuntut keahlian,
tanggung jawab, dan berperan dalam memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan. Project Manager dan Site Manager adalah salah satu contoh jenis
pekerjaan yang dapat digolongkan sebagai tenaga kerja ahli karena menuntut keahlian dan
tanggung jawab besar.
e. Tenaga Kerja Menengah
Tenaga kerja menengah harus memiliki pengetahuan yang baik dalam pelaksanaan
pekerjaan. Pekerjaan sebagai mandor dapat digolongkan dalam jenis ini.
f. Tenaga Pekerja
Tenaga pekerja dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan yang tidak membutuhkan
keahlian khusus dan membutuhkan fisik yang kuat. Tukang gali, tukang kayu dapat
digolongkan kedalam jenis ini.
4.4.1 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
dalam pelaksaan suatu proyek konstruksi keselamatan para pekerja sangat
diutamakan agar proses pekerjaan proyek dapat berjalan dengan baik. Perlindungan
tenaga kerja dalam suatu proyek dimaksudkan agar tenaga kerja dapat secara aman
melakukan pekerjaan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja
dan kualitas pekerjaan. Ervianto (2005 ; 198) menyatakan reputasi sebuah
perusahaan konstruksi salah satunya ditentukan oleh catatan historis pengololaan
pekerja di proyek, terutama seberapa sering terjadinyakecelakaankerja di proyek
yang sedang dikelolanya.
Penerapan K3 dalam proyek pembangunan gedung Giant Hypermarket dapat
dikategorikan sudah memenuhi syarat. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar
pekerja yang sudah memakai perlengkapan K3 seperti helm proyek sepatu boot.
Selain itu, perlengkapan yang disediakan oleh kontraktorbtidak hanya bersifat untuk
penanggulangan kecelakaan kerja seperti P3K.
Oleh karena itu penerapan prinsip K3 di proyek sangat memerlukan perhatian
kontraktor. Ada beberapa hal yang harus diketahui dan dilakukan kontraktor dalam
rangka menerapkan prinsip-prinsip kerja sesuai dengan ketentuan K3 dilingkungan
proyek, antara lain :
a. Memenuhi kelengkapan administrasi K3
b. Penyusun safety plan
c. Melaksanakan kegiatan K3 di lapangan
d. Ppelatihan program K3
e. Perlengkapan dan peralatan penunjang program K3
f. Penataan lingkungan proyek.

4.4.2. Kegiatan K3 Di Lapangan


Kegiatan K3 di lapangan merupakan pelaksaan safety plan yang harus dilaksanakan
kontraktor dalam setiap proyek yang menyangkutkegiatan sebagai berikut :
a. Pengawasan Pelaksaan K3
Pengawasan pelaksanaan K3 meliputi kegiatan :
i. Safety patrol
ii. Safety supervisor
iii. Safety meeting,dan
iv. Pelaporan sertapenanganan kecelakaan
Safety patrol adalah suatu tim yang terdiri 2 atau 3 orang yang melaksanakan
patrol selama kira-kira 1 atau 2 jam (tergantunglingkuo proyek). Dalam patroly
masing-masing anggota safety patrol mencatat hal-hal yang tidak sesuai
ketentuan/yang memilliki resiko kecelakaan.
Safety supervisor adalah petugas yang ditunjuk oleh manager proyek yang secara
terus-menerus mengadakan pengawasan terhadap pelaksaaan pekerjaan dilihat
dari segi K3. Safety supervisor berwenang menegur dan memberikan instruksi
langsung kepada superintendent (kepala pelaksana) bila ada pelaksanaan yang
mengandung bahaya keselamatan kerja.
Safety meeting adalah rapat dalam proyek yang membahas laporan dari safety
patrol maupun hasil laporan dari safety supervisor, yang paling utama dalam
safety meeting adalah :
i. Perbaikan atas pelaksaan kerja yang tidak sesuai dengan ketentuan
K3,dan
ii. Perbaikan system kerja untuk mencegah penyimpangan tidak terulang
kembali.
b. Pelaporan dan penanganan kecelakaan
Pelaporan kecelakaan terdiri dari :
i. Pelaporan dan penanganan kecelakaan ringan
ii. Pelaporan dan penanganan kecelakaan berat
iii. Pelaporan dan penanganan kecelakaan peralatan berat

Pada pelaksanaan pembangunan gedung Giant Hypermarket ini tidak adanya


catatan yang mendukung dari kegiatan-kegiatan tersebut dan tidak adanya
penanganan yang nyata atas kegiatan tersebut.

4.4.3. Pelatihan program K3


Pelatihan program K3 terbagi 2 bagian yaitu :
i. Pelatihan secara umum
Materi pelatihan ini bersifat sacera umum yaitu paduan tentang K3 di
proyek,misalnya:
i. Pedoman praktis pelaksaaan keselamatan dan keselamatan kerja
pada proyek bangunan gedung
ii. Penanganan penyimpangan dan pemeliharaan material
iii. Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan sipil
iv. Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan mekanikal dan
elekrikal
v. Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaanfinishing dalam
vi. Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan bekisting
vii. Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pembesian
viii. Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan sementara
ix. Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan struktur khusus
x. Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pembetonan
xi. Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pondasi pile dan
stutting, dll
Sebagai bukti dari pelaksaan kegiatan ini adalah adanya catatan yang
mendukung dan pelaksaaan yang nyata atas kegiatan tersebut di lapangan.

ii. Pelatihan khusus proyek


Pelatihan khusus proyek diberikan pada:
a. Saat awal proyek
b. Saat di tengah periode pelaksanaan proyek (sebagai penyegaran)
Materinya meliputi pengetahuan umum tentang K3 dan safety plan proyek
yang bersangkutan. Perserta pelatihan ini adalah seluruh petugas yang terkait
dalam pengawasan proyek.
Sabagai bukti pelaksanaan ini adalah adanya catatan yang mendukung
kegiatan tersebut.

4.5. Perlengkapan dan peralatan penunjang program K3


Perlengkapan dan peralatan penunjang program K3 dalam pelaksanaan proyek meliputi
beberapa hal antara lain :
1. Promosi Program K3
Promosi program K3 terdiri dari :
i. Pemasangan bendera K3, bendera RI, bendera perusahaan.
ii. Pemasangan sign board K3 yang dapat berisi antara lain: slogan yang
mengingatkan akan perlunya bekerja dengan selamat. Slogan maupun
pamflet-pamflet dapat dipasang di kantor proyek di lapangan.
Sebagai bukti dari pelaksanaan ini adalah untuk pemasangan bendera tidak ada
dipasang di lokasi pembangunan dan untuk pemasangan sign board K3 ada dipasang
di lapangan.

2. Sarana Peralatan Untuk K3


Sarana peralatan untulk K3 tediri dari:
i. Yang melekat pada orang, yaitu ;
Topi helm
Sepatu lapangan
Sabuk pengaman untuk pekerja yang tinggi
Sarung tangan
Masker pengaman
Kaca mata las
Obat-obatan untuk K3
ii. Sarana peralatan lingkungan, yaitu;
Tabung pemadam kebakaran pada ruang-ruang antara lain: kantor
proyek, gudang, gudang material, mess karyawan, barak tenaga
kerja.
Pagar pengaman yang terdiri dari: pagar/railing yang kuat dan tali
warna kuning sebagai tanda pembatas/peringatan.
Pemasangan jarring untuk proyek-proyek yang tinggi agar apabila
suatu saat peralatan jatuh atau material yang jatuh tidak langsung
jatuh kebawah dan tidak mengenai orang sedang melintas atau
sedang bekerja dibawahnya.
Penangkal petir darurat
Pemeliharaan jalan kerja
iii. Rambu-rambu peringatan adalah untuk mengingatkan akan tanda-tanda
bahaya kecelakaan pada saat pembangunan.
4.5.1. Penetaan Lingkungan
Penataan lingkungan meliputi perencanaan tata letak fasilitas-fasilitas untuk
melaksanakan pekerjaan dan pengelolaan kebersihan lingkungan kerja di proyek
(house keeping) antara lain:
1. Lay out planning (perencanaan tata letak)
Perencanaan tata letak harus diatur sedemikian rupa sehingga orang dan alat yang
bekerja tidak saling terganggu, tetapi justru saling mendukung, agar pelaksanaan
kerja dengan produktifitas tinggi dan aman dapat tercapai. Factor yang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan tataletak antara lain :
i. Dimensi, posisi, dan alat
ii. Gerakan manusia dan alat
iii. Getaran
iv. Suara (kebisingan)
v. Cahaya dan sirkulasi udara

2. House Keeping
Kebersihan dan kerapian tempat kerja merupakan syarat K3. Sarana kebersihan
dan kerapian untuk program K3 adalah:
i. Penyediaan air bersih yang cukup
ii. Penyediaan toilet/WC yang bersih
iii. Penyediaan musholla yang terawatt
iv. Penyediaan bak-bak sampah pada lokasi proyek
v. Pembuatan saluran pembuang limbah
vi. Pembersihan sampah-sampah secara teratur
vii. Kerapian penempatan alat-alat setelah dipakai, dll

Untuk proyek pembangunan gedung Giant Hypermarket ini poin-poin diatas


sudah memenuhi syarat dan sangat aman dan bersih.
BAB V
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEKERJAAN PELAKSANA PROYEK


Bekerja di kontraktor itu menyenangkan bagi yang menyukainya namun bisa jadi
membosankan apabila tidak prosesnya dinikmati, contohnya jika kita memegang jabatan
sebagai pelaksana proyek dengan macam-macam tugas yang bisa jadi merupakan rutinitas
sehari-hari maka suatu saat akan mengalami kejenuhan sehingga berpikir untuk mencari
alternatif hiburan yang menyenangkan, bagaimanapun kondisi dan ceritanya pasti masing-
masing pribadi mempunyai tips khusus agar proses bekerja di dunia bangunan dapat berjalan
dengan maksimal, lalu apa saja macam-macam tugas pelaksana kontraktor telah di uraikan
disini.

Macam-Macam Pekerjaan Pelaksana Proyek


1. Membaca dan mempelajari gambar kerja atau shop drawing yang digunakan sebagai
pedoman pelaksanaan.

2. Memberikan pengarahan kepada mandor atau tukang bangunan agar bisa bekerja
sesuai dengan gambar kerja dan rencana target waktu perusahaan.

3. Membuat jadwal atau scedule untuk melaksanakan suatu item pekerjaan bangunan.

4. Menjelasakan metode kerja yang baik dalam setiap item pekerjaan sehingga dapat
selesai dalam waktu cepat serta mememerlukan biaya murah.

5. Mengarahkan bagian surveyor atau uitzet agar melakukan pengukuran pada pekerjaan
yang akan dilaksanakan.

6. Membuat cheklist kualitas pekerjaan yang bagus maupun jelek.

7. Menegur tukang bangunan apabila ada hasil pekerjaan yang kurang baik sehingga
dapat diperbaiki untuk meningkatkan kualitas bangunan.

8. Mewakili perusahaan kontraktor atau pemilik rumah dalam menyalurkan gaji tukang
bangunan, namun untuk kontraktor skala besar maka urusan administrasi ada yang
bertanggung jawab secara khusus.
9. Memberitahu bagian logistik tentang jumlah material dan jadwal pendatangan agar
ketika suatu pekerjaan berlangsung maka bahan bangunan sudah dalam kondisi siap
untuk dikerjakan.

10. Membuat opname atau laporan progres mingguan yang berisi prosentase pekerjaan
yang berhasil dikerjakan.

11. Bertanggung jawab pada kualitas pekerjaan dan ketepatan waktu pelaksanaan, apabila
tidak sesuai target maka harus siap ditegur oleh atasan maupun pemilik bangunan,
banyak orang yang bilang bahwa proses dimarahi ini merupakan bagian dari
pekerjaan.

Begitulah kurang lebih beberapa tugas pelaksana bangunan pada suatu proyek
konstruksi, job description pelaksana ini bisa bertambah maupun berkurang menyesuaikan
kondisi dan situasi lapangan kerja.bagi pelaksana proyek di seluruh Indonesia kita ucapkan
selamat bekerja dan kami sangat berterimakasih apabila bersedia berbagi pengalaman disini
barangkali berguna bagi teman-teman kita yang sedang mencari informasi tentang pekerjaan
pelaksana.

Metode Dan Tahapan Pelaksanaan


Untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efisiensi waktu dan optimalisasi biaya
pelaksanaan, dimana Kontraktor harus dapat merealisasikan pekerjaan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan, biaya yang telah dianggarkan dan kualitas pekerjaan sesuai dengan
yang diinginkan pihak pengguna anggaran, sebagai upaya untuk terlaksananya rencana
proyek tersebut, maka berikut ini di susun Metode Pelaksanaan.
Demi kelancaran, keamanan, mobilisasi alat, bahan serta staf dan pekerja yang akan
memasuki lahan harus mendapat ijin, sesuai peraturan yang berlaku serta berkoordinasi
dengan keamanan setempat.

Manajemen Proyek:
Metode pelaksanaan mengacu pada prinsip bahwa target pembangunan harus dapat
diselesaikan tepat waktu yaitu selama 6 bulan ( 180 hari Kalender), tepat biaya sesuai dengan
SPH dan tepat mutu sesuai dengan RKS + Spesifikasi teknis. Proyek ini merupakan proyek
paket pekerjaan Arsitektur, dimana pelaksanaan mengikuti pekerjaan struktur dan sipil yang
sudah berlangsung dan dibangun sesuai perencanaan.
Metode yangdi susun berdasarkan 2 (dua) tahap yaitu :

1. Tahap Perencanaan Penjadwalan Pelaksanaan Pekerjaan

a. Pembuatan Rencana Kerja ( Kurva S )


Penjadwalan adalah penentuan waktu dengan urutan-urutan kegiatan proyek hingga
menghasilkan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Penjadwalan ini disusun untuk merencanakan antara lain:
Untuk menyusun jadwal proyek dilakukan langkah-langkah berikut:
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas (MK), akan disahkan oleh
Pemberi Tugas.
Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja 3 (tiga) rangkap kepada MK, 1
(satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada Direksi keet di lapangan yang selalu diikuti
dengan grafik kemajuan pekerjaan/prestasi kerja.Untuk rencana kerja (Kurva S) sebagai
acuan dalam pelaksanaan dilapangan kami lampirkan dalam dokumen teknis.
Setelah dilakukan penjadwalan pekerjaan melalui pembuatan Rencana kerja & Network
Planning, dibutuhkan waktu selama 6 bulan (180 hari kalender) untuk menyelesaikan proyek
pembangunan, sehingga apabila dimungkinkan maka penyelesaian proyek dapat dipercepat
dari yang direncanakan, Hal ini akan sangat bermanfaat agar gedung dapat segera
dioperasikan dengan baik.

Pengajuan/Perijinan
1.2.1 Pelaksanaan Pengurusan Ijin Kerja
Dalam pelaksanaan Kontraktor menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan system
mutu yang dimiliki serta memberitahukan/ijin setiap akan melaksanakan pekerjaan, agar
kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk menghindari dari
pekerjaan bongkar pasang yang akan mengakibatkan terjadinya keterlambatan serta
penambahan biaya dalam pelaksanaan.

1.2.2 Gambar Kerja (Shop Drawing)


Sebelum memulai pekerjaan dibuat gambar kerja (Shop Drawing) yang detail dan diajukan
kepihak MK untuk mendapat persetujuan.
Gambar kerja dibuat berdasarkan gambar perencana, dan setelah mendapat persetujuan dari
MK diserahkan kepada Site Manager untuk dilaksanakan di lapangan.
Gambar kerja dibuat rangkap 3 (tiga): 1 (satu) set untuk kontraktor, 1 (satu) set untuk
pengguna jasa dan 1 (satu) set untuk konsultan pengawas (MK).

1.2.3. Material/Bahan
Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan material/bahan yang akan dipergunakan, diajukan
contoh untuk mendapat persetujuan dari pihak MK.
Semua material yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini sedapat mungkin dilengkapi
dengan spesifikasi dari produsen sesuai dengan brosur serta mengacu kepada
persyaratan/RKS .
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan
standart yang dipersyaratkan.

2. TAHAP PELAKSANAAN

Pekerjaan pembangunan meliputi:


I. TAHAPAN PERSIAPAN
1. Pembuatan Bedeng pekerja, Direksi Keet, gudang bahan, & sarana sanitasi pekerja juga
area kerja.
2. Peralatan kerja, air kerja & listrik kerja.
3. Keamanan Proyek + Pos Jaga.
4. Penggunaan Daya PLN.
5. Pembersihan lapangan dan daerah kerja.

II. PEKERJAAN ARSITEKTUR


1. Pekerjaan Bongkaran
2. Pekerjaan Dinding
3. Pekerjaan Atap Baja Ringan
4. Pekerjaan Finishing Lantai.
5. Pekerjaan Pengecatan
1. Pekerjaan Bongkaran
Untuk Pelaksanaan Rehab.Berat disini diperlukan pekerjaan Bongkaran yang rencana
material Bekas Bongkaran sebagian ada yang akan dipakai kembali, sehingga diperlukan
tidak terjadi kerusakan diantaranya Daun pintu dan kaca.
Untuk bekas bongkaran diperlukan Pembuangan keluar Site dan Kerapihan Bekas Bongkaran
sehingga tidak akan mengganggu kegiatan yang ada.

2. Pekerjaan Dinding Bata Merah.


Pelaksanaan pekerjaan pemasangan batu bata mengacu pada persyaratan-persyaratan
standart:
a. PUBI 1982
b. NI 3 1970
c. NI 10 1973
d. SSII 0021 78
Sebelum pekerjaan arsitektur dimulai terlebih dahulu kita cek asas kolom dan asas
pasangan bata.
Daerah-daerah yang akan dipasang bata harus dimarking terlebih dahulu, setelah semua
marking disetujui oleh Pengawas barulah kita pasang bata pada posisi tersebut dengan
campuran yang telah ditentukan dalam spesifikasi.

Urutan-urutan pekerjaan pemasangan dinding bata adalah:


a. Sebelum dipasangkan, batu bata harus direndam di air sampai jenuh.
b. Bersihkan dahulu bagian yang akan dipasang batu bata, kemudian siram dengan
air sampai jenuh.
c. Pemasangan propilan dari kayu yang dipasang pada tiap sudut untuk
menentukan posisi horizontal dan vertical denagn menggunakan benang yang
berguna sebagai acuan pemasangan bata sehingga hasilnya dapat rata, tidak
terjadi kemiringan pada arah vertical maupun horizontal. Karena jika terjadi
kemiringan maka akan menyulitkan pekerjaan finishing selanjutnya seperti
plesteran, pemasangan keramik atau pengecatan.
d. Pemasangan bata harus bersilangan agar terjadi ikatan antara satu dan lainnya.
e. Pada jarak minimal 3 m pada benang yang panjang dan pada susut pertemuan
dinding harus dipasang kolom dan balok praktis dengan tambahan besi stek
sebagai angkur ke dinding. Posisi dinding harus berada di atas balok sloof yang
pada saat pengecorannya sudah dipasang besi stek.
f. Jika pada dinding tersebut terdapat kusen pintu dan jendela harus dipasang
balok praktis terutama diatas kusen-kusen yang berbentang lebar agar kusen
tersebut tidak menerima beban berat dinding bata diatasnya.
Peralatan yang dipakai: sendok tembok, waterpass tangan, palu, benang, dll.

Setelah pekerjaan pasang Bata selesai, pekerjaan dilanjutkan dengan plesteran dan
acian, dimana sebelum pekerjaan dimulai permukaan yang akan dipelester harus dibersihkan
dan dibasahi air terlibih dahulu.
Agar permukaan pelesteran dan acian rata, maka pada saat pekerjaan plesteran harus dibuat
acuan ketebalan plesteran dari benang dan alat bantu penggaris.

Pekerjaan Atap Baja Ringan


Dalam pelaksanaan Kontraktor menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan system mutu
yang dimiliki, sesuai Specifikasi Teknis yang telah ditentukan karena bentang atap 10 m s/d
18 m, agar di kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Adapun urutan pekerjaan-pekerjaan ini meleiputi:
1. Buat making arah vertical dan Horizontal untuk menentukan tegak lurus atap Kuda-
kuda baja ringan.
2. Untuk yang behubungan dengan dinding diperlukan pemasangan angkur.
3. Setelah rangka kuda-kuda selesai dan benar-benar kuat dan lurus baru pekerjaan Reng
baja ringan bisa dimulai. Jarak Reng harus disesuaikan dengan ukuran seng yang akan
dipasang. Karena Disini seng yang dipakai seng zingcalum foil.
4. Pekerjaan Finishing lantai.
Pekerjaan finishing keramik lantai:
a. Pekerjaan Keramik,
Pelaksanaan pekerjaan pemasangan keramik mengacu pada persyaratan-persyaratan standar:
NI 2 - 1971
NI 3 1970
NI 8 1972
SSII 0241 1970
Adapun pekerjaan pemasangan lantai keramik kami laksanakan setelah pekerjaan
rangka baja atap selesai, hal ini kami perhitungkan agar kerusakan keramik tidak terlalu besar
akibat pemasangan bekisting sarta lalu lintas tenaga kerja yang lewat.

5. Pekerjaan Pengecatan Ex Vinilex


Dalam menentukan material, peralatan dan pelaksanaan pekerjaan mengacu pada ketentuan
sebagai berikut :
e. NI-3
f. NI-4
g. Rekomendasi dan jaminan dari pabrik
Sebelum dinding dicat/ diplamir keadaan dinding harus sudah benar benar kering
( tidak kelur air embun ) setelah benar benar kering, lalu diamplas sampai halus kemudian
diplamir kembali setelah itu pengecatan bisa dimulai.
Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pekerjaan plesteran selesai dan sudah kering :
Urutan urutan pekerjaan
1. Pengecatan dinding
a. Pastikan permukaan dinding yang akan di cat bersih dan kering untuk melindungi dari
jamur dan mencegah terjadinya pengelupasan
b. Pekerjaan di mulai dari langit langit diteruskan ke dinding dekat kusen jendela, pintu
dan kemudian bagian bawah.
c. Pengecatan lapis pertama menggunakan bahan dasar/ plamir dilanjutkan dengan
pengecatan lapis demi lapis kecuali untuk dinding luar/ exterior tidak menggunakan
plamir karena factor cuaca.
Demikian Metode dan Tahapan Pelaksanaan ini dibuat sebagai gambaran dalam proses
pekerjaan di lapangan.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI LAPANGAN

Gambar pembersihan lokasi

Gambar persiapan pekerjaan


Pemasangan besi baja di atas balok beton

Proses pemasangan kuda-kuda

Rangka kuda-kuda yang telah terpasang

Proses pemasangan purlin di atas rangka kuda-kuda


Purlin yang telah terpasang

Pemasangan ikatan angin dan strekstang


Pemasangan insulin

Pemasangan Seng
BAB VI
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

PENGENDALIAN PROYEK KERJA


Pengendalian dan pengawasan proyek diperlukan agar kualitas yang dihasilkan sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan memperoleh jaminan bahwa tujuan proyek
dilaksanakan sesuai dengan rencana. Beberapa hal yang ditinjau dalam pengendalian proyek
adalah:
a. Pengendalian mutu
b. Pengendalian tenaga kerja.
c. Pengendalian waktu
d. Pengendalian teknis
e. Pengendalian biaya

Dalam sebuah proyek, pengendalian dan pengawasan tersebut harus selalu ada dan
diutamakan, sebab menyangkut berhasil tidaknya proyek tersebut. Secara umum
pengendalian tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Penentuan standar, yaitu penentuan tolak ukur dalam menilai hasil pekerjaan dari segi
kualitas dan ketepatan waktu.
b. Pemeriksaan, yaitu melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan untuk mengetahui
sejauh mana kemajuan hasil pekerjaan.
c. Perbandingan, yaitu membandingkan hasil pekerjaan yang telah diketahui dan dicapai
dengan rencana yang ditentukan. Dari perbandingan ini dapat diketahui apakah pelaksanaan
proyek berjalan lancar atau mengalami keterlambatan.
d. Tindakan korektif, yaitu mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan proyek. Bila ada
kesalahan atau penyimpangan maka perlu dipikirkan pemecahannya dan pelaksanaan
selanjutnya.

6.1. Pengendalian Mutu


Pada umumnya dalam sebuah proyek konstruksi mengenal beberapa aspek
pengendalian mutu yang sering diterapkan, diantaranya adalah pengendalian mutu bahan dan
pengendalian mutu peralatan. Tujuan dari pengendalian mutu ini adalah agar kualitas
pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Pengendalian
mutu dilakukan terhadap bahan atau material struktur, peralatan kerja, pelaksanaan pekerjaan,
dan hasil pekerjaan. Metode-metode yang dapat dilakukan dalam pengawasan kualitas/mutu
pekerjaan antara lain adalah sebagai berikut.
a. Pengawasan dan pengukuran langsung di lapangan.
b. Perhitungan sebagai fungsi kontrol.
c. Melakukan pengujian di lapangan.

Hasil pengawasan tersebut digunakan sebagai data dalam pembuatan laporan


kemajuan proyek, serta hambatan yang timbul dalam suatu proyek. Dengan pengecekan dan
pengawasan tersebut, diharapkan akan terwujud sistem pengendalian proyek yang terpadu,
sehingga akan didapatkan hasil yang sesuai dengan perencanaan.

Kualitas pekerjaan yang baik salah satunya didapat dari bahan yang memenuhi
standar yang ditetapkan. Untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan suatu pekerjaan
konstruksi ada beberapa standar acuan, diantaranya yaitu :
a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( NI.2-1971 )
b. Peraturan Semen Portland Indonesia ( NI.8-1972 )
c. Peraturan Perencanaan Baja Indonesia 1984
d. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982, NI-3
e. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5
f. American Society for Testing Material (ASTM)
g. Peraturan Pengecatan, NI 12.

6.2. Pengendalian Teknis


Pengendalian teknis di lapangan ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan
dan permasalahan di proyek melalui laporan kemajuan dan koordinasi proyek. Laporan
kemajuan proyek dibuat dalam bentuk harian, mingguan, dan bulanan untuk mengetahui
sejauh mana kemajuan proyek itu.
a. Laporan harian
Laporan harian merupakan laporan mengenai seluruh pekerjaan dalam satu hari kerja
meliputi pekerjaan fisik, catatan, atau perintah- perintah yang disusun oleh pelaksana dengan
persetujuan Konsultan/ Manajemen Konstruksi ( MK ). Biasanya dibuat pada akhir jam kerja.
Dalam laporan harian memuat antara lain:

1) Kejadian penting pada hari tersebut (seperti kesepakatan tambah/kurang pekerjaan,


perubahan desain, dan lain-lain).
2) Keadaan cuaca di lokasi proyek.
3) Situasi dan kondisi yang menyebabkan pekerjaan ditunda atau dihentikan.
4) Material dan peralatan yang digunakan beserta jumlahnya.
5) Jumlah tenaga kerja, waktu jam kerja, dan hal-hal spesifik lain yang terjadi di lapangan.

b. Laporan mingguan
Berisi laporan tentang kegiatan yang dilakukan selama satu minggu, meliputi catatan
prestasi kerja dalam satu minggu, jumlah tenaga kerja, peralatan dan bahan yang digunakan
disusun oleh bagian teknik/administrasi kontraktor dengan persetujuan konsultan
/Manajemen Konstruksi (MK). Adapun gambaran mengenai laporan mingguan sebagai
berikut.

1) Kemajuan pelaksanaan pekerjaan sampai dengan minggu yang berlalu, jenis peralatan
beserta jumlahnya, jumlah tenaga kerja, dan material yang digunakan beserta volumenya.
2) Besar biaya proyek yang dikeluarkan selama satu minggu dan perencanaan biaya yang
akan dikeluarkan minggu berikutnya.
3) Jumlah pemakaian dan pemasukan bahan.
4) Catatan permasalahan yang ada selama satu minggu pelaksanaan.
5) Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga kerja, bahan dan peralatan serta cara
menanganinya.
6) Catatan tentang ada tidaknya pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang dalam pelaksanaan
proyek selama satu minggu.
7) Instruksi, informasi, serta keputusan yang diperlukan kontraktor untuk minggu berikutnya
dari pihak pemberi tugas.
c. Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibuat dari hasil rekap laporan mingguan dan harus dibuat setiap
bulan. Dalam laporan bulanan yang berisi seluruh kegiatan proyek dan evaluasi kemajuan
pekerjaan terhadap rencana awal, baik pelaksanaan maupun kegiatan-kegiatan penunjangnya.
Dalam laporan bulanan terdapat hal-hal sebagai berikut.
1) Data umum proyek.
2) Master schedule.
3) Monthly progress report (persentase pekerjaan selama satu bulan serta kemajuan proyek
yang dicapai sampai saat laporan itu dibuat).
4) Nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan.
5) Catatan jenis pekerjaan selama satu bulan.
6) Permasalahan yang terjadi beserta pemecahannya.
7) Kondisi cuaca di proyek selama satu bulan lengkap.
8) Foto dokumentasi yang merupakan tolak ukur realisasi kemajuan pelaksanaan proyek
kemajuan proyek.

Laporan bulanan ini harus disahkan dahulu oleh quality control dan ditandatangani
oleh project manager sebagai bukti nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan,
kemudian diserahkan kepada konsultan/Manajemen Konstruksi (MK)

d. Rapat Koordinasi
Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek masalah-masalah yang tidak terduga dan tidak
dapat diatasi oleh satu pihak bisa saja muncul, untuk itu maka diperlukan rapat koordinasi
untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah secara bersama.

6.3. Pengendalian Waktu


Pengendalian waktu ini didasarkan pada time schedule pekerjaan. Keterlambatan
pekerjaan pada suatu proyek akan berpengaruh pada anggaran pelaksanaan pekerjaan. Agar
dapat berlangsung tepat waktu, time schedule disusun sebagai alat kontrol untuk mengukur
tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya pelaksanaan.
Pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu dan kapan harus dimulai dapat
terlihat dengan jelas pada time schedule, sehingga keterlambatan pekerjaan sebisa mungkin
dihindari. Manfaat dari time schedule adalah :
a. sebagai pedoman kerja bagi pelaksana terutama menyangkut batasan-batasan untuk
masing-masing pekerjaan,
b. sebagai alat koordinasi bagi pimpinan,
c. sebagai tolok ukur kemajuan pekerjaan yang dapat dipantau setiap saat dengan bantuan
time schedule ini, serta
d. sebagai evaluasi tahap akhir dari setiap kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan.

Kontrol terhadap pelaksanaan kerja adalah dengan membandingkan kurva S


pelaksanaan dengan kurva S penawaran. Jika kurva S pelaksanaan berada diatas kurva S
penawaran berarti pelaksanaan pekerjaan lebih cepat dari yang ditargetkan. Jika hasil kurva S
pelaksanaan berada dibawah kurva S penawaran berarti pekerjaan mengalami keterlambatan.
Untuk mengejar keterlambatan diambil langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menambah jam kerja (lembur).
b. Penambahan jumlah tenaga.
c. Evaluasi terhadap manajemen kontraktor khususnya mengenai pelaksanaan proyek.
d. Penyediaan bahan dipercepat.

6.4. Pengendalian Biaya


Pengendalian biaya dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya yang telah
dikeluarkan dengan melihat tahap pekerjaan yang telah dicapai. Besarnya biaya ini dapat
dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Rencana Anggaran Pelaksanaan
(RAP) yang telah disusun. Dari pembandingan ini, dapat diketahui apabila pada pekerjaan
yang telah dilaksanakan tersebut terjadi pembengkakan biaya sehingga dapat dilakukan
evaluasi biaya.

Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya yang
telah dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistik mencatat jumlah
material yang dibeli dan besarnya biaya yang digunakan. Sedangkan pengendalian biaya
tenaga kerja dilakukan dengan memeriksa daftar absensi pekerja selama satu minggu dan
besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji pekerja. Besar total biaya inilah yang
akan selalu dikontrol dan dievaluasi sebagai pengendalian biaya. Selain itu, total biaya yang
telah dikeluarkan ini juga dapat digunakan untuk menyusun kurva S realisasi dan untuk
memperkirakan prosentase pekerjaan proyek yang telah dicapai.

6.5. Pengendalian Tenaga Kerja


Penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan jumlah dan kemampuannya dapat
menunjang tercapainya efisiensi dalam suatu pekerjaan proyek (the right man in the right
place), oleh karena itu, diperlukan suatu pengendalian mutu tenaga kerja. Pada proyek ini,
seluruh pengadaan tenaga kerja diserahkan pada tim pelaksana. Jika target proyek
direncanakan selesai dengan waktu yang terbatas, maka juga harus ditambah jumlah
tenaganya sesuai dengan kebutuhan. Perlu diperhatikan juga bahwa belum tentu dengan
jumlah tenaga kerja yang banyak, pekerjaan dapat segera terselesaikan. Hal ini juga
menyebabkan pemborosan dalam pembayaran upah tenaga kerja. Penentuan jumlah tenaga
kerja juga harus sesuai dengan produktifitas tenaga kerja itu sendiri. Diperlukan perhitungan
yang matang agar diperoleh jumlah tenaga yang efisien dan optimum agar target pekerjaan
dapat terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai