PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman dan laju pertambahan penduduk yang semakin
tinggi maka dibutuhkan sarana penunjang yang berkenaan dengan fasilitas penyediaan tempat
tinggal,perkantoran dan perdagangan. Oleh karena terdapatnya peningkatan permintaan
sumber daya manusia yang berkualitas sebagai salah satu komponen pembangunan yang
memiliki tingkat intelejensi serta kualitas yang tinggi dalam menghadapi tuntutan tersebut
Pembangunan-pembangunan yang ada harus diselesaikan dengan baik sehingga dapat
dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Sebagai contoh Pembangunan gedung GIANT
Hypermarket-Jalan Tuanku Tambusai meningkatkan perekonomian masyarakat warga
kota pekanbaru.
Pembangunan Giant Hypermarket Jl. Tuanku Tambusai ini merupakan proyek yang
dilaksanakan oleh PT. Gading Megah Jaya.
Kerja praktek adalah mata kuliah wajib yang dalam pelaksanaannya menuntut
mahasiswa untuk terjun dan berperan aktif dalam pelaksanaan suatu proyek dan sangat
diperlukan agar mahasiswa mengetahui berbagai hal yang terjadi dilapangan serta
metode-metode yang dilakukan oleh pelaksana proyek tersebut.
Adapun maksud dilaksanakan praktek kerja lapangan ini adalah untuk memenuhi
salah satu syarat dalam menyelesaikan studi. Dalam hal ini praktek kerja lapangan
merupakan mata kuliah wajib pada Program Studi Teknik Sipil SI Fakultas Teknik
Universitas Islam Riau. Selain itu juga dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman
di lapangan secara langsung.
1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan dari Pembangunan Hypermarket GIANT adalah :
1. Dengan adanya pembangunan Hypermarker ini, maka akan mempermudah
masyarakat untuk berbelanja.
2. Memberikan pelayanan dan fasilitas yang lebih baik dari tempat tempat
perbelanjaan tradisional.
3. Kualitas barang yang di jual lebih terjamin.
4. Terciptanya keamanan, kenyamanan dan kelancaran serta efesiensi waktu dan
biaya.
1.2.2 Manfaat
Adapun manfaat Pembangunan Hypermarket GIANT jalan Tuanku Tambusai
Pekanbaru adalah :
1. Penunjang perekonomian suatu daerah atau masyarakat.
2. Suatu ukuran bagi mahasiswa dalam menerapkan sejauh mana ilmu teknik sipil
yang dapat diaplikasikan dilapangan.
3. Sebagai bahan dasar dari penguji untuk memberi kajian lisan kepada mahasiswa.
4. Untuk menambah segi ekonomi bagi owner.
SKA
JL.ARENGKA 1
Lokasi
PKL
Plaza
MATAHAR
I
JL.JEND SUDIRMAN
GRAMEDIA
Gambar 1.2. Denah Lokasi pembangunan GIANT Hypermarket Jalan Tuanku Tambusai
Pekanbaru
Pelelangan
b. Persaingan ada dan cukup baik karena segolongan atau sekelas dalam
prakualifikasi.
Dalam pelelangan proyek pembangunan Hypermarket GIANT antara lain :
gambar
RAB
Spesifikasi sama RKS (Rencana Kerja dan Syarat).
3. Site fisit (peninjauan lokasi).
4. Pemasukan penawaran dari kontraktor.
5. Evaluasi oleh pemberi tugas (owner).
6. Klasifikasi 1.
7. Pemasukan penawaran ke 2.
8. Hasil dari tender (pengambilan harga tender.
9. Pengumuman pemenang tender.
10. Penyusunan dokumen penawaran final.
Secara garis besar pola dasar hubungan kerja diatur sebagai berikut :
KRITERIA PERENCANAAN
Pada umumnya dalam suatu proyek pembangunan gedung terdiri dari beberapa
macam proses perencanaan, yaitu:
1. Perencanaan letak konstruksi.
2. Perencanaan struktur (struktur bawah dan struktur atas).
PERENCANAAN STRUKTUR
a. Perencanaan pondasi
Pondasi yang digunakan adalah tiang pancang minipile ukuran 20 cm x 20
cm, dengan dimensi 30 x 30 x 18m. Sehingga satu titik pancang menahan
beban 170 ton.
Tahap-tahap pekerjaan pondasi tiang pancang:
1. Pemancangan tiang. Pemancangan tiang dilakukan dititik yang telah
ditentukan atau direncanakan. Dari pemancangan yang telah dilakukan
dilapangan rata-rata kedalaman pancang 16 s/d 18 meter.
2.2 Dasar-Dasar Perencanaan
Perencanaan struktur adalah bartujuan untuk menghasilkan suatu struktur yang stabil,
cukup kuat, mampu-layan, awet, dan memenuhi tujuan-tujuan lainnya seperti ekonomi dan
kemudahan pelaksanaan. Suatu struktur disebut stabil bila ia tidak mudah terguling, miring
atau tergeser selama umur bangunan yang direncanakan. Suatu struktur disebut cukup kuat
dan mampu layan bila kemungkinan terjadinya kegagalan struktur dan kehilangan
kemampuan layan selama masa hidup yang direncanakan adalah kecil dan dalam batas yang
dapat diterima.
Suatu struktur disebut awet bila struktur tersebut dapat menerima keausan dan
kerusakan yang diharapkan terjadi selama umur bangunan yang direncanakan tanpa
pemeliharaan yang
belebihan. Untuk mencapai tujuan perencanaan tersebut, perencanaan struktur harus
mengikutiperaturan perencanaan yang ditetapkan oleh pemerintah berupa Standar Nasional
Indonesia (SNI).
Perencanaan gedung dengan struktur baja harus direncanakan dengan Tata Cara
Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 03 1729 2002 dan perencanaan
bangunan tahan gempa harus didasarkan pada Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Struktur Bangunan Gedung SNI 03 1726 2002.
Menurut Tripiyono Nugroho (1996) tahap atau proses perencanaan yang umum
dilakukan pada proyek perencanaan pembangunan meliputi :
c. Tahap Perancangan
Setelah studi kelayakan yaitu pra-perancangan disetujui oleh Pemerintah
Provinsi Riau melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, maka tahap
berikutnya adalah tahap perancangan (Design) yang meliputi kegiatan
perancangan arsitektur, perancangan struktur, perancangan mekanikal dan
elektrikal, perancangan instalasi air/plumbing, perancangan biaya, penyusunan
rencana kerja dan syarat-syarat.
a. Pengukuran Lapangan
Dilakukan untuk mengetahui luas tanah yang akan dibersihkan (clearing)
untuk membangun serta menentukan kapasitas tempat penimbunan tanah galian,
material bangunan dan peralatan kerja.
Faktor keamanan dan kenyamanan juga harus diperhatikan. Selain itu, gedung tersebut
di desain untuk dapat menampung kendaraan pengunjung yang datang. Pembuatan halaman
parkir dan taman ini dimaksud selain menambah sisi estetika, juga tidak membuat kemacetan
di Jalan nangka, memarkirkan kendaraannya di badan jalan sehingga menimbulkan
kemacetan.
Berdasarkan beban yang akan diterima gedung tersebut, baik beban hidup, beban mati,
beban gedung itu sendiri, beban angin, beban atap maupun beban gempa, maka gedung
tersebut harus berdiri di pondasi yang kuat dan kokoh. Karena itulah dilakukan penyelidikan
tanah yang dimaksudkan untuk mendapatkan data keadaan tanah dalam untuk keperluan
fondasi di proyek tersebut.
2.4 Perencanaan Arsitektur
Dalam mendesain gedung faktor keamanan menjadi perhatian utama. Selain itu,
faktor kenyamanan pegawai-pegawai yang akan bekerja dan pengunjung di gedung tersebut
juga harus diperhatikan.
Faktor keamanan dan kenyamanan juga harus diperhatikan. Selain itu, gedung tersebut
di desain untuk dapat menampung kendaraan pengunjung yang datang. Pembuatan halaman
parkir dan taman ini dimaksud selain menambah sisi estetika, juga tidak membuat kemacetan
di Jalan nangka, memarkirkan kendaraannya di badan jalan sehingga menimbulkan
kemacetan.
a. Pada Pelaksanaan proyek ini menggunakan pondasi tiang pancang mini pile yang
dimensinya 20x20x18 m endbearing,dimana kedalaman tanah keras sekitar 16-18 m
dengan memakai sistem hidrolis (sistem dorong) dimana 1 titik pancang memikul
beban 90 ton.
b. Pada saat pelaksanaan proyek ini berlangsung, tinjauan khusus yang diteliti adalah
pada perencanaan struktur rangka atap baja ringan.Panjang bentang rangka kuda-
kuda nya yaitu 18 m dengan jarak tiap kuda-kuda sepanjang 5 m. Tinggi kuda-kuda
atap nya adalah 1,0 m dengan sudut kemiringan 150.
Elemen struktur rangka atap baja ringan yaitu kuda kuda dengan jenis pelana,reng,
baut (self drilling screw), jurai dalam. Elemen struktur yang digunakan adalah baja
ringan, karena berbeda dengan baja konvensional baja ringan adalah baja mutu
tinggi memiliki sifat ringan dan tipis, namun memiliki fungsi setara dengan baja
konvensional. Jenis profil, ukuran, dan elemen-elemen pada kuda-kuda baja ringan.
BAB III
MANAJEMEN DAN SISTEM ORGANISASI
3.1 Pengertian Umum
Dalam proyek struktur gedung bertingkat, dimana kegiatan-kegiatan yang
dihadapi sudah sangat kompleks dengan berbagai macam permasalahan dan resiko
yang cukup besar. Maka tata pelaksanaan pembangunan harus dilakukan secara
menyeluruh dimulai dari perancangan, perencanaan dan pembangunan fisik. Agar
efisiensi dan efektivitas kerja terpenuhi dengan baik, maka didalam pelaksanaan
proyek diperlukan manajemen proyek yang baik, sehingga kita dapat merencanakan
dan mengendalikan waktu perencanaan, pelaksanaan, pengawasaan dan sebagainya
sesuai dengan perjanjian tertulis didalam dokumen kontrak dengan biaya murah dan
mutu yang baik.
Manajemen proyek adalah tata sistem kerja dari pekerjaan konstruksi dalam
mengelola sumber dana suatu proyek untuk mencapai tujuan dengan menggunakan
metode-metode tertentu agar tercapai hasil yang maksimal. Tata cara tersebut
memadukan tahapan-tahapan proyek, antara lain:
Tepat waktu
Tepat quantity atau bentuk proyek
Tepat quality atau standar mutu yang diinginkan
Biaya sesuai yang direncanakan
Pimpinan Kegiatan
PT.Hero Supermarket
Kontraktor Konsultan
Anton Lukmanto TOTAL design
Keterangan Gambar :
: Instruksi
: Koordinasi
Secara garis besar pola dasar hubungan kerja diatur sebagai berikut :
a. Antara pemilik kegiatan dengan konsultan
- Ikatan kontrak.
- Konsultan menyerahkan jasa kepada pemilik kegiatan.
- Pemilik kegiatan memberi imbalan jasa / biaya perencanaan atau pengawasan.
b. Antara pemilik kegiatan dengan kontraktor
- Ikatan kontrak.
- Kontraktor kepada Auner menyerahkan hasil / produksi pekerjaan.
- Pemilik kegiatan pelaksanaan pembangunan jalan, kepada kontraktor
memberikan biaya pelaksanaan pekerjaan.
c. Antara kosultan sebagai pengawas dengan kontraktor
- Ikatan kontrak.
- Hubungan kerja secara garis sejajar putus-putus atau garis Koordinasi.
Konsultan melakukan pengawasan dan monitor terhadap pelaksanaan dan pembayaran yang
dilakukan kontraktor.
Struktur organisasi PT. Gading Megah Jaya
Senior project manager
Site manager Site manager Site manager Site manager Site manager Site manager Site manager
Senior mandor Senior mandor Senior mandor
Pelaksana
1,2,3
Mandor
1,2,3
Pekerja
1,2,3
3.4 Waktu Kerja
Untuk waktu kerja dalam sehari disesuaikan dengan ketentuan dari Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi tentang lamanya bekerja dalam 1 hari adalah 8 jam.
Selebihnya dianggap kerja lembur. Jam kerja pada proyek pembangunan Hypermarket
GIANT jalan Tuanku Tambusai Pekanbaru pada jam 08.0012.00 WIB dan dilanjutkan
kembali pada pukul 13.0017.00 WIB, jika pekerjaan tidak selesai maka akan di lanjutkan
pada pukul 18.00-22.00, kerja lembur di Giant Hypermarket ini sering kali terjadi, di
karenakan cuaca yang sering menggangu dan juga material yang di pesan tidak tepat waktu
samapi ke lokasi.dalam satu minggu kerja lembur di Giant Hypermarket bisa mencapai 2 atau
3 hari dalam sepekan.
Kerja lembur biasanya di kerjakan kembali pada pukul 18.00-22.00 WIB, dan jika
pekerjaan belum terselesaikan maka akan di laksanakan hingga pukul 23.30 WIB.
Dalam pembangunan proyek Giant Hypermarket kerja lembur dalam 1 bulan bisa mencapai
6-8 hari dalam 1 bulannya, Ini di karenakan adanya suatu keterlambatan/hal-hal yang tidak
terduga,seperti ;
- Cuaca
- Tenaga kerja
- Bahan material
- Peralatan, dan lain-lain.
Dalam suatu pekerjaan pembangunan gedung, cuaca sering kali menghambat pekerjaan
dan jika pekerjaan itu tetap di laksanakan maka akan berakibat tidak baik bagi pekerja
maupun struktur bangunan,contohnya hujan, karena hujan menyebabkan lambatnya proses
pengerasan pada bangunan dan juga dapat mencederai para pekerja yang sedang
melaksanakan pekerjaan.
Tenaga kerja adalah kumpulan individu dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang
memiliki keahlian yang berbeda-beda, dalam proyek pembangunan Giant Hypermarket ini
tenaga kerja memiliki keahlian masing-masing, misalnya, tenaga kerja yang bertugas dalam
pemasangan kuda-kuda, perakitan struktur kuda-kuda ini di lakukan di bawah (dilantai)
sebelum di angkat ke atas untuk di laksanakan pemasangan dan di letakkan pada tempat yang
telah ditentukan.
Bahan material merupakan pokok dalam dalam suatu pembangunan, karena untuk berdiri nya
suatu bangunan memerlukan bahan-bahan material, contohnya semen,pasir,kerikil,dll,
Keterbatasan dan keterlambatan dalam pencairan dana untuk pembelian bahan
material mengakibatkan proses pengerjaan menjadi terlambat, dan memerlukan waktu lembur
untuk menyelesaikan pekerjaan dan juga memerlukan dana/ gaji tamabahan untuk karyawan
atau pekerja. Sedangkan peralatan yang menjadi kendala dalam keterlambatan pengerjaan
seperti, tidak berfungsinya alat untuk menaikan campuran agregat pengecoran lantai ke atas
lantai 2 yang pada waktu itu akan di adakan pengecoran pada pukul 16.00 WIB,
yang terletak di bagian belakang gedung Hypermarket, karena tidak berfungsinya alat
tersebut maka pengerjaan pengecoran di laksanakan kembali pada pukul 18.00 WIB, dan
selesai pada pukul 19.30 WIB.
Hal-hal inilah yang menyebabkan keterlambatan dalam pengerjaan proyek Giant
Hypermarket.
4.1. Umum
Setiap proyek pembangunan apalagi proyek pembangunan yang besar, perlu
mempersiapkan segala faktorfaktor pendukung dalam pembangunan tersebut. Material,
peralatan dan tenaga kerja merupakan faktor yang paling penting dalam pelaksanaan suatu
proyek. Pengadaan material dan peralatan sangat berpengaruh pada pelaksanaan proyek, baik
dari segi kualitas, biaya, maupun saat pelaksanaan proyek, sehingga diperlukan pengawasan
yang sangat cermat agar dicapai hasil yang optimal. Kekurangan akan persediaan material
dan peralatan akan menyebabkan pelaksanaan pekerjaan tidak effisien sehingga terjadinya
kemunduran waktu pelaksanaan dari jadwal yang telah ditentukan. Hal ini jelas berpengaruh
terhadap biaya yang dikeluarkan sehingga berdampak negatif terhadap tingkat effisiensi
pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Pemilihan bahan, peralatan serta tenaga kerja juga berpengaruh terhadap hasil
pengerjaan proyek. Pemakaian bahan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan dapat mengakibatkan terjadinya kegagalan konstruksi.Hal ini malah akan
mengakibatkan kerugian yang lebih besar.
Kualitas dan kuantitas tenaga kerja juga sangat menentukan bagaimana jalannya
pelaksanaan konstruksi serta hasil dari pelaksanaan konstruksi tersebut karena merekalah
yang bertugas untuk mengerjakan proyek. Dengan tenaga kerja yang berkualitas maka hasil
pekerjaan nantinya juga akan lebih baik serta dapat meningkatkan efisiensi disegi waktu
pengerjaan.
4.2. Material
Material yang di gunakan untuk pemasangan atap merupakan komponen penting dalam
pelaksanaan proyek pembangunan. Kualitas bahan bangunan sangat berpengaruh pada
kualitas bangunan yang akan dikerjakan. Pada pemasangan Rangka Atap baja Ringan di
Proyek GIANT Hypermarket di jalan nangka, bahan bangunan yang digunakan antara lain
dilihat pada Tabel 4.1.di bawah ini.
Tabel 4.1 Material yang ada Di Lapangan (Hasil Survey Di Lokasi)
No Material Unit
Steel strukture & roof strukture
1 HB 150.150.7.10 Kg
2 WF 150.75.5.7 Kg
3 WF 200.100.5,5.8 Kg
4 Truss WF 250x6x9 Kg
5 CNP 200.50.20.2,3 Kg
6 CNP 150.50.20.2,3 (Gutter) Kg
7 L 35.35.3 Kg
8 L 40.40.4 Kg
9 L 50.50.5 Kg
10 Trekstang 12 mm Kg
11 Bracing 19 mm Kg
12 Turn buckle dia 16 mm bh
13 Grouting = 25 mm m
4.3.3. Scaffolding
Scaffolding merupakan bagian dari alat penyangga berupa rangka batang/frame yang
berbentuk pipa baja bulat. Dikarenakan pemasangan rangka atap teletak diatas struktur maka
penggunaan alat ini sangat effisien karena menghemat ruang yang banyak bila dibandingkan
dengan perancah dari kayu. Pemasangannya dan pembongkarannya sangat mudah dan cepat.
Bagian-bagian scaffolding dapat dilihat pada gambar 4.12 dibawah ini dan pada gambar 4.13
pada saat dilapangan.
Gambar 4.12 Bagian-bagian scaffolding
(Sumber : Metode pelaksanaan pembangunan Giant Hypermarket)
Perancah
Pada pekerjaan ini menggunakan dua perancah yaitu perancah kayu dan scaffolding.
Perncah kayu merupakan bagian dari alat penyanggah berupa rangka batang/frame yang
berbentuk kayu bulat. Penggunaan alat ini sangat effisien karena menghemat biaya yang
banyak bila dibandingkan dengan perancah dari perancah kayu. Pemasangan dan
pembongkarannya mudah dan cepat. Alat ini dapat dipakai berulang kali sehingga lebih
menguntungkan. Perncah kayu dimanfaatkan dalam mendukung beban-beban begisting dan
beton untuk waktu sementara sampai beton cukup kuat. Perancah kayu sendiri memiliki
batas kekuatan tertentu, jadi diperlukan perhitungan terhadap jumlah yang akan dipakai.
Pernacah scaffolding merupakan perancah dari bahan baja yang berguna membantu
untuk menahan pekerjaan pemasangan begisting baik itu dinding maupun lantai gedung yang
lebih dari dua lantai.
2. House Keeping
Kebersihan dan kerapian tempat kerja merupakan syarat K3. Sarana kebersihan
dan kerapian untuk program K3 adalah:
i. Penyediaan air bersih yang cukup
ii. Penyediaan toilet/WC yang bersih
iii. Penyediaan musholla yang terawatt
iv. Penyediaan bak-bak sampah pada lokasi proyek
v. Pembuatan saluran pembuang limbah
vi. Pembersihan sampah-sampah secara teratur
vii. Kerapian penempatan alat-alat setelah dipakai, dll
2. Memberikan pengarahan kepada mandor atau tukang bangunan agar bisa bekerja
sesuai dengan gambar kerja dan rencana target waktu perusahaan.
3. Membuat jadwal atau scedule untuk melaksanakan suatu item pekerjaan bangunan.
4. Menjelasakan metode kerja yang baik dalam setiap item pekerjaan sehingga dapat
selesai dalam waktu cepat serta mememerlukan biaya murah.
5. Mengarahkan bagian surveyor atau uitzet agar melakukan pengukuran pada pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
7. Menegur tukang bangunan apabila ada hasil pekerjaan yang kurang baik sehingga
dapat diperbaiki untuk meningkatkan kualitas bangunan.
8. Mewakili perusahaan kontraktor atau pemilik rumah dalam menyalurkan gaji tukang
bangunan, namun untuk kontraktor skala besar maka urusan administrasi ada yang
bertanggung jawab secara khusus.
9. Memberitahu bagian logistik tentang jumlah material dan jadwal pendatangan agar
ketika suatu pekerjaan berlangsung maka bahan bangunan sudah dalam kondisi siap
untuk dikerjakan.
10. Membuat opname atau laporan progres mingguan yang berisi prosentase pekerjaan
yang berhasil dikerjakan.
11. Bertanggung jawab pada kualitas pekerjaan dan ketepatan waktu pelaksanaan, apabila
tidak sesuai target maka harus siap ditegur oleh atasan maupun pemilik bangunan,
banyak orang yang bilang bahwa proses dimarahi ini merupakan bagian dari
pekerjaan.
Begitulah kurang lebih beberapa tugas pelaksana bangunan pada suatu proyek
konstruksi, job description pelaksana ini bisa bertambah maupun berkurang menyesuaikan
kondisi dan situasi lapangan kerja.bagi pelaksana proyek di seluruh Indonesia kita ucapkan
selamat bekerja dan kami sangat berterimakasih apabila bersedia berbagi pengalaman disini
barangkali berguna bagi teman-teman kita yang sedang mencari informasi tentang pekerjaan
pelaksana.
Manajemen Proyek:
Metode pelaksanaan mengacu pada prinsip bahwa target pembangunan harus dapat
diselesaikan tepat waktu yaitu selama 6 bulan ( 180 hari Kalender), tepat biaya sesuai dengan
SPH dan tepat mutu sesuai dengan RKS + Spesifikasi teknis. Proyek ini merupakan proyek
paket pekerjaan Arsitektur, dimana pelaksanaan mengikuti pekerjaan struktur dan sipil yang
sudah berlangsung dan dibangun sesuai perencanaan.
Metode yangdi susun berdasarkan 2 (dua) tahap yaitu :
Pengajuan/Perijinan
1.2.1 Pelaksanaan Pengurusan Ijin Kerja
Dalam pelaksanaan Kontraktor menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan system
mutu yang dimiliki serta memberitahukan/ijin setiap akan melaksanakan pekerjaan, agar
kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk menghindari dari
pekerjaan bongkar pasang yang akan mengakibatkan terjadinya keterlambatan serta
penambahan biaya dalam pelaksanaan.
1.2.3. Material/Bahan
Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan material/bahan yang akan dipergunakan, diajukan
contoh untuk mendapat persetujuan dari pihak MK.
Semua material yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini sedapat mungkin dilengkapi
dengan spesifikasi dari produsen sesuai dengan brosur serta mengacu kepada
persyaratan/RKS .
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan
standart yang dipersyaratkan.
2. TAHAP PELAKSANAAN
Setelah pekerjaan pasang Bata selesai, pekerjaan dilanjutkan dengan plesteran dan
acian, dimana sebelum pekerjaan dimulai permukaan yang akan dipelester harus dibersihkan
dan dibasahi air terlibih dahulu.
Agar permukaan pelesteran dan acian rata, maka pada saat pekerjaan plesteran harus dibuat
acuan ketebalan plesteran dari benang dan alat bantu penggaris.
Pemasangan Seng
BAB VI
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
Dalam sebuah proyek, pengendalian dan pengawasan tersebut harus selalu ada dan
diutamakan, sebab menyangkut berhasil tidaknya proyek tersebut. Secara umum
pengendalian tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Penentuan standar, yaitu penentuan tolak ukur dalam menilai hasil pekerjaan dari segi
kualitas dan ketepatan waktu.
b. Pemeriksaan, yaitu melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan untuk mengetahui
sejauh mana kemajuan hasil pekerjaan.
c. Perbandingan, yaitu membandingkan hasil pekerjaan yang telah diketahui dan dicapai
dengan rencana yang ditentukan. Dari perbandingan ini dapat diketahui apakah pelaksanaan
proyek berjalan lancar atau mengalami keterlambatan.
d. Tindakan korektif, yaitu mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan proyek. Bila ada
kesalahan atau penyimpangan maka perlu dipikirkan pemecahannya dan pelaksanaan
selanjutnya.
Kualitas pekerjaan yang baik salah satunya didapat dari bahan yang memenuhi
standar yang ditetapkan. Untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan suatu pekerjaan
konstruksi ada beberapa standar acuan, diantaranya yaitu :
a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( NI.2-1971 )
b. Peraturan Semen Portland Indonesia ( NI.8-1972 )
c. Peraturan Perencanaan Baja Indonesia 1984
d. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982, NI-3
e. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5
f. American Society for Testing Material (ASTM)
g. Peraturan Pengecatan, NI 12.
b. Laporan mingguan
Berisi laporan tentang kegiatan yang dilakukan selama satu minggu, meliputi catatan
prestasi kerja dalam satu minggu, jumlah tenaga kerja, peralatan dan bahan yang digunakan
disusun oleh bagian teknik/administrasi kontraktor dengan persetujuan konsultan
/Manajemen Konstruksi (MK). Adapun gambaran mengenai laporan mingguan sebagai
berikut.
1) Kemajuan pelaksanaan pekerjaan sampai dengan minggu yang berlalu, jenis peralatan
beserta jumlahnya, jumlah tenaga kerja, dan material yang digunakan beserta volumenya.
2) Besar biaya proyek yang dikeluarkan selama satu minggu dan perencanaan biaya yang
akan dikeluarkan minggu berikutnya.
3) Jumlah pemakaian dan pemasukan bahan.
4) Catatan permasalahan yang ada selama satu minggu pelaksanaan.
5) Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga kerja, bahan dan peralatan serta cara
menanganinya.
6) Catatan tentang ada tidaknya pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang dalam pelaksanaan
proyek selama satu minggu.
7) Instruksi, informasi, serta keputusan yang diperlukan kontraktor untuk minggu berikutnya
dari pihak pemberi tugas.
c. Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibuat dari hasil rekap laporan mingguan dan harus dibuat setiap
bulan. Dalam laporan bulanan yang berisi seluruh kegiatan proyek dan evaluasi kemajuan
pekerjaan terhadap rencana awal, baik pelaksanaan maupun kegiatan-kegiatan penunjangnya.
Dalam laporan bulanan terdapat hal-hal sebagai berikut.
1) Data umum proyek.
2) Master schedule.
3) Monthly progress report (persentase pekerjaan selama satu bulan serta kemajuan proyek
yang dicapai sampai saat laporan itu dibuat).
4) Nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan.
5) Catatan jenis pekerjaan selama satu bulan.
6) Permasalahan yang terjadi beserta pemecahannya.
7) Kondisi cuaca di proyek selama satu bulan lengkap.
8) Foto dokumentasi yang merupakan tolak ukur realisasi kemajuan pelaksanaan proyek
kemajuan proyek.
Laporan bulanan ini harus disahkan dahulu oleh quality control dan ditandatangani
oleh project manager sebagai bukti nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan,
kemudian diserahkan kepada konsultan/Manajemen Konstruksi (MK)
d. Rapat Koordinasi
Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek masalah-masalah yang tidak terduga dan tidak
dapat diatasi oleh satu pihak bisa saja muncul, untuk itu maka diperlukan rapat koordinasi
untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah secara bersama.
Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya yang
telah dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistik mencatat jumlah
material yang dibeli dan besarnya biaya yang digunakan. Sedangkan pengendalian biaya
tenaga kerja dilakukan dengan memeriksa daftar absensi pekerja selama satu minggu dan
besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji pekerja. Besar total biaya inilah yang
akan selalu dikontrol dan dievaluasi sebagai pengendalian biaya. Selain itu, total biaya yang
telah dikeluarkan ini juga dapat digunakan untuk menyusun kurva S realisasi dan untuk
memperkirakan prosentase pekerjaan proyek yang telah dicapai.