Anda di halaman 1dari 2

PENGENDALIAN KULTUR TEKNIS

Pengendalian kultur teknis merupakan cara pengendalian OPT dengan menggunakan

praktek praktek budidaya. Penanaman jenis tanaman yang cocok untuk suatu tanah

merupakan tindakan yang sangat membantu dalam mengatasi masalah gulma. Penaman rapat

agar tajuk tanaman segera menutup ruang kosong merupakan cara yang efektif menurunkan

populasi OPT. Pemupukan yang tepat merupakan cara untuk mempercepat pertumbuhan

tanaman sehingga mempertinggi daya saing tanaman terhadap gulma. Pengaturan waktu

tanam dengan membiarkan gulma tumbuh terlebih dahulu kemudian dikendalikan dengan

praktek budidaya tertentu juga dapat dilakukan. Penggunaan tanaman pesaing (competitive

crops) yang tumbuh cepat dan berkanopi lebat sehingga memberi naungan dengan cepat pada

idaerah dibawahnya sering merupakan praktek yang berhasil untuk mengatasi masalah gulma

perkebunan. Modifikasi lingukan yang melibatkan pertumubuhan tanaman menjadi baik dan

pertumbuhan gulma tertekan adalah praktek kultuk teknis lain yang diterapkan dalam

pengendalian gulma. Beberapa usaha seperti mengubah nutrisi tanah dan kedudukan air pada

saat tertentu (baik ada atau tidak ada tanaman yang tumbuh pada suatu lahan), pemberaan

setelah tanaman dipaenen, pemberaan yang diberi genangan, atau sebaliknya membuat

drainase bagi tanah yang berair dapat digunkana untuk menekan spesies spesies OPT

tertentu. Pengendalan ini disebut juga pengedalian secara ekologi karena menggunakan

prinsip prinsip ekologi untuk mengelola lingkungkan sedimikian rupa sehingga mendukung

dan menguntungka tanaman dan merugikan OPT. Cara ini yang telah memiliki fasiltas yang

cukup dan mempunyai kekayaan alam memadai yang memungkinkan petani melaksanakan

praktek kultur teknis dengan baik.

1. Rotasi Tanaman (Crop Rotation)

Rotasi tanaman atau pergiliran tanaman sebenarnya bertujuan memanfaatkan tanah,

air, sinar matahari dan waktu secara optimum sehingga diperoleh hasil yang memadai. Dalam
pergiliran tanaman ini terdapat berbagiai usaha, akan tetapi pada pokoknya padad suatu areal

tertentu ditnaman berbagai jenis tanaman secara bergiliran dalam waktu satu tahun. Dalam

pengendalian OPT pada ambang tidak membahayakan. Penanaman satu jenis tanaman secara

terus menerus dapat mengakibatkan akumulasi OPT. Oleh karena itu perencanaan

pergiliran tanaman tidak dapat diabaikan faktor hama (dalam arti luas). Pergiliran

memungkinkan segolongan hama tidak sempat mengganggu pertanaman berikutnya.

Dengan pergiliran tanaman maka pada umumnya permukaan tanah akan selalu

tertutup oleh naungan daun tanaman, sehingga hama tertekan. Praktek bercocok tanam

dengan bergiliran akan meningkatkan kemampuan tanaman tehadap gulma. Biasannya setiap

tingkatan kemampuan tanaman terhadap hama. Biasannya setiap tanaman berasosiasi dengan

jenis jenis hama tertentu yang khas, karena jenis hama itu dapat hidup dengan leluasa pada

kondisi yang cocok untuk pertumbuhannya. Sebagai contoh adalah gulma teki (Cyperus

rotundus L.) sering tumbuh baik dan mengganggu tanaman lahan kering berumur setahun

seperti cabe, tomat dan sebagainnya. Dengan pergiliran tanaman kondisi mikroklimat akan

dapat berubah ubah sehingg hama tidak berkembang biak dengan cepat seperti sebelumnya.

2. Sistem Bertanam (Cropping System)

Perubahan cara bertanam dari monkultur ke polikultur

Anda mungkin juga menyukai