Berhenti merokok pada usia berapapun selalu menguntungkan. Semakin cepat
seseorang berhenti merokok maka semakin bagus, hal ini di karenakan fungsi paru akan menjadi semakin baik, kematian dan kecacatan karena penyakit akibat rokok dapat dicegah, lebih cepat berhenti merokok lebih baik. Sebagai contoh, berhenti merokok pada usia 45 tahun dapat memperbaiki fungsi paru dan mencegah kecacatan. Sekalipun berhenti merokok dilakukan pada usia lebih lanjut (misalnya 65 tahun), fungsi paru masih berpotensi untuk menjadi lebih baik dan umur harapan hidup akan meningkat. Perubahan pada tubuh setelah berhenti meroko : Dalam 20 menit : tekanan darah dan denyut nadi kembali normal Dalam 8 jam : kadar oksigen darah kembali ke normal paru mulai mengeluarkan reak dan kotoran Dalam 48 jam : nikotin tidak dapat lagi dideteksi dalam tubuh kemampuan pengecapan dan penciuman lebih baik Dalam 72 jam : bernapas terasa lega karena bronchus lebih elastis energy lebih meningkat Dalam 2-12 minggu : sirkulasi darah di berbagai bagian tubuh membaik Dalam 3-9 bulan : gangguan pernapasan seperti batuk, sesak, membaik secara keseluruhan fungsi paru meningkat 5-10 %
Dalam jangka panjang, berhenti merokok memberikan manfaat sebagai berikut :
Dalam 1 tahun : resiko serangan jantung berkurang separuhnya. Dalam 5 tahun : resiko kematian karena kanker paru dan kanker mulut turun 50% Dalam 10 tahun : resiko kematian karena kanker paru dan stroke menurun sama dengan resiko bukan perokok. Dalam 15 tahun : resiko serangan jantung menurun sama dengan resiko bukan perokok.
C. Maksud Dan Tujuan Didirikan Klinik Berhenti Meroko Di Fakultas Kesehatan
Masayarakat.
Klinik berhenti merokok di Fakultas Kesehatan Masyarakat didirikan dengan maksud
sebagai tempat untuk membantu seorang yang ingin berhenti merokok. Keberadaan klinik berhenti merokok tidak lepas dari diberlakukannya kawasan tampa rokok di berbagai tempat dan semakin sadarnya masyarakat akan bahaya dan efek buruk dari aktivitas merokok, baik itu perokok aktif maupun perokok pasif. Karena peranya tidak lepas dari kawasan bebas rokok yang mulai diberlakukan di berbagai area public maupun perkantoran, termasuk kampus Perguruan Tinggi maka klinik Berhenti merokok mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Membantu Klien Perokok Untuk Berhenti Merokok
Klinik Berhenti Merokok (KBM) berfunsi untuk memberikan bantuan terhadap seseorang yang ingin berhenti merokok. Bantuan tersebut berupa konseling dan bahkan pendapingan seseorang hingga benar-benar berhenti merokok. Tidak berarti seorang yang datang ke Klinik Berhenti Merokok (KBM) akan di paksa untuk berhenti merokok, karena prinsipnya adalah sukarela. KBM hanya akan membantu seorang untuk mengambil keputusn berhenti merokok dan membantu sampai benar- benar berhenti merokok. Kadang seorang setelah melakukan konseling belum mau untuk berhenti merokok. Hal tersebut bukan merupakan kegagalan karena pengambilan keputusan kadang membutuhkan waktu. Hanya komunikasi tetap di lanjutkan supaya tujuan KBM sebagai lembaga yang ingin membantu seseorang untuk berhenti merokok dapat terus dilanjutkan. 2. Mempromosikan Bahaya Rokok Pada Masyarakat Di Sekitarnya. Funsi ini dilakukan karena KBM juga mempunyai tanggung jawab moral terhadap kampanya bahaya merokok dan untuk melindungi masyarakat dari bahaya rokok. Karena KBM mempunyai sumberdaya tersebut, maka KBM harus juga bersifat aktif dengan sering mempromosikan bahaya rokok di masyarakat. Oleh karena itu lelaflet yang dimiliki oleh KBM tidak hanya di berikan pada saat klien berkunjung tapi juga aktif di berikan pada komunitas disekitar KBM, sebagai upaya sosialisasi bahaya rokok. 3. Mengadvokasi Pihak Yang Terkait Sebagai Upaya Sosialisasi Bahan Rokok Fungsi ini juga terkait pada peran KBM sebagai unit yang memelopori kampanye anti rokok di instansinya. Oleh karena itu sudah sepantasnya, KBM juga melakukan advokasi kepada pihak yang terkait, agar semakin mereduksi bahaya merokok. Termasuk didalamnya mengadvokasi supaya personil didalamnya, mau untuk berhenti merokok melalui proses konseling di KBM. D. STRUKTUR KLINIK BERHENTI MEROKOK Tidak ada struktur yang baku dalam pengolahan KBM, namu demikian sebaliknya terdapat personil dengan struktur yang formal untuk mengolah KBM. Demian adalah struktur pengolahan KBM di Fakultas Kesehatan Masyarakat UNIVERSITAS HALU OLEO. 1. Ketua KBM Ketua KBM berfunsi sebagai penanggung jawab dan coordinator semua kegiatan KBM. 2. Sekretaris KBM Membantu ketua dalam menjalankan funsi administrasi dan pelaporan data. 3. Bendahara Kbm Membantu ketua dalam mengelolah dan pengembangan keungan KBM 4. Kordinator Administrasi & Sosialisasi KBM Berfunsi sebagai penanggung jawab dan coordinator kegiatan administrasi, termasuk penyedian sarana dan prasarana yang di butuhkan KBM. Termasuk juga coordinator untuk kegiatan sosialisasi KBM di institusi maupun siluar institusi. 5. Koordinator Konseling Berfunsi sebagai penanggung jawab dan coordinator kegiatan konseling di KBM 6. Koordinator Advokasi Dan Kemasyarakatan. Berfunsi sebagai penanggung jawab dan kordinator kegiatan advokasi kepada statel holder yang di perlukan dan sosialisasi serta promosi kepada masyarakat. 7. Konselor Konselor adalah personinl inti di KBM yang akan melayani konseling klien dan sudah mendapat pelatihan sesuai standard yang di butuhkan..
E. DESAIN KLINIK BERHENTI MEROKOK
Ada 3 bagian utama dalam KBM yaitu. 1. Ruang Tunggu/ Ruang Sosialisasi Di ruang ini di gunakan sebagai ruang tunggu klien sebelum di lakukan. Ruang ini juga digunakan untuk sosialisasi bahaya rokok. Sebaiknya ruang ini disediakan media promosi seperti leptop yang di lengakapi video player, film tentang bahaya rokok, leaflet, poster, bahkan buku/bahan bacaan yang mendukung. Ruangan tunggu juga dilengkapi dengan kursi yang yaman. Diruang ini juga disediakan meja untuk staf administrasi dan ada buku bacaan mengenai bahaya rokok yang di simpan di atas meja staf administrasi untuk bahan bacaan klien. Ruang tunggu juga dapat difungsikan sebagai ruang sosialisasi. 2. Ruang Konseling