Anda di halaman 1dari 5

Miftahul Jannah

A31115501

BAB IIIETIKA PROFESIONAL

# ETIKA DAN MORALITAS

Etika (ethichs) berasal dari bahasa Yunani ethos , yang berarti karakter. Kata lain
untuk etika ialah moralitas (morality), yang berasal dari bahasa Latin mores, yang berarti
kebiasaan. Moralitas berpusat pada benar dan salah dalam perilaku manusia. Oleh
karena itu, etika berkaitan dengan pertanyaan tentang bagaimana orang akan berperilaku
terhadap sesamanya.

Etika Umum

Etika umum (general ethics) mencoba mendefinisikan apa yang dimaksud dengan
baik bagi seseorang atau masyarakat, dan mencoba menetapkan sifat dari kewajiban atau
tugas yang harus dilakukan oleh seseorang bagi dirinya sendiri dan sesamanya. Namun,
ketidakmampuan untuk menyepakati apa yang disebut baik dan kewajiban telah
membuat para filsuf terpecah menjadi dua kelompok aliran. Kelompok aliran pertama disebut
kelompok aliran etika absolut (ethical absolutist), yang mengatakan bahwa terdapat suatu
standar universal yang tidak berubah selama-lamanya dan berlaku bagi semua oang.
Kelompok aliran lain disebut kelompok aliran ethical relativists atau kelompok aliran etika
relative, yang mengatakan bahwa pertimbangan etika manusia ditentukan oleh perubahan
kebiasaan dan tradisi dalam masyarakat di mana mereka hidup.

Etika Profesional

Etika Profesional (professional ethics) harus lebih dari sekedar prinsip-prinsip moral.
Etika ini meliputi standar perilaku bagi seorang profesional yang dirancang untuk tujuan
praktis dan idealistik. Sedangkan kode etik profesional dapat dirancang sebagian untuk
mendorong perilaku yang ideal, sehingga harus bersifat realistis dan dapat ditegakkan. Agar
dapat memiliki arti, maka keduanya harus pada posisi di atas hukum, namun sedikit di bawah
posisi ideal.
# KODE PERILAKU PROFESIONAL AICPA

Kode Perilaku Profesional AICPA mengatur anggota AICPA dan dikelola oleh Tim
Etika Profesional AICPA. Setiap negara bagian memiliki kode etik sendiri yang serupa
dengan Kode Perilaku Profesional AICPA.

Tim Etika Profesional AICPA

Pengaturan sendiri dan etika professional demikian pentingnya bagi profesi akuntan,
sehingga peraturan AICPA menetapkan perlunya dibentuk Divisi atau Tim etika Profesional.
Tim tersebut melaksanakan tiga fungsi utama untuk menyelesaikan misinya sebagai berikut:

Menetapkan standar
Penegakkan etika
Jasa permintaan bantuan teknis (ethics hotline)

Komposisi Kode Etika AICPA

Kode Perilaku Profesional (Code of Profesional Conduct) AICPA yag telah direvisi
dan diterima oleh sidang keanggotaan tahun1988 terdiri dari dua seksi sebagai berikut :

Prinsip-prinsip (Principles) yang menyatakan ajaran dasar perilaku etika dan


memberikan kerangka kerja bagi Peraturan-peraturan.
Peraturan Perilaku (Rules of Conduct) yang menetapkan standar minimun perilaku
yang dapat diterima dalam pelaksanaan layanan profesional.

Sebagai tambahan atas kedua seksi dari kode tersebut, maka komite Eksekutif Divisi
Etika professional mengeluarkan pengumuman-pengumuman sebagai berikut:

Interpretasi Peraturan Perilaku (interpretations of The Rules of Conduct) yang


menyediakan pedoman tentang lingkup dan penerapan peraturan-peraturan spesifik.
Ketetapan etika (Ethics Rulings) yang menunjukkan penerapan Peraturan Perilaku dan
interpretasi pada kondisi nyata tertentu.

Definisi Kode Etik

Boynton (2003:100) membagi definisi kode etik (code definition) kedalam 9 bagian
guna memahami penerapan prinsip-prinsip Kode dan Peraturan,yaitu : klien (client), dewan
(council), perusahaan (enterprise), kantor akuntan publik (firm), status keanggotaan (holding
out), institut (institute), anggota (member), praktik akuntan publik (practise of public
accounting), dan jasa profesional (professional services).

Prinsip-Prinsip

Prinsip yang terdapat dalam kode etik dibagi oleh Boynton (2003:101) ke dalam enam
prinsip, yaitu :

Tanggung jawab
Kepentingan Publik
Integritas
Objektivitas dan Independensi
Kecermatan atau Keseksamaan
Lingkup dan Sifat Jasa

# KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

Etika profesional dikeluarkan oleh organisasi profesi untuk mengatur perilaku


anggotanya dalam menjalankan praktik profesinya bagi masyarakat. Etika profesinal bagi
praktik akuntan Indonesia disebut dengan istilah kode etik dan dikeluarkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia, sebagai suatu organisasi profesi akuntan.

Kode Etik Akuntan Indonesia dibagi menjadi 9 bagian berikut ini:

- Pembukaan
- Bab I : Kepribadian.
- Bab II : Kecakapan Profesional.
- Bab III : Tanggung Jawab
- Bab IV : Ketentuan Khusus
- Bab V : Pelaksanaan Kode Etik
- Bab VI : Suplemen dan Penyempurnaan
- Bab VII : Penutup
- Bab VIII : Pengesahan
# PENEGAKAN PERATURAN

Seorang CPA hanya dapat dihukum karena melanggar peraturan-peraturan dari kode
Perilaku Profesional. Akan tetapi, dalam hal adanya dugaan pelanggaran atas peraturan,
seorang CPA harus memberikan alasan atas setiap setiap penyimpangan dari Interpretasi
Peraturan Perilaku dan Peraturan etika yang berlaku. Tindakan penegakan dapat dilakukan
sebagai tanggapan atas, (1) danya keluhan terhadap anggota dan bukan anggota, (2) ulasan
dalam surat kabar atau publikasi, seperti SEC Docket dan IRS Bulletin, yang ditulis oleh
personil dalam Divisi Etika Prrofesional, (3) penyampaian adanya indikasi pelanggaran
kepada AICPA oleh pejabat pemerintah Negara bagian bukan federal.

Penegakan peraturan AICPA dilakukan oleh dua kelompok, yaitu oleh AICPA dan
masyarakat CPA Negara bagian. Keduanya memiliki wewenang untuk melakukan investigasi
atas keluhan yang disampaikan, melakukan dengar pendapat serta sanksi pada mereka yang
telah melanggar peraturan. Penegakan peraturan AICPA dilakukan melalui Divisi Etika
Profesi serta badan Pengadilan Bersama (Joint Trial Board). Sanksi maksimun yang dapat
dikenakan oleh AICPA adalah memecat CPA dari keanggotaan AICPA.

Prosedur Penegakan Etika Bersama

Sebagai upaya penegakan peraturan perilaku lebih efektif serta lebih menyeragamkan
tindakan disiplin yang dilakukan, AICPA telah mengembangkan Program Penegakan Etika
Bersama (Joint Ethics Enforcement Program/JEEP). Pada umumnya AICPA memiliki
yurisdiksi untuk menangani kasus: (1) pada lebih dari satu Negara bagian, (2) litigasi, (3)
masalah-masalah yang menarik perhatian dan berskala nasional. Kelompok yurisdiksi dapat
bertindak sendiri atau bersama-sama.

Prosedur Badan Pengadilan Bersama

Hanya terdapat satu badan pengadilan bersama (joint trial board) yang terdiri dari
setidaknya 36 anggota yang dipilih oleh majelis dari anggota majelis saat ini atau mantan
anggota majelis. Badan pengadilan bersama baru melibatkan diri apabila prosedur penegakan
yang sebelumnya menilai bahwa keluhan yang disampaikan tentang anggota ternyata cukup
serius atau anggota yang terlibat ternyata menolak untuk bekerja sama. Badan pengadilan
bersama dapat mengambil tindakan disiplin sebagai berikut:

Menegur CPA
Memberhentikan sementara CPA selama periode waktu yang tidak lebih dari tahun
Memecat CPA

Ketentuan Disiplin Otomatis

Peraturan tambahan atau bylaw AICPA meliputi juga ketentuan disiplin otomatis
(automatic disciplinary) yang memberikan wewenang untuk menghentikan sementara atau
mencabut keanggotaan tanpa perlu melakukan dengar pendapat dalam situasi tertentu.
Penghentian sementara dapat terjadi bila sekretaris AICPA diberitahu bahwa pertimbangan
atau pernyataan bersalah telah dijatuhkan kepada seorang CPA yang :

Menjalani hukuman pidana kurungan untuk masa lebih dari satu tahun
Dengan sengaja lalai mengarsipkan surat pemberitahuan pajak penghasilan, di mana
CPA secara pribadi adalah seorang wajib pajak yang menurut undang-undang wajib
mengarsipkan surat pemberitahuan pajak penghasilan tersebut
Pengarsipan surat pemberitahuan pajak penghasilan yang dipalsukan atau yang
mengandung kecurangan atas nama CPA atau atas nama klien
Dengan sengaja membantu menyusun dan menyajikan surat pemberitahuan pajak
penghasilan atas nama klien yang dipalsukan atau yang mengandung kecurangan.

Anda mungkin juga menyukai