Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Terapi Bermain Mewarnai pada Anak
Usia Preschool di Rumah Sakit Makalah ini berisikan tentang preplaining terapi bermain
yang akan diberikan oleh kelompok kepada anak usia perschool di rumah sakit.

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
bagaimana cara melakukan terapi bermain, salah satunya terapi bermain mewarnai. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Jambak, 29 April 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman


traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress
hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan dengan orang
tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri.
Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak,
memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolaktindakan keperawatan yang diberikan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh hospitalisasi
pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain merupakan suatu tindakan
yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain
merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan
merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain
merupakan media yang baik untuk belajar karene dengan bermain anak-anak akan belajar
berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat
dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.

Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress yang dialami
akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa sakit akan dapat dialihkan (distraksi)
pada permainannya dan terjadi proses relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan

Di ruangan anak di RSUD Pasaman Barat ini lebih dominan anak yang berusia
preschool, pada usia ini seharusnya anak sudah mampu untuk mengembangkan kepercayaan
dirinya, bersosialisasi dengan daerah sekitarnya, mengembangkan kemampuan mengontrol
emosi, motorik halus dan kasar, dan mengembangkan kreativitas. Oleh karena itu kami
memilih permainan mewarnai, karena dengan mewarnai, anak dapat berkreatifitas yang
tinggi, mewarnai ini juga bisa dijadikan anak sebagai media berekspresi, mengeluarkan emosi
atau perasaannya pada gambar yang akan diwarnainya.
B. Tujuan

a. Tujuan Umum

Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan aktifitas


dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif terhadap stress karena
penyakit dan dirawat.

b. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti permainan selama 40 menit anak akan mampu:

Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya


Mengekspresikan perasaannya selam menjalani perawat.
Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan
Beradaptasi dengan lingkungan
Mempererat hubungan antara perawat dan anak
BAB II

ISI

A. Pengertian Bermain

Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social


dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak-anak
akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan
apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak serta suara (Wong, 2000).

Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan
alat yang menghasilkan atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun
mengembangkan imajinasi anak (Anggani Sudono, 2000).

Bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa, dan merupakan aspek terpenting
dalam kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling efektif untuk menurunkan
stress pada anak, dan penting untuk kesejahteraan mental dan emosional anak (Champbell
dan Glaser, 1995).

B. Fungsi Bermain

Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik,


perkembangan intelektual, perkembangan social, perkembangan kreativitas, perkembangan
kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi.

1. Perkembangan Sensoris Motorik

Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik merupakan


komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk
perkembangan fungsi otot. Misalnya, alat permainan yang digunakan untuk bayi yang
mengembangkan kemampuan sensoris-motorik dan alat permainan untuk anak usia
toddler dan prasekolah yang banyak membantu perkembangan aktivitas motorik baik
kasar maupun halus.

2. Perkembangan Intelektual

Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala
sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk, ukuran,
tekstur dan membedakan objek. Pada saat bermain pula anak akan melatih diri untuk
memecahkan masalah. Pada saat anak bermain mobil-mobilan, kemudian bannya
terlepas dan anak dapat memperbaikinya maka ia telah belajar memecahkan
masalahnya melalui eksplorasi alat mainannya dan untuk mencapai kemampuan ini,
anak menggunakan daya pikir dan imajinasinya semaksimal mungkin. Semakin sering
anak melakukan eksplorasi seperti ini akan semakin terlatih kemampuan
intelektualnya.

3. Perkembangan Social

Perkembangan social ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan


lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan menerima.
Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk mengembangkan hubungan
social dan belajar memecahkan masalah dari hubungan tersebut. Pada saat melakukan
aktivitas bermain, anak belajar berinteraksi dengan teman, memahami bahasa lawan
bicara, dan belajar tentang nilai social yang ada pada kelompoknya. Hal ini terjadi
terutama pada anak usia sekolah dan remaja. Meskipun demikian, anak usia toddler
dan prasekolah adalah tahapan awal bagi anak untuk meluaskan aktivitas sosialnya
dilingkungan keluarga.

4. Perkembangan Kreativitas

Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan mewujudkannya


kedalam bentuk objek dan/atau kegiatan yang dilakukannya. Melalui kegiatan
bermain, anak akan belajar dan mencoba untuk merealisasikan ide-idenya. Misalnya,
dengan membongkar dan memasang satu alat permainan akan merangsang
kreativitasnya untuk semakin berkembang.

5. Perkembangan Kesadaran Diri

Melalui bermain, anak mengembangkan kemampuannya dalam mengatur


mengatur tingkah laku. Anak juga akan belajar mengenal kemampuannya dan
membandingkannya dengan orang lain dan menguji kemampuannya dengan mencoba
peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.
Misalnya, jika anak mengambil mainan temannya sehingga temannya menangis, anak
akan belajar mengembangkan diri bahwa perilakunya menyakiti teman. Dalam hal ini
penting peran orang tua untuk menanamkan nilai moral dan etika, terutama dalam
kaitannya dengan kemampuan untuk memahami dampak positif dan negatif dari
perilakunya terhadap orang lain

6. Perkembangan Moral

Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari
orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan mendapatkan
kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterima di
lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan kelompok yang ada
dalam lingkungannya. Melalui kegiatan bermain anak juga akan belajar nilai moral
dan etika, belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta belajar
bertanggung-jawab atas segala tindakan yang telah dilakukannya. Misalnya, merebut
mainan teman merupakan perbuatan yang tidak baik dan membereskan alat permainan
sesudah bermain adalah membelajarkan anak untuk bertanggung-jawab terhadap
tindakan serta barang yang dimilikinya. Sesuai dengan kemampuan kognitifnya, bagi
anak usia toddler dan prasekolah, permainan adalah media yang efektif untuk
mengembangkan nilai moral dibandingkan dengan memberikan nasihat. Oleh karena
itu, penting peran orang tua untuk mengawasi anak saat anak melakukan aktivitas
bermain dan mengajarkan nilai moral, seperti baik/buruk atau benar/salah.

7. Bermain Sebagai Terapi

Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan
yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri.
Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena
menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan
melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya
karena dengan melakukan permainan anak akan depat mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.
Dengan demikian, permainan adalah media komunikasi antar anak dengan orang lain,
termasuk dengan perawat atau petugas kesehatan dirumah sakit. Perawat dapat
mengkaji perasaan dan pikiran anak melalui ekspresi nonverbal yang ditunjukkan
selama melakukan permainan atau melalui interaksi yang ditunjukkan anak dengan
orang tua dan teman kelompok bermainnya.
C. Hal-hal yang Harus Diperhatikan

Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.


Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.Jangan
memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

D. Bentuk-bentuk Permainan

a. Usia 0 12 bulan

Tujuannya adalah :

Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap,


menggenggam.
Melatih kerjasama mata dan tangan.
Melatih kerjasama mata dan telinga.
Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
Melatih mengenal sumber asal suara.
Melatih kepekaan perabaan.
Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.

Alat permainan yang dianjurkan :

Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.


Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
Alat permainan berupa selimut dan boneka.
b. Usia 13 24 bulan

Tujuannya adalah :

Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.


Memperkenalkan sumber suara.
Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
Melatih imajinasinya.
Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan
yang menarik

Alat permainan yang dianjurkan:

Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.


Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang tidak
mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar,
kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil
berwarna.

c. Usia 25 36 bulan

Tujuannya adalah ;

Menyalurkan emosi atau perasaan anak.


Mengembangkan keterampilan berbahasa.
Melatih motorik halus dan kasar.
Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan
membedakan warna).
Melatih kerjasama mata dan tangan.
Melatih daya imajinansi.
Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.

Alat permainan yang dianjurkan :

Alat-alat untuk menggambar.


Lilin yang dapat dibentuk
Pasel (puzzel) sederhana.
Manik-manik ukuran besar.
Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
Bola.

d. Usia 32 72 bulan

Tujuannya adalah :

Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.


Mengembangkan kemampuan berbahasa.
Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura
(sandiwara).
Membedakan benda dengan permukaan.
Menumbuhkan sportivitas.
Mengembangkan kepercayaan diri.
Mengembangkan kreativitas.
Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.
Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar
rumahnya.
Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal :
pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.

Alat permainan yang dianjurkan :

Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat
gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
BAB III

OUTLINE PREPLAINING

A. Pelaksanaan Kegiatan

a. Topik : Terapi Bermain ( Mewarnai Gambar )


b. Sasaran : Kelompok usia Preschool ( >3 tahun sampai 6 tahun)
c. Tanggal :
d. Waktu : Pukul 10.00 s/d 10.40
e. Tempat : Ruang rawat inap anak RSUD Pasaman Barat
f. Alat dan Permainan yang Digunakan :
Kertas bergambar
Pensil warna / spidol warna
Lem/Perekat
g. Penorganisasian :
Penanggung jawab : ketua kelompok, CI, PA
Leader : Indra Sudiana, S.Kep
Co-Leader : Juniarti, S.Kep
Fasilitator :
1. Ismar Laila S.Kep
2. Junirawati S.Kep
3. Hariroh S.Kep
4. Eliza Sovia S.Kep
5. Astika Rahma lusi S.Kep
6. Khoiroh S.Kep
7. Imelda, S.Kep
Observer : Inni Suhira
h. Pembagian Tugas :

1. Peran Leader

Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan


menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk
mengekspresikan perasaannya
Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi
Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan
dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan

2. Peran Co Leader

Mengidentifikasi issue penting dalam proses


Mengidentifikasi strategi yang digunakan Leader
Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok pada sesion atau kelompok yang
akan dating
Memprediksi respon anggota kelompok pada sesion berikutnya

3. Peran Fasilitator

Mempertahankan kehadiran peserta


Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun
dari dalam kelompok

4. Peran Observer

Mengamati keamanan jalannya kegiatan play therapy


Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan
Memperhatikan ketepatan waktu jalannya kegiatan play therapy
Menilai performa dari setiap tim terapis dalam memberikan terapi
B. Setting Tempat

Ket :

: Moderator

: Notulis

: fasilitator

: observer

: peserta Therapy

: pembimbing
C. Susunan Kegiatan

No Waktu Terapy Anak Ket

1 5 menit Pembukaan :

Co-Leader membuka dan Menjawab salam


mengucapkan salam

Memperkenalkan diri terapy


Mendengarkan

Memperkenalkan pembimbing
Mendengarkan

Memperkenalkan anak satu


persatu dan anak saling berkenalan
Mendengarkan dan
dengan temannya
saling berkenalan
Kontrak waktu dengan anak
Mendengarkan
Mempersilahkan Leader
Mendengarkan

2 25 menit Kegiatan bermain :

Leader menjelaskan cara Mendengarkan


permainan

Menanyakan pada anak, anak mau


Menjawab
bermain atau tidak
pertanyaan

Menbagikan permainan
Menerima
permainan

Leader ,co-leader, dan Fasilitator


memotivasi anak Bermain

Fasilitator mengobservasi anak Bermain


Menanyakan perasaan anak Mengungkapkan
perasaan

3 10 menit Penutup :

Leader Menghentikan permainan Selesai bermain

Menanyakan perasaan anak

Mengungkapkan
perasaan
Menyampaikan hasil permainan
Mendengarkan
Memberikan hadiah pada anak
yang cepat menyelesaikan gambarnya
dan bagus Senang

Membagikan souvenir/kenang-
kenangan pada semua anak yang
bermain
Senang
Menanyakan perasaan anak

Co-leader menutup acara

Mengucapkan salam
Mengungkapkan
perasaan

Mendengarkan

Menjawab salam
D. Evaluasi

Evaluasi struktur yang diharapkan

1. Alat-alat yang digunakan lengkap

2. Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana

Evaluasi proses yang diharapkan

1. Terapi dapat berjalan dengan lancar

2. Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik

3. Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi

4. Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya

Evaluasi hasil yang diharapkan

1. Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menghasilkan satu gambar


yang diwarnai, kemudian digantung

2. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik

3. Anak merasa senang

4. Anak tidak takut lagi dengan perawat

5. Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai

6. Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktifitas bermain


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang mencerminkan


kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social anak tersebut, tanpa mempergunakan alat
yang menghasilkan atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun
mengembangkan imajinasi anak, dimana dalam bermain anak akan menemukan kekuatan
serta kelemahannya sendiri, minatnya, serta cara menyelesaikan tugas-tugas dalam bermain.
Bermain bagi anak adalah suatu kebutuhan selayaknya bekerja pada orang dewasa, oleh
sebab itu bermain di rumah sangat diperlukan guna untuk mengatasi adanya dampak
hospitalisasi yang diasakan oleh anak. Dengan bermain, anak tetap dapat melanjutkan
tumbuh kembangnya tanpa terhambat oleh adanya dampak hospitalisasi tersebut.

B. Saran

1. Orang tua

Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak agar
anak dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat dapat menjadi
poin penting dari stimulus yang akan didapat dari permainan tersebut. Faktor
keamanan dari permainan yang dipilih juga harus tetap diperhatikan.

2. Rumah Sakit

Sebagai tempat pelayanan kesehatan, sebaiknya rumah sakit dapat


meminimalkan trauma yang akan anak dapatkan dari hospitalisasi dengan
menyediakan ruangan khusus untuk melakukan tindakan.

3. Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan dapat tetap membantu anak untuk mengurangi dampak


hospitalisasi dengan terapi bermain yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak.
Karena dengan terapi bermain yang tepat, maka anak dapat terus melanjutkan tumbuh
kembang anak walaupun dirumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Supartini, Yupi. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

http://belajarbarengrizalyuk.blogspot.com/2013/10/terapi-bermain-mewarnai.html

http://belajarbarengrizalyuk.blogspot.com/2013/10/terapi-bermain-mewarnai.html

Anda mungkin juga menyukai