Anda di halaman 1dari 7
SENI LUKIS ZAMAN PENDUDUKAN JEPANG DAN AWAL REPUBLIK THE ERA OF THE JAPANESE OCCUPATION AND EARLY REPUBLIC Kusnadi Pendudukan Jepang ‘Avr jaman yang hanya sependek tiga setengeh tahun soja itu ternyata penting. Baik sebagai penempaan semangat bangsa dalam menyongsong Kemerdekaan Jang tidak boteh sampal tertunda-tunda lagi, maupun berperan sebagai pemusatan usaha di bidang kesenian pada umumnya yang bertekad mendorong pertum buhannya sebagai keseluruhanny Pemerintah pendudukan Jepang yang member esempatan bag perkembangan dunia kesenian Indo nesia pada umumnya dalam berbogai bidang seperti Seni rapa, drama, musik dan tari, terkecualiterhadap Seni sastea yang mengenakan sensor, tentunya tmengharapkan imbangan simpatbagistabiltaspoitik pemerintahan pendudukannya. Sebaliknya seniman Trdonesiatak menghirackansemboyan propagandanya “Asia untuk bangsa Asia” dan “janj-janiJepang yang akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indo- ‘esi, Seniman Indonesia hanya ingin mengisiwakta yang tersedia dengan kesempatan berlaih yang tmemajukan dunia seni Indonesia, dengan keyakinan tala kemerdekaan sudah berada di ambang pintu, sebagai hail daya upaya dari bangsa Indonesia sen seal rentetan masa perjuangan sebelumnya. Empat eksponen seni lukis Indonesia yang smenyediakan dri untuk membimbing generssi muda dalam seni rup, tala: S. Sudjjono yang waktu itu diserahi-memimpin Bagian Kebudayaan dari SPOETERA” singkatan dari Poesat Tenaga Rakyat: yang dipimpin oleh Soekarno, Hatta, Ki Hadjar Dewantara dan Kyai Haji Mansju, yang bersama-sima smerupakan pemuka bangsa Indonesia yang waktu itu dikenal sebagai Empat Serangka Dalam mengasuh bidang sent rupa S. Sudjojono dlibantu Affandi. Cara yang khas dari pribadi Affi dalam membantu tala dengan aktif melukis tanpa bicara. Sebuah pamerancungyal Affandi dipersiapa Pameran yang Kemudian terbukti berkemampuan tmembuka mata masyarakat serta meyakinkannya, taba sen ukiskaru indonesia yangkuatsebagaimana dicita-citakan PERSAGI duu, sudah hadir sebagai ciptaan-ciptaan Affan. 8 Indonesian Art During the Japanese Occupation Thelapanese occupation period, although ony tee and aif ears in duration, eared out tobe of sinficance not only in terms of fanning the spirit of the nation in ts movement toward he independence (from Duch colonial the) which could mo longer be tof, but also thegrouth and expansion of ll asic acts The Japanese occupation government which provided “opportunities fr the development ofthe at, including che fineants, drama, musicand dance, but akingan exception with iterate, which was censored, expected sympathy for ‘and politcal stability in its occupation administration. On the other hand, Indonesian artists ignored the Japanese propaganda in support of “Asia for Asians” and the Japa- nese promises to “give independence tothe people of Indo nesia". The Indonesian artists only wanted to fill he available to them with practice oder to moue the world art in Indonesia forward, with their own confidence that independence wason the threshold and would come through the efforts ofthe Indonesian people themselves as a result of the continuation of previous efforts For exponents ofthe artof painting in Indonesia which ‘made themselves available ro guide che young artists inthe field were S, Sudjojono, who at that time was delegate ‘uatoritytodinectthe CulewalSectionof POETERA, which twas the acronym for Poesat Tenaga Rakyat (People’s OvArena Pe Prakarsa POETERA antara tahun 1942 adalah menyelenggarakan pameran cunggal m sgabungan dari pelukis Njoman Ngendon Kantor "Keimin Bunks SI SEN! LUKIS ZAMAN PENDUDUKAN JEPANG/THE ERA OF THE JAPANESE OCCUPATION ‘pandang terhaik dan; 4). menyelenggarakan kursus menggambar secara teknisakacemis yang diasuh Basoeki Abdullah Dalam pameran bersama yang diseenggarakn oleh Keimin Bunka Shidoso muncul nama-nama seperti OuoDjaja, Henk Neantung, Dull, Hendra Gunawan, Nama-nama setelah Badan POETERA tethitung ddengankegiatanseniupanyacihentikanpemerintahan pendudukan Jepang pada tahun 1944, maka S. Sudjojono dirninta kesediaannya menjadi pengasuh senirupapadaKeimin Bunk Shidoso,yangditerimanya, dengan perjanjian mendapat kebebasan cara melatih sepenuhnya Peluki-pelukis Jepang yang berada di. Indonesia adalah Yoshioka, seorang impresionis; Yamamoto, seorang ekspresonis; Sasco Ono, seorang karikaturis

Anda mungkin juga menyukai