Metode Titrimetric
Metode Titrimetric
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik, soda api, atau sodium hidroksida, adalah
sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan
dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia
digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses
produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa
yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran
ataupun larutan jenuh 50% yang biasa disebut larutan Sorensen. Ia bersifat lembap cair dan secara
spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan
panas ketika dilarutkan, karena pada proses pelarutannya dalam air bereaksi secara eksotermis. Ia juga
larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada
kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida
akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.. N. N. Greenwood, A. Earnshaw, Chemistry of the
Elements, 2nd ed., Butterworth-Heinemann, Oxford, UK, 1997
Natrium hidroksida (NaOH) merupakan basa kuat yang menerima proton dari Na+. Natrium hidroksida
mengandung unsur dari golongan alkali, yakni Natrium (Na+). Ciri ciri yang dimiliki golongan alkali
seperti reduktor kuat dan mampu mereduksi asam, mudah larut dalam air, merupakan penghantar arus
listrik yang baik dan panas, urutan kereaktifannya meningkat seiring dengan bertambahnya berat
atom.pada umumnya NaOH digunaka sebagai pelarut, penggunaan NaOH sebagai pelarut disebkan
kegunaan dan efektifitasnya seperti untuk menetralka asam. NaOH terbentuk dari elektrolisis larutan
NaCl dan merupakan basa kuat (Ansori dalam Fauzan, 2001). Larutan asam merupakan pereaktif NaOH
dalam bereaksi, ekses yang melebihi keperluan netralisasi akan bereaksi dengan material fospatida.
Natrium hidroksida (NaOH) merupakan basa kuat yang menerima proton dari Na+. Basa ini mengandung
unsur dari golongan alkali, yakni Natrium (Na+). Ciri lain dari golongan alkali adalah reduktor kuat dan
mampu mereduksi asam, mudah larut dalam air, merupakan penghantar arus listrik yang baik dan
panas, urutan kereaktifannya meningkat seiring dengan bertambahnya berta atom (Linggih 1988).
1) Sifat Kimia
Sangat basa dan mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida
mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter
2) Sifat Fisik
a. Definisi
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia
adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung.
Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus
ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang
sangat korosif.
dapat berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida,
Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl. Asam klorida oleh karenanya
dapat digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium klorida. Asam
mengindikasikan tingkat disosiasi zat tersebut dalam air. Untuk asam kuat seperti
HCl, nilai Ka cukup besar. Beberapa usaha perhitungan teoritis telah dilakukan
13
untuk menghitung nilai Ka HCl. Ketika garam klorida seperti NaCl ditambahkan
ke larutan HCl, ia tidak akan mengubah pH larutan secara signifikan. Hal ini
mengindikasikan bahwa Cl adalah konjugat basa yang sangat lemah dan HCl
secara penuh berdisosiasi dalam larutan tersebut. Untuk larutan asam klorida yang
kuat, asumsi bahwa molaritas H+ sama dengan molaritas HCl cukuplah baik,
Dari tujuh asam mineral kuat dalam kimia, asam klorida merupakan asam
monoprotik yang paling sulit menjalani reaksi redoks. Ia juga merupakan asam
kuat yang paling tidak berbahaya untuk ditangani dibandingkan dengan asam kuat
lainnya. Walaupun asam, ia mengandung ion klorida yang tidak reaktif dan tidak
beracun. Asam klorida dalam konsentrasi menengah cukup stabil untuk disimpan
jumlah basa. Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil yang lebih baik oleh
karena titik akhir yang jelas. Asam klorida azeotropik (kira-kira 20,2%) dapat
sampel-sampel analisis. Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis logam dan
menghasilkan logam klorida dan gas hidrogen. Ia juga bereaksi dengan senyawa
dasar semacam kalsium karbonat dan tembaga (II) oksida, menghasilkan klorida
Ciri-ciri fisika asam klorida, seperti titik didih, titik leleh, massa jenis, dan
pH tergantung pada konsentrasi atau molaritas HCl dalam larutan asam tersebut.
Sifat-sifat ini berkisar dari larutan dengan konsentrasi HCl mendekati 0% sampai