Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

teknologi bahan konstruksi. Beton merupakan campuran antara semen portland atau

semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa

bahan tambahan yang membentuk massa padat (SNI 03-2847-2002, pasal 3.12, Tata

Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung). Beton memiliki

keunggulan pada kuat tekan yang baik sehingga beton digunakan sebagai pembentuk

struktur utama konstruksi dan peningkatan kualitas beton akan terus-menerus

dilakukan dalam berbagai penelitian.

Selain kekuatan, berat jenis beton juga mempengaruhi suatu konstruksi. Untuk

mengurangi berat total dari suatu konstruksi dan beban yang disalurkan ke pondasi

dapat menggunakan material ringan sebagai bahan campuran beton yang digunakan

dalam struktur. Berat jenis beton normal antara 2200-2500 kg/m3 yang dibuat

menggunakan agregat alam pecah atau tidak pecah, sedangkan berat jenis beton

ringan di bawah 1900 kg/m3 (SNI 03-2847-2002, pasal 3.14 dan 3.18, Tata Cara

Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung). Berat jenis beton yang besar

mempengaruhi ukuran atau dimensi dari struktur beton sehingga hal ini

mengakibatkan biaya konstruksi yang mahal juga. Oleh karena itu, perlu dilakukan

penelitian jenis material ringan yang sesuai untuk beton.

Salah satu material alternatif untuk mengurangi berat beton dengan

menggunakan expanded polystyrene atau biasa disebut styrofoam. Butiran expandend

1
2

polystyrene (EPS) memiliki berat jenis 16-27 kg/m3 dimana saat dicampur dengan

beton akan menghasilkan berat jenis beton antara 1700-2000 kg/m3 (Zaher Kuhail,

2001, Polystyrene Lightweight Concrete (Polyconcrete)). Penggunaan EPS pada

campuran beton akan menurunkan kekuatan beton karena permukaan EPS yang licin

menyebabkan pasta semen sulit mengikat butiran EPS dengan agregat sehingga

menimbulkan rongga udara dalam beton. Rongga tersebut harus diisi dengan filler

atau bahan pengisi berupa material halus seperti abu terbang (fly ash). Fly ash

merupakan abu sisa pembakaran batubara pada pembangkit tenaga listrik yang

memiliki butir yang sangat halus. Penambahan fly ash pada campuran beton bersifat

pozzolan, sehingga dapat menjadi filler yang baik untuk beton.

Pemakaian EPS dapat menurunkan berat jenis beton dan fly ash

mempengaruhi kekuatan beton sehingga perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui bagaimana hasil campuran beton yang dihasilkan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berat jenis beton yang lebih rendah akan membuat beban struktur menjadi

lebih ringan. Penggunaan EPS akan mengurangi berat jenis beton, oleh sebab itu

perlu diketahui seberapa besar penurunan berat jenis beton bila menggunakan EPS

sebagai substitusi parsial pasir.

Permukaan EPS yang licin menyebabkan pasta semen sulit mengikat butiran

EPS dengan agregrat sehingga menimbulkan rongga yang menyebabkan kuat tekan

beton menjadi berkurang. Besarnya penurunan kuat tekan yang terjadi antara beton

normal dengan beton EPS akan dianalisa dan dihitung dalam penelitian ini. Selain itu

digunakan pula fly ash untuk mengisi rongga dalam campuran beton. Pengaruh fly
3

ash pada kuat tekan beton akan dianalisa apakah dapat meningkatkan kuat tekan

beton atau sebaliknya menurunkan kuat tekan beton.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh fly ash pada kuat tekan

campuran beton menggunakan expanded polystyrene (EPS) sebagai substitusi parsial

pasir.

Manfaat penelitian ini adalah hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan

bermanfaat untuk pengembangan beton menggunakan expanded polystyrene (EPS)

dan fly ash.

1.4 Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi perluasan penelitian, maka terdapat pembatasan lingkup

penelitian sebagai berikut :

a. Kuat tekan beton rencana (fc) pada umur 28 hari sebesar 25 MPa.

b. Perencanaan campuran beton menggunakan SNI 03-2834-2000, Tata Cara

Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal.

c. Pengujian dilakukan pada umur 28 hari.

d. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder dengan diameter 150 mm dan

tinggi 300 mm dengan kuat tekan beton yang dinyatakan dalam satuan MPa

(SNI 03-2847-2002, pasal 3.33, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk

Bangunan Gedung). Jumlah benda uji sebanyak 72 buah.

e. Bahan campuran beton yang digunakan:

Semen portland tipe I merek Tiga Roda.


4

Agregat kasar berupa batu pecah dengan ukuran maksimum 40 mm yang

lolos saringan 76 mm (3) dan tertahan pada saringan 4,76 mm (no. 4).

Agregat halus berupa pasir alam ysng lolos saringan 4,76 mm (no. 4).

Air berupa air bersih dari Laboratorium Beton Jurusan Teknik Sipil Binus

University.

Expanded polystyrene (EPS) diameter 1-2 mm dan berat jenis 16-27 kg/m3.

Fly ash tipe F.

f. Pengujian kadar air agregat kasar dan halus dilakukan saat hari pembuatan

benda uji untuk tiap variabel.

g. Persentase EPS yang digunakan sebagai substitusi parsial pasir sebesar 0%,

10%, 20%, 30% dari berat agregat halus.

h. Persentase fly ash yang digunakan sebagai filler sebesar 0%, 7,5%, 10%,

12,5%, 15%, 17,5% dari berat semen.

i. Parameter yang ditinjau adalah kuat tekan dan berat jenis beton.

1.5 Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan laporan penelitian ini disajikan dalam beberapa bab,

yaitu:

a. BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika

penulisan laporan penelitian.


5

b. BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Bab ini berisi gambaran umum obyek penelitian dan landasan teori tentang

definisi beton, EPS, fly ash, jurnal dan penelitian sebelumnya serta

perancangan campuran beton yang digunakan dalam penelitian ini.

c. BAB 3 METODOLOGI

Bab ini menjelaskan tentang bagan alir penelitian, material yang digunakan,

teknik pengambilan sampel, pembuatan benda uji, teknik pengumpulan data,

pengujian beton, dan teknik pengolahan data.

d. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi pengujian material, perancangan campuran beton, hasil

pengujian benda uji, analisis hasil pengujian benda uji berupa deviasi standar,

kuat tekan, dan berat jenis beton.

e. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran dari penulis

untuk perkembangan penelitian ini selanjutnya.

f. DAFTAR PUSTAKA

Berisi tentang daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan rujukan dan

sumber referensi yang digunakan dalam penelitian ini.

g. LAMPIRAN

Berisi hasil uji material, hasil uji kuat tekan, dan data-data terkait penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai