PENDAHULUAN
teknologi bahan konstruksi. Beton merupakan campuran antara semen portland atau
semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa
bahan tambahan yang membentuk massa padat (SNI 03-2847-2002, pasal 3.12, Tata
keunggulan pada kuat tekan yang baik sehingga beton digunakan sebagai pembentuk
Selain kekuatan, berat jenis beton juga mempengaruhi suatu konstruksi. Untuk
mengurangi berat total dari suatu konstruksi dan beban yang disalurkan ke pondasi
dapat menggunakan material ringan sebagai bahan campuran beton yang digunakan
dalam struktur. Berat jenis beton normal antara 2200-2500 kg/m3 yang dibuat
menggunakan agregat alam pecah atau tidak pecah, sedangkan berat jenis beton
ringan di bawah 1900 kg/m3 (SNI 03-2847-2002, pasal 3.14 dan 3.18, Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung). Berat jenis beton yang besar
mempengaruhi ukuran atau dimensi dari struktur beton sehingga hal ini
mengakibatkan biaya konstruksi yang mahal juga. Oleh karena itu, perlu dilakukan
1
2
polystyrene (EPS) memiliki berat jenis 16-27 kg/m3 dimana saat dicampur dengan
beton akan menghasilkan berat jenis beton antara 1700-2000 kg/m3 (Zaher Kuhail,
campuran beton akan menurunkan kekuatan beton karena permukaan EPS yang licin
menyebabkan pasta semen sulit mengikat butiran EPS dengan agregat sehingga
menimbulkan rongga udara dalam beton. Rongga tersebut harus diisi dengan filler
atau bahan pengisi berupa material halus seperti abu terbang (fly ash). Fly ash
merupakan abu sisa pembakaran batubara pada pembangkit tenaga listrik yang
memiliki butir yang sangat halus. Penambahan fly ash pada campuran beton bersifat
Pemakaian EPS dapat menurunkan berat jenis beton dan fly ash
Berat jenis beton yang lebih rendah akan membuat beban struktur menjadi
lebih ringan. Penggunaan EPS akan mengurangi berat jenis beton, oleh sebab itu
perlu diketahui seberapa besar penurunan berat jenis beton bila menggunakan EPS
Permukaan EPS yang licin menyebabkan pasta semen sulit mengikat butiran
EPS dengan agregrat sehingga menimbulkan rongga yang menyebabkan kuat tekan
beton menjadi berkurang. Besarnya penurunan kuat tekan yang terjadi antara beton
normal dengan beton EPS akan dianalisa dan dihitung dalam penelitian ini. Selain itu
digunakan pula fly ash untuk mengisi rongga dalam campuran beton. Pengaruh fly
3
ash pada kuat tekan beton akan dianalisa apakah dapat meningkatkan kuat tekan
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh fly ash pada kuat tekan
pasir.
Manfaat penelitian ini adalah hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan
a. Kuat tekan beton rencana (fc) pada umur 28 hari sebesar 25 MPa.
d. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder dengan diameter 150 mm dan
tinggi 300 mm dengan kuat tekan beton yang dinyatakan dalam satuan MPa
(SNI 03-2847-2002, pasal 3.33, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
lolos saringan 76 mm (3) dan tertahan pada saringan 4,76 mm (no. 4).
Agregat halus berupa pasir alam ysng lolos saringan 4,76 mm (no. 4).
Air berupa air bersih dari Laboratorium Beton Jurusan Teknik Sipil Binus
University.
Expanded polystyrene (EPS) diameter 1-2 mm dan berat jenis 16-27 kg/m3.
f. Pengujian kadar air agregat kasar dan halus dilakukan saat hari pembuatan
g. Persentase EPS yang digunakan sebagai substitusi parsial pasir sebesar 0%,
h. Persentase fly ash yang digunakan sebagai filler sebesar 0%, 7,5%, 10%,
i. Parameter yang ditinjau adalah kuat tekan dan berat jenis beton.
yaitu:
a. BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi gambaran umum obyek penelitian dan landasan teori tentang
definisi beton, EPS, fly ash, jurnal dan penelitian sebelumnya serta
c. BAB 3 METODOLOGI
Bab ini menjelaskan tentang bagan alir penelitian, material yang digunakan,
pengujian benda uji, analisis hasil pengujian benda uji berupa deviasi standar,
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran dari penulis
f. DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan rujukan dan
g. LAMPIRAN
Berisi hasil uji material, hasil uji kuat tekan, dan data-data terkait penelitian ini.