Anda di halaman 1dari 2

MENGAPA ISRAEL TAKUT DENGAN PENGHAFAL AL-QURAN?

Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Quran maka baginya satu pahala dan satu pahala
diganjar sepuluh kali lipat. (HR. Tirmidzi)

SEPERTI yang telah kita ketahui bersama bahwa perang antara Israel-Palestina (HAMAS)
tidak akan ada hentinya entah sampai kapan. Israel terus menerus melakukan pembantaian-
pembantaian terhadap warga Palestina, entah dengan cara sadis ataupun menggunakan siasat
licik yang lemah lembut.

Perlu diketahui bahwa dari sekian ribu jiwa korban keganasan perang Israel, 75% diantara
mereka adalah anak-anak dan wanita. Berbagai alasan disampaikan oleh Israel mengenai
korban tersebut, inilah, itulah bahkan sebagian besar alasannya sangat tidak masuk akal sama
sekali dan terkesan mengada-ada. Lebih parahnya lagi Negara-negara dunia seakan tidak
mampu menghentikan ini semua, termasuk negara-negara arab sendiri.

Banyak dari kita yang mempertanyakan kenapa Israel tega menghabisi nyawa anak-anak
Palestina? Ada yang bilang memang tabiat Israel yang kejam dan biadab, ada juga yang
bilang Israel takut akan pertumbuhan anak-anak Palestina. Karena anak-anak yang terlahir
adalah generasi masa datang yang gemilang. Mungkin pendapat yang kedua ada benarnya
dan masuk akal juga.

Berikut ini akan dijelaskan mengapa Israel menjadikan anak-anak Palestina sebagai target
operasi mereka selain kelompok HAMAS tentunya.

Pada penyerangan Israel terhadap Palestina pada Desember 2008 yang bertepatan dengan
bulan suci Ramadhan tahun 1429 H, pimpinan HAMAS Ismail Haniyah melantik sekitar
3500 anak-anak Palestina yang telah hafal Al-Quran. Dan ternyata anak-anak yang sudah
hafal 30 juz Al-Quran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi.

Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Al-Quran, bayangkan 20 tahun lagi
mereka akan jadi seperti apa? Demikian pemikiran yang berkembang di dalam pikiran
orang-orang Yahudi.

Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Al-Quran. Kondisi Gaza yang
diblokade dari segala arah oleh Israel, menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan
Al-Quran. Tidak ada main Play Station atau game bagi mereka.

Namun kondisi tersebut memacu mereka untuk menjadi para penghafal Al-Quran yang masih
begitu belia. Dan pada saat itu, karena ketakutan Zionis Yahudi, sekitar 500 bocah penghafal
Quran itu telah syahid.

Itulah sebagian alasan mengapa HAMAS memberlakukan syarat-syarat yang amat berat
untuk menjadi anggota mereka, diantaranya Hafidz Al-Quran dan tidak pernah
meninggalkan shalat fardhu terutama shalat subuh.

Teringat sejarah emas tentang kejayaan Islam di masa kekhalifahan dahulu. Dan rahasia besar
yang perlu dicatat dalam masa itu adalah umat Islam tidak pernah jauh dengan Al-Quran,
tidak pernah melepaskan hadits Rasulullah saw menjadi pedoman. Seperti dalam sebuah
hadits Rasulullah Saw. pernah bersabda.
Telah kutinggalkan untuk kalian dua hal. Jika kalian berpegang teguh dengan keduanya,
maka kalian tidak akan pernah sesat, yaitu Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya (HR. Malik).

Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini cuma
masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Apa yang telah dilakukan
pemerintah Indonesia untuk membina generasi penerus bangsa?

Belajarlah dari Palestina, walaupun mereka dikurung oleh penjajahan Zionis, nyawa mereka
terancam setiap saat, setiap menit bahkan setiap detik, tapi itu semua tidak menyurutkan niat
mereka untuk dekat dengan Sang Khalik dan mendalami lebih dalam dan lebih jauh tentang
Agama Islam.

Israel memang unggul dalam segi jumlah pasukan dan perlengkapan tempur yang
berteknologi paling tinggi. Tapi rakyat Palestina memiliki semangat juang yang tinggi,
mereka berani mati demi kebebasan mereka, anak cucu mereka. Mendapat syahid dengan
janji bertemu Rabb dengan leluasa tanpa tabir apapun. [hf/islampos/kazuki011.wp]

Anda mungkin juga menyukai