Dampak Kebakaran Hutan1
Dampak Kebakaran Hutan1
Kami selaku penulis mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa, karena telah diberikan kesehatan sampai sekarang ini sehingga dapat
membuat makalah yang sederhana ini.
Kerusakan hutan merupakan sesuatu yang sangat berdampak buruk bagi
kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya sehingga kita semua perlu
menjaganya dengan sebaik-baiknya agar hutan kita tetap terjaga kondisinya,
adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk lebih memahami lagi
bagaimana cara menjaga hutan agar tetap baik dari ancaman apapun.
Kami juga mengucapkan terima kasih juga kepada pihak-pihak yang telah
bersangkutan dan juga dukungan yang telah diberikan kepada kami semua dan
kami siap menerima kritik dan saran apabila terjadi kesalahan dalam penulisan
ini dan dalam penulisan ini kami berharap anda semua mencintai hutan yang
telah diberikan kepada sang pencipta dan menjaganya dengan baik
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................1
Daftar Isi.............................................................................................2
Pendahuluan........................................................................................3
I. Sumber Terjadi Kebakaran Hutan...................................................4
II. Jenis Polutan yang Diakibatkan Kebakaran Hutan.....................5-6
III. Proses Terjadinya Kebakaran Hutan..........................................7-8
IV. Dampak dari Kebakaran Hutan................................................9-11
V. Upaya atau Solusi dari Kebakaran Hutan.................................12-13
Penutup...............................................................................................14
Daftar Pustaka.....................................................................................15
2
PENDAHULUAN
3
I. SUMBER
1. Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.
Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok secara
sembarangan dan lupa mematikan api di perkemahan.
2. Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan
gunung berapi.
3. Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat
menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau
Hutan-hutan tropis basah yang belum terganggu umumnya benar-benar tahan terhadap
kebakaran dan hanya akan terbakar setelah periode kemarau yang berkepanjangan.
Sebaliknya, hutan-hutan yang telah dibalak, mengalami degradasi, dan ditumbuhi semak
belukar, jauh lebih rentan terhadap kebakaran
4
II. JENIS POLUTAN
Ada beberapa bahan polutan dari pembakaran yang dapat mencemari udara,
diantaranya adalah bahan polutan primer, seperti: hidrokarbon dan karbon oksida,
karbon dioksida, senyawa sulphur oksida, senyawa nitrogen oksida dan nitrogen
dioksida. Adapun polutan berbentuk partikel adalah asap berupa partikel karbon yang
sangat halus bercampur dengan debu hasil dari proses pemecahan suatu bahan.
1. Hidrokarbon
Hidrokarbon tidak dipertimbangkan kriteria polutan udara meskipun jejak hidrokarbon
dapat berdampak terhadap kualitas udara (mengurangi pandangan) dan kesehatan
manusia. Hidrokarbon yang berhubungan dengan kualitas udara dan kesehatan
manusia adalah aldehid dan Polynuclear Aromatic Hydrocarbon (PAH). Aldehid yang
terdapat di dalam asap akan menyebabkan iritasi mata, hidung, dan perut. Aldehid
juga dapat mempengaruhi penampilan pemadam kebakaran melalui depresi laju
pernapasan. Produksi aldehid dalam kebakaran berkisar antara 0,6 persen hingga 2,5
persen dari berat bahan bakar.
Methane adalah gas rumah kaca ketiga terbesar berlimpah yang didistribusikan
terhadap pemanasan global. Kira-kira 10 persen methane dilepaskan ke dalam
atmosfer setiap tahun datang dari pembakaran biomassa (Andreae, 1991). Semua
hidrokarbon lain yang dilepaskan kedalam atmosfer pada laju kira-kira 70 persen dari
emisi methane.
2. Nitrogen Oksida
Nitrogen oksida diklasifikasikan sebagai polutan udara, dan sebagai tambahan adalah
berfungsi sebagai perintis jalan pada pembentukan ozon, polutan udara yang
lain.Senyawa nitrogen lain yang dilepaskan dari kebakaran termasuk ammonia, nitrit
berat molekul rendah, hidrogen sianida, acetronitrile, asam nitrik, asam amino, dan
senyawa N heterosiklik.
5
3. Sulfur Oksida
4. Karbondioksida
Emisi terbesar yang dilepaskan ke atmosfer sebagai hasil dari pembakaran adalah
CO2.Bersamadengan uapair, CO2 mencapai 90 persen dari emisi atmosfer dari
kebakaran, dan sebagian besar (80-90 persen) adalahemisi C.Karbon dioksida
merupakan 99 persen dari emisi C dalam kebakaran yang efisien, yaitu pembakaran
yang menghabiskan sebagian besar bahan bakar
5. Karbonmonoksida
6. Nitrogendioksida
NO dan NO2 berbahaya bagi manusia. Penelitian menunjukkan bahwa NO2 empat kali
lebih beracun daripada NO. Selama ini belum pernah dilaporkan terjadinya keracunan
NO yang mengakibatkan kematian. Diudara ambien yang normal, NO dapat
mengalami oksidasi menjadi NO2 yang bersifat racun. NO2 bersifat racun terutama
terhadap paru.
6
III. Proses Terjadinya Kebakaran Hutan
Untuk api dapat menyala dibutuhkan tiga hal utama, yaitu bahan bakar, panas dan
oksigen atau udara. Ketiga komponen tersebut sering disebut dengan fire triangle
(Davis, 1959).
Bahan bakar di hutan dapat berupa humus, jatuhan daun di lantai hutan, akar, batang,
cabang, ranting pohon dan sebagainya yang semuanya merupakan hasil fotosintesa
daripada tanaman dalam jangka waktu yang panjang. Sedangkan panas
biasanya datang dari kondisi iklim yang berubah ekstrim, dimana penyinaran
matahari yang lama dengan jumlah hari hujan yang sangat minim pada setiap bulan
dan tahun. Makin terbukanya hutan akibat jalan-jalan logging akan menyebabkan
semakin mantapnya aliran udara di dalam hutan, sehingga dengan sendirinya
menciptakan kondisi yang mudah terbakar.
Secara sederhana proses pembakaran hutan dapat digambarkan sebagai kebalikan
daripada proses fotosintesa tanaman sebagai berikut:
Pembakaran:
Sellulosa + Oksigen + Energi CO2 + Air + Energi
Fotosintesa:
CO2 + Air + Energi Sellulosa + Oksigen
Secara teoritis proses pembakaran dapat dijelaskan melalui beberapa tahapan, yaitu
Konveksi (aliran), radiasi (pancaran) dan Konduksi (hantaran).
Konveksi adalah proses rambatan kalor (panas) dalam suatu zat yang disertai dengan
perpindahan massa. Bagian udara di lantai hutan akan naik suhunya pada suatu
kebakaran bawah yang berakibat massa jenisnya berkurang. Perbedaan massa jenis
udara bagian bawah dan atas menyebabkan adanya pertukaran massa. Ini
7
menyebabkan adanya aliran massa yang membawa panas.
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan medium. Kalor dalam proses ini
dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnet pembawa panas (sinar infra
merah). Peristiwa pancaran kalor dari matahari sampai ke bumi adalah suatu proses
radiasi.
Sedangkan konduksi adalah proses rambatan kalor dalam zat yang tidak disertai
perpindahan massa. Pemanasan pada pangkal batang pohon yang terbakar akan
menaikkan kalor/suhu pada bagian pohon yang lain.
Melalui ketiga proses fisika inilah bagaimana api dalam suatu kebakaran dapat
menyala, muncul dan merambat dengan cepatnya. Angin yang kencang tentu akan
sangat memainkan peranan yang besar dalam menyebarkan panas dengan proses
konveksi, sehingga keadaan mudah terbakar akan semakin mungkin.
Pemanasan global dari sinar matahari menyebabkan bahan bakar menjadi kering,
sehingga mudah dilalap api dari satu bagian ke bagian lainnya (konduksi).
Dari keadaan yang disebutkan di atas dapat menimbulkan api secara alami, bilamana
pemanasan telah cukup tinggi dan lama. Belum lagi jika memang sumber api berasal
dari para peladang yang bekerja di hutan ataupun kelalaian para pekerja hutan
8
IV. Dampak Kebakaran Hutan
Dampak yang ditimbulkan kebakaran hutan ternyata sangat kompleks. Kebakaran
hutan tidak hanya berdampak terhadap ekologi dan mengakibatkan kerusakan
lingkungan saja. Namun dampak dari kebakaran hutan ternyata mencakup bidang-
bidang lain.
Menurut Rully Syumanda (2003), menyebutkan ada 4 aspek yang terindikasi sebagai
dampak dari kebakaran hutan. Keempat dampak tersebut mencakup dampak terhadap
kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi, dampak terhadap ekologis dan kerusakan
lingkungan, dampak terhadap hubungan antar negara, serta dampak terhadap
perhubungan dan pariwisata.
9
Dampak Terhadap Ekologis dan Kerusakan Lingkungan. Kebakaran hutan
memberikan dampak langsung terhadap ekologi dan lingkungan yang diantaranya
adalah:
Dampak Terhadap Hubungan Antar Negara; Asap hasil kebakaran hutan menjadi
masalah serius bukan hanya di daerah sekitar hutan saja. Asap terbawa angin hingga
ke daerah lain bahkan mencapai berbagai negara tetangga seperti Singapura, Malaysia,
dan Brunei Darussalam.
10
Dampak Terhadap Perhubungan dan Pariwisata; Kebakaran hutan pun berdampak
pada pariwisata baik secara langsung ataupun tidak. Dampaknya seperti ditutupnya
obyek wisata hutan dan berbagai sarana pendukungnya, terganggunya transportasi,
terutama transportasi udara. Kesemunya berakibat pada penurunan tingkat wisatawan
secara nasional.
11
V. Upaya Yang Harus Dilakukan
Dengan melihat berbagai penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan, maka dapat
diupayakan tindakan pencegahan secara dini, sehingga kebakaran hutan dan lahan
tidak terulang setiap tahun dalam skala besar seperti yang terjadi setiap tahun.
Upaya tindak lanjut yang perlu ditempuh Pemerintah dalam mengatasi masalah
kebakaran hutan dan lahan ini adalah :
Berbagai upaya pengendalian kebakaran hutan yang Pemerintah telah lakukan dalam
menggalang kekuatan diantaranya adalah kerja sama dengan pihak luar, baik atas
nama pemerintah negara tertentu maupun organisasi yang bergerak di dunia
internasional, dimana beberapa diantaranya telah beberapa lama melakukan kegiatan
pengendalian kebakaran hutan di Indonesia.
12
Palung, Way Kambas, Berbak, Bukit Tiga Puluh serta pengadaan sapras di berbagai
propinsi, GTZ di Kalimantan Timur, Uni Eropa di Sumatera Selatan, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Tengah, UNDP, ADB di berbagai propinsi, USDA, EU, CIDA
Canada di Kalimantan Barat, ITTO di TN Betung Kerihun, Kalimantan Barat dan
berbagai organisasi lainnya.
Bentuk-bentuk kegiatan yang telah dilakukan adalah berupa penyediaan sarana dan
pra sarana pengendalian kebakaran hutan seperti pembangunan satelit pemantauan hot
spot maupun asap yang banyak membantu selama ini, pengadaan sarana pemadaman
kebakaran, peningkatan kuantitas dan kualitas petugas, pembinaan kepada
masyarakat khususnya masyarakat sekitar hutan, penyuluhan pada media massa
maupun pada sekolah-sekolah, pilot project pencegahan kebakaran hutan pada
beberapa daerah rawan kebakaran, kegiatan penelitian dan kegiatan pencegahan dini
kebakaran hutan serta berbagai kegiatan yang lain yang pada intinya akan mencegah
dan menanggulangi kejadian kebakaran hutan di Indonesia.
Beberapa jenis kegiatan yang telah dilakukan oleh pihak luar yang patut ditiru oleh
para pengambil kebijakan di tanah air yang diyakini mampu mencegah terjadinya
kebakaran hutan diantaranya peningkatan peran serta masyarakat dalam mengelola
hutan serta pemberdayaan masyarakat dalam mengelola lahan mereka. Bentuk
kegiatan yang disponsori oleh pihak luar khususnya yang langsung terkait dengan
masyarakat sekitar hutan adalah :
1. Pembuatan jalur hijau yang membatasi kawasan hutan dengan lahan miliknya
dengan menanam tanaman yang bermanfaat ganda seperti tanaman pinang,
sengon, lamtoro, asam yang dapat membatasi meluasnya kebakaran dan dapat
pula dimanfaatkan tumbuhannya
2. Pembuatan parit tanggul yang berfungsi sebagai penghalang meluasnya
kebakaran dan dapat pula sebagai sumber air untuk mengaliri kebun mereka
3. Pembuatan pagar pengaman yang berfungsi sebagai pengaman hama binatang
agar tanaman masyarakat terhindar dari serangan hama
4. Pemberian bantuan berbagai macam bibit yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat, sehingga masyarakat tidak tergantung kepada hutan yang sudah
barang tentu resiko terjadinya kebakaran cukup tinggi
13
PENUTUP
Kesimpulan
Sebagai penutup tulisan ini dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:
4) Akibat penebangan hutan,2100 mata air mengering dan akibat dari penebangan
juga mengakibatkan kerusakan sumber air (mata air) akan semakin cepat.
Saran
Bagi para pembaca makalah ini dan juga semua orang bahwa hutan merupakan
sumber kehidupan bagi manusia apabila hutan sudah tidak ada lagi maka kehidupan
manusia akan berubah dan kemiskinan akan terjadi. Maka dari itu menjaga kelestarian
hutan jangan lah dianggap mudah.
Dan bagi para pecinta alam ,teruskanlah usaha penjagaan itu dengan sebaik-baiknya
dan juga tingkatkan kewaspadaan terhadap orang-orang yang mau merusaknya, cegah
agar tidak terjadi kerusakan dihutan kita ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://laporanlengkappraktikumkimia.blogspot.co.id/2012/11/contoh-makalah-
kerusakan-hutan.html?m=1
http://airveronmental.blogspot.co.id/2015/02/parameter-pencemar-udara-kriteria-
dan.html
http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=2979&coid=1&caid=56&gid=5
http://multi-46.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-penyebab-proses-terjadinya.html
alamendah.wordpress.com/2009/09/15/ulang-tahun-kebakaran-hutan
http://www.greenpeace.org/seasia/id/press/releases/kebakaran-hutan-indonesia-menj/
http://www.greenradio.fm/news/latest/5028-miliaran-rupiah-hilang-akibat-kebakaran-
hutan-
Gambar: padang-today.com
http://www.ksdasulsel.org/artikel/karhut/338-membangun-kemitraan-solusi-
kebakaran-hutan-dan-lahan
15