BUDIARTI
NIM. F2211131014
PROGRAM PASCASARJANA S2
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2014
ABSTRAK
Taufik Abdullah. Implementasi Pendidikan Karakter di SMP
Muhammadiyah 1 Kota Temate. Tesis. Yogyakarta: Program Pascasarjana,
Universitas Negeri Yogyakarta, 2011
Nama : Budiarti
N1M : F2211131014
Dengan ini menyatakan bahwa tesis ini merupakan hasil karya saya sendiri dan
belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu pcrguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam tesis ini tidak ada karya atau
pendapat orang lain, kecuali yang secara tertulis menjadi acuan dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
IV
LEMBAR PENGESAHAN
BUDIARTI
NIM F2211131014
TIM PENGUJI
(Ketua/Penguji)
(Sekretaris/Penguj i)
(Pembimbing/Penguji)
(Penguji Utama)
Yogyakarta,...............
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Yogyakarta
Direktur,
v
KATA PENGANTAR
Penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada yang terhormat:
VIII
7. Teman-teman mahasiswa Pascasarjana S2 Pendidikan Guru
Sekolah Dasar yang telah banyak memberikan
semangat,motivasi,dukungan,canda tawa serta doa-doanya.
Teriring doa semoga amal kebaikan bapak ibu para dosen sekalian yang
telah memberikan ilmunya,ibu Julianti Kepala Sekolah SD Negeri 21,para guru dan
peserta didik SD Negeri 21 serta teman-teman semua semoga mendapatkan pahala
yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.
Pontianak, Oktober
2014
IX
DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL..................................................................................................i
ABSTRAK.................................................................................................................ii
ABSTRAK...................................................................................................................iii
PERNYATAAN..........................................................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................................vii
KATA PENGANTAR................................................................................................viii
DAFTAR ISI..............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL......................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...........................,.............................................1
B. Fokus Penelitian.....................................................................................8
C. Rumusan Masalah .................................................................................8
D. Tujuan Penelitian....................................................................................8
E. Manfaat Penelitian..................................................................................9
ix
E. Keabsahan data........................................................................................53
F. Teknik Analisis Data...............................................................................54
x
c. Implementasi Pendidikan Karakter Dalam
Kegiatan Ekstrakurikuler...................................................................139
d. Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah.................................141
e. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi
Pendidikan Karakter..........................................................................144
1) Faktor Pendukung Implementasi Pendidikan Karakter.................144
2) Faktor Penghambat Implementasi Pendidikan Karakter...............146
f. Hasil yang dicapai Pendidikan Karakter Di SMP
Muhammadiyah 1 Kota Ternate........................................................149
g. Hasil Pengamatan Penelitian.............................................................151
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................160
LAMPIRAN.............................................................................................................165
xi
DAFTAR TABEL
XII
BAB I
PENDAHULUAN
1
siswa guna membangun karakter pribadi atau kelompok yang unik sebagai
warga Negara.
dibangun suatu bangsa amat berkaitan erat dengan kekuatan bangsa itu
sendiri.
dengan norma atau nilai-nilai karakter pada setiap mata pelajaran perlu
hari. Jadi pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif,
tetapi menyentuh pada internal siswa dan pengalaman nyata dalam kehidupan
m.rupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter dan
2
siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui
yang harus dimiliki para guru. Pendidikan karakter juga berfungsi untuk
3
permasalahan hidup dan sistem kehidupan manusia. Pendidikan karakter
karakter dalam rangka pembangun mental bagi siswa. Nilai-nilai karakter itu
itu tidak dapat berjalan optimal, karena adanya dua hal yaitu: (1) kurang
khususnya target lulus ujian nasional. Karena sekolah masih fokus pada
aspek-aspek kognitif atau akademik, baik secara nasional maupun lokal pada
diabaikan.
dan kepribadian. Fase ini mulai dari periode kanak-kanak (late childhood), 5-
6 tahu hingga periode dewasa (early adulthood) 10-12 tahun. Pada fase ini,
untuk pemantapan identitas diri. Jika pada fase itu dilakukan proses
4
Kegiatan siswa dalam bentuk ekstrakurikuler dan intrakurikuler di
oleh guru-guru. Sementara aturan lembaga sekolah sarat dengan muatan nilai-
nilai moral. Selain itu program dari sekolah adalah character building
terbimbing antara guru dengan siswa selalu terjaga, masalah kesiswaan akan
mental siswa secara khusus mudah dilaksanakan, seperti ucapan, perilaku dan
sikap siswa akan senantiasa terpantau, tradisi positif para siswa dapat
siswa, komitmen siswa terhadap tradisi yang positif dapat tumbuh secara
peserta, jika semula pendidikan karakter hanya menjadi anak tiri, maka kini
harus dijadikan point utama. Artinya pendidikan karakter di sekolah tidak lagi
dasar, pendidikan karakter tidak harus menjadi mata pelajaran sendiri, tetapi
5
menjadi salah satu bagian dari mata pelajaran secara terpadu (pendidikan
karakter terpadu).
juga harus menjadi teladan bagi kepala sekolah dan guru yang diawasinya,
sekolah, guru, siswa dan pegawai tata usaha berupaya untuk selalu disiplin,
maupun dan mau menulis artikel, melakukan tata karma yang baik, mengisi
pelayanan yang prima, (2) kultur artifak antara lain meningkatkan: penataan
antara lain, sosialisasi dan penerapan tata tertib sekolah, serta program
sekolah, (4) nilai-nilai yang terkandung dalam kultur sekolah terkait perilaku
6
contoh dalam penegakan disiplin dan memiliki kesadaran yang tinggi dalam
masing, peka terhadap lingkungan, disiplin dan yang tak kalah penting
memiliki dasar keimanan Islami dan ketakwaan kepada Tuhan, jujur dan
bertanggung jawab.
alamiah dan sosial, melainkan juga pada moral agama sebagai penuntun
kehidupan dunia-akhirat.
meliputi peran kepala sekolah dan guru dalam pendidikan karakter. Hal
7
ini penting dilakukan mengingat selama ini SD Negeri 21 Pontianak Barat
setiap tahun mengalami kemajuan.Hal ini terlihat pada hasil ujian dan
B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah
Pontianak ?
Pontianak ?
D. Tujuan Penelitian.
8
2. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam pembinaan karakter
Pontianak..
Manfaat Praktis
kurikulum 2013.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pendidikan Karakter
adalah:
11
antara orang yang belajar dengan lingkungan. Dalam latar alamiah,
yang abstrak dari aktivitas beberapa model. Ada asumsi bahwa para
mencakup tiga hal paling mendasar yaitu, (1) efektif yang tercermin pada
dan kompetensi.
moral yang menetapkan suatu keputusan baik dan buruknya moral, yang
tangga, keluarga, warga sekolah dan lingkungan sekolah serta lebih luas
12
menyambung kembali hubungan dan educational networks yang nyaris
pekerja keras, (7) kepemimpinan dan keadilan, (8) baik dan rendah hati,
muda agar mengerti nilai etis seperti kejujuran, tanggung jawab, hormat,
yang baik.
hari.
positif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh pada siswa yang
13
Pendidikan karakter adalah tergantung pada keunggulan akademik
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sekolah, di keluarga,
karakter yaitu jujur, sikap, visoner, kerjasama, bertanggung jawab disiplin, dan
14
percaya adanya Tuhan Yang Maha Esa, tujuannya adalah untuk
dalam diri siswa di sekolah, dan pembaruan tata kehidupan bersama yang
tangguh,kompetitif,berakhlakmulia,bermoral,bertoleran,bergotong
bermoral seperti yang di kemukakan oleh Arthur, (2003: 11) yaitu: The
aim of the institute was to 'improve the habits, dispositions and general
15
disebutkan Arthur adalah untuk memperbaiki kebiasaan, watak dan
perilaku sehari-hari.
perilaku siswa yang baik yaitu jujur toleransi, bertanggung jawab dan
dan sekolah menjadi teladan atau model pendidikan karakter secara utuh.
kepada masyarakat, keluarga dan sekolah, oleh karena itu siswa memiliki
16
seperti tercantum dalam kurikulum yang dijadikan sebagai pedoman oleh
tujuan tersebut. Menurut Jarolimek & Foster yang di kutip Nurul Zuriah
pertama pencapaian tujuan yang umum dan khusus, cara ini melahirkan
kelas dan tujuan pembelajaran khusus seperti dalam kelas yang keduanya
karakter bertujuan membina perilaku siswa yang baik bagi setiap orang.
benar dan salah atau mengetahui tentang ketentuan baik dan buruk, tetapi
saat ini, (3) siswa mampu menghadapi masalah nyata dalam masyarakat
17
melakukan pertimbangan sesuai dengan norma-norma sosisal, (4) siswa
mampu menggunakan pengalaman nilai dan tujuan karakter yang baik bagi
menjadi baik atau siswa bias membedakan baik dan buruk yang di milikinya. c.
kemukakan oleh Gordon Allport (1964) sebagai mana di kutip oleh Rahmat
keyakinan. Seperti hasrat, motif, sikap, keinginan, dan kebutuhan. Karena itu
keputusan benar-salah, baik buruk, indah atau tidak indah pada wilayah ini
mengarahkan individu pada tindakan dan perbuatan yang sesuai dengan nilai
pilihannya.
tanggung jawab terhadap anak dan peduli perbuat baik, seperti yang di
Volues are two kinds: moral and nonmoral. Moral values such as
honesty, responsibility, and fairness carry obligation. We feel
obligated to keep a promise, pay our bills, care for our children, and
be fair in our dealings with others. Moral values tell us what
18
we ought to do. We must abide by them even when we 'd rather not.
Non moral values carry no such obligation. They express what we want
or like to do. I might personally value listening to classical music, for
example, or reading a good novel. But clearly I am not obliged to do
so.
Pengertian Lickona diatas, terdapat dua macam nilai yakni nilai moral
dan non moral. Nilai moral antara lain jujur, tanggung jawab, kesungguhan
pada anak-anak dan adil dalam membuat kesepakatan dengan pihak lain.
kita tidak suka melakukannya. Sedangkan nilai non moral adalah nilai yang
terhadap musik klasik, atau membaca novel yang bagus tetapi tidak ada
Menurut Moh Shochib (1998: 34) merujuk pada sistem nilai karakter
nilai ekonomis, social, politik, ilmiah, estetis dan agama. Hubungan antara
nilai ini merupakan konsep nilai karakter yang memungkinkan orang tua
Character education asserts that the validity of these values, and our
responsibility to uphold them, derive from the fact that such
19
values affirm our human dignity, promote the development and welfare
of the individual person, serve the common good, meet the classical
tests of reversibility, (i.e., Would you want to be treated this way?) and
universality (i.e., Would you want all persons to act this way in a
similar situation?), and inform our rights and responsibilities in a
democratic society.
acuan bertingkah laku dalam berinteraksi dengan sesama. Hal ini juga
individu yang senantiasa belajar, guru perlu memeriksa dan mengkritisi cara
berpikir (mental model) yang selama ini dimilikinya. Senge melihat bahwa
ada hubungan yang erat antara cara berpikir seseorang dengan praksis yang
dilakukannya. Oleh karena itu, untuk menjadi pembelajaran yang otentik dan
20
memiliki sikap kritis terhadap cara berpikir, asumsi, dan paradigma yang
tindakan baik seperti nilai jujur, tanggung jawab, menghargai tata tertib
sekolah dan nilai lainnya, (2) nilai keindahan: pada masa lalu, nilai
karya seni, patung, bangunan, sastra dan lainnya. Nilai keindahan dalam
sendiri yang menjadi penentu kualitas dirinya sebagai manusia, (3) nilai
ideologi bagi pembentukan tata masyarakat yang lebih baik, (5) nilai
kesatuan ini menjadi dasar pendiri negara ini. Menghidupi nilai karakter
baik atau tidak. Maka, nilai-nilai karakter ini sangatlah vital bagi
21
pendidikan karakter, (6) nilai-nilai kemanusiaan: Apa yang membuat
oleh orang tua maupun warga sekolah yang dinamakanya mega skills
yaitu meliputi: (1) percaya diri, (2) motifasi, (3) usaha, (4) tanggung
jawab, (5) insiatif, (6) kemauan tinggi, (7) kasih saying, (8) kerjasama,
sosial, antara lain kasih sayang antar sesama umat, kemauan untuk
mencapai yang terbaik dengan cara-cara yang diridhoi oleh Allah Swt,
Selanjutnya hal itu perlu disosialisasikan kepada seluruh orang tua murid.
22
Contohnya tidak harus lewat pertemuan tatap muka, tetapi dapat pula
lewat brosur-brosur sehingga dapat dibaca ulang oleh orang tua, atau
tuanya masing-masing.
prinsip sebagai filosofis awal, bahwa ada banyak persamaan nilai-nilai etika
keadilan, dan menghormati diri sendiri dan orang lain yang membentuk
mereka dalam hal yang dapat diamati kehidupan sekolah, model nilai-nilai
23
menggunakan sebagai dasar hubungan manusia di sekolah, mereka
kewajiban itu ada kalanya datang dari luar diri subjek moral.
d. Knltur Sekolah
oleh kepala sekolah, guru, staf administrasi maupun siswa, sebagai dasar
muncul di sekolah.
stafnya seperti yang dikemukan oleh Allison., Robert., & Kline, (2004:
13) yaitu:
24
A school's culture was one where, despite the school's intention to
implement reforms or new curriculum, the conservative tendency
almost always won out. The culture of isolation and privacy generally
ensured that innovations were not really implemented. Despite a
school's official adoption of new programs, the reality behind the
classroom door was not innovative. Evidence indicated that only the
most partial, superficial implementation was occurring as teachers
found ways to twist the innovation right back into what they had
always done.
penerapan kultur sekolah tidak terlepas dari sikap dan prilaku kepala sekolah.
adalah suatu kondisi yang terbentuk dari seluruh sikap dan tindakan individu
25
istiadat dan kebiasaan positif demi mewujudkan cita-cita dan harapan
masa depan.
pada seberapa banyak ilmu pengetahyan dapat diserap oleh siswa, namun
lebih ditekankan pada manfaat oleh siswa dalam wujud kompetensi yang
bagaimana sekolah membuat tujuan visi dan misi yang jelas, (4)
bantuan dan dukungan kepada kepala sekolah dan guru, (6) kontrol yang
26
menunjukkan peraturan dan regulasi serta pengawasan langsung yang
dalam suatu program organisasi sekolah melalui visi dan misi sekolah,
disepakati.
yang tidak tampak dari nilai-nilai karakter, falsafah dan ideologi yang
27
Kultur sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain adalah
sikap guru terhadap siswa yang baik, kepemimpinan kepala sekolah yang
baik. Oleh karena itu, kepala sekolah harus menyadari bahwa hal itu
tidak lepas dari struktur dan pola atau gaya kepemimpinannya. Hal ini
akan menjadi perubahan budaya sekolah yang lebih sehat, baik dan
mandiri.
kepala sekolah untuk masa depan sekolah yaitu, (1) kepala sekolah dapat
sama tim, (3) belajar dari guru staf dan siswa, (4) harus memahami
sebagai suatu perilaku, nilai-nilai, sikap hidup, warga sekolah dan cara
28
sekolah. Adapun kultur sekolah yang bersifat positif maupun negative.
ceremonies, traditions, and myths that are deeply ingrained in the very
unsur penting yaitu: (1) letak lingkungan, dan prasarana fisik sekolah
sekolah yang terdiri atas siswa, guru non teaching specialist, dan tenaga
29
Tiap-tiap sekolah mempunyai kultur sendiri yang bersifat unik
yang mendalam pada proses dan cara belajar siswa seperti sikap dalam
sebagainya. Cara ini tidak berasal dari kurikulum sekolah yang bersifat
gagasan bam yang kemudian dirumuskan kedalam visi, misi dan tujuan
yang kongkrit.
30
4. Memulai dengan langkah-langkah dan tindakan yang kongkrit.
level kelambagaan.
dan buruk, persepsi dan tingkah laku yang dipegang teguh dan dianut serta
yang muncul.
Ada beberapa hasil penelitian yang relevan di bawah ini, yang telah
31
masalah). Tujuan penelitian ini meningkatkan sikap positif siswa sebagai
bidang studi.
didik di antaranya cinta kepada Allah dan alam semesta peserta isinya
dan bertanggung jawab, disiplin dan mandiri, kreatif kerja keras dan
33
mengeksplorasi dimensi pendidikan nilai, mengetahui faktor-faktor
rasakan sangat penting untuk dimiliki, (3) faktor lingkungan bersama dengan
siswa dan, (4) pembentukan karakter siswa dalam kelas-kelas melalui buku
cerita. lebih berpengaruh dibanding tanpa diberi buku cerita. 6. Rosada (2009)
moral siswa. (Tesis master tidak diterbitkan), adapun temuan penelitian adalah
macam program antara lain diadakan oleh kepala sekolah dan guru kepada
34
4.Hasrdianto Rahman (2009) mengadakan penelitian yang berjudul pendidikan
diterbitkan). Tujuan penelitian ini meningkatkan sikap positif siswa sebagai warga
Negara yang baik melalui pendidikan karakter yang terintegarasi. Dalam upaya
sekolah dalam penyimpulan penelitian ini meningkatkan sikap positif siswa yang
pada pelajaran pendidikan karakter dapat diterapkan pada materi intervi, proses,
dan evaluasi belajar. Implementasi selama pilihan dan sinkronisasi dari materi dan
35
kerjasama, budaya disiplin, dan budaya bersih. Budaya kerjasama
dikembangkan melalui senam pagi bersama rapat MGMP, sosialisasi visi dan
misi sekolah.
alam dan bela diri, ketiga penerapan kurikulum SMK 2004 diorentasikan kepada
kebutuhan dunia usaha dan industri, keempat penerapan indikator mutu berbasis
HIKMAH). Tujuan pendidikan karakter di sekolah dilihat dari segi agama yaitu
dan menjauhi yang dilarang agar hidup manusia selamat di dunia dan selamat di
36
sendiri berarti memenuhi kewajiban diri sebagai jasmani dan ruhani dengan
cara yang baik, termasuk memenuhi kewajiban terhadap orang yang menjadi
dan memelihara lingkungan secara seimbang di mana manusia itu hidup. 12.
Les Bell & Peter Kend (2010) dengan judul The cultura, A case study
penelitian. Fokus artikel ini pada pengamatan terdahulu pada keenam kultur
konsep dari kultur sekolah melalui satu analisa dari fiagmented memaksa
menguji kompleksitas ini dan luas kemana yang mereka telah hasilkan,
kelemahan yang tidak bisa dipisahkan pada banyak penelitian pada kultur
sekolah ini melanjutkan untuk mengajukan satu model baru dari budaya
sekolah terdiri dari lima unsur kunci tersebut, ketika dicocokkan potongan
37
gergaji, janjikan satu pendekatan menyeluruh dan terpadu untuk
studi kasus kekecilan dari berdasarkan kultur sekolah sebagian besar pada
perspektif murid, bentuk keenam dari budaya dari sesuatu sekolah. Data
dikumpulkan pada lima bagian dari gergaji ukir budaya melalui wawancara,
keberhasilan dari model itu diri sebagai satu cara maju untuk teliti di area ini.
moral yang berpijak pada karakter siswa dan budayanya. Karakater siswa
dan tindakan moral yang tercermin pada peran social. Guru perancang
38
didalam lingkungan keluarga, kelompok sebaya, sekolah, dan masyarakat
moral dan tanggung jawab, memberikan kasih sayang kepada siswa dengan
yang baik. Kultur Sekolah adalah tradisi sekolah yang tumbuh dan berkembang
sesuai dengan spirit dan nilai-nilai yang dianut sekolah. Tradisi itu mewarnai
C. Kerangka Berpikir
karakter yang harus dijadikan panduan bagi sikap dan perilakunya sebagai
39
*
dan bangsa. Dalam penerapan pendidikan karakter di sekolah, membutuhkan
jawab. Tanpa peranan guru pendidikan karakter tidak akan berhasil dengan
baik. Selain dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang hal
yang baik sehingga siswa di didik untuk faham (domain kognitif) tentang
mana yang baik dan yang salah, mampu merasakan (domain afektif) apa yang
psikomotor).
pengertian pada siswa dalam hal disiplin waktu, saling menghargai sesama,
yang berhasil dengan baik, juga dibutuhkan orang tua yang benar-benar
pendidik di rumah, oleh karena itu, guru dan orang tua adalah bagian dari
40
pendidikan formal dan non formal demi untuk membentukan karakter siswa
Al-Qur'an dengan benar dan sopan santun pada guru. Selain itu,
sekolah. Visi dan misi tersebut diharapkan mampu mencetak siswa yang
jawab.
tindakan moral, (3) mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh para guru di
karakter yang
41
inti dan universal, sebagai bahan kajian dalam proses pendidikan karakter, (5)
pendidikan karakter atau materi pelajaran yang terkait dengan karakter, serta
mengembangkan nilai-nilai karakter siswa, hal ini akan sangat menentukan hasil
belajar yang dicapai oleh siswa. Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru
ialah nilai Ketuhanan, nilai kejujuran, tanggung jawab, teladan dan berprilaku
baik terhadap orang lain. Melalui cara demikian guru harus menerapkan
melaksanakan tugas mengajar, sehingga guru mampu menerapkan apa yang dia
berikut:
42
6. Bagaimana kultur sekolah dalam implementasi pendidikan karakter
di SD Negeri 21 Pontianak Barat Kota Pontianak?
43
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
kepala sekolah dan karyawan. Fokus penelitian ini pada siswa, guru dan
intrakurikuler, kultur sekolah, tata tertib sekolah maupun visi dan misi
sekolah.
sosial dan persepsi manusia melalui pengakuan mereka yang mungkin tidak
naturalistik meyakini bahwa untuk memahami gejala sosial yang paling tepat
berasal dari persepsi dan ungkapan dari para pelaku itu sendiri.
44
Adapun alasan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif
lepas satu sama lainnya. Artinya satu fenomena hanya dapat ditangkap
timbal balik.
3. Data yang diutamakan adalah data primer dari tangan pertama atau
teknik trianggulasi.
6. Analisis data diadakan sejak awal penelitian dan akan terus dilakukan
(pra survey) bahwa pendidikan karakter sedang berjalan, (2) semua siswa,
penelitian ini ditetapkan pada bulan September 2014 sampai November 2014.
informasi permasalahan penelitian yaitu guru, kepaia sekolah, dan siswa oleh
karena itu peneliti memfokuskan guru, kepaia sekolah dan siswa yang berada
46
sampling digunakan bila sumber-sumber data pertama belum dapat
sasaran. Sasaran penelitian tidak tergantung pada judul dan topik penelitian,
Negeri 21 Pontianak Barat Kota P ontianak., peran kepala sekolah dan guru
sekolah, guru bagian kurikulum, kesiswaan dan guru-guru lainya dan dengan
pendidikan karakter.
47
penggalian data secara mendalam di sekolah SD Negeri 21
buku catatan, dan alat perekam untuk memperoleh data yang akurat.
dan kariyawan.
kesenjangan antara
50
keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan, merumuskan
Wawancara
51
Setuasi Wawancara
Waktu
Tempat
Kehadiran orang lain
Sikap warga sekolah
Wawancara Pewawancara
Karakteristik social Karakteristik sosial
Keterampilan Keterampilan
i'
Motivasi menangkap pertanyaan
Rasa aman Kemampuan menjawab
pertanyaan
Isi Wawancara
Peka untuk ditanyakan
Suka untuk di tanyakan
Sumber dikhawatirkan
Analisis Dokumen
52
2. Tnstrumen Pengumpulan Data
E. Keabsahan Data
awal kebenaran dari analisis data yang akan dilakukan oleh peneliti
53
karakter, sesuai dengan kenyataan siswa, guru dan kepala sekolah
telah dapat di jawab secara tuntas oleh semua informan sesuai dengan
yang sering terjadi, sehingga kesimpulan itu akan lebih mendasar, jadi
berlangsung.
terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder, yang akan
54
analisis data dilapangan yaitu analisis data pada saat pengumpulan
55
BABIV HASIL PENELITIAN A.
56
Kelurahan Kayumerah ditemukan sekolah SMP Muhammadiyah.
dan ada yang sebagian lagi pulang dengan berjalan kaki karena
seluas 4.500 m2, SMP dalam satu lokasi atau satu kompleks
kai.tin
57
c. Sebelah barat pekuburan perbatasan Kelurahan
Bastiong dan
Kelurahan Ubo-ubo.
SMP
pagi dan jam 13.00 WIT, siang hari jalan melati dipadati siswa,
Site Plan
SMP Muhammadiyah 1 Kota Ternate
58
Keterangan:
1. Kantor 4. Lab 7. MCK
2. RuangGuru 5. Mushalla 8. Dapur
3. Ruang Kelas 6. Perpus 9. Tempat Wudhu
10. Rm. Penjaga
Sekolah
dan tengah, maka hal ini merupakan langkah yang tepat dalam
59
jasa dari tiga tokoh penting yang pantas dicatat dalam sejarah
M. Petrana, (2) Arifin Patty, (3) Boci (Hasan Esa), (4) Ibrahim
pendidikannya dimana
60
saja jika cabang gerakan ini tidak menyediakan pendidikan yang
pendidikan.
Arsad Hanafi dan bapak Hi Jafar. (M. Adnan Amal, 2007: 411)
pendidikan
M. A
WIT
adalah
61
dan saya di tunjuk menjadi kepala sekolah yang pertama dan
paling terlama dimulai 1982-2004
Muhamadiyah Temate), (2) Syiarif Syafin, (3) Adam Laher, (4) Ibu
Halima, (5) Din Senen, (6) Amrullah Abdulkarim dan, (7) Asis.
kelas, serta jumlah guru yang selalu optimis untuk maju. Gum
62
Alat kelengkapan pendidikan sangatlah penting karena
pendidikan".
Tabel 1
Jumlah Sarana dan Prasarana
SMP r/uhammadiya 1 Kota Ternate
No Sarana/prasarana Jumlah Ket.
63
3. Ruang Belajar Siswa 9 Unit Baik
4. Perpustakaan 1 Unit Baik
5. Mading dan 2 Buah Baik
Papan
6. Masjid lUnit Baik
8. Komputer dan Akses Internet 7 Unit Rusak
10. Laboratorium Komputer lUnit Rusak
11. Unit Kegiatan Siswa (UKS) lUnit Baik
Sumber: Profil SMP Muhammadiyah 1 Kota Ternate tahun 2010-2011
Tabel2 Data
Ruang Penunjung
dapat terpenuhi karena biaya sekolah saat ini yang sangat mahal.
64
di perhatikan adalah kesadaran seluruh komponen yang ada
dibawah ini:
1) Perpustakaan
65
c) Setiap peminjaman buku, majalah surat kabar dan Iain-
lain harus memiliki kartu anggota perpustakaan.
d) Setiap peminjaman diperboiehkan mengambil sendiri
buku-buku, majalah, surat kabar yang akan di pinjamkan
dan melaporkan petugas perpustakaan
e) Selalu membaca buku, majalah, surat kabar dan Iain-lain
harus di kembalikan tempat semula.
f) Setiap peminjaman harus dikembalikan sesuai dengan
waktu yang ditetapkan petugas perpustakaan.
g) Bila ada jam kosong siswa/siswi di perbolehkan belajar
di perpustakaan setelah melapor petugas perpustakaan.
h) Menjaga dan merawat buku, majalah, surat kabar dan Iain-
lain di
pinjamkan dari perpustkaan supaya tidak rusak atau kotor.
i) Apabila buku, majalah, surat kabar dan Iain-lain
yang di
pinjamkan rusak atau hilang harap segera melapor
pengelola
perpustakaan. j) Jaga kebersihan dan tidak
membuang sampah sembarangan
didalam rungan perpustakaan, untuk mengharapkan
kenyamanan
bersama.
66
Tata Tertib Perpustakaan
(a) Pengunjung tidak di benarkan membawa tas dan
buku ke ruang baca.
(b) Pengunjung di larang membawa makanan atau
makan di ruang baca
(c) Pengunjung tertib bila masuk ke ruang baca.
(d) Pengunjung tidak di benarkan rebut di dalam ruang baca.
(e) Pengunjung meminjamkan buku harus
memperlihatkan kartu anggotanya kepada petugas
perpustakaan.
(f) Buku di kembalikan sesuai dengan waktu yang di tetapkan.
(g) Buku yang di kembalikan lewat dengan waktunya
akan di berikan denda/sangsi.
(h) Apabila memperpanjang waktunya melapor kepada
petus
perpustakaan. (i) Buku di kembalikan dalam keadaan
baik dan tidak ada coretan
apapun. (j) Buku yang hilang harus atau hilang
menggantikannya dengan
buku yang sama dengan harga yang sama.
Tabel 3 Fasilitas
Penunjang perpustakaan
No Jenis Jumlah/ukuran
1. Komputer 1
2. Ruang baca 1
3. TV 2
4. LCD 1
5. VCD/DVD player 1
6. Lainnya...........
Sumber: profil SMP Muhammadiyah 1 Kota Ternate tahun 2010-2011
guru dan kenaikan pangkat, dari arah utara satu buah lemari
67
buah sofa dan lima buah kursi tamu, satu buah jam dinding, dan
satu buah lemari filing cabinet yang berisi arsip sekolah, mesin
buah kipas angin, 4 buah bola bumi, alat-alat biologi dan juga
68
Diruang kurikulum berukuran 3x3 m, didalam ruangan
arsip) dan 3 buah kursi untuk tamu, ruangan ini terdapat satu
computer dan 1 buah meja kepala TU), 2 buah lemari (1 buah berisi
d. Keadaan Siswa
berikut:
69
2006- 2007 llOorg 118org 104 org 107 org 329 org
2007-2008 llOorg 109 org 114 org 107 org 330 org
2008-2009 75org 75org llOorg 107 org 292 org
2009-2010 75org 61 org 60 Org 107 org 228 org
Sumber: Profil SMP Muhammadiyah 1 Kota Ternate tahun 2010-2011
macam sifat dan karakter yang kita temukan di lapangan seperti siswa
malas mengerjakan tugas, siswa brisik dalam kelas, main, tidur dan lain
Herniati diruangannya pada hari rabu tanggal 2 februari 2011, Jam 11.16
WIT adalah:
Anak-anak sudah seperti biasanya mereka main-main, tetapi kita bisa berusaha
mengatasi dengan menegur siswa yang main-main karena inikan kewajiban kita
untuk menegur dan kita berusaha menguasai kelas semaksimal mungkin untuk
mengurangi kurang perhatiannya terhadap siswa.
biasanya siswa yang main-main, tidur, hal ini anggapan siswa bahwa
siswa merasa senang semua pelajaran, IPA, Bahasa maupun IPS karena
senang mata pelajaran IPA, Bahasa dan IPS karena guru mengajar bisa
cepat mengerti".
70
Tabel 5 Perolehan
Kejuruan/Prestasi Akademik Lomba-Lomba
Tabel 6 Nilai
Siswa di Kelas
71
belajar yang dipersyaratkan, sampai siswa mencapai
berikut:
lulus setelah:
72
e. Keadaan Guru dalam Kelas
73
Dengan pilihan siswa dalam menentukan teman sebangkunya dapat memberikan
motivasi dan terjalin komunikasi yang baik antara siswa, tetapi kadang disatu sisi
pada memilih teman supaya mempermudah mereka main-main, oleh karena itu kita
sebagai guru harus menguasai kelas supaya siswa main-main kita bisa kontrol.
Salah satu bentuk yang unik dan menarik pada saat peneliti
akti vitas dengan gaya sendiri. Menurut wawancara ibu Mahani Assagaf
Tidak melarang siswa yang melakukan aktivitas belajar maupun bertanya bentuk apa
saja maunya siswa yang penting siswa tidak boleh main sampai melanggar aturan.
Karena hal seperti ini akan menggangu teman lain yang mengerjakan tugas.
guru selalu aktif dalam kelas, menurut ungkapan kepala sekolah SMP
74
tujuan sekolah. Setiap sekolah memiliki visi dan misi berbeda, karena
(5)
mutu
sekolah
hari
sabtu tanggal 5 februari 2011, jam 08. 45. WIT adalah sebagai berikut:
Visi dan misi saya sekarang ini, adalah perdayakan siswa betul-
betul sadar keislaman, mampu bersaing dalam kegiatan lomba
keagamaan di tingkat Kota maupun provinsi, dan memiliki
keahlian ketrampilan yang cukup sedangkan guru, saya
mendorong displin, memiliki profesionalisme ilmu yang cukup
untuk mengajarkan siswanya.
75
Dengan visi dan misi sekolah di SMP Muhammadiyah 1
dibutuhkan sekolah
pendekatan
76
13)Menjadikan siswa memiliki kesadaran terhadap kelestarian
Kota Ternate).
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut, (2). Tujuan khusus adalah
siswa, guru, kariyawan dan kepala sekolah. Maka semua warga sekolah
mendalam tentang tata tertib, seperti ungkapan Hj. Endang pada hari
Pada awal penetapan tata tertib siswa, kami mengundang kepada siswa yang
mewakili Osis, orang tua/wali dalam rangka kita godok tata tertib. Jadi tata
tertib di keluarkan itu sudah ada kesepakatan dan setelah itu kami
mensosialisasi melalui orentasi siswa baru pada awal masuk di sekolah,
dalam tata tertib ini juga kita memperkenalkan siswa tentang lingkungan
sekolah dan keislaman.
77
Tujuan utama pembinaan siswa baru dengan rangkaian kegiatan pengenalan
siswa takut dalam mengikuti orentasi siswa, oleh karena itu kepala
berinsiatif untuk merubah tata tertib orentasi siswa baru dengan cara
lainnya. Adapun ungkapan Bapak kepala sekolah pada hari selasa tanggal
sekolah dan semua guru dan orang tua wali murid. Adapun proses
78
sekolah di undang kepada masing-masing wali murid di sekolah
h. Kultur Sekolah
disiplin.
misi sekolah karena dijalankan visi dan misi sekolah adalah bagian
dari kultur sekolah, sebab visi dan misi itu dikembangkan akan
79
Terkait dengan hal diatas maka visi SMP Muhammadiyah 1
80
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah tersebut maka,
setiap pagi guru dan siswa saling bersalaman dan membiasakan salam,
Selain kegiatan rutin bersalaman yang dilakukan waktu pagi hari, ada juga
kegiatan keagamaan yang mendukung terwujudnya visi Islami, yaitu kegiatan itu
antaranya, shalat berjamaah yang di isi dengan ceramah atau kultum, jakat
fitrah, pengajian keliling, tarawih bersama, baca tulsi Al-Qur'an, arissan guru-
guru di isi dengan ceramah keagamaan. Arissan ini di lakukan di seorang guru
setiap bulan, dengan cara ini untuk menciptakan hubungan keakraban guru
dan kepala sekolah di sekolah ataupun di luar sekolah.
kelas dan ketetapan seragam yang di kenakan, pada setiap hari senin
sampai hari kamis warna seragamnya putih biru, hari jum'at baju
semuannya guru sama saja baik guru tetap maupun guru tidak tetap
contoh pada siswa dan yang suda dilakukan biasanya diadakan rapat
81
membiasakan siswa membaca Al-Quraan dan shalar beijamaah serta
tertib yang telah ditetapkan oleh sekolah. Misalnya datang sebelum pukul
07.15 WIT mengenakan seragam dan atribut sekolah atau pakain seragam
warna putih biru seperti yang di singgu diatas, meskipun demikian masih
ada sejumlah siswa yang terlambat datang diberikan sangsi sesuai dengan
ketentuan yang ada dalam tata tertib sekolah. Selama peneliti mengamati
bagi siswa yang terlambat guru piket memanggil siswa dan mencubit
telinganya serta biasanya laki-laki cara memakai baju yang tidak sesuai
bajunya.
disiplin, untuk guru dan kariyawan yang tidak disiplin ada peringatan
Ungkapan wawancara Ibu Hj. Endang hari sabtu tanggal 5 februari 2011,
Bagi guru dan kariyawan terlambat atau tidak masuk mengajar tiga kali
berturut-turut diberi teguran oleh kepala sekolah dan mereka
menghiraukan teguran itu maka kepala sekolah membuat surat
teguran tembusan ke dinas pendidikan Kota dan pimpinan wilayah
Muhammadiyah untuk menindak lanjuti.
82
Sekolah sering menyelenggarankan beberapa event atau
dikalangan Tmtak dan Tptek. Selain itu pihak sekolah juga sering
Tabel 8 Prestasi
Lomba MTQ Siswa
1 Muslihudin 1 7. 36 VII-B
83
adalah keramah-tamahan dan suasana kekeluargaan sesam guru, yang
WIT
Kultur sekolah dan karakter yang kita terapkan saat ini adalah
membiasakan guru displin pada menjalankan tugas, menaati tata terib
sekolah, kebiasaan guru dan siswa saling bersalaman serta menjaga
kebrsihan di lingkungan sekolah maupuh di kelas dengan menjalankan
kultur sekolah tersebut maka kita akan lebih senang melihatnya.
teridentifikasinya spirit dan nilai-nilai dan juga tidak hanya kepala sekolah
Sekolah
84
organisasi yang baik. Organisasi sekolah yang baik menghendaki
tersebut.
Komite Keoala
Sekola 1 Sekolah
r
Kepala
Tata Usah
i
' '
1 '
1 '
Siswa
85
Semua jabatan kepala urusan seperti sturktur organinasi
lainnya.
86
B. Pembahasan
Kota Ternate adalah cara yang dilakukan pihak sekolah yaitu dengan
wawancara kepala sekolah pada haru kamis tanggal 3 februari jam 08.30
WIT.
Qur'an pada saat menerima siswa baru, kegiatan pesantrin kilat (guru dan
seperti di tambahkan hasil wawancara ibu Hj. Endang Hermanto pada hari
87
Dalaro pembentukan pendidikan karakter di sekolah, semua warga
sekolah harus dilibatkan, termasuk penjaga sekolah dan kaur
sekolah, keterlibatan warga sekolah ini supaya mereka betul-betul
belajar dengan memberikan contoh, penanganan atau pengelolaan
mata pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, pemberdayaan sarana
prasarana, dan mampu melaksanakan tugas seluruh warga sekolah di
lingkungannya. Dalam pembentukan pendidikan karakter di sekolah
ini di utamakan disiplin guru dan siswa.
keteladanan yang baik pada siswa, serta guru dan staf-staf lainnya. Kalu
kita tidak memulai dari hal kecil akan sulit merubah karakter kita,
terutama pada tingkat siswa di SMP, karena siswa SMP pada masa
perkembangan sangat cepat terpengaruh dengan hal negatif, hal ini kalu
tidak di terapkan dengan baik tanpa diberikan contoh oleh guru maka
akan tidak mendapat hasil yang maksimal. Hal ini menurut Piaget
kendati mereka melihat aturan tersebut sebagai sesuatu yang dapat saja
yang berbeda, yaitu antara tahap realism moral dan independensi moral.
88
Membentuk karakter anak baik atau tidak tergantung pembinaan
semestinya dilalui dengan baik dan secara alami oleh setiap anak. Kini
sudah jelas bahwa setiap cacat karakter anak diakibatkan oleh perlakuan
guru yang tidak baik pada anak itu sehari-hari. Jika anak-anak telah
guru, guru mengajarkan siswa tata cara shalat (khususnya mata pelajaran
baik bahkan terkesan kurang sopan, oleh karena itu guru setiap saat
selalu mengontrol siswa yang pada waktu jam istirahat dan waktu shalat
89
James Arthur (2003: 22) bahwa membentuk karakter siswa
rabu, kamis dan sabtu, dimulai jam pertama pada pukul 07.15
90
membacanya salah. Selanjutnya guru tersebut membenarkan cara
91
siswa sangatlah banyak. Oleh karena itu pelaksanaannya dibuat
Saleh, menyebutkan:
Kalau kita tidak mengawasi pada laki-laki mereka pada lari pulang, ini
hanya terjadi pada laki-laki sedangkan perempuan kami tidak lagi
mengawasi, dan laki-laki setiap waktu shalat mereka main-main sampai
selesai waktu shalat, bahkan ada yang tidak mengikuti shalat oleh karena
itu, beberapa guru perempuan setiap saat mengawasai sampai selesai
shalat. Ya maklumlah dari awal kita hams paksakan mereka, dan
Alhamdulillah sekarang ini siswa mulai sadar dan budaya lari pulang
sudah mulai berkurang.
pelajaran yaitu jam 12.30 WIT. Pada waktu shalat siswa yang lain pada lari
adik pada lari diwaktu shalat?" siswa itu menjawab sambil berjalan, "lapar, baru
dengan lancar dan baik, hal ini juga didukung kerja sama yang baik oleh guru-
92
pembimbing shalat berdiri di depan menghadap siswa untuk mengatur
Musalla.
amanah, berbuat adil, kepedulian sosial, dan sebagianya. Hal ini juga,
93
umumnya dan anggota gerakan pramuka khususnya di
4) Tapak Suci
94
tennasuk dalam 10 Perguruan Historis IPSI, yaitu perguruan
dan Akhlak menjadi kuat, tanpa Iman dan Akhlak kita akan
menjadi lemah.
sore pukul 16.00 atau jam 4 sore WIT, terlaksananya tapak suci
masalah.
diwajibkan bagi kelas VII dan VIII. Tujuan dari tapak suci
95
dan membina anggota untuk menjadi kader Muhammadiyah yang
militant.
Penjas) pada hari sabtu tanggal 12 februari 2011 jam 17.35 WIT.
tersebut adalah:, (1) instruksi nilai-nilai dan kebaikan dasar, (2) kode
96
pelajaran moral, (4) memberikan model (tauladan) sifat-sifat dan nilai
yang diinginkan, (5) memegang teguh para tauladan moral yang ada
jasa) yang melalui murid-murid, dapat melatih sifat-sifat yang baik dan
hari kamis tanggal 3 tahun 2011, jam 11.30 WIT menyebutkan bahwa:
Pada awal tahun ajaran biasanya rapat kerja yang isinya menyusun program
kerja selama 1 (satu) tahun, yang hadir dalam rapat itu, ya semua kaur dan
guru, sedangkan rapat guru yang ingin mengusulkan sesuatu terkait
dengan program kerja, di terimah dan di diskusikan para kaur. Pada rapat itu
salah satu agenda adalah membahas tentang program pembelajaan di
sekolah yaitu program jangka panjang, menengah dan jangka pendek.
(catatan lapangan).
kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada lingkungan sekolah,
setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan jam
pembelajaran.
97
program, tetapi beberapa guru sudah mampu membuat
program pembelajaran pendidikan karakter dengan baik
namun sebagian belum mampu, contohnya membiasakan
membaca Al-Qur'an sebelum memulai pelajaran. Dan saya
selalui mengarahahkan guru untuk pembinaan siswa
melalui program pendidikan karakter secara terpadu, tetapi
budaya malas guru itu masih sebagian yang melekat diri
mereka, tetapi Tnsa Allah lama kelamaan mereka akan
berubah.
guru.
pengayaan.
98
Kegiatan tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berapa
pendalaman materi oleh siswa yang di desain pada guru untuk menunjang
kaur.
Kita mau melaksanakan program pendidikan karakter tetapi guru betul-
betul ikhlas menjalankannya, apa lagi guru-guru sekarang ini pada malas
menjalankan programnya yang sudah disepakati, jadi kepala sekolah
selalu mengefaluasi setiap bulan sekali dalam rangka untuk
mengoptimalkan programnya masing-masing.
terhadap visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi utama sekolah dengan
rencana program.
99
2) Koordinasi program hanya pada program kerja yang
pelajaran.
programnya masing-masing.
Tabel 9
Program Pembinaan Karakter Siswa
No Nama Kegiatan Alokasi Waktu/Jadwal
1 Bimbingan dan 40 Menit (1 Jam Pelajaran)
Konseling (pembiasaan)
2 Kompetensi Bahasa Indonesia 40 Menit (1 Jam Pelajaran)
3 Kompetensi Bahasa Inggris 40 Menit (1 Jam Pelajaran)
4 Pandu Hisbul Wathan 1 Minggu Sekali (90 Menit)
(HW)
5 Baca tulis Al-Qur'an 3 Minggu Sekali (90 Menit)
6 PMR 3 Kali Seminggu
7 Les Mata Pelajaran Kelas VIII 1 Minggu Sekali (90 Menit)
8 dan IX 1 Minggu Sekali (90 Menit)
9 Praktek IPA Tiap Hari Senin
10 Upacara Setiap hari
100
11 Sholat Dzuhur berjamaah Setiap hari
12 Tadarus Al-Qur'an sebelum jam pertama
13 MIPA Menghadapi Lomba
14 Pesantren kilat, dan tadarusan Bulan Ramadhan
15 Tapak suci 2 sekali seminggu
16 Pengajian kelas 1 Semester sekali
17 Peringatan hari besar Islam Setiap memperingati hari
besar Islam
18 Perkemahan 1 Semester sekali
Life Skill (Kecakapan Hidup) 3 kali seminggu
pada
101
3) Memiliki satu sanggar kesenian yang dapat diandalkan ditingkat
102
memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, kompetensi akademik yang utuh dan
terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai
yang tercantum tata tertib sekolah dan visi dan misi
sekolah.
Guru IPS.
pelajaran Agama dan Pkn, menguji coba dua mata pelajaran ini
103
belajar mengajar di kelas sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam
bahwa tidak semua guru IPS melaksanakan ketiga tahap tersebut, pada saat
kelas memberi salam serta datang tepat pada waktu. Di sinilah diperlukan
bahwa metode pembiasaan pada siswa akan lebih baik dalam kehidupan
sehari-hari.
Metode mengajar guru IPS selalu ceramah dan kami kurang suka,
sebaikannya guru mengajar sesuai dengan setuasi di kelas atau bentuk
tanya jawab supaya kami berpikir apa yang di ajarkan guru dan bila perlu
mata pelajaran sejarah dengan mengunjungi objek sejarah supaya
membuat kita semangat untuk belajar.
104
Selain proses belajar mengajar guru di kelas, juga diupayakan
bulan puasa dan arissan tiap 1 bulan sekali yang di isi ceramah
keagamaan.
105
memberikan pesan pada karakter kesaharian yang harus
pesan yang sama juga di berikan pada hari berikutnya tetapi tidak
Assagaf pada hari sabtu 12 februari tahun 2011, jam 08.15, beliau ini
sikap dan prilaku guru, bagi guru dan siswa merupakan figur utama
106
masyarakat dan di rumah, seperti ungkapan Ibu H. Lily Lai Lawaty
bolos dan apabila tiga kali siswa bolos guru datangi orang tua untuk
107
Karakter
ditemukan semua guru telah membuat RPP. Dalam RPP memuat tujuan
sumber yang tidak hanya dari buku paket, dengan cara ini agar siswa
108
penyebab terjadinya gempa bumi dan akibat yang ditimbulkannya, (3)
adalah:
qur'an menurut tajwid, mulai dari cara membaca Al- Syamsiyah dan
aspek rukun iman mulai dari iman kepada Allah sampai kepada iman
pada Qadha dan Qadar serta Asmaul Husna, (3) menjelaskan dan
dan namimah, (4) menjelaskan tata cara mandi wajib dan shalat-shalat
109
memahami dan meneladani sejarah Nabi Muhammad dan para
nusantara.
keindividuannya
110
gejala yang terjadi di geosfer dan dampaknya terhadap kehidupan,
111
kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi barang/jasa untuk
secara rinci dan later belakang keilmuan guru yang berasal dari bidang
studi yang berbeda, oleh karena itu guru merasa kesulitan untuk
Hi. Hasan pada hari jumat tanggal 25 februari jam 08.00 WIT
112
dan kita masih bingung menerapkan metode IPS terpadu, apa lagi
di sekolah kitakan guru IPS masih sangat terbatas jadi kita bagi
mata pelajan IPS, saya memegang dua mata pelajar yaitu sosiologi
dan sejarah, ibu Manawia pegang mata pelajaran Geografi dan
Ekonomi sedangkan Pak Taib mata pelajaran Pkn jadi agak
susahlah menerapkan terpadu.
materi yang diberikan guru, dengan cara ini juga menarik perhatian siswa
kembali siswa pada materi yang lalu, di sini akan kita tahu siswa belajar
atau tidak".
113
Tanya jawab siswa dengan guru sangat antusias. Guru bertanya
114
diungkapkan Winfred, (2010: 3) adalah anak-anak mendapatkan
banyak hal dari para guru, termasuk hal-hal yang tidak dirumuskan
dalam kurikulum dan hal-hal yang tidak disadari oleh guru dan murid itu
dan dari tatanan fisik sekolah mereka. sebagian dari yang mereka
pelajari bisa diukur dengan amat teliti seperti kadar pengetahuan dan
tidak kentara namun dramatis, seperti sikap emosi, perilaku sosial dan
mengamati di kelas IX-A yang aktif bertanya hanya gunawan dan Mulis
Dilihat dari nilai karakter siswa didalam kelas yaitu sopaii terhadap
115
siswa semua mengucapkan salam kepada guru serta siswa
116
Dari aspek penilaian pendidikan karakter di kelas yaitu cara
penilain dilakukan oleh guru IPS dengan mengadakan tes tertulis dan
sehari-hari di kelas.
117
dari sisi penampilan siswa sudah cukup bagus sopan, yang bagi
didepan kelas, walaupun sebagian kecil orang yang bertanya tetapi sangat
antusias mendengarkannya.
dewasa, oleh karena itu prilaku individu masih diproses dalam pembelajar
berbeda karena didalam sekolah terdapat berbagai macam etnis dan kultur
yang lainnya ini dapat disebut sebagai suatu kepastian dan kenyataan.
118
horizontal dan segi vertikal. Perbedaan dari segi horizontal
5) Tanggung Jawab
119
pengertian dan tanggung jawab secara kontinu dan berusaha
Karakter
120
3) Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran Agama dan akhlak
kognitif siswa.
121
kognetif, sedangkan mata pelajaran IPS dan Pkn, agama dan
menolong sesama teman yang sakit, cara berpakaian yang raping dan
daerah disebut sosiru), membuat hiasan bunga untuk sekolah dan tempat
sampan.
Kemudian mata pelajaran Agama dan Pkn menggunakan cara lain yang
penerapan pendidikan karakter di kelas dan di luar kelas. Penilaian kelas yaitu
sesama selama berada didalam kelas dan sopan santun sedangkan di luar
disebutkan diatas. Maka beberapa hal menurut Sukardi adalah, guru dapat
122
sebagainya. Nama-nama siswa perlu dihafal agar merasa dekat,
123
saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Dalam
sekolah, sikap guru, fasilitas belajar mengajar, serta intraksi dalam proses
tersebut diatas, maka menurut ungkapan kepala sekolah pada hari sabtu
124
Pendidikan karakter di SMP Muahammadiyah 1 Kota
dan agama lain dalam rangka kerukunan intern dan antar umat
hukum,
125
ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi dan
nepotisme.
dan standar isi (SI) serta panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan
mata pelajaran sendiri sesuai dengan kurikulum nasional yaitu pendidikan moral
dan agama yang tergabung dalam mata pelajaran ISMUBA dan program
kegiatan ekstrakurikuler.
126
Kurikulum yang diterapkan di SMP Muhatnmadiyah 1 Kota Ternate
Karakter.
127
pendidikan sekolah untuk dapat memiliki rasa saling percaya satu sama
dipraktekan oleh kepala sekolah dan guru dalam penerapan karakter, (3)
multikultur.
orang lain yaitu aksi, komentar, sinyal nonverbal, dan lagak pribadi,
buruk atau mereka dapat mengendali diri mereka sendiri dengan baik dan
mereka akan dipahami sebagai satu pemantulan dari siapa mereka itu.
128
para guru dan kariyawan tergantung dari masalah yang dihadapi, oleh
Taib Jen pada hari sabtu tanggal 12 februari 2011 jam 10.40 WIT
mengatakan bahwa:
129
Kepala sekolah dalam mengimplementasi pendidikan karakter
oleh guru, kegiatan rutin dalam bulan puasa dan kegiatan lain yang
kelas IX-C pada hari selasa tanggal 8 maret 2011, jam 10.15 WIT.
130
5) Mengevaluasi kegiatan belajar mengajar sesuai
dengan jadwal yang ditentukan dengan kalender pendidikan
yang berlaku
6) Merencanakan jenis kriteria pelaksanaan tes
(Ulangan harian, ulangan semester, dan ujian Nasional)
7) Penyusunan norma dan kriteria penilian sesuai
dengan kurikulum yang berlaku
5) Menentukan syarat-syarat kenaikan kelas dan kelulusan
6) Pemeriksaan hasil belajar siswa setiap akhir semester.
7) Menyusun diskripsi tugas
8) Mengatur ketertiban sekolah secara keseluruhan
9) Mengatur administrasi sekolah
10) Mengatur administrasi siswa
11) Mengatur administrasi pegawai
12) Mengatur administrasi perlengkapan
13) Mengatur administrasi keuangan
14) Mengatur hubungan dan kerjasama dengan masyarakat
8) Menerima dan menetapkan kebijakan berdasarkan
informasi yang diterima atas azas kekeluargaan
15) Melaksanakan program 7K
16) Menyelesaikan masalah-masalah sekolah
17) Membuat pencatatan lengkap untuk arsip/dokumen sekolah
(Sumber data Majelis pendidikan dasar dan menengah Pimpinan
daerah Muhammadiyah Kota Ternate,tahun 2010).
131
didalam kelas maupun di luar kelas. Oleh karena itu, guru harus memiliki
dengan kesabaran mendidik prilaku siswa tidak baik menjadi baik, mereka
merubah prilaku yang dulunya tidak sopan, tidak beramanah dan sampai hal
itu menjadi baik, hal itu kemudian peneliti mengamati di sekolah SMP
sopan santun terhadap guru dan orang lain termasuk peneliti sudah cukup
baik.
jawabnya seperti menurut Murqon Hidayatullah (2010: 30) yaitu (1), guru
mencerminkan karakter guru yang memiliki pribadi yang baik, (2) mampu
132
enak di dengar, jelas (pesan tersampaikan dengan tepat), menyejukkan,
dalam diri siswa itu sendiri, sedangkan kondisi eksternal yaitu keadaan
lingkungan diluar belajar siswa, dengan keadaan seperti ini guru salalu
peran guru yang tidak lepas dari metode pembelajaran yang digunakan.
tanya jawab. Metode Tanya jawab dengan cara bahwa guru memberikan
materi seperti dipersilahkan siswa bertanya dengan guru, dengan cara ini
semua guru mata pelajaran IPS melakukannya. dengan metode ini penilaian
133
pembelajaran di kelas, dan menilai kemampuan siswa dalam
keaktifan belajar.
134
mendukung implementasi pendidikan karakter contohnya tadarusan
Tabel 11 Kompetensi
Profesionalisme Guru
wawancara Hj. Endang pada hari senin tanggal 7 februari 2011 jam 10. 55
WIT.
bawah ini:
135
Tabel 12 Prestasi Akademik Nilai
Ujian Sekolah
kepala sekolah pada hari selasa tanggal 8 maret 2011, jam 08.15 WIT
bahwa:
136
dilaksanakan baik melalui kegiatan ekstarkurikuler maupun
intrakurikuler.
Tabel 13
Pembagian Tugas Guru Bimbingan Konseling (bk)
dan Kegiatan Pembiasaan SMP Muhammadiyah 1 Kota Ternate
Tahun pelajaran 2010/2011
Guru mempunya tugas dan tanggung jawab dalam pembelajaran karakter anak
merupakan sangat penting yaitu, (1) guru harus memahami dan melaksanakan
kurikulum sekolah serta menguasai pelajaran yang di berikan, (2) guru harus
memiliki daftar dan jadwal mengajar, (3) guru harus membuat persiapan program
137
semester, (5) guru wajib ikut berusaha menyelamatkan
sekolah.
tahunan/program semester)
bahasan
138
8) Menyusun perangkat tes yang telah dipublikasikan secara
dalam PBM
Ekstrakurikuler
139
dilakukan di sekolah, seperti kegiatan tadarusan, praktek shalat,(Khusus
sekolah, yaitu tapak suci, shalat berjamaah, pramuka dan kegiatan lainya
ungkapan Ibu Mahani Assagaf pada hari rabu pada tanggal 2 maret 2011,
140
3) Rekreasi yaitu: pengembangan suasana rileks, mengembirakan
perkembangan.
siswa sudah terbiasa bersalaman dan berjabat tangan kepada siapapun yang
berada dilingkungan sekolah termasuk peneliti, dan juga kegiatan tapak suci,
Menurut ungkapan Bapak Taib Jen di ruangan kerjanya pada hari sabtu
tanggal 12 februari 2011, jam 10.15 WIT, " dalam rangka kegiatan keagamaan
ini untuk mendekatkan diri kita kepada Allah, dan menjaukan diri dari hal-hal
yang tidak baik. serta memperkuat tali persaudaranan guru dan siswa di
mengikuti kegiatan Tapak Sici dan Hisbul Wathan dengan cukup baik/tertib
141
seperti peneliti mewancarai orang tua dari siswa Asrul Moloku pada hari
guru dalam kelas, siswa sopan dalam cara berpakaian^ serta tingkat
kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah yang sudah disepakati, tetapi
ada sebagian siswa laki-laki yang melanggar aturan atau tata tertib tetapi
sesorang yang harus melakukan, kewajiban seseorang itu benar dan baik
142
adalah yang tidak melanggar hukum dalam arti secara universal
Intrakurikuler Ekstrakurikuler
Shalat IMPLEMENTASI
Berjamaa PENDIDIKAN
h KARAKTER DI SMP Bersalama
MUHAMMADIYAH n
1 KOTA TERNATE
143
e. Faktor Pendukung dan Penghamabatan Implementasi
Pendidikan Karakter
144
mengelolah dan membuat keputusan, kelima pembinaan
kebutuhan sekolah.
145
selalu bekeija sama dalam memenuhi dan melengkapi sarana dan
Laboratorium
146
IPA serta Perpustakaan sekolah yang belum representativ, begitu
prasaran dalam hal ini tempat pengajian dan life skills masih
c) Program Pembelajaran
147
karena alokasi waktu yang ditentukan dirasakan masih kurang
masih sangat rendah yang hanya peduli beberapa guru saja. Latar
148
malas guru ini juga mengakibatkan lambatnya pengembangan
Kota Ternate
beda seperti ada yang bentuk bersalaman saja dan ada juga bentuk
lainnya.
sekolah sudah berjalan dengan cukup baik, hal ini dapat dirasakkan
langsung oleh kepala sekolah dan guru dengan bukti peneliti selama
apel masuk dengan bersalaman kepada sesama teman dan guru atau
berjamaah suda cukup baik dan datang tepat pada waktu. Dan dirumah
pun dirasakan sebagian orang tua yang menurut mereka bahwa anak-
anak
149
sudah bisa diatur dengan mudah. Hal ini yang diungkapan orang tua
Sisilia Yasin pada hari minggu tanggal 6 februari 2011, jam 20.00 WIT
Anak saya sekarang tidak bandel lagi, dulu anak saya disuruh shalat
baru dia pergi shalat, sekarang waktu shalat kita tidak suru lagi, dia
langsung pergi shalat dan setiap hari ke sekolah dan pulang sekolah
selalu memberi salam kepada orang tua. Kalu di waktu pulang
sekolah, ya maklumlah kadang anak makan habis bermain sampai
pulang sore, setelah itu mandi menunggu waktu shalat magrib tanpa
kita menyuruhnya.
perilaku atau karakter yang sudah cukup baik, contohnya kebiasaan siswa
untuk bersalaman dengan warga sekolah maupun tamu, kebiasaan siswa ini
setiap pagi pada waktu apel dan pada waktu mata pelajaran lokal mereka
sempat datang mereka sendiri mengambil Al-Qur'an untuk baca. Selain itu
siswa selalu menaati tata tertib yang sudah disepakati bersama. Adapun inti
sehari-hari di sekolah.
150
kariyawan dan Guru) dalam meningkatkan pembelajaran pendidikan
terlalu penting.
151
Hasil pengamatan implementasi pendidikan karakter dalam
152
BAB V
A. Kesimpulan
apel pagi membiasakan bersalaman sesama guru dan siswa, baca Tulis
153
sampah di tempat yang sudah di sediakan masing-masing di depan kelas, dan
tertib sekolah.
Implikasi
oleh karena itu sekolah hams lebih menyadari bahwa kegiatan pendidikan
menjalankannya maka, pendidikan karakter itu akan tidak berarti sama sekali,
154
bagi sekolah, Diknas dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah. Sukses atau tidak
menaati tata tertib sekolah, menjalankan visi misi sekolah dan teriibat kegiatan
yang lebih baik kedepan. Hal ini kalu dijalankan dengan baik maka kualitas
Ternate di katakan cukup kondusif tetapi cara guru mengajar masih bentuk gaya
lama yaitu tampak monoton, dan sebagian guru sudah kreatif tinggi dalam
disiplin berpakaian. Dengan kreaiifiatas guru, maka akan siswa lebih senang
tidak akan bosan mendengarkan dan akan mengikuti apa yang disampaikan.
Oleh karona itu, kepak sekolah harus lebih objektif mengontrol guru yang
155
Dengan demikian, guru dapat mengembangkan potensi dan dengan
penuh tanggung jawab, dengan itu guru memiliki peran yang sangat penting
karakter siswa. Oleh karena itu, guru harus lebih pengalaman pembelajaran
Keterbatasan Penelitian
waktu dan kalu waktu yang lebih lama, maka akan mendapatkan hasil
yang maksimal.
karenakan sebagian besar siswa kelas tiga konsentrasi ulangan. Dan PPL
kesibukan buat RPP, urusan keluarga, urusan dinas dan lainnya, maka
156
Saran
pengembangan karakter.
Muhammadiyah memiliki arti penting, oleh karena itu, PAW dan kepala
157
program kerja dan setelah itu memantau, mengevaluasi program tersebut.
manfaat secara langsung yang dapat dirasakan siswa lebih efektif dan
terarah.
pembekalan khusus.
bagus, namun ada kekurangan dan kelebihannya oleh karena itu, semua
diprogramkan.
159
DAFTAR PUSTAKA
Bell, L., & Kent, P. (2010). The cultura, A case study exploring the ways
in which sixth-formstudents perceive school cultural. Journal of
the British Educational Leadership, management & Administration
Society, 8-32: 351663
160
Doni Koesoema. (2009). Pendidik Karakter di Jaman Keblinger.
Jakarta: Gramedia
161
Lickona, T. (1991). Educating for Character: How Our Schools Can
Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books.
Moh. Shochib. (1998). Pola Asuh Orang Tua Dalam Membangun Anak
Mengembangkan Displin Disiplin Dari. Jakarta: Rineka Cipta.
Revell, L & Arthur, L (2007: 80) Character education in schools and the
education of teachers. Journal of Moral Education Vol. 36, No. 1
162
Sabar Budi Raharjo. (2010). Pendidikan karakter sebagai upaya
menciptakan akhlak mulia. Jurnal pendidikan dan kebudayaan,
0215-2673.
163
Zamroni. (2000). Paradigma Masa Depart. Yogyakarta:
BIGRAF Publishing.
164
LAMPIRAN -
LAMPIRAN
KISI-KISI INSTRUMENT JPENGUMPULAN DATA
IMPLEMENTASI PENDIDEKAN KARAKTER
165
2. Dasar Pemikiran Pendidikan a. Maksud dan tujuan
Karakter penelitian Pedoman
b. Catatan perjalanan
peneliti wawancara
a. Pendidikan karakter Pedoman
melalui belajar mengajar
wawancara
b. Pola pendidikan
karakter di SMP Pedoman
Muhammadiyah 1 Kota wawancara
Ternate Pedoman
c. Kegiatan wawancara
ekstrakurikuler Pedoman
dan intrakurikuler
wawancara
d. Bimbingan siswa
Pedoman
e. Pembentukan kultur
sekolah wawancara
Pedoman
3. Implementasi Pendidikan Karakter a. Peran guru dan Pedoman Kepala Sekolah &
wawancara Guru
di SMP Muhammadyah 1 Kota kepala Pedoman Kepala Sekolah &
Ternate sekolah wawancara Guru
b. Implementasi
166
Pendidikan Karakter
c. Faktor pendukung Pedoman Wawancara Kepala Sekolah &
Guru
dan penghamabatan
implementasi
pendidikan karakter Lembar pengamatan Kepala Sekolah &
Guru
d. Hasil yang dicapai
pendidika karakter di
SMP Muhammadiyah 1
4 Kendala dalam proses a. ada tidaknya kendala Pedoman Kepala Sekolah &
penerapan pendidikan b. cara mengatasi wawancara Guru
karakter Lembar pegamatan
167
Pedoman Observasi dan Wawancara
Di Sekolah
9. Jika terjadi pelanggaran tata tertib sekolah, sangsi apa sajakah yang
pernah dilakukan di sekolah?
14. Menurut Bapak/ibu/, apakah semua guru bidang studi selama ini ikut
berperan serta secara aktif dalam pembelajaran pendidikan karakter
siswa?
168
15. Menurut Bapak/Ibu apakah visi dan misi sekolah sesuai dengan
pendidikan karakter di sekolah?
169
6. Pada waktu jam pelajaran dimulai apakah guru sering datang
terlambat dan bagaiaman sikap anda?
12.Kegiatan apa sajakah yang sering anda ikut diluar jam pelajaran tapi,
dilaksanakan dilingkungan sekolah?
15. Jika diantara teman-teman anda yang terkena musiba, bagaimana sikap
anda?
16. Hal-hal apa saja yang anda sukai kagum terbadap para guru di sini?
17. Hal-hal apa saja yang anda tidak sukai guru disini?
18.Pada saat jam pelajaran kosong (guru tidak masuk kelas), kegiatan
apa saja yang anda lakukan bersama teman-teman?
19.Anda sebagai siswa SMP sebutkan hal-hal apa saja yang menjadi
kebanggaan kelebihan sekolah SMP Muhammadiyah 1 Kota Ternate ini
dibanding sekolah lainnya?
170
20. Apakah keteladanan kedisiplinan, suritauladan, dan kepribadian
yang dicontohkan guru, kepala sekolah staf administasi pada anda?
171
14. Berapakah Jumlah siswa yang melanggar tata tertib sekolah dan jumlah
siswa yang melakukan tindakan kriminal. Faktor-faktor apasaja yang
mendukung dan menghambat pembelajaran pendidikkan karakter
siswa?
172
13.Bagaiman peran kepala sekolah dalam usaha membangun
pendidikan karakter di sekolah?
17.Apakah visi dan misi pengaruh terhadap guru dan kariawan di sekolah?
173
PEMBAGIAN TUGAS
MENGAJAR TAHUN PELAJARAN
2010/2011
174
NIP. 19771015 200501 2 014 Tk.l
15 Ona Raiyani Rahman, Penata Muda Ill/b B. Inggris 15 15
S.Pd. NIP. 19800723 Tk.l
16 2005012
Manawia015Hi. Saban, S.Pd. Penata Muda Ill/b IPS 20 20
NIP. 19680116 2005012 Tk.l
17 Rahmawati Bakri, b.Ag. Penata Muda Ill/a Kemuh/BTA 6 6 12
NIP. 19781216 2005012
18 004
Masita Abbas, S.Ag. Penata Muda Ill/a B. Arab/BTA 3 4 9 16
NIP. 19770327 200604 2 013
19 Taib Jen, S.Pd. Penata Muda Ill/a IPS 20 20
NIP. 19710407 200701 1 022
20 Idham S. Usman, S.Pd. Penata Muda Ill/a IPA-Fisika 15 15
NIP. 19751228 200701
21 Faujia Salmin, S.Pd. Penata Muda Ill/a B. Inggris 15 15
NIP. 19770727 200701 2 040
22 Gamaria Ishak, Penata Muda Ill/a B. Indonesia 15 15
S.Pd. NIP. 970 013
23 M. Zen N. - Kemuh 6 6
Imam NIP-
24 Nailul Author, - TIK/Kemuh 12 6 6 24
S.PdI. NIP-
25 Nurhayati Samsudin, - B. Indonesia 15 15
S.Pd. NIP-
26 Gafur Ahmad, B. Indonesia 15 15
S.Pd. NIP-
Struktur Kurikulum SMP M
uhammadiyah 1 Kota Ternate
176
Tabel Pembagian Tugas
Mengajar Guru
177
NIP. 19670208 199801
1 003
14 Rusmini Muhammad, Matematika 5 15 20
S.Pd.
NIP. 19771015 200501 2
014
15 Ona Raiyani Rahman, B. Inggris 15 15
S.Pd.
NIP. 19800723 200501 2
015
16 Manawia Hi. Saban, IPS 20 20
S.Pd. NIP. 19680116
2005012 004
17 Rahmawati Bakri, S.Ag. Kemuh/BTA 6 6 12
NIP. 19781216 2005012
004
18 Masita Abbas, S.Ag. B. Arab/BTA 3 4 9 16
NIP. 19770327 200604
2 013
19 Taib Jen, S.Pd. IPS 20 20
NIP. 19710407 200701 1
022
20 Idham S. Usman, S.Pd. IPA-Fisika 15 15
NIP. 19751228 200701
1 013
21 Faujia Salmin, S.Pd. B. Inggris 15 15
NIP. 19770727 2007012
040
22 Gamaria Ishak, B. Indonesia 15 15
S.Pd. NIP. 970 013
23 M. Zen N. Imam Kemuh 6 6
NIP-
24 Nailul Author, S.PdI. TIK/Kemuh 12 6 6 24
NIP-
25 Nurhayati Samsudin, B. Indonesia 15 15
S.Pd. NIP-
26 Gafiir Ahmad, B. Indonesia 15 15
S.Pd. NIP-
178
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA SMP MUHAMMADIYAH 1 KOTA TERNATE
NOMOR : 110 / 824/SK-SMPM.l/ 2010
TENTANG
179
4. Kehadiran tepat waktu pada setiap hari kerja dan wajib berada
pembelajaran
182
10. Guru wajib mengewvaluasi tentang perkembangan anak di
183
TATA TERTIB SISWA SMP
MUHAMMADIYAH 1 KOTA TERNATE
184
10. Bagi siswa yang membawa kendaraan sepeda / sepeda
motor agar memarkirnya ditempat yang disediakan dalam
keadaan terkunci dan tunduk pada aturan perparkiran.
11. Bersedia mendatangkan Orang Tua / wali sewaktu-waktu
apabila sekolah memerlukan (mengambil raport / panggilan
konsultasi masalah putra-putrinya).
12. Mengikuti minimal satu jenis kegiatan ektrakulikuler yang
ditetapkan sekolah.
Hak-hak Siswa
13. Siswa Berhak mengikuti pelajaran selama tidak melanggr
tata tertib yang telah di tetapkan.
14. Siswa dapat meminjam buku diperpustakaan sekolah
tanpa dipungut biayah dengan mentaati peraturan perpustakaan
yang berlaku.
15. Siswa berhak mendapat perlakuan yang sama dengan
menerima layanan pendidikan dan pelajaran dari seluruh bidang
studi yaqng telah ditetapkan dari Sekolah yang berlaku.
16. Siswa berhak untuk memilih, mengikuti, melaksanakan
kegiatan ekstra kurikuler yang ditetapkan oleh sekolah.
17. Siswa berhak menggunakan fasilitas yang ada disekolah
(perpustakaan,Labolaturum, UALAH Dll) yang dapat membantu
kelancaran kegiatan siswa. Dengan catatan telah mendapat izin
penggunaan dari Waksek Sarana dan prasarana dan bersedia
menjaga kebersihan dan keamanan sarana prasarana Sekolah.
18. Siswa berhak mengikuti ulangan harian, ulangan umum,
EBTA / EPTANAS sesuai jadwal yang telah ditetapkan dengan
catatan siswa telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan
panitia / sekolah.
HLKETENTUAN SERAGAM SEKOLAH
1. SERAGAM SEKOLAH
Setiap hari siswa diwajibkan berpakaian seragam sekolah yang
rapih dan sopan serta sesuai dengan ketentuan seragam sekolah.
185
a. Senin sampai Kamis: Seragam putih biru dengan badge Osis
lengkap,
sepatu hitam kaos kaki putih.
b. Juma'at sampai Sabtu: Seragam batik biru lengkap dengan
atribut
sepatu hitam kaos kaki putih.
c. Upacara bendera: seragam putih biru lengkap atributnya
dengan
memakai topi Osis SMP.
d. Perhiasan Tidak Berlebihan
> Putri : hanya diperbolehkan memakai
giwang/anting-anting dan jam tangan dan tidak
diperbolehkan bermake UP Berkebihan
> Putra: hanya diperbolehkan memakai jam tangan
dan tidak perkenankan memakai perhiasan/asesoris
lainnya serta topi selain topi sekolah.
2. HAL SIKAP DAN PRILAKU
Siswa di larang:
a. Bertindak tidak sopan terhadap guru atau personil sekolah.
b. Menyerang guru atau pegawai sekolah.
c. Berkelahi dilingkungan sekolah.
d. Terlibat tawuran antar sekolah.
e. Melakukan tindakan asusila.
f. Bertindak tidak senonoh terhadap teman.
g. Melakukan pemerasan terhadap orang lain.
h. Membawa / mengedarkan / memakai; miras, obat terlarang,
VCD
porno. i. Membawa dan atau merokok dilingkungan
sekolah. j. Membawa senjata tajam. k. Membawa /
menyembunyikan petasan. 1. Merusak sarana dan
prasarana sekolah. m. Mencoret dinding, meja, kursi,
pagar dll. n. Menyalagunakan uang iuran komite o.
Nongkrong di kantin / waning / koperasi di dalam / di luar
sekolah pada saat jam-jam pelajaran.
186
p. Menyalagunakanuangjuran BP3
q. Tidur, sikap acuh, bicara pada saat guru
menjelaskan /
memberikanpelajaran
r. Memalsukan surat keterangan dari orang tua /
wali
s. Meninggalkan kelas tanpa ijin pada saat jam
pelajaran
t. Membuang sampah disembarang tempat
u. Mencuri barang milik orang lain atau sekolah
v. Mengunakan Hp pada saat KBM
187
t Gamb
ar: 1 SMP
Muhammadiyah 1
Kota Temate
Ga
mbar: 2
Kegiatan
Shalat Dzuhur
Berjamaah
Gambar: 5 Kegiatan
Pembelajam Geografi
Gambar: 6 Kegiatan
Praktek Mata Pelajaran Budaya Daerah