PENDAHULUAN
1
Spesialisasi berkembang karena pada hakekatnya manusia adalah
makhluk terbatas di mana tak seorangpun mampu memahami bumi
dalam pengertian luas secara mendalam. Karena itu timbul
pembatasan ruang lingkup kajian sehingga bumi dalam pengertian
luas dipelajari berbagai ilmu seperti Meteorologi dan Klimatologi
mempelajari gejala alam di Atmosfer, Hidrologi dan Oseanografi
mempelajari gejala alam di hidrosfer sedang litosfer dipelajari dalam
ilmu Geologi. Ruang lingkup kajian geologi yang sudah dibatasi pada
litosfer saja masih sangat luas sehingga terjadi spesialisasi lebih lanjut
menghasilkan berbagai sub-bidang geologi/cabang-cabang geologi,
bahkan cenderung untuk berdiri sendiri. Spesialisasi ini sejalan
dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kemajuan peradaban
sehingga kebutuhan manusia juga meningkat. Orang tidak merasa
puas lagi dengan hanya memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan melainkan ke kebutuhan tingkat tinggi dan sangat kompleks
seperti kebutuhan berbagai asesori, hiburan, pendidikan dan
sebagainya. Semua itu membutuhkan berbagai bahan baku yang
gudang utamanya di bumi, sehingga untuk mendapatkannya perlu
mempelajari sumbernya secara mendalam. Muncullah berbagai
cabang geologi antara lain Geologi Pertambangan yang dapat dipecah
lagi menjadi Geologi Minyak dan Gas Bumi, Geologi Batubara dan
seterusnya, Geologi Teknik, Mineralogi dan sebagainya.
2
1. Mineralogi
Studi tentang mineral secara megaskopis dan menentukan nama
mineral dari hasil deskripsi (sifat fisik, belahan, goresan, warna, kilap,
dll).
2. Petrologi
Studi tentang batuan, asal mula pembentukannya, klasifikasinya,
tempat pembentukan dan pengendapannya, serta penyebarannya baik
di dalam maupun di luar perut bumi.
3. Geologi Struktur
Studi mengenai perubahan bentuk2 kerak bumi yg diakibatkan oleh
gaya sehingga menghasilkan struktur geologi berupa lipatan, patahan,
kekar, dll.
4. Geomorfologi
Studi tentang bentang alam dan proses2 yg mempengaruhinya.
5. Stratigrafi
Studi tentang perlapisan batuan, komposisi, ketebalan, penyebaran,
umur dan korelasi lapisan batuan.
6. Geokimia
Pada dasarnya adalah studi mengenai komposisi kimia bumi.
mempelajari keberadaan unsur-unsur isotop di bumi, dll.
7. Paleontologi
Studi tentang segala aspek kehidupan masa lampau berupa fosil baik
makro ataupun mikro yg di temukan dalam batuan.
3
8. Geologi Terapan
Penerapan Geologi untuk kepentingan manusiapada bidang tertentu.
Misal: Geologi Pertambangan, Geologi batubara, Geologi Minyak dan
Gas bumi, Hidrogeologi, dsb
4
Kaitan ilmu geologi dengan ilmu planologi
Planologi adalah salah satu cabang ilmu tehnik yang mempelajari
penataan wilayah tentang bagaiman cara mendesain perdesaan,
wilayah dan kota. Penerapan geologi erat hubungannya dengan
penataan dan pengembangan wilayah. Pola cangkupan berbagai aspek
yang saling terkait satu sama lain secara fisik , ekonomi maupun
social, membutuhkan penaganan yang terpadu. Oleh karena itu
perkembangan wilayah mencakup penataan lingkungan tersebut yang
baik dilakukan dalam membangun tanpa merusak (development with
out destruction).Yang di tinjau secara geologi yang muncul sebagai
tulang punggung dalam menangani masalah tata lingkungan.
5
BAB II
TERJADINYA BUMI
6
(karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian
menjadi planet-planet dalam tata surya.Teori nebula ini terdiri dari
beberapa tahap,yaitu
2. Teori Planetisimal
7
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli
astronomi Amerika bersama rekannya Thomas C.Chamberlain,
seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis,
yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar
sekali, Pada suatu saat melintas bintang lain yang ukurannya hampir
sama dengan matahari, bintang tersebut melintas begitu dekat
sehingga hampir menjadi tabrakan. Karena dekatnya lintasan
pengaruh gaya gravitasi antara dua bintang tersebut mengakibatkan
tertariknya gas dan materi ringan pada bagian tepi.
Karena pengaruh gaya gravitasi tersebut sebagian materi terlempar
meninggalkan permukaan matahari dan permukaan bintang. Materi-
materi yang terlempar mulai menyusut dan membentuk gumpalan-
gumpalan yang disebut planetisimal. Planetisimal- Planetisimal lalu
menjadi dingin dan padat yang pada akhirnya membentuk planet-
planet yang mengelilingi matahari.
8
Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada
tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari
dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut
pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan
gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi,
ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan
jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika
sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari
mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang
raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang
tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa
dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari
massa matahari dan merentang ke arah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya
kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda
tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan
penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan
perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang
pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu
akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses
pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada
planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada
planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif
lebih cepat.
9
4. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan
oleh seorang ahli
Astronomi R.A Lyttleton.
Menurut teori ini, galaksi
berasal dari kombinasi
bintang kembar. Salah
satu bintang meledak
sehingga banyak material
yang terlempar. Karena
bintang yang tidak
meledak mempunyai gaya
gravitasi yang masih kuat,
maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang
yang tidak meledak itu. Bintang yang tidak meledak itu sekarang
disebut dengan matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah
planet-planet yang mengelilinginya.
10
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari
puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan
kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut
memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan
bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu
saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar
angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula.
Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula
tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan
nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya.
Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami
kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang
mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu
membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
11
dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium
di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa
konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan
perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan
peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan
jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya
telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima
oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang
dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta.
Masih sangat banyak teori lainnya yang Dikemukakan oleh para ahli
seperti:
Teori Buffon dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere
Comte de Buffon. Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi
tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan
sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang terpental ini
menjadi planet.
12
sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah
protoplanet.Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi
sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan
tersebut menguap dan menggumpal menjadi planet planet.Dalam
teorinya beliau juga mengatakan bahwa tata surya pada mulanya
berupa bola kabut raksasa. Kabut ini terdiri dari debu, es, dan gas.
Bola kabut ini berputar pada porosnya sehingga bagian-bagian yang
ringan terlempar ke luar, sedangkan bagian yang berat berkumpul di
pusatnya membentuk sebuah cakram mulai menyusut dan
perputarannya semakin cepat, serta suhunya bertambah, akhirnya
terbentuklah matahari.
13
akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang
menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan
kemudian membentuk planet planet.
14
penemuan mereka.Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit
Cosmic Background Explorer. COBE ke ruang angkasa untuk
melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8
menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan
Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah
terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai
penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan
jelas membuktikan teori Big Bang.
15
yang diciptakan" dan menambahkan: "Jika ia diciptakan, ia sudah
pasti diciptakan oleh Tuhan dengan seketika dan dari ketiadaan".
Ketika Politzer berpendapat bahwa alam semesta tidak diciptakan dari
ketiadaan, ia berpijak pada model alam semesta statis abad 19, dan
menganggap dirinya sedang mengemukakan sebuah pernyataan
ilmiah. Namun, sains dan teknologi yang berkembang di abad 20
akhirnya meruntuhkan gagasan kuno yang dinamakan materialisme
ini.
16
Berdasarkan Sudut Pandang New Geology
The continents had once been stitched together, as parts off a super
land mass he called PANGEA (all earth). Then ; said Wegener
several hundred million years ago Pangea ruptured and the
continents drifted to their present positions, plowing like shallow rafts
through the sea of rock thats makes up the floors of the oceans.
17
2. Convection Current Teory, Vening Meinesz - Hery Hess
- Gradien Geotermis
18
Peta Punggungan Tengah Samudra (MID OCEANIC RIDGE)
19
New ocean plate is created by the solidification of mantel material
rising from below those corresponding to ocean trenches and young
continental mountains range ( mid-ocean ridge ).Pergerakan saling
menjauh, menyebabkan terbentuknya / memekarnya dasar samudra
dan terbentuknya punggungan tengah samudera ( mid-ocean ridge ),
serta aktivitas vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa
berstruktur basalts.
20
back down in to the mantle subduction plate- volcanic and
earthquakes activity along convergent plate boundaries result from
energy released in or along the subducting. Pergerakan saling
mendekat antar kerak samudera, menyebabkan kerak samudera
menujam kedalam mantel sehingga terbentuk palung / zona
subduksi, dan terbentuk pegunungan vulkanik dasar laut dengan
magma yang cair karena mengandung sedikit kuarsa (SiO2),
pembentuk batuan basaltis
3. Transform Fault
21
Di daerah pergerakan saling berpapasan, terdapat aktivitas
vulkanisme yang lemah disertai gempa yang tidak kuat.
BAB III
22
MINERAL DAN BATUAN
1. Mineral
23
Mineral pembentuk batuan dikelompokkan menjadi empat yaitu
Silikat, Oksida, Sulfida, Karbonat dan Sulfat:
1. Mineral Silikat
1. Mineral ferromagnesium :
Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang
besar.
24
4. Biotite: mineral mika berbentuk pipih yang dengan mudah
dapat terkelupas. Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua
hingga coklat-hitam. Berat jenis 2.8 3.2.
1. Mineral non-ferromagnesium
2. Muskovit : Disebut mika putih karena warnanya yang terang,
kuning muda, coklat, hijau atau merah. Memiliki Berat jenis 2,8
3,1.
4. Mineral Oksida
25
Terbentuk dari persenyawaan langsung dari oksigen dan tertentu.
Dengan susunan lebih sederhana lebih sederhana dari silikat kemudian
mineral oksida lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat
dan lebih berat kecuali sulfida. Adapun mineral-mineral oksida yang
paling umum adalah korondum (Al2O3), es (H2O), hematit (Fe2O3) dan
kassiterit (SnO2)
5. Mineral Sulfida
26
Gambar 3.1 Proses Terjadinya Mineral
2. Batuan
27
Batuan akan mengalami proses penghancuran dan kemudian akan
terpindahkan atau tergerak oleh berbagai macam proses alam seperti
aliran alir, hembusan angin, gelombang pantai, maupun gletser. Media
pengangkut tersebut dikenal sebagai alat pengikis, yang dapat
membawa fragmen atau bahan yang larut ke tempat-tempat tertentu
berupa sedimen dan berupaya untuk meratakan permukaan bumi.
Kemudian terjadi perubahan dari batuan lepas menjadi batuan yang
keras melalui pembebanan dan perekatan oleh senyawa mineral dalam
larutan menjadi batuan sedimen. Batuan-batuan tersebut akan
menyesuaikan dengan lingkungan yang baru sehingga terbentuklah
batuan malihan atau metamorfis.
28
Setiap mineral mempunyai berat jenis tertentu. Besarnya
ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan dari
ikatan unsur unsur tersebut dalam susunan
kristalnya.Umumnya mineral-mineral pembentuk batuan
mempunyai berat jenis sekitar 2.7, meskipun berat jenis rata-
rata unsur metal didalamnya berkisar antara 5. Emas murni
umpamanya, mempunyai berat jenis 19.3.
3. Bidang belah
Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu
bidang yang mempunyai arah tertentu. Arah tersebut ditentukan
oleh susunan dalam dari atom-atomnya. Dapat dikatakan bahwa
bidang tersebu tmerupakan bidang lemah yang dimiliki oleh
suatu mineral.
4. Warna
Warna mineral memang bukan merupakan penciri utama untuk
dapat membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya.
Namun paling tidak ada warna-warna yang khas yang dapat
digunakan untuk mengenali adanya unsur tertentu didalamnya.
Sebagai contoh warna gelap dipunyai mineral, mengindikasikan
terdapatnya unsur besi.Disisi lain mineral dengan warna terang,
diindikasikan banyak mengandung aluminium.
5. Kekerasan
Salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah
dengan mengetahui kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat
29
resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami
abrasi (abrasive) atau mudah tergores (scratching).
6. Goresan
Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada bidangnya,
seperti pada mineral kuarsa dan pyrit, yang sangat jelasdan
khas.
7. Kilap
Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari
permukaan suatu mineral. Kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis,
yaitu KilapLogam dan Kilap Non-Logam. Kilap Non-logam
antara lain, yaitu: kilap mutiara, kilap gelas, kilap sutera, kilap
resin, dan kilap tanah.
30
Adapun cara yang kedua adalah melalui analisa kimiawi atau
analisa difraksisinar X, cara ini pada umumnya sangat mahal
dan memakan waktu yang lama.
BAB IV
PROSES-PROSES GEOLOGI
31
suhu, gerakan air, angin, dan lain sebagainya. Tenaga ini bersifat
merusak meskipun akhirnya membentuk batuan bentukan baru.
32
Secara geologi (kebanyakan) memasukkan erosi sebagai bagian
dari proses transportasi.
a. Pelapukan batuan
33
kondisi iklim dan cuaca, apakah kering atau lembab, dingin atau
panas, konstan atau berubah-ubah.
kehadiran dan kelebatan vegetasi
kemiringan medan, pengaruh pancaran matahari, dan curah
hujan.
34
exfoliation domes (berbentuk bukit dari batuan masif yang
homogen, dan mengelupas dalam lapisan-lapisan atau serpihan-
serpihan melengkung).
35
kurang tebal. Erosi yang menyebabkan lapisan tanah yang terkikis,
tanah yang tipis (berkurang)
2. Penggaraman (solinization) yakni pasang surut dan instrusi air
laut
3. Pemasaman (acidification) yakni tanah sulfat masam, tanah
gambut
4. Pemadatan (compaction) yakni alat berat dan prubahan struktur
oleh curah hujan yang tinggi
5. Khusus tanah gambut, pengeringan (irreversible drying) yakni
subsidensi, tanah gambut jika disiram kembali maka tidak akan basah
lagi
1.3 Agradasi
36
agradasi menurut arti berarti peninggian, peningkatan, atau kemajuan.
Jika dikaitkan dengan tenaga eksogen, agradasi berarti peningkatan
permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga eksogen.
1. Tenaga Endogen
37
tenaga dari dalam bumi yang membentuk konfigurasi permukaan
bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi
menjadi tidak rata. Tenaga Endogen sering menekan di sekitar lapisan-
lapisan batuan pembentuk kulit bumi (litosfer). Mungkin saja di suatu
daerah dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga
endogen ini berubah menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada
bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau
jurang. Tenaga ini dapat berupa tektonisme (diastropisme),
volkanisme, dan gempa.
38
lipatan. Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini ada dua, yaitu :
puncak lipatan (antiklin) dan lembah lipatan (sinklin). Proses
datropisme juga dapat menyebabkan struktur lapisan-lapisan batuan
retak-retak dan patah. Lapisan batuan yang mengalami proses patahan
ada yang mengalami pemerosotan yang membentuk lembah patahan
dan ada yang terangkat membentuk puncak patahan. Lembah patahan
disebut slenk atau graben sedangkan puncak patahan dinamakan horst.
39
Gempa bumi adalah proses pergeseran permukaan bumi, baik
disebabkan oleh tektonisme, volkanisme maupun terban (tanah
runtuh). Gempa bumi ini kurang berperan dalam membentuk
konfigurasi permukaan bumi dibandingkan kedua tenaga sebelumnya.
BAB V
40
GEOMORFOLOGI
41
mudah untuk mengingatnya kembali jika pernah melihat secara
langsung dan sebagai bekal memori pada saat melakukan interpretasi
foto udara (IFU).Bentuk lahan walupun mudah diamati dengan foto
udara tapi perlu dilakukan pendekatan dengan melakukan mendatangi
langsung ke lapangan dalam bentuk kunjungan lapangan (field trip).
Hal tersebut dimaksudkan untuk lebih memastikan unsur pembentuk
landform tersiri dari komposisi atau susunan batuan apa saja.
Disamping itu dengan survai lapangna akan diperoleh beberapa kunci
interpretasi fotro udara (IFU) dari hasil kunjungan lapangan pada
berbagai bentuk lahan yang berbeda. Sehingga dengan kunci IFU akan
diperoleh analaisis bentuk lahan yang lebih lengkap yang merupakan
satu komponen penyusun bentang lahan.Bentuk muka bumi yang
kompleks telah menjadi suatu pokok bahasan tersendiri khususnya
dalam usaha pemanfaatannya. Dalam hal ini setiap bentukan lahan
mempunyai kapasitas berbeda dalam mendukung suatu usaha
pemanfaatan yang tentunya mengarah untuk tepat guna. Sehingga
dengan tujuan sama yaitu bermaksud menyederhanakan bentuk lahan
permukaan bumi yang kompleks ini, maka pemahaman mengenai
ilmu geomorfologi yang mempelajari bentukan-bentukan lahan
menjadi sangat penting.Penyederhanaan muka bumi yang kompleks
ini membentuk suatu unit-unit yang mempunyai kesamaan dalam sifat
dan perwatakannya. Kesatuan sifat ini meliputi kesamaan struktur
geologis atau geomorfologis sebagai asal pembentukannya, proses
geomorfologis sebagai pemberi informasi bagaimana lahan terbentuk,
dan kesan topografis yang akan memberikan informasi tentang
42
konfigurasi permukaan lahan. Dengan adanya informasi tersebut
perencanaan penggunaan lahan secara tepat akan dapat lebih terwujud.
43
dengan buku acuan berjudul Aerial Photo-Interpretation in
Terrain Analysis and Geomorphologic Mapping (Van Zuidam,
1985). Sistem ITC dipilih dan dipakai sebagai acuan mengingat sistem
ini merupakan gabungan dari beberapa sistem yang ada, baik di
daerah tropis, sub tropis, kering dan agak kering. Dalam penyusunan
peta geomorfologi, faktor pemanfaatan dan penampilannya perlu
dipertimbangkan, antara lain :
a. Dapat dipakai untuk aneka tipe terrain dan fleksible .
b. Dapat dipakai dlam berbagai cara.
c. Sederhana dan informative.
Maksud dan tujuan standardisasi penyusunan peta geomorfologi
adalah sebagai pedoman dalam menyusun peta geomorfologi di
Indonesia.
44
Bentukan asal (morphologic origin)
terbentuknya bentang alam didasarkan atas genesa (mulajadi).
Denudasi (denudation)
proses pengupasan permukaan bumi dari penutupnya.
Elemen geomorfologi (geomorphologic element)
bagian terkecil dari bentuk lahan yang mempunyai kesamaan bentuk
dan genesanya.
Erosi (erosion)
serangkaian proses yang menyebabkan sejumlah material bumi atau
batuan terkikis, diangkut dan dipindahkan ke tempat lain di
permukaan bumi.
Fluvial (fluvial)
aktifitas sungai yang menyebabkan terjadinya erosi, pengangkutan dan
pengendapan material di permukaan bumi.
Gaya endogen (endogenous force)
tenaga berasal dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya
pergerakan, patahan, perlipatan dan vulkanisma di permukaan bumi.
Gaya eksogen (exogenous force)
tenaga yang berasal dari luar bumi yang menyebabkan terjadinya
perubahan di permukaan atau dekat permukaan bumi, seperti
pelapukan, erosi, abrasi, denudasi.
Geomorfologi (geomorphology)
adalah ilmu tentang roman muka bumi beserta aspek-aspek yang
mempengaruhinya.
45
Hogbek (hogkback)
punggungan pebukitan atau pegunungan dengan puncak tajam
dibentuk oleh lapisan batuan yang keras dan lereng agak curam.
Kars (karst)
bentuk bentang alam yang terjadi akibat intensifnya proses pelarutan
batu gamping sehingga membentuk bentang alam yang khas.
Kuesta (cuesta)
bukit atau gunung yang mempunyai dua kemiringan lereng berbeda.
Permukaan lereng yang landai searah dengan bidang perlapisan
sedangkan sisi lereng yang curam memotong bidang perlapisan.
Marin (marine)
aktifitas air laut yang dapat menyebabkan terjadinya abrasi,
pengangkutan dan pengendapan di lingkungan laut.
Mesa (mesa)
bukit atau gunung terisolir berbentuk meja, merupakan sisa denudasi
dengan lapisan batuan datar yang keras sebagai penutupnya.
Morfodinamis (morphodynamics)
bentuk bentang alam yang berkaitan erat dengan hasil kerja gaya
eksogen air, angin, es dan gerakan tanah, misal: gumuk pasir, undak
sungai , pematang pantai, lahan kritis (badlands).
Morfoerasi (morphoerosion)
adalah ragam bentuk erosi yang dapat dipakai sebagai ukuran tingkat
degradasi bentuk lahan suatu wilayah.
Morfogenesa (morphogenesis)
bentuk bentang alam yang diklasifikasikan berdasarkan atas mula jadi
(genetic) dan perkembangan bentuk lahan serta proses yang terjadi.
46
Morfologi (morphology)
ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi.
Morfokonservasi (morphoconservation)
pelestarian alam berdasarkan parameter bentuk lahan.
Morfokronologi (morphochronology)
hubungan aneka ragam bentuk lahan dan prosesnya.
Morfometri (morphometry)
aspek kuantitatif geomorfologi suatu daerah, misal: kecuraman lereng,
ketinggian, kekasaran terrain.
Morfografi (morphography)
aspek diskriptik geomorfologi suatu area, misal: dataran, pebukitan,
pegunungan, plato.
Morfostruktur aktif (active morphostructure)
bentuk bentang alam yang berkaitan erat dengan hasil kerja gaya
endogen yang dinamis termasuk gunungapi, tektonik (lipatan dan
sesar), misal: gunungapi, punggungan antiklin dan gawir sesar.
Morfostruktur pasif ( passive morphostructure)
Bentuk bentang alam yang diklasifikasikan atas dasar tipe batuan
maupun struktur batuan yang ada kaitannya dengan denudasi, misal:
mesa, kuesta, hogbek, dan kubah.
Pelapukan (weathering)
Proses hancurnya batuan atau mineral permukaan bumi menjadi
bagian yang lebih kecil atau lunak karena proses fisika, kimiawi dan
biologi.
47
Penampang geomorfologi (geomorphologic cross section)
Adalah irisan tegak bentuk lahan yang mencerminkan hubungan
konfigurasi bentang alam.
Penutup lahan (land cover)
Segala sesuatu yang menutupi permukaan bumi, baik itu alamiah atau
buatan.
Terain (terrain)
Bentuk permukaan ataupun dekat permukaan bumi yang mempunyai
ciri fisik tertentu.
48
BAB VI
STRATIGRAFI
49
yang ditentukan berdasarkan pelarikan radioaktif dari unsur-unsur
kimia yang terkandung dalam bebatuan. Skala relatif terbentuk atas
dasar peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam perkembangan ilmu
geologi itu sendiri, sedangkan skala radiometri (absolut) berkembang
belakangan dan berasal dari ilmu pengetahuan fisika yang diterapkan
untuk menjawab permasalahan permasalahan yang timbul dalam
bidang geologi.
50
c. Prinsip kesebandingan: membandingkan bentuk atau teksturnya
seperti sutura fosil yang bersifat sederhana (muda) atau kompleks
(tua).
d. Prinsip kesejajaran fosil: mengkorelasikan lapisan-lapisan yang
mengandung fosil. Lapisan yang fosilnya sejenis berarti memiliki
rentang umur yang sama.
Sudah sejak lama sebelum para ahli geologi dapat menentukan umur
bebatuan berdasarkan angka seperti saat ini, mereka mengembangkan
skala waktu geologi secara relatif. Skala waktu relatif dikembangkan
pertama kalinya di Eropa sejak abad ke 18 hingga abad ke 19.
Berdasarkan skala waktu relatif, sejarah bumi dikelompokkan menjadi
Eon (Masa) yang terbagi menjadi Era (Kurun), Era dibagi-bagi
kedalam Period (Zaman), dan Zaman dibagi bagi menjadi Epoch
(Kala). Nama-nama seperti Paleozoikum atau Kenozoikum tidak
hanya sekedar kata yang tidak memiliki arti, akan tetapi bagi para ahli
geologi, kata tersebut mempunyai arti tertentu dan dipakai sebagai
kunci dalam membaca skala waktu geologi. Sebagai contoh, kata
Zoikum merujuk pada kehidupan binatang dan kata Paleo yang
berarti purba, maka arti kata Paleozoikum adalah merujuk pada
kehidupan binatang-binatang purba, Meso yang mempunyai arti
tengah/pertengahan, dan Keno yang berarti sekarang. Sehingga
urutan relatif dari ketiga kurun tersebut adalah sebagai berikut:
Paleozoikum, kemudian Mesozoikum, dan kemudian disusul dengan
Kenozoikum. Sebagaimana diketahui bahwa fosil adalah sisa-sisa
organisme yang masih dapat dikenali, seperti tulang, cangkang, atau
daun atau bukti lainnya seperti jejak-jejak (track), lubang-lubang
51
(burrow) atau kesan daripada kehidupan masa lalu diatas bumi. Para
ahli kebumian yang khusus mempelajari tentang fosil dikenal sebagai
Paleontolog, yaitu seseorang yang mempelajari bentuk-bentuk
kehidupan purba.
52
Tabel 6.1. Skala Waktu Geologi Relatif
53
1. Metode menghitung, contohnya ialah menghitung lingkaran
tahunan, jumlah endapan atau sutura fosil, dan
sclerochronology (menghitung lapisan dari pertumbuhan organisme
seperti koral, kerang-kerangan, atau kayu yang membatu).
2. Metode
isotop,
misalnya
ialah
54
alamiah akan berubah menjadi isotop yang stabil (the daughter)
dari unsur kimia lainnya melalui pertukaran di dalam inti
atomnya. Perubahan dari Parent ke Daughter terjadi pada
kecepatan yang konstan dan dikenal dengan Waktu Paruh
(Half-life). Waktu paruh dari suatu isotop radioaktif adalah
lamanya waktu yang diperlukan oleh suatu isotop radiokatif
berubah menjadi nya dari atom Parent-nya melalui proses
peluruhan menjadi atom Daughter. Setiap isotop radiokatif
memiliki waktu paruh (half life) tertentu dan bersifat unik. Hasil
pengukuran di laboratorium dengan ketelitian yang sangat
tinggi menunjukkan bahwa sisa hasil peluruhan dari sejumlah
atom-atom parent dan atom-atom daughter yang dihasilkan
dapat dipakai untuk menentukan umur suatu batuan. Untuk
menentukan umur geologi, ada empat seri peluruhan
parent/daughter yang biasa dipakai dalam menentukan umur
batuan, yaitu: Carbon/Nitrogen (C/N), Potassium/Argon (K/Ar),
Rubidium/Strontium (Rb/Sr), dan Uranium/Lead (U/Pb).
55
stratigrafi artinya teratur, bururutan, menerus. Lapisan dikatakan
selaras jika lapisan tersebut diendapkan secara teratur, belum
mengalami deformasi, mengikuit hukum superposisi (lapisan dibawah
lebih tua dari lapisan diatasnya) dan umurnya menerus/ tidak terjadi
gap umur antar lapisan.
56
4. Paraconformity: hubungan 2 batuan yang sama dimana bidang
ketidakselarasan sejajar bidang perlapisan
57
lakustrin, fluvio-deltaik, marina, dan pra-tersier.
- Cekungan Arjuna
- Cekungan Barito
- Cekungan Bintuni
- Cekungan Bula
- Cekungan Jatibarang
- Cekungan Kutei
- Cekungan Laut Jawa sebelah Timur
- Cekungan Natuna Barat
- Cekungan Salawati
- Cekungan Sumatera Selatan
- Cekungan Sumatera Tengah
- Cekungan Sumatera Utara
- Cekungan Sunda
- Cekungan Tarakan
58
ke arah utara tenggelam dari India, dasar permukaan air, yakni pada
paparan sahul atau disebut Lempeng Indo-Australia.
c. Bagian timur dibatasi oleh Samudera Pasifik atau disebut lempeng
dasar Samudera Pasifik yang meluas ke arah barat daya.
BAB VII
STRUKTUR GEOLOGI
59
7.1 Pengertian Umum
Struktur geologi adalah struktur perubahan lapisan batuan
sedimen akibat kerja kekuatan tektonik,sehingga tidak lagi
memenuhi hukum superposisi disamping itu struktur geologi
juga merupakan struktur kerak bumi produk deformasi tektonik
Cabang geologi yang menjelaskan struktur geologi secara detail
disebut geologi struktur, dimana geologi struktur merupakan
cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai bentuk
arsitektur kulit bumi. Kekutan tektonik dan orogenik yang
membentuk struktur geologi itu berupa stress (Tegangan).
1. Kekar (Fractures)
60
retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut.
Kekar yang umumnya dijumpai pada batuan adalah sebagai berikut:
2. Lipatan (Folds)
Lipatan adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya
tegasan sehingga batuan bergerak dari kedudukan semula membentuk
lengkungan. Berdasarkan bentuk lengkungannya lipatan dapat dibagi
dua, yaitu lipatan sinklin dan lipatan antiklin. Lipatan Sinklin adalah
bentuk lipatan yang cekung ke arah atas, sedangkan lipatan antiklin
adalah lipatan yang cembung ke arah atas. Berdasarkan kedudukan
garis sumbu dan bentuknya, lipatan dapat dikelompokkan menjadi :
61
3) Lipatan harmonik atau disharmonik adalah lipatan berdasarkan
menerus atau tidaknya sumbu utama.
Batuan yang berbeda akan memiliki sifat yang berbeda terhadap gaya
tegasan yang bekerja pada batuan batuan tersebut, dengan demikian
kita juga dapat memperkirakan bahwa beberapa batuan ketika terkena
gaya tegasan yang sama akan terjadi retakan atau terpatahkan,
sedangkan yang lainnya akam terlipat.
62
bagian dalam akan mengalami pembelahan (cleavage). Apabila
tegasan ini berlanjut dan melampaui batas elastisitas batuan,
perlipatan akan mulai terpatahkan (tersesarkan) melalui bidang yang
terbentuk pada sumbu lipatannya. Pada bidang patahan, gaya tegasan
akan berubah arah seperti diperlihatkan pada.
Ketika batuan batuan yang berbeda tersebut berada di area yang sama,
seperti batuan yang bersifat lentur menutupi batuan yang bersifat
retas, maka batuan yang retas kemungkinan akan terpatahkan dan
batuan yang lentur mungkin hanya melengkung atau terlipat diatas
bidang patahan. Demikian juga ketika batuan batuan yang bersifat
lentur mengalami retakan dibawah kondisi tekanan yang tinggi, maka
batuan tersebut kemungkinan terlipat sampai pada titik tertentu
kemudian akan mengalami pensesaran, membentuk suatu patahan.
4. Patahan/Sesar (Faults)
63
dengan demikian jurus dan kemiringan dari suatu bidang sesar dapat
diukur dan ditentukan.
64
pemekaran benua yang menghasilkan suatu Rift. Contoh lainnya
yang saat ini juga terjadi pemekaran kerak bumi adalah wilayah di
bagian barat Amerika Serikat, yaitu di Nevada, Utah, dan Idaho.
65
pada sisi lainnya bergerak ke arah kanan, maka kita namakan sebagai
right-lateral strike-slip fault. Contoh patahan jenis strike slip fault
yang sangat terkenal adalah patahan San Andreas di California
dengan panjang mencapai lebih dari 600 km.
DAFTAR PUSTAKA
66
Beiser, Arthur. Concepts of Modern Physics 5th Ed. International
edition. McGraw-Hill, Inc. 1995.
Billings, M.P. 1977. Struktur Geologi. Third Edition, and Pretice Hail
Of India. New Delhi.
67