Anda di halaman 1dari 38

____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

HUKUM PIDANA ADAT BADUY DAN RELEVANSINYA


DALAM PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA
Ferry Fathurokhman SH

Hukum pidana adat Baduy merupakan hukum yang tidak tertulis yang
mengorientasikan penyelesaian perkara pidana secara integral yang meliputi
pemulihan kepentingan korban, kepentingan pelaku dan kepentingan masyarakat.
Hukum pidana adat Baduy mengenal berbagai jenis tindak pidana berikut konsep
pertanggungjawaban dan sanksi hukumnya.
Hukum pidana adat Baduy juga mengenal tindak pidana santet, konsep
pertanggungjawaban pelaku yang menderita kelainan jiwa, dan pidana ganti
rugi dengan berbagai karakteristiknya yang perlu dipertimbangkan untuk
diakomodir dalam konteks pembaharuan hukum pidana nasional
Kata kunci: Hukum pidana adat Baduy, pembaharuan hukum pidana,
penyelesaian perkara integral .

BAB I Usaha untuk menggali hukum adat


PENDAHULUAN yang nota bene hukum tak tertulis di
A. Latar Belakang Indonesia ini tak berhenti di masa-masa
Pada dasarnya, KUHP yang diber- para ahli hukum (akademisi) pasca ke-
lakukan untuk seluruh wilayah Indonesia merdekaan melainkan terus dilakukan
merupakan warisan kolonial yang berasal berkesinambungan dalam rangka pem-
dari Wetboek van Strafrecht voor baharuan hukum pidana. Hal ini dapat
Nederlandsch Indie (Staatsblad 1915 No terlihat misalnya dalam pidato pengu-
732), sehingga dapat dipahami jika asas- kuhan Guru Besar Barda Nawawi Arief,
asas dan dasar-dasar tata hukum pidana menurutnya salah satu kajian alternatif
dan hukum pidana kolonial masih tetap yang sangat mendesak dan sesuai dengan
bertahan dengan selimut dan wajah ide pembaharuan hukum nasional adalah
Indonesia. 1 Pemberlakuan KUHP tersebut kajian terhadap sistem hukum yang hidup
menjadi keunikan tersendiri manakala se- di dalam masyarakat. Hal tersebut di-
benarnya Indonesia telah memiliki hukum dasarkan pada beberapa rekomendasi dan
sendiri, jauh sebelum Belanda datang dan amanat hasil Seminar Hukum Nasional,
mengenalkan KUHP di Indonesia. simposium, undang-undang dan berbagai
kongres PBB mengenai The Prevention of
Crime and the Treatment of Offenders. 2
1
Barda Nawawi Arif. RUU KUHP Baru Sebuah 2
Restrukturisasi dan Rekonstruksi Sistem Hukum Barda Nawawi Arief. Beberapa Aspek
Pidana Indonesia. Semarang. Penerbit Pustaka Pengembangan Ilmu Hukum Pidana
Magister. 2008. Hal. 6. (Menyongsong Generasi Baru Hukum Pidana
1 1
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

Diantara beragam hukum adat yang PBB), usaha dan saran para ahli hukum
tersebar di Indonesia, hukum adat Baduy serta peristiwa pertemuan dua sistem
adalah salah satu hukum adat yang ada di hukum yang pernah terjadi tersebut itulah
Indonesia dan berlaku mengatur masya- yang kemudian mengusik rasa ingin tahu
rakat adat Baduy selama ratusan tahun peneliti, untuk melakukan penelitian
dari generasi ke generasi. Bahkan hingga lebih lanjut mengenai sistem hukum adat
kini hukum adat Baduy masih berlaku Baduy, khususnya sistem hukum pidana
mengikat bagi masyarakat adat Baduy. adat Baduy. Mengingat kenyataan bahwa
Baduy adalah sebuah komunitas hukum pidana adat Baduy masih ada dan
3
masyarakat terasing di Desa Kanekes berlaku mengikat bagi masyarakat Baduy
KecamatanLeuwidamarKabupaten Lebak, dan juga masyarakat luar Baduy yang
Banten. Sebagaimana masyarakat adat pa- berada di kawasan Baduy, sementara
da umumnya, merekapun memiliki hukum pengetahuan mengenai hal tersebut masih
adat sendiri yang berlaku mengikat pada sangat minim.
masing-masing anggota masyarakatnya, BAB II
termasuk hukum pidana adat, yang TINJAUAN PUSTAKA
merupakan subsistem dari hukum adat A. Hukum Adat
Baduy. 1. Urgensi Kajian Hukum Adat
Rekomendasi nasional dan global Pentingnya penggalian hukum adat
(Seminar Hukum Nasional dan Kongres sebelumnya pernah diingatkan oleh
Cornelis Van Vollenhoven dalam
mengakhiri bukunya yang berjudul pe-
Indonesia). (Pidato Pengukuhan Guru Besar).
Semarang. Badan Penerbit Undip. 2007. Hal.39- nemuan hukum adat:
42.
3
Suhada menuliskan penggunaan istilah Jadi, tugas untuk melanjutkan pe-
masyarakat terasing bagi masyarakat Baduy nemuan hukum adat, khususnya me-
adalah keliru. Masyarakat terasing
didefinisikan Departemen Sosial sebagai ngenai orang Indonesia untuk se-
masyarakat yang terisolasi dan memiliki
kemampuan terbatas untuk berkomunikasi mentara waktu harus ditanggung
dengan masyarakat-masyarakat lain yang lebih oleh mereka (orang Indonesia) yang
maju, sehingga karena itu bersifat terbelakang
serta tertinggal dengan proses mengem - bertempat tinggal di Hindia Belanda.
bangkan kehidupan ekonomi, politik, sosial Hal ini masuk akal, bukan saja
budaya, keagaman dan ideologi. Masyarakat
Baduy, menurut Suhada lebih tepat dikatakan mereka merupakan 49.000.000 dari
sebagai masyarakat yang mengasingkan diri.
Masyarakat Baduy menjalin intensitas 66.000.000 yang mendiami wilayah
komunikasi dengan masyarakat luar melalui Indonesia dari Formosa sampai
kunjungan. Mereka memiliki sistem sendiri
dalam pemenuhan sandang, pangan dan papan Madagascar, tetapi pekerjaan pen-
sehari-hari yang telah dijalani lama turun
temurun. Mereka memilih hidup dengan dahuluan sebagian besar telah di-
memegang teguh hukum adat yang mereka
miliki. Lihat dalam Suhada. Masyarakat Baduy
dalam Rentang Sejarah. Dinas Pendidikan
Propinsi Banten. 2003. Hal.16.
2
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

lakukan. Papan untuk meloncat telah ajeg, selalu dikerjakan atau perilaku ma -
tersedia bagi mereka. 4 syarakat yang selalu dilakukan atau
Barda Nawawi Arief dalam pidato dengan kata lain bahwa kebiasaan adalah
pengukuhan guru besarnya menyatakan perilaku masyarakat (anggota-anggota
bahwa penggalian dan pengembangan masyarakat secara bersama-sama) yang
nilai-nilai hukum pidana yang hidup di ajeg atau yang selalu dikerjakan, dan oleh
dalam masyarakat bertumpu pada dunia karena itu bersifat wajib. 7
akademik/keilmuan. Barda Nawawi Arief I Gede AB Wiranata memberikan
menyebut nilai-nilai hukum yang hidup penegasan makna yang lebih atas penger-
dalam masyarakat sebagai batang teran- tian adat. Menurutnya adat diartikan
dam yang belum banyak terangkat ke sebagai kebiasaan yang menurut asumsi
permukaan. Upaya mengangkat batang masyarakat telah terbentuk, baik sebelum
terandam ini penting dilakukan untuk maupun sesudah adanya masyarakat. 8
dikaji secara mendalam sebagai bahan b. Hukum Adat.
penyusunan hukum nasional. 5 Sebagaimana halnya dengan Adat,
2. Adat, Hukum Adat dan Hukum kata Hukum juga berasal dari bahasa
Kebiasaan (Customary Law). Arab hukm, bentuk jamaknya ahkam yang
a. Adat. berarti perintah, suruhan atau ketentuan. 9
Dalam beberapa literatur, terminologi Cristian Snouck Hurgronje adalah ahli
adat ditengarai berasal dari kata Adah hukum yang mengenalkan istilah hukum
yang dalam bahasa Arab merujuk pada adat (Adatrecht). Hurgronje meng-
ragam perbuatan yang dilakukan secara gunakan istilah hukum adat pertama
berulang-ulang. 6 Ragam perbuatan yang kalinya dalam buku De Acehers (Orang-
dilakukan secara berulang-ulang tersebut orang Aceh) tahun 1894. Istilah hukum
kemudian yang menjadikan peristilahan adat digunakannya untuk menyebut sis-
Adat sering diasosiasikan dengan ke- tem pengendalian sosial (social control)
biasaan. Maka adat kemudian diartikan yang bersanksi (disebut hukum adat),
sebagai perilaku masyarakat yang bersifat yang dibedakan dengan istilah adat
sebagai sistem pengendali sosial lain
4
Cornelis Van Vollenhoven. Penemuan Hukum yang tidak memiliki sanksi. 10
Adat (De ontdekking van het adatrecht).
Terjemahan Koninklijk Instituut voor Taal-, c. Hukum Kebiasaan (Customary Law)
Land-en Volkenkunde (KITLV) bersama Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Jakarta.
5
Jambatan.1981. Hlm.160 7
Barda Nawawi Arief. Beberapa Aspek Dominikus Rato. Pengantar Hukum Adat.
Pengembangan Ilmu Hukum Pidana 8
Yogyakarta. LaksBang Pressindo. 2009. Hlm 5.
(Menyongsong Generasi Baru Hukum Pidana 9
Opcit.
Indonesia). Semarang. Badan Penerbit Undip. Dominikus Rato.Pengantar Hukum Adat.
6
2007. Hlm.50. 10
Yogyakarta. LaksBang Pressindo. 2009. Hlm 4.
I Gede AB Wiranata. Hukum Adat Indonesia, I Gede AB Wiranata. Hukum Adat Indonesia,
Perkembangnya dari Masa ke Masa. Bandung. Perkembangnya dari Masa ke Masa. Bandung.
Citra Aditya Bakti. 2005. Hlm.3. Citra Aditya Bakti. 2005. Hlm.9.
3
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

Penyamaan hukum adat dan hukum Mencermati uraian di atas, pada dasarnya
kebiasaan ini tidak dapat diterima semua customary law adalah hukum yang ber-
pihak. Salah satu tokoh yang berke- sumber dari kebiasaan yang kemudian di-
beratan berkaitan hal ini adalah Van terima sebagai kebutuhan hukum atau ke -
Dijk: wajiban dalam bertingkah laku. Jadi se-
Tidaklah tepat menerjemahkan nada dengan Van Dijk, customary law
adatrecht menjadi hukum kebiasaan memiliki penekanan yang lebih pada ke -
untuk menggantikan hukum adat, biasaan yang berulang sehingga menjadi
oleh karena yang dimaksud dengan sebuah hukum, sementara pada hukum
hukum kebiasaan adalah kompleks adat meskipun terdapat unsur kebiasaan
peraturan-peraturan hukum yang namun berpangkal pada suatu pranata ma -
timbul karena kebiasaan, artinya syarakat yang memiliki otoritas untuk
karena telah demikian lamanya menetapkannya sebagai sebuah hukum.
orang biasa bertingkahlaku menurut Meskipun kemudian hukum adat
suatu cara tertentu sehingga timbu- sering diterjemahkan menjadi customary
lah suatu peraturan kelakuan yang law dan banyak penulis secara sederhana
diterima dan juga yang diinginkan menyamakannya namun perbedaan men-
masyarakat, sedang apabila orang dasar antara keduanya perlu diketahui.
mencari sumber yang nyata dari Sebagaimana Roelof H Haveman yang
mana peraturan itu berasal, hampir menggunakan istilah customary law un-
senantiasa akan ditemukan suatu alat tuk menerjemahkan hukum adat, namun
perlengkapan masyarakat tertentu lebih lanjut Haveman menjelaskan per-
dalam lingkungan besar atau kecil bedaan keduanya. Dalam bukunya Ia
sebagai pangkalnya. menuliskan: Adat law is customary law.
Blacks Law Dictionary, mengartikan More specifically: adat law is a type of
customary law (hukum kebiasaan) customary law. 12 Jadi meskipun Haveman
sebagai berikut: 11 menyatakan hukum adat adalah hukum
Law consisting of customs that kebiasaan/customary law, namun lebih
are accepted as legal requirement lanjut Haveman menegaskan bahwa hu-
or obligatory rules of conduct; kum adat adalah salah satu jenis hukum
Practise and beliefs that are so kebiasaan/ customary law.
vital and intrinsic a part of a Penjelasan Haveman tersebut selaras
social and economic system that dengan pendapat Van Vollenhoven. Me-
they are treated as if they were nurut Van Vollenhoven, hukum adat
laws.
12
11
Roelof H Haveman. The Legality of Adat
Bryan A Garner. Blacks Law Dictionary. ST.Paul Criminal Law in Modern Indonesia. Jakarta.
Minn. 1999 (seventh edition). P.391. Tatanusa. 2002. Hlm.5.
4
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

adalah hal lain dari pada hukum ke- perdata). 16 Penjelasan Soepomo tersebut
biasaan (gewoontenrecht) karena terma- memberikan pemahaman bahwa sebe-
suk sebagai sumber-sumbernya adalah: narnya terminologi hukum pidana dan
peraturan-peraturan desa, peraturan-per- hukum perdata didalam hukum adat pada
aturan dari raja-raja bumi putra, dan dasarnya tidak dikenal.
peraturan-peraturan fiqh. 13 4. Sifat Melawan Hukum
3. Hukum Pidana Adat Komariah Emong Sapardjaja mengon-
Hukum Pidana Adat atau hukum sepsikan suatu tindak pidana secara
pidana yang tidak tertulis dalam bahasa umum dapat terjadi jika perbuatan ter-
Belanda dikenal sebagai ongeschreven sebut memenuhi perumusan delik (lega -
strafrecht. 14 Menurut Soerojo Wignjo- litas formil), melawan hukum dan pem-
dipuro diantara bidang hukum adat, buat bersalah melakukan perbuatan itu. 17
hukum pidana adat adalah bidang hukum Jadi kekakuan dan keberlakuan asas lega-
adat yang eksistensinya terdesak oleh litas formil sebenarnya dibatasi dan di-
keberadaan hukum kolonial. 15 Soepomo mungkinkan untuk dikesampingkan de-
kemudian menjelaskan lebih lanjut bahwa ngan melihat apakah si pelakunya ber-
hukum adat tidak memisahkan antara salah dan melihat ada tidaknya sifat me -
pelanggaran (perkosaan) hukum yang me- lawan hukum (wederrechtelijk).
wajibkan tuntutan memperbaiki kembali Konsepsi tersebut menjelaskan bahwa
hukum di dalam lapangan hukum pidana salah satu unsur dari tindak pidana adalah
(di muka hakim pidana) dan pelanggaran unsur sifat melawan hukum. Menurut
hukum yang hanya dapat dituntut di Soedarto unsur ini merupakan penilaian
lapangan hukum perdata (di muka hakim objektif terhadap perbuatan, dan bukan
terhadap si pembuat. 18
5. Asas Legalitas Materil dan
13
Djojodiguno tidak sependapat dengan Van Kedudukannya dalam Peraturan
Vollenhoven, menurutnya penyebutan Perundang-undangan.
peraturan desa dan peraturan raja ke dalam
bilangan hukum adat adalah keliru, sebab Selain pengakuan asas legalitas mate-
menurutnya kedua hal tersebut adalah
termasuk kedalam hukum peraturan. Lihat ril dalam ajaran hukum pidana. Kedudu-
lebih lanjut dalam I Gusti Ketut Sutha. Bunga kan legalitas materil sebenarnya juga
Rampai Beberapa Aspekta Hukum Adat.
14
Yogyakarta. Liberty.1987.Hlm.11. telah diakui keberadaan dan keberlaku-
E.Utrecht. Rangkaian Sari Kuliah Hukum Pidana
15
I. Surabaya. Pustaka Tinta Mas. 1994. Hlm.7.
Soerojo Wignjodipuro. Pengantar dan Asas-
asas Hukum Adat. Jakarta. Gunung Agung.1982. 16
Hlm. 18. Pada umumnya hukum lokal biasanya Soepomo. Bab-bab Tentang Hukum Adat.
terdesak oleh hukum kolonial, seperti halnya 17
Jakarta. Pradnya Paramita.1982.Hlm.110.
Indonesia, keberadaan hukum adat Afrika juga Komariah Emong Sapardjaja. Ajaran Sifat
terdesak oleh hukum Eropa melalui Melawan Hukum Materiel dalam Hukum Pidana
kolonialisasi. Lihat lebih lanjut dalam Lawrence 18
Indonesia. Bandung. Alumni. 2002. Hlm.22.
Meir Friedman.The Horizontal Society. Sudarto. Hukum Pidana I. Semarang. Yayasan
London.Yale University Press. 1999. Pag.128. Sudarto. 1980. Hlm.76.
5
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

annya pasca kemerdekaan Indonesia da- Asas legalitas dalam Konsep KUHP
lam peraturan perundang-undangan. ditempatkan dalam Buku Kesatu Ke-
Berbagai ketentuan peraturan per- tentuan Umum. 20 Sama halnya dengan
undang-undangan menjelaskan bahwa ke- KUHP, asas legalitas dalam Konsep
dudukan asas legalitas materil dalam per- KUHP juga dirumuskan dalam pasal 1. 21
aturan perundang-undangan diakui ke- Dalam penerapannya, pidana tam-
beradaan dan keberlakuannya. Terlebih bahan tersebut (termasuk point e tentang
dalam pasal 24 (amandemen ke-3) UUD hukum adat/hukum yang hidup) dapat di-
1945 ditegaskan bahwa kekuasaan ke- jatuhkan bersama-sama dengan pidana
hakiman merupakan kekuasaan yang mer- pokok, sebagai pidana yang berdiri sen-
deka untuk menyelenggarakan peradilan diri atau dapat dijatuhkan dengan pidana
guna menegakan hukum dan keadilan. tambahan lainnya. 22 Selanjutnya dalam
Maka pada hakikatnya peradilan di- pasal 67 ayat (3), ditegaskan bahwa pe-
selenggarakan untuk menegakan hukum menuhan kewajiban adat atau hukum
(recht/ius) dan keadilan, bukan menega- yang hidup juga dapat dijatuhkan ter-
kan hukum secara sempit yang sering di- hadap korporasi meskipun tidak ter-
reduksi menjadi undang-undang (wet- cantum dalam perumusan tindak pidana. 23
/lege). Hukum memiliki makna yang 7. Sekilas Mengenai Hukum Pidana
lebih luas dari undang undang, sebab Adat Baduy
hukum berarti meliputi hukum yang 20
Kecuali Konsep KUHP awal, Konsep KUHP hanya
tertulis dan hukum yang tidak tertulis. membagi KUHP ke dalam dua buku: Ketentuan
6. Hukum Adat dalam Konsep KUHP 21
Umum (Buku I) dan Tindak Pidana (Buku II).
Pada konsep 1997/1998 asas legalitas
Sebagaimana diketahui, dalam Se- ditempatkan dalam pasal 2, hal ini disebabkan
minar Hukum Nasional I Tahun 1963, di- pengertian-pengertian yang bersifat umum
22
ditempatkan dalam pasal 1.
rekomendasikan agar rancangan kodi- 23
Pasal 67 ayat 2 Konsep KUHP 2006.
Perumusan ini mengakomodir keresahan
fikasi hukum pidana nasional selekas masyarakat hukum adat selama ini yang
mungkin diselesaikan. Maka tahun 1964 seringkali harus berhadapan dengan korporasi
yang menggunakan hukum formal dalam
dibicarakan konsep KUHP yang pertama. kehidupan sehari-hari. Biasanya terjadi dalam
kasus sengketa tanah adat yang dirambah.
Berturut-turut kemudian ada pula konsep Seperti yang dialami oleh Loir Botor Dingit,
1971/1972, Konsep 1982/1983 yang ke- Kepala Suku Dayak Bentian Jato Rempangan
Jelmu Sibak, Kecamatan Bentian, Kabupaten
mudian menjadi konsep 1987/1988, Kutai, Kalimantan Timur yang harus
menghadapi PT Kalhold Utama milik Bob Hasan
Konsep 1991/1992, Konsep 1997/1998 yang menggusur tanah adat, tanaman dan
Konsep 2004 sampai dengan 2006/2007. 19 makam leluhur Jelmu Sibak. Lihat lebih lanjut
dalam Loir Botor Dingit. Kasus Sengketa Tanah
Adat di Jelmu Sibak, Pertarungan Hukum Adat
versus Hukum Formal dalam Sandra Kartika dan
19
Candra Gautama. Menggugat Posisi
Barda Nawawi Arif. Bunga Rampai Kebijakan Masyarakat Adat Terhadap Negara (Prosiding
Hukum Pidana Perkembangan Penyusunan Sarasehan Masyarakat Adat Nusantara, Jakarta
Konsep KUHP Baru. Jakarta. Kencana Prenada 15-16 Maret 1999). Yogyakarta. Pustaka
Media. 2008. Hlm. 96. Pelajar. 1999. Hlm. 7.
6
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

Secara adminstratif, masyarakat Ba- (dalam pengertian hukum materil, hukum


duy berada di Desa Kanekes Kecamatan formil dan hukum pelaksanaan pidana).
Leuwidamar Kabupaten Lebak Provinsi Pada dasarnya beberapa literatur hanya
Banten. 24 Kabupaten Lebak sendiri terle - menggambarkan sekilas larangan/ pan-
tak di sebelah selatan Banten sehingga la- tangan dalam masyarakat adat Baduy
zim juga disebut sebagai Banten Selatan. dibalik tema besar kajian budaya Baduy.
Sebagaimana pernah disampaikan Terbatasnya pencantuman perbuatan
Marc Ancel bahwa tiap masyarakat ter- yang dilarang/tindak pidana tersebut
organisir memiliki sistem hukum pidana dapat dimaklumi mengingat hukum pi-
yang terdiri dari: peraturan-peraturan hu- dana adat Baduy tidak dibuat secara ter-
kum pidana dan sanksinya, prosedur tulis. Menurut Ayah Mursyid, wakil jaro
hukum pidana, mekanisme pelaksanaan (kepala kampung) Cibeo, Baduy tidak
pidana, 25 maka demikian halnya dengan memiliki kitab mengenai larangan-
masyarakat adat Baduy, mereka memiliki larangan dalam adat Baduy. 27 Namun hal
sistem hukum pidana tersendiri beserta ini tak berarti bahwa tetua adat Baduy
tiga komponen sebagaimana disampaikan dan masyarakatnya tak mengetahui la-
Marc Ancel. rangan-larangan dalam adat Baduy. Pe-
Beberapa peraturan-peraturan hukum ngetahuan mengenai larangan adat di-
pidana adat Baduy yang bersifat umum peroleh masyarakat secara turun temurun
bahkan telah dikenal luas seperti larangan berdasarkan budaya lisan dan kebiasaan.
mengambil gambar (baik foto maupun Perbuatan-perbuatan lainnya seperti zina,
video) di wilayah Baduy Dalam, meng- sengketa tanah, perkelahian dan perbuat-
gunakan alat mandi (sabun, sabun dll). 26 an terlarang lainnya juga diatur dalam
Berbagai peraturan tersebut berlaku bagi hukum pidana adat Baduy berikut prose-
warga Baduy dan wisatawan yang ber- dural persidangan, sanksi dan pelaksana-
kunjung ke Baduy. annya. Penelitian yang dilakukan ini akan
Hukum pidana adat Baduy tidak lebih memfokuskan pada hukum pidana
banyak dikaji secara spesifik sebagai se- adat Baduy dalam pengertian hukum
buah sistem hukum pidana substantif substantif adat Baduy dengan menitik-
beratkan kajian pada hukum pidana
24
Dinas Informasi, Komunikasi, Seni Budaya dan materil adat Baduy.
Pariwisata Kabupaten Lebak. Membuka Tabir
Kehidupan Tradisi Budaya Masyarakat Baduy
dan Cisungsang Serta Peninggalan Sejarah 27
25
Situs Lebak Sibedug. 2004. Hlm.7 Wawancara pra penelitian dengan Ayah
Barda Nawawi Arief. Bunga Rampai Kebijakan Mursyid tanggal 8 Desember 2009. Dalam
Hukum Pidana, Perkembangan Penyusunan wawancara tersebut Ayah Mursyid menyiratkan
Konsep KUHP Baru. Jakarta. Kencana Prenada perlunya semacam kitab yang mengatur
26
Media. 2008. Hlm. 24. mengenai larangan-larangan adat Baduy, sebab
Pada dasarnya larangan yang bersifat umum menurutnya selama ini hanya berdasarkan
tersebut telah diketahui oleh wisatawan yang ingatan yang bisa saja ada yang terlupa saat
berkunjung ke Baduy. penelitian berlangsung.
7
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

disebut Jaro Dainah sebagai luar Baduy


BAB III adalah Cicakal Girang. Cicakal Girang
HASIL PENELITIAN DAN tidak dikategorikan sebagai Baduy Luar
PEMBAHASAN karena kebanyakan warga Cicakal Girang
A. Sistem Hukum Pidana Substantif mulai menjadi pemeluk agama Islam,
Adat Baduy sementara warga Baduy Dalam dan
1. Asal Usul Baduy Baduy Luar adalah pemeluk agama sunda
Secara geografis lokasi masyarakat wiwitan.
Baduy terletak pada 627'27"-630' 2. Perbedaan Baduy Dalam dan
Lintang Utara (LU) dan 1083'9"- Baduy Luar.
1064'55" Bujur Timur (BT). Masyarakat Baduy Dalam memiliki berbagai ciri
Baduy berada pada wilayah bagian barat dan aturan yang berbeda dengan Baduy
Pulau Jawa, pada daerah yang merupakan Luar. Namun secara prinsipil perbedaan
bagian dari pegunungan Kendeng (900 mereka terletak pada ketat longgarnya
mdpl). 28 Secara administratif masyarakat aturan adat yang harus mereka jalani.
Baduy tinggal di Desa Kanekes Kecamat- Masyarakat Baduy Dalam memiliki atur-
an Leuwidamar Kabupaten Lebak Propin- an adat yang lebih ketat dibandingkan
si Banten. masyarakat Baduy Luar. Namun demi-
Menurut Jaro Dainah, Kepala Desa kian, dalam konsep hukum adat Baduy,
Kanekes, Desa Kanekes terdiri dari 59 keduanya memiliki perannya masing-
kampung yang terdiri dari tiga kampung masing. Menurut Jaro Dainah, masya-
Baduy Dalam, 55 kampung Baduy Luar rakat Baduy Dalam berkewajiban dalam
dan satu kampung luar Baduy. 29 Jumlah hal bertapa. Tapa yang dimaksud bukan
kampung Baduy Dalam tidak akan meng- diartikan sebagai bersemedi, namun tapa
alami perubahan hingga kapanpun, selalu dalam pengertian meneguhkan/melestari-
berjumlah tiga (Cibeo, Cikartawana, kan adat Baduy, meneguhkan agama sun-
Cikeusik). Sementara jumlah kampung da wiwitan. Sementara masyarakat Baduy
Baduy Luar dapat berubah sesuai dengan Luar bertugas sebagai panamping, untuk
pemekaran wilayah. 30 Satu kampung yang menjaga masyarakat Baduy Dalam yang
sedang bertapa, sehingga turut juga mem-
28
bantu meneguhkan adat.
R. Cecep Eka Permana. Tata Ruang Masyarakat
Baduy. Jakarta. Wedatama Widya Sastra. 2006. Karena perbedaan prinsipil tersebut
29
Hlm. 17. maka Baduy Dalam memiliki aturan yang
Wawancara dengan Jaro Dainah, 24-25 April
30
2010. lebih ketat dalam menjalankan hukum
Pada tahun 1985 jumlah kampung di Desa
Kanekes sebanyak 30 kampung. Pada 1996 adat dan melestarikan adat Baduy, se-
meningkat menjadi 49, lalu tahun 2005 jumlah
kampung di Desa Kanekes meningkat lagi
menjadi 52 kampung. Lihat dalam Suhada. Serang. Dinas Pendidikan Propinsi Banten.
Masyarakat Baduy dalam Rentang Sejarah. 2003. Hlm.11
8
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

mentara Baduy Luar memiliki aturan 3. Hukum Pidana Formil Adat Baduy
yang lebih longgar namun memiliki kon- Hukum Pidana Adat Baduy mengenal
sekwensi untuk turut membantu Baduy semacam asas ultimum remedium atau
Dalam dalam hal melestarikan adat. asas subsidiaritas. Hukum pidana formal
Pada prinsipnya larangan-larangan adat Baduy menerapkan asas ultimum
pada masyarakat Baduy dilandaskan pada remedium sehingga sistem peradilan pi-
filosofi dasar Baduy, lojor teu meunang dana adat Baduy baru dipakai jika penye -
dipotong, pondok teu meunang disam- lesaian perkara tingkat keluarga para
bung (panjang tak boleh dipotong, pen- pihak (pelaku dan korban) tidak berjalan.
dek tak boleh disambung). Menurut Jaro Tahap awal selalu diusahakan diselesai-
Dainah, konsep dasar ajaran di Baduy kan di pihak keluarga. Secara skematik
tersebut adalah keseimbangan alam, prosedur penyelesaian tindak pidana da -
kelestarian alam, maka dengan demikian lam hukum pidana adat Baduy dapat
Baduy mempunyai kewajiban untuk me- digambarkan sebagai berikut :
lestarikan alam dan tidak menentang
hukum alam.
Skema 3: Alur penyelesaian perkara dalam Hukum Pidana Adat Baduy

Penyelesaian Selesai Silih ngahampura


Tindak
Pidana
antara keluarga Ganti rugi
korban dan pelaku
Tidak
Selesai
Tidak Jaro
Bersalah Tangtu
Proses Jaro Tangtu
pembuktian Jaro 7/Jaro
Bersalah
Dangka

Dalam kondisi tertentu dilakukan sumpah adat

Diasingkan/dirutankan 40 hari: Silih


Puun ngahampura
1. Warga Cibeo ke Cihulu Jaro Tangtu Ganti rugi
2. Warga Cikartawana ke Jaro 7/Jaro Ditegor
Sarokokod/Panyaweyan
Dangka Dipapatahan
3. Warga Cikeusik ke Cibengkung
Dikaluarkeun
Ngabokoran
Serah pati
Sumber: Wawancara Jaro Sami dan Ayah Mursyid
9
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

Skema di atas dibedakan pula ber- tingkat keluarga dapat dilangkahi lang-
dasarkan berat dan ringannya perbuatan. sung menuju penyelesaian oleh Jaro
Terhadap perbuatan yang berat semisal Tangtu dan Jaro 7/Jaro Dangka.
pembunuhan maka penyelesaian di
Dirutankan dalam skema tersebut 4. Hukum Pidana Materil Adat Baduy
mengandung pengertian yang berbeda Sebagaimana umumnya sebuah ko-
dengan rumah tahanan sebagaimana di- munitas masyarakat, masyarakat Baduy
kenal dalam hukum acara pidana. Mes- memiliki sistem hukum yang mengatur
kipun demikian keduanya memiliki kehidupan mereka sehari-hari, termasuk
kesamaan yakni menunggu persidangan di dalamnya hukum pidana adat Baduy.
hingga penghukuman yang harus diterima Hukum pidana adat Baduy tidak di-
pelaku. Rutan adalah istilah Baduy yang kodifikasikan dalam sebuah kitab, hukum
mucul belakangan sebagai tempat dimana pidana adat Baduy tidak dibuat tertulis.
si pelaku harus dikeluarkan selama empat Menurut Jaro Sami, untuk melestarikan
puluh hari sambil menunggu persidangan. pengetahuan hukum pidana adat Baduy
Istilah rutan tersebut jelas diintrodusir tersebut maka setiap dua bulan sekali
dari rutan (rumah tahanan) dalam ter- semua warga dikumpulkan di lapangan di
minologi hukum acara pidana. Dalam masing-masing kampung Baduy Dalam
masa menunggu sidang tersebut si pelaku (Cibeo, Cikartawana, Cikeusik). Dalam
oleh Jaro Dangka/Jaro 7 ditempatkan di forum tersebut diberitahukan setiap lar-
kampung yang disesuaikan dengan jalur angan yang ada di Baduy beserta anca-
rumah tahanannya (sebagaimana tertera man hukumannya. Selain forum tersebut,
dalam skema). pengetahuan mengenai hukum pidana
Menurut Jaro Sami, dalam masa pe- adat Baduy diperoleh melalui budaya
nahanan selama 40 hari tersebut, si lisan/tutur dalam kehidupan sehari-hari,
pelaku yang berada dalam masa peng- sehingga setiap generasi di Baduy me -
awasan Jaro Dangka ditempatkan dalam ngenal akan hukumnya.
sebuah rumah yang ditentukan oleh Jaro Sebagaimana halnya adat Baduy,
Dangka. Pelaku kemudian melakukan hukum pidana adat Baduy juga berfilosofi
semacam kerja sosial mencari kayu pada keseimbangan alam, filosofi yang
bakar, atau mengambil air tanpa diupah. dipakaipun sama, lojor teu meunang di-
Jika kemudian si pelaku lari maka Jaro potong, pondok teu meunang disambung
Dangka/Jaro 7 yang bertanggungjawab (panjang tak boleh dipotong, pendek tak
mencari. Masa karantina selama 40 hari boleh disambung). Falsafah hidup ter-
tersebut mengandung pembinaan mental sebut kemudian dijabarkan dalam norma -
si pelaku.

10
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

norma hukum di Baduy, termasuk norma Pembersihan batiniah si pelaku di-


hukum pidana adat Baduy. wujudkan dalam upacara ngabokoran
Pada prinsipnya dalam hukum pidana atau serah pati. Ngabokoran adalah
adat Baduy, seorang pelaku tindak pidana upacara pembersihan batiniah atas tindak
harus dibersihkan lahir dan batinnya. pidana yang tidak terlalu berat. Serah
Pembersihan tersebut merupakan wujud pati adalah upacara pembersihan batiniah
dari pertanggungjawaban pelaku tindak atas tindak pidana berat. Ngabokoran dan
pidana. Pembersihan lahiriah berupa per- serah pati secara integral juga merupakan
tanggungjawaban pelaku pada korban pembersihan desa atas tindak pidana yang
yang mewujud dalam sanksi yang dite- telah terjadi dengan memohonkan maaf
rimanya. Sanksi tersebut berupa ditegor- pada leluhur yang dipimpin oleh puun.
/ditegur, dipapatahan/dinasehati, silih Untuk lebih jelasnya penjelasaan di atas
ngahampura, ganti rugi, hingga dike- dapat digambarkan dalam skema berikut
luarkan dari warga Baduy Dalam men- ini:
jadi warga Baduy Luar.

Skema 4: Konsep Bentuk Pertanggungjawaban dalam Hukum Pidana Adat Baduy

Pertanggungjawaban Siih ngahampura, Ganti rugi,


lahiriah ditegor,dipapatahan,dikeluarkan

Pelaku

Ngabokoran
Pertanggungjawaban
batiniah
Serah pati

Sumber: Wawancara Jaro Sami, Ayah Mursyid, dan Jaro Dainah.

Dalam upacara ngabokoran beberapa memohon maaf pada leluhur karena si


bahan untuk ngabokoran disediakan oleh pelaku dan desa telah tercemar dengan
keluarga pelaku diantaranya perangkat tindak pidana. Namun upacara serah pati
sepaheun: sereh, gambir, pinang. Jika si dilakukan atas tindak pidana yang di-
pelaku sudah meninggal namun belum anggap berat misalnya pembunuhan, se-
sempat ngabokoran, maka bahan ngabo- bab dalam pembunuhan si pelaku telah
koran ditambahkan dengan menyan. menghilangkan nyawa/ngalengitkeun jiwa
Dalam upacara serah pati pada yang merupakan hak yang maha kuasa.
prinsipnya sama dengan ngabokoran,

11
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

1) Aturan Umum dalam Hukum warah. Apa yang diinginkan oleh si


Pidana Adat Baduy korban dan keluarganya yang sekiranya
Dari penelitian yang dilakukan oleh pe- dapat memulihkan kondisi korban atas
neliti didapatkan berbagai aturan umum tindak pidana yang telah terjadi, de-
mengenai hukum pidana substansi adat mikian halnya dengan pelaku, apa yang
Baduy sebagai berikut: dapat dilakukan agar si pelaku dan
a. Asas Ultimum Remedium keluarganya dapat terbebas dari perasaan
Baduy mengenal asas yang identik bersalah dan menyelesaikan tindak pida-
dengan asas ultimum remedium dan na yang telah dilakukan. Jika kemudian
diterapkan integral dalam penyelesaian tindak pidana tersebut menimbulkan ke-
tindak pidana. Artinya jika ada suatu guncangan yang mengganggu keseimba-
tindak pidana, maka penyelesaian dalam ngan masyarakat maka harus diadakan
tahap keluarga sedapat mungkin dila- upacara ngabokoran agar keseimbangan
kukan. Jika para pihak tidak puas barulah kampung kembali pulih.
kemudian diserahkan pada sistem Konsep musyawarah dalam penye-
peradilan adat Baduy. Adanya asas lesaian perkara pidana tersebut pada
ultimum remedium di Baduy terungkap dasarnya memiliki kesamaan dengan
dalam jawaban Ayah Mursid dalam men- model restorative justice dalam menye-
jelaskan proses penyelesaian tindak lesaikan perkara pidana. Dalam pe-
pidana di Baduy sebagai berikut : 31 lajaran audio visualnya, John Braithwaite
Dasarna musyawarah, rembugan menjelaskan konsep restorative justice
keluarga, silih ngahampura. Lamun sebagai berikut: 32
teu puas diteruskeun ka kokolot Restorative Justice adalah cara
lembur, lamun teu puas diteruskeun yang lebih produktif dalam mena-
ka jaro tujuh, lamun teu puas terus ngani kejahatan dibandingkan de-
ka desa (Dasarnya musyawarah, ngan memasukan orang lagi dan
rembugan keluarga, saling me- lagi ke dalam penjara. Ide utamanya
maafkan. Kalau tidak puas di- adalah memulihkan korban, memu-
teruskan ke sesepuh desa, kalau ti- lihkan pelaku dan memulihkan ma-
dak puas diteruskan ke jaro tujuh, syarakat (community), keadilan ha-
kalau tidak puas diteruskan ke desa). rus dipulihkan. Dalam restorative
b. Musyawarah justice pihak korban dan pihak
Menurut Ayah Mursyid, dasar dari pelaku difasilitasi duduk bersama
penyelesaian tindak pidana di Baduy dalam lingkaran. Pertama mem-
adalah musyawarah/ dasarna musya- bicarakan tentang apa yang telah
32
31
Wawancara dengan Ayah Mursyid di Cibeo http://www.anu.edu.au/fellows/jbraithwaite/le
tanggal 24 April 2010. ctures/index.php
12
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

terjadi, siapa yang telah disakiti- Menurut Ayah Mursyid, hukum pi-
/dirugikan dari kejadian tersebut, dana adat Baduy Dalam berlaku bagi
dan apa kiranya yang dapat dilaku- setiap warga Baduy Dalam. Jika seorang
kan untuk memperbaiki keadaan Baduy Dalam diketahui melakukan pe-
yang ditimbulkan dari suatu kejadi- langgaran di luar wilayah Baduy Dalam
an beserta diikuti oleh rencana misalnya menaiki kendaraan, mencuri
aksinya. Kita (mediator) menindak- dan sebagainya maka perbuatan tersebut
lanjuti dengan memeriksa rencana harus dipertanggungjawabkan dalam
aksi untuk dapat diterapkan untuk proses persidangan Baduy Dalam. Bah-
kepuasan semua pihak terkait wa kemudian ada persoalan ne bis in
(stakeholders). idem karena telah diproses menurut hu-
c. Asas Personalitas/Nasional Aktif 33 kum negara, maka hal itu diabaikan
Penerapan asas personalitas pernah karena masyarakat Baduy telah memiliki
terjadi di Baduy pada pertengahan sistem hukum tersendiri yang pada
Agustus di tahun 2005. Saat itu Sadim hakikatnya si pelaku harus dibersihkan
seorang warga Cikeusik Baduy Dalam, lahir dan batinnya untuk memulihkan ke-
melakukan pembunuhan atas Kamsina seimbangan dalam masyarakat Baduy.
dan melukai Yadi dan Aisah. Peristiwa Ketentuan asas personalitas pada
tersebut terjadi di Kampung Citebang Baduy Dalam juga berlaku bagi warga
Desa Sukajaya Kecamatan Sobang Kabu- Baduy Luar. Bagi warga Baduy Luar
paten Lebak. Tempat terjadinya tindak yang melakukan tindak pidana di luar
pidana (locus delicti) tersebut berada di wilayah Baduy Luar diserahkan pada
luar wilayah Baduy Dalam, namun Jaro Dainah, Kepala Desa Kanekes,
Sadim tetap dimintakan pertanggung- kebanyakan kemudian diserahkan pada
jawaban dan diadili dengan mengguna- hukum pidana nasional, namun dalam
kan hukum pidana adat Baduy setelah hal pembersihan batinnya diserahkan
divonis penjara 7 bulan 8 hari oleh pada struktur adat Baduy Dalam.
Pengadilan Negeri Rangkasbitung yang
didasarkan pada dakwaan pasal 351 ayat d. Asas Perlindungan/ Nasional
3 (penganiayaan yang mengakibatkan Pasif35
kematian). 34 Dalam hukum pidana adat Baduy, ke -
pentingan adat Baduy juga mendapatkan
33
Asas ini juga dikenal sebagai asas
kebangasaan/nationaliteits Putusan PN Rangkasbitung No
beginsel/personaliteits beginsel/actieve 35
210/PidB/2005/PNRKB.
persoonlijkheidsstelsel/actieve nationaliteits Nama lain asas ini beschermingsbeginsel/
beginsel lihat dalam PAF Lamintang. Dasar- passief nationaliteitsbeginsel/realprinzip/
dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung. Sinar schutzprinzip/ prinzip der beteiligten
34
Baru. 1984. Hlm 85. rechtsordnung. PAF Lamintang. Dasar-dasar
Lihat lebih lanjut dalam lampiran mengenai Hukum Pidana Indonesia. Bandung. Sinar Baru.
kronologis perkara Sadim bin Samin dan 1984. Hlm 85.
13
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

perlidungan, sehingga bagi siapapun yang a. Terjaminnya keamanan negara


merugikan kepentingan hukum adat dan keselamatan serta martabat
Baduy harus dimintakan pertanggung- kepala negara dan wakilnya.
jawaban. Penerapan asas ini pernah ter- b. Terjaminnya kepercayaan terha-
jadi saat stasiun televisi swasta Trans TV dap mata uang, materai-materai,
membuat liputan mengenai Baduy. Seba- dan merek-merek yang telah di-
gaimana diketahui, di wilayah Baduy keluarkan oleh pemerintah
Dalam (Cibeo, Cikartawana, Cikeusik) Indonesia
terlarang untuk dipublikasikan, baik be - c. Terjaminnya kepercayaan terha-
rupa foto maupun gambar audio visual. dap surat-surat atau sertifikat-
Kru Trans TV dengan diam-diam meng- sertifikat utang yang telah dike-
ambil gambar di wilayah Baduy Dalam, luarkan oleh pemerintah
kemudian disiarkan dalam sebuah acara Indonesia
peliputan. Penyiaran wilayah Baduy Da - d. Terjaminnya alat-alat pelayaran
lam ini kemudian diketahui luas hingga Indonesia terhadap kemungkinan
ke masyarakat Baduy Dalam sendiri. Pe - dibawa ke dalam kekuasaan-ke-
nyiaran tersebut segera menuai protes kuasaan bajak laut.
yang meluas hingga akhirnya pihak Trans
TV datang meminta maaf dimediatori e. Asas Teritorial
Taufikurahman Ruki, mantan Ketua KPK Andi Hamzah mengemukakan bahwa
(Komisi Pemberantasan Korupsi) yang landasan asas teritorial adalah kedaulatan
merupakan tokoh masyarakat Kabupaten negara di wilayahnya sendiri. Bertitik
Lebak. 36 Menurut Jaro Sami, paska ke - tolak dari landasan tersebut, maka hukum
jadian tersebut mereka harus ngabokoran pidana berlaku bagi siapapun juga yang
yang merupakan upacara adat untuk me- melakukan delik di wilayah negara ter-
minta maaf pada leluhur (karuhun), pem- sebut. 38 Pada prinsipnya hukum pidana
bersihan, agar keseimbangan kembali ter- adat Baduy menganut pula asas teritorial,
jaga. namun demikian, keberlakuannya tidak
Asas perlindungan dalam KUHP di- penuh pada setiap delik dalam hukum
atur dalam Pasal 4 dan Pasal 8. pidana adat Baduy. Dengan demikian
Kepentingan hukum negara yang diatur hukum pidana adat Baduy dapat dikata-
dalam pasal ini meliputi: 37 kan menganut asas teritorial yang bersifat
quasi. Keberlakuan asas teritorial bagi
warga di luar Baduy hanya pada delik-
delik yang bersifat umum berlaku bagi
36
Wawancara dengan Suhada, Jaro Dainah dan
37
Jaro Sami. 38
PAF Lamintang. Dasar-dasar Hukum Pidana Andi Hamzah. Asas-asas Hukum Pidana.Jakarta.
Indonesia. Bandung. Sinar baru. 1984.Hlm.105. Rineka Cipta. 1994.Hlm.64.
14
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

masyarakat Baduy seperti penganiayaan, yang berdiri sendiri yang tidak ada
mencuri, penipuan, mengambil foto, hubungannya satu sama lain. Hal ini juga
menggunakan alat mandi seperti sabun, berlaku pada satu peristiwa yang me-
shampo dan sebagainya. Sementara ter- nimbulkan dua akibat seperti tabrakan
hadap delik yang bersifat lebih khusus karena sebuah kelalaian yang meng-
seperti larangan mengenakan pakaian mo- akibatkan kematian (Pasal 359 KUHP)
dern, alat elektronik dan sebagainya dan luka badan (Pasal 360 KUHP). 41
hanya berlaku bagi warga Baduy Dalam. Syarat yang harus diperhatikan dalam
Larangan tersebut diberlakukan pada perbuatan berlanjut adalah: (1) harus ada
warga Baduy Dalam namun tidak di- kesatuan kehendak peristiwa-peristiwa
berlakukan pada warga luar Baduy. Bagi yang disebabkan oleh putusan kehendak
para pelanggarnya dikenakan sanksi yang yang sama; (2) peristiwa-peristiwa harus
berjenjang mulai sanksi verbal (ditegur, sama atau serupa; (3) jangka waktu yang
dinasehati/ dipapatahan) hingga dikeluar- ada antara berbagai bagian (perbuatan
kan dari komunitas Baduy Dalam berlanjut) tidak boleh terlalu lama. 42
. Selain kedua hal di atas (concursus
2) Bentuk-Bentuk Tindak Pidana idealis dan perbuatan berlanjut), KUHP
a. Perbarengan juga mengenal concursus realis (perbare-
J.E.Jonkers menjelaskan concurcus ngan perbuatan). 43 Konsep concursus
idealis (kebersamaan dalam peraturan) realis adalah adanya perbarengan be-
terjadi apabila suatu peristiwa pidana berapa perbuatan yang harus dipandang
terkena oleh lebih dari satu peraturan sebagai perbuatan yang berdiri sendiri-
pidana, maka hanya diperlakukan salah sendiri sehingga merupakan beberapa ke -
satu peraturan pidana, yaitu yang me- jahatan. Terhadapnya dijatuhi satu pidana
nentukan hukuman pokok yang paling jika diancam dengan pidana pokok se-
berat. 39 Sistem penjatuhan pidana ini oleh jenis yang merupakan jumlah maksimum
Jonkers disebut sebagai sistem absorbsi pidana yang diancamkan terhadap per-
(peraturan yang paling berat menutupi buatan itu dengan catatan tidak melebihi
yang lebih ringan). 40 Dalam KUHP dari maksimum pidana yang terberat
concursus idealis diatur dengan Pasal 63. ditambah sepertiga. 44 Jika perbarengan
Menurut Jonkers, beberapa peraturan tersebut diancam dengan pidana pokok
yang terkena pada sebuah peristiwa ter- yang tidak sejenis, maka dijatuhi pidana
sebut haruslah peristiwa yang berhubu-
41
ngan satu sama lain, bukan peristiwa 42
Ibid. Hlm.208
43
Ibid. Hlm. 219-221.
44
Pasal 65 KUHP
39
Pasal 65 ayat 2 KUHP. Sistem pemidanaan ini
J.E.Jonkers. Buku Pedoman Hukum Pidana dinamakan sistem absorbsi yang dipertajam,
Hindia Belanda. Jakarta. Bina Aksara. 1987. peraturan pidana yang paling berat yang
40
Hlm.207 dijalankan ditambahi (diperberat) sepertiga
Ibid. Hlm. 206. diatas hukuman yang seberat-beratnya.
15
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

atas tiap-tiap kejahatan tetapi jumlahnya bulkan kematian sesuai dengan niatnya
tidak boleh melebihi maksimum pidana maka itu hal yang lain lagi. Jika
terberat ditambah sepertiga. kemudian deliknya selesai berakhir pada
b. Percobaan tujuan yakni kematian, maka pertang-
Niat dalam hukum pidana adat gungjawabannya disesuaikan dengan a-
Baduy adalah sesuatu yang harus turan mengenai pembunuhan. Namun jika
dipertanggunjawabkan. Sehingga jika ada tidak selesai, niatnya tersebut telah men -
seseorang yang telah berniat mencuri jadi sesuatu hal yang luar biasa dalam
maka niat yang telah ada menjadi pe- masyarakat Baduy, harus diwaspadai di-
nilaian tersendiri mengingat niat tersebut selidiki kenapa bisa timbul niat tersebut.
tidak baik. Maka dalam hukum pidana c. Pengulangan
adat Baduy tidak dipandang apakah suatu Dalam hukum pidana adat Baduy
tindak pidana selesai atau tidak selesai tidak dikenal adanya pemberatan huku-
dilakukan. Ayah Mursyid menjelaskan man terhadap pengulangan tindak pidana
bahwa misalnya dalam hal pembunuhan, (residivisme) sebagaimana dalam KUHP.
karena niatnya sudah tidak baik, tidak Namun terhadap pelaku tindak pidana
dipisahkan meninggal atau tidak me- yang melakukan pengulangan tin-dak
ninggalnya seseorang (niatna geus teu pidana, maka proses penyelesaiannya
hade, teu dipisahkeun paeh teu paeh, ditingkatkan satu tingkatan setiap terjadi
jelasna kudu diberikeun sanksi, geus pengulangan.
mungkar). Hukum pidana adat Baduy Secara skematik, tahap penyelesaian
dalam hal ini terfokus pada niat yang tindak pidana dalam hal pengulangan
tidak baik yang harus dibersihkan, harus dapat dilihat sebagai berikut:
diberi sanksi, bahwa kemudian menim-
Skema 5: Alur penyelesaian bentuk tindak pidana pengulangan

Musyawarah antar pihak


Tindak keluarga pelaku dan keluarga Selesai
Pidana korban

Selesai Jaro Tangtu Mengulang

Jaro Tujuh Selesai


Mengulang

Sumber: Wawancara Ayah Mursyid

16
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

d. Penyertaan melakukan kejahatan. Sama halnya


Dalam hukum pidana adat Baduy, dengan KUHP, 46 dalam hukum pidana
tidak dibedakan bobot hukuman peran adat Baduy permufakatan jahat adalah
dalam suatu tindak pidana. Maka pelaku bentuk tindak pidana yang harus dimin-
(dader); penyuruh (doenpleger); turut takan pertanggungjawabannya sekiranya
serta melakukan (mededader/ mede- permufakatan jahat tersebut diketahui.
pleger); pembujuk (uitlokker); dan pem- Menurut Ayah Mursyid, sekalipun tindak
bantu (medeplichtige) 45 tidak dibedakan pidananya tidak jadi dilakukan karena
dalam hal bobot hukumannya. Namun salah seorang ataupun semuanya menarik
berbagai peran sebagaimana di atas juga diri namun jika diketahui ada per-
dikenal dalam hukum pidana adat Baduy mufakatan jahat maka semua pelaku yang
hanya sekadar membedakan peran yang telah berniat melakukan kejahatan
dilakukan dalam suatu tindak pidana tersebut dimintakan pertanggung-jawab-
tetapi hukumannya disamaratakan sesuai annya. Sebab niatnya sudah tidak baik,
dengan tindak pidana yang dituju. maka si pelaku akan dipanggil ditelusuri
Mengenai hal ini Ayah Mursyid menu- kenapa punya niat yang tidak baik
turkan sebagai berikut: terhadap seseorang. Hukum pidana adat
Sama, di kami semua yang turut Baduy diorientasikan pada penyelesaian
serta dalam kejahatan juga ada, perkara secara tuntas, sehingga jika ada
misalnya si pelaku ada yang nitah dua orang atau lebih yang berniat jahat
(menyuruh), titahan saha (suruhan pada seseorang diselesaikan hingga ter-
siapa)? sakabehna hatena geus teu capai silih ngahampura, sekiranya ter-
endah (semuanya hatinya/niatnya dapat motif dendam pada calon korban.
sudah tidak bagus). Niat awal yang telah ada dalam hukum
Dalam Hukum pidana adat Baduy niat pidana adat Baduy dilihat sebagai potensi
merupakan cerminan perilaku hati, maka tindak pidana yang harus dibersihkan/ di-
semua yang terkait dengan suatu tindak selesaikan.
pidana harus bertanggungjawab dan di-
bersihkan lahir dan batinnya. 3) Dasar-dasar Penghapus Pidana.
e. Permufakatan Jahat KUHP merumuskan dasar-dasar
Permufakatan jahat dalam KUHP penghapusan pidana dalam ketentuan
dijelaskan dalam Bab IX Pasal 88. Pasal 44 KUHP (gangguan psikis), Pasal
Permufakatan jahat dikatakan ada jika
46
dua orang atau lebih telah sepakat akan Dalam KUHP ancaman hukuman dalam
permufakatan jahat tidak diatur dalam aturan
umum (buku I) , tetapi tersebar dalam buku II
45
(kejahatan) misalnya dalam Pasal 125
Lihat lebih lanjut konsep penyertaan dalam (permufakatan jahat dalam memberikan
Topo Santoso. Menggagas Hukum Pidana bantuan kepada musuh pada masa perang), dan
Islam, Penerapan Syariat Islam dalam Konteks Pasal 139c (permufakatan jahat terhadap
Modernitas. Bandung. Assyamil.2000.Hlm. 156. kejahatan makar).

17 17
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

45 (belum cukup umur/minderjaring), Pelaku tindak pidana yang belum


Pasal 48 KUHP (daya paksa/overmacht), cukup umur 48 dalam hukum pidana adat
Pasal 49 KUHP (bela paksa/noodweer), Baduy dipertimbangkan untuk tidak di-
Pasal 50 KUHP (kewajiban undang- pidana. Umumnya terhadap pelaku ter-
undang), Pasal 51 (perintah jabatan). 47 sebut dikembalikan pada orang tuanya
a. Gangguan psikis. kecuali jika orang tuanya menyerah, tidak
Gangguan psikis di Baduy tidak di- sanggup untuk mendidik anak tersebut
kategorikan sebagaimana di KUHP (jiwa- dan diserahkan ke hukum pidana adat
nya cacat dalam tumbuhnya/ gebrekkige Baduy. Sama halnya dengan pelaku yang
ontwikkeling, dan terganggu karena gila, akibat yang timbul dari tindak
penyakit/ziekelijke storing), secara seder- pidana dialihkan kepada orang tua untuk
hana mereka menamakan gangguan psikis diselesaikan. Hal yang perlu diperhatikan
sebagai edan/gila. Dalam hukum pidana dari tindak pidana yang dilakukan kedua
adat Baduy, orang gila yang melakukan jenis pelaku diatas (gila dan belum cukup
tindak pidana tidak dapat dimintakan per- umur) adalah bahwa perbuatannya tetap
tanggungjawaban. Namun demikian bu- merupakan tindak pidana tetapi karena
kan berarti pertanggungjawaban pidana terdapat semacam alasan pemaaf maka
menjadi tidak ada. Pertanggungjawaban pembuat tindak pidana tidak dipidana.
atas tindak pidana yang dilakukan orang Dalam konteks tersebut di atas
gila tersebut kemudian dialihkan kepada terdapat persamaan dan perbedaan antara
keluarganya, dengan demikian korban te- hukum pidana adat Baduy dan KUHP.
tap mendapatkan hak pemulihan atau Persamaannya terletak pada adanya alas-
ganti rugi atas tindak pidana yang telah an pemaaf dan adanya tindakan (di-
dialaminya. Menurut Ayah Mursyid, ke- kembalikan pada orang tua atau adat-
tentuan pengalihan pertanggung-jawaban /negara untuk dibina). Pada dasarnya
tersebut harus melalui persyaratan pe - upaya ini merupakan bagian dari ke-
nyelidikan dan pembuktian bahwa pelaku bijakan perlindungan masyarakat (social
tersebut benar-benar edan bukan hanya defence policy). Perbedaannya kemudian
pura-pura untuk menghindari hukuman. terletak pada pertanggung jawaban atas
b. Belum cukup umur. tindak pidana yang terjadi. Hukum pidana
adat Baduy menyadari bahwa keseim-
bangan telah terganggu dengan adanya
suatu tindak pidana, ada korban yang
timbul akibat suatu tindak pidana se-
47
Jan Remmelink. Hukum Pidana, Komentar atas hingga keseimbangan tersebut harus di-
Pasal-Pasal Terpenting dari Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana Belanda dan 48
Padanannya dalam Kitab Undang-Undang Batas usia pertanggungjawaban anak di Baduy
Hukum Pidana Indonesia. Jakarta. Gramedia adalah di atas 10 tahun, wawancara dengan
Pustaka Utama. 2003. Hlm.202. Jaro Dainah tanggal 25 April 2010.

18
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

pulihkan kembali. Maka pertanggung- telah ngalengitkeun jiwa (menghilangkan


jawaban tersebut kemudian dialihkan pa - nyawa) dengan cara diadakan upacara
da orang tua untuk memulihkan keseim- serah pati.
bangan yang telah terusik. Pada KUHP
pertanggungjawaban pidana atas tindak 4) Kualifikasi Tindak Pidana 50
pidana yang dilakukan orang gila atau Hukum Pidana Adat Baduy tidak me-
orang yang belum cukup umur dihapus- namakan dan memisahkan secara tegas
kan, hal ini disebabkan karena orientasi antara kejahatan dan pelanggaran. Namun
hukum pidana lebih terarah pada pelaku jika perbedaan diatas didasarkan pada
(offender oriented), korban bukan me- persoalan berat dan ringannya perbuatan,
rupakan bagian integral penyelesaian per- maka hukum pidana adat Baduypun me-
kara dalam KUHP. ngenal tindak pidana berdasarkan berat
c. Pembelaan Terpaksa. dan ringannya perbuatan. Untuk tindak
Hukum pidana adat Baduy mengenal pidana yang bersifat berat maka pem-
pengaturan mengenai pembelaan terpaksa besihan batinnya menggunakan serah
(noodwer) sebagaimana dikenal dalam pati, sedangkan untuk tindak pidana yang
KUHP. Kesamaan adanya pengaturan me- bersifat ringan pembersihan batinnya me -
ngenai pembelaan terpaksa tersebut juga nggunakan ngabokoran. Kendati demi-
termasuk mengenai pembelaan terpaksa kian tidak ada pemisahan tegas mana
yang melampaui batas (noodweer yang merupakan tindak pidana ringan dan
exces). 49 Meskipun kedua aturan tersebut tindak pidana berat, ukuran berat ringan-
juga ada dalam hukum pidana adat nya perbuatan nampaknya didasarkan
Baduy, namun terdapat perbedaan dalam pada seberapa besar tindak pidana ter-
pelaksanaannya. Jika dalam pembelaan sebut mengguncangkan perasan kema-
terpaksa yang melampaui batas tersebut nusiaan dan masyarakat Baduy (Shocking
kemudian mengakibatkan kematian pada to the conscience of humanity and Baduy
si pelaku (pada awalnya) yang kemudian community). Adapun berbagai tindak
menjadi korban, maka meskipun orang pidana yang diatur dalam hukum pidana
yang melakukan pembelaan terpaksa yang Baduy adalah sebagai berikut
melampaui batas tersebut tidak dipidana
karena terdapat alasan pemaaf, tetapi ia
tetap harus dibersihkan batinnya karena
50
49
Disarikan dari wawancara dengan Jaro Dainah
Noodwer merupakan alasan pembenar (faits dan Jaro Sami tanggal 25 April 2010, Ayah
justificatifs) sementara noodweerexces Mursyid tanggal 8 Desember 2009 dan 24 April
merupakan alasan pemaaf (faits 2010, Haji Sapin dan Sarpin tanggal 8 Desember
dexcuse).Lebih lanjut mengenai ketentuan ini 2009, Aman Sukarso 23 Juli 2009, Devi Naufal
lihat dalam Ch.J.Enschede dan A. Heijder Michrob medio 2009, Firman Venayaksa medio
(terjemahan R Achmad Soema di Pradja). Asas- 2009, Suhada akhir 2009. Saidam, 24 April-10
Asas Hukum Pidana. Bandung. Almuni. 1982. Juni 2010. Abdul Hamid medio 2009. Asep
Hlm. 249. tanggal 7 Juni 2010.

19
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

a. Fitnah/Pencemaran Nama Baik. c. Perkosaan


Derajat tindak pidana fitnah dalam Perkosaan dalam hukum pidana adat
hukum pidana adat Baduy dibedakan Baduy merupakan bagian dari zina.
pada sasaran fitnah. Fitnah terhadap pe - Tetapi perbedaan utama dari perkosaan
jabat adat derajatnya lebih tinggi adalah dilakukan dengan paksaan, tidak
dibandingkan fitnah pada warga Baduy didasari suka sama suka. Terhadap tindak
biasa. Hal ini menurut Ayah Mursyid pidana semacam ini, maka umumnya di-
disebabkan karena pejabat adat sebagai nikahkan jika pihak korban meng-
pimpinan harus dihargai bersama, maka hendaki, namun jika tidak, pada umum-
jika ada orang yang tidak menghargai nya pelaku dikenai sanksi dikeluarkan
pimpinan dibedakan dengan fitnah pada dari Baduy Dalam.
orang biasa. Fitnah pada orang biasa d. Pencurian
dapat diselesaikan antara pihak keluarga, Sebagaimana ditulis sebelumnya, hu-
sementara fitnah terhadap pimpinan harus kum pidana adat Baduy memandang kor-
diselesaikan secara adat (sistem peradilan ban sebagai bagian integral dari sistem
adat Baduy) karena pimpinan adat penyelesaian perkara pidana. Maka dalam
merupakan simbol adat. tindak pidana pencurian, pelaku pen-
b. Zina curian diwajibkan mengganti kerugian
Zina dalam Baduy dibedakan pe- pihak korban dan silih ngahampura. Jika
nanganannya, persidangan untuk perkara pelaku meninggal sebelum ganti rugi
zina tidak segera dilangsungkan seba- terjadi, maka ganti rugi diserahkan pada
gaimana seharusnya sesuai hukum pidana sabah (keluarga bapak/ibunya). Pelaku
formal adat Baduy. Pelaku segera di- juga akan ditanya kesanggupan untuk ti-
kirimkan ke rutan selama 40 hari, pro- dak mengulangi perbuatan, jika tidak
ses persidangan baru dilakukan setelah sanggup maka ia akan dikeluarkan dari
masa karantina selesai. Hal ini disebab- Baduy Dalam. Dalam tindak pidana pen-
kan zina dianggap aib yang memalukan curian pelaku diwajibkan membiayai
semua pihak, baik korban, pelaku maupun upacara ngabo-koran.
masyarakat Baduy. e. Penipuan
Zina juga dibedakan bobotnya antara Proses penegakan hukum pidana adat
suka sama suka tanpa ada perikatan per- Baduy dalam hal penipuan bermula dari
nikahan, dengan zina yang melibatkan adanya pengaduan dari korban. Namun
hak batur/hak orang lain, misalnya ber- hal ini tidak diartikan penipuan sebagai
hubungan badan dengan pacar atau istri delik aduan (klacht delicten). Adanya pe-
orang lain. Bobot hukuman terhadap jenis ngaduan korban lebih merupakan per-
zina yang terakhir lebih berat dari jenis wujudan dari asas ultimum remedium
yang pertama. manakala si pelaku tidak mau ber-

20
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

tanggungjawab atau tidak menemukan ke - Meski demikian, menurut Saidam, tokoh


sepakatan dalam hal ganti rugi sehingga pemuda Kampung Kadu Ketug III (Baduy
penyelesaian pada tahap keluarga tidak Luar) penganiayaan ataupun perkelahian
tercapai. jarang sekali terjadi di Baduy. Jika ada
Dalam tindak pidana penipuan, pada indikasi seseorang membenci orang lain
prinsipnya pertanggungjawaban pidana karena suatu hal, maka selalu ada pihak
lebih diarahkan pada ganti rugi. Biasanya ketiga yang segera memfasilitasi untuk
pelaku diminta membuat perjanjian untuk mendamaikan. Selama ini menurut
mengganti rugi, jika pelaku tak punya Saidam belum pernah terjadi penga-
uang maka harus menjual hartanya niayaan di Baduy.
(misalnya menjual huma/padi). Jika pe- g. Pembunuhan
laku tak punya harta, maka pertang- Setiap orang Baduy yang dengan se-
gungjawaban dibebankan pada keluarga ngaja melakukan pembunuhan dalam hu-
si pelaku. kum pidana adat Baduy diharuskan me-
Pertanggungjawaban pidana pada tin- lakukan pertobatan selama 40 kali, me -
dak pidana penipuan dalam hukum pidana laksanakan serah pati, dikeluarkan
adat Baduy tidak hanya berorientasi pada beserta keluarganya dari Baduy Dalam
kepentingan pelaku (offender oriented) selama tujuh turunan dan tidak di-
untuk diberi kesempatan memperbaiki ikutsertakan dalam acara-acara adat.
diri dan membebaskan perasaan bersalah- h. Santet (Julid)
nya tetapi juga diorientasikan pada ke- Menurut Jaro Sami, Julid ka papada
pentingan korban (victim oriented) se- (menyantet orang lain) adalah dosa yang
hingga korban merupakan bagian integral sangat besar, menurut riwayat Baduy
dari proses penyelesaian perkara pidana. (budaya lisan yang disampaikan turun
f. Penganiayaan temurun) matinya pelaku julid ka papada
Penganiayaan dalam Hukum Pidana tidak akan diterima di akhirat. Ancaman
Adat Baduy dibedakan berdasarkan berat sanksi pelaku julid ka papada sama de-
dan ringannya penganiayaan. Jika peng- ngan pelaku incest, ditalian dibalang-
aniayaan tersebut bersifat ringan (mukul keun ka laut (diikat dilemparkan ke
leutik/mukul sedikit) maka cukup di- laut).
selesaikan antara para pihak, silih i. Sengketa Tanah
ngahampura/saling memaafkan yang di- Menurut Haji Sapin, Sekretaris Desa
mediatori jaro tangtu. Namun jika peng- Kanekes, sengketa tanah adalah perkara
aniayaan tersebut bersifat berat maka yang paling sering terjadi di Baduy. Hal
penyelesaiannya melibatkan sistem hu- ini disebabkan karena lahan garapan di
kum pidana adat Baduy dengan mem- Baduy berlangsung turun temurun pada
perhatikan asas ultimum remedium. masing-masing keluarga sehingga tak

21
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

jarang terjadi sengketa mengenai batas- Setiap warga Baduy dilarang me-
batas tanah. miliki istri atau suami lebih dari satu
5) Beberapa Tindak Pidana (Lara- orang dalam waktu bersamaan.
ngan) lain dalam Wilayah Baduy
Dalam dan Baduy Luar e. Larangan Minuman Alkohol
Berbagai aturan di bawah ini Setiap warga Baduy dilarang memi-
merupakan larangan yang hingga kini num minuman yang mengandung alkohol
masih berlaku di Baduy khususnya Baduy atau sejenisnya yang dapat memabukan
Dalam sebagai aturan adat. Terhadap baik di dalam wilayah Baduy Dalam
pelakunya jika telah melewati proses maupun di luar wilayah Baduy Dalam.
sistem peradilan pidana adat Baduy na - f. Larangan Menggunakan Pakaian
mun kemudian tetap tidak dapat meles- modern
tarikan aturan adat tersebut maka di- Setiap warga Baduy Dalam dilarang
persilahkan untuk keluar dari Baduy menggunakan pakaian modern sejenis
Dalam. kaos, kemeja dan yang lainnya yang di-
a. Larangan foto dan gambar audio asosiasikan sebagai pakaian modern baik
visual. di dalam wilayah Baduy Dalam maupun
Setiap orang yang berada di wilayah di luar wilayah Baduy Dalam.
Baduy Dalam (Cibeo, Cikartawana, dan g. Larangan Menggunakan Alat
Cikeusik) dilarang untuk mengambil foto Mandi
ataupun bentuk gambar audio visual Setiap orang dilarang menggunakan
dengan objek orang, tempat, peman- alat mandi sejenis sabun, pasta gigi dan
dangan, rumah adat dan yang lainnya shampo di dalam wilayah Baduy Dalam.
yang masih dalam wilayah Baduy Dalam. h. Larangan Menggunakan Kenda-
b. Larangan Merokok raan
Setiap warga Baduy Dalam dilarang Setiap warga Baduy Dalam dilarang
merokok baik di dalam wilayah Baduy menggunakan kendaraan baik di dalam
Dalam maupun di luar wilayah Baduy wilayah Baduy Dalam maupun di luar
Dalam. wilayah Baduy Dalam.
c. Larangan Menggunakan Emas i. Larangan Orang asing Memasuki
Setiap warga Baduy Dalam dilarang Wilayah Baduy Dalam
memakai, menyimpan dan memiliki emas Setiap orang asing (luar Indonesia)
baik di dalam wilayah Baduy Dalam dilarang memasuki wilayah Baduy
maupun di luar wilayah Baduy Dalam. Dalam.
d. Larangan Poligami dan Poliandri

22
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

j. Larangan Bersekolah 51 larangan huruf i (orang asing), jika orang


(1) Setiap warga Baduy Dalam di- asing tersebut telah sempat masuk ke
larang mengenyam pendidikan wilayah Baduy Dalam, maka wilayah
sekolah formal di manapun war- Baduy Dalam tersebut harus dibersihkan
ga Baduy berada. dengan upacara nyapuan. Dalam hal
(2) Setiap orang dilarang mendirikan pernikahan (larangan huruf d, poli-
sekolah di wilayah Baduy Dalam gami/poliandri) warga Baduy dilarang
dan Baduy Luar. memiliki istri atau suami lebih dari satu
k. Larangan Mendirikan Masjid orang dalam waktu bersamaan. Bagi
Setiap orang dilarang mendirikan warga Baduy luar jika ingin menikahi
masjid baik di dalam wilayah Baduy perempuan lain selain istrinya maka
Dalam maupun di wilayah Baduy Luar. istrinya yang terdahulu harus diceraikan.
l. Larangan Mengolah Tanah Sementara pada warga Baduy Dalam
Menjadi Sawah pernikahan merupakan ikatan suami istri
Setiap orang dilarang mengolah hingga kematian yang hanya dapat
tanah menjadi sawah baik di dalam memisahkan ikatan tersebut. Jika salah
wilayah Baduy Dalam maupun di wilayah satu pasangan telah meninggal maka
Baduy Luar. dibolehkan janda atau duda tersebut
Ancaman hukuman bagi setiap orang menikah lagi. 52
yang melanggar ketentuan di atas ber-
tahap mulai dari ditegor/ditegur, dipapa- B. Peran Hukum Pidana Substantif
tahan/dinasehati hingga dikeluarkan dari Adat Baduy dalam Memberikan
komunitas Baduy Dalam. Khusus untuk Kontribusi pada Pembaharuan
Hukum Pidana Nasional.
51
Menurut Aman Sukarso, mantan Sekretaris 1. Perkembangan Pembaharuan Hu-
Daerah Serang, setiap Seba Baduy (kunjungan kum Pidana Nasional
warga Baduy ke pemerintahan tiap tahun) ada
tiga hal yang disampaikan saat seba: minta Sebagaimana diuraikan dalam bab II,
diakui keberadaan masyarakat Baduy; minta
dilindungi; minta untuk tidak boleh ada masjid, pembaharuan (reform) mengandung arti
sekolah dan sawah di kawasan Baduy memperbaiki sebuah sistem dengan cara
berdasarkan perjanjian dari dahulu. Menurut
Aman Sukarso kalimat yang diucapkan selalu melakukan perubahan tehadap sistem
sama Da Parjangjiana oge teu menang aya
masigit, teu menang aya sakola, teu menang
aya sawah, wawancara dengan Aman Sukarso,
tanggal 23 Juli 2009. Perjanjian yang dimaksud
52
oleh warga Baduy tersebut diduga mempunyai Wawancara dengan Asep tanggal 7 Juni 2010 di
korelasi historis dengan perjanjian antara Kadu Ketug III, Baduy Luar. Asep adalah
Kesultanan Banten yang memiliki misi penyusun buku Saatnya Baduy Bicara yang
menyebarkan Islam di wilayah Banten dengan didasarkan pada penuturan Ayah Mursyid. Buku
warga Baduy yang diduga pelarian Kerajaan tersebut merupakan buku putih yang
Pajajaran yang beragama Hindu. Namun mengoreksi beberapa buku yang ditulis para
demikian, perlu penelitian lebih lanjut untuk peneliti mengenai masyarakat Baduy. Saat
menelusuri korelasi sejarah tersebut. wawancara berlangsung naskah buku tersebut
dalam proses editing di penerbit Bumi Aksara.

23
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

tersebut. 53 Pembaharuan hukum pidana Pembaharuan KUHP secara integral


nasional dalam sudut normasubstantif di sebagai sebuah sistem dilakukan dengan
Indonesia secara umum meliputi pemba- cara memperbaiki KUHP tersebut melalui
haruan hukum pidana yang terdiri dari perubahan-perubahan terhadap sistem
KUHP dan berbagai undang-undang (KUHP) tersebut secara integral/kompre-
khusus yang berada di luar KUHP. Pem- hensif. Hal ini berarti perbaikan tersebut
baharuan hukum pidana nasional yang meliputi perbaikan KUHP secara utuh
dimaksud dalam sub bab ini lebih diarah- menyeluruh yang tidak bersifat parsial.
kan kepada pembaharuan hukum pidana Tahun 1964 sebuah rancangan
dalam lingkup KUHP sebagai sebuah undang-undang (RUU) terbentuk dengan
sistem hukum pidana dari sudut norma nama Asas-asas dan Dasar Pokok Tata
substantif. 54 Hukum Pidana. RUU tersebut pada
Pada dasarnya pembaharuan hukum dasarnya merupakan tindak lanjut dan
pidana dalam lingkup KUHP sebagai se- langkah kongkret dari amanat Seminar
buah sistem di Indonesia dilakukan de- Hukum Nasional tahun 1963. RUU ter-
ngan 2 cara: parsial dan integral. Barda sebut merupakan embrio RUU KUHP
Nawawi Arief mengidentifikasi pemba- (selanjutnya disebut konsep KUHP) yang
haruan KUHP secara parsial dilakukan hanya mengatur bagian umum KUHP
dengan cara menambal sulam KUHP yang direncanakan menggantikan Pasal 1
melalui perubahan-perubahan oleh sampai dengan Pasal 103 buku I KUHP
55
undang-undang sebagai berikut: (tidak termasuk buku II dan III KUHP).
a. Mencabut/menyatakan tidak ber- Selanjutnya kemudian berturut-turut ada
laku lagi beberapa rumusan delik konsep KUHP 1971/1972, konsep KUHP
dalam KUHP. 1982/1983 yang kemudian menjadi
b. Mengubah perumusan delik da- konsep 1987/1988, konsep 1991/1992,
lam KUHP. konsep 1997/1998, konsep 2004 sampai
c. Menambah/memasukan delik dengan 2006/2007 hingga konsep yang
baru ke dalam KUHP. terakhir konsep 2008. 56
d. Membuat perumusan delik diluar 2. Konsep KUHP yang Berkaitan
KUHP. dengan Hukum Pidana Adat Baduy.

53
Oxford Learners Pocket Dictionary. UK. Oxford
54
University Press.2005.Pag. 360.
Lihat lebih lanjut dalam Barda Nawawi Arief. 56
RUU KUHP Baru, Sebuah Restruktirisasi/ Barda Nawawi Arif. Bunga Rampai Kebijakan
Rekonstruksi Sistem Hukum Pidana Indonesia. Hukum Pidana Perkembangan Penyusunan
55
Semarang. Pustaka Magister 2008. Hlm.3. Konsep KUHP Baru. Jakarta. Kencana Prenada
Lihat lebih lanjut dalam Barda Nawawi Arief. Media. 2008. Hlm. 96. Lihat juga Rancangan
RUU KUHP Baru, Sebuah Restruktirisasi/ Undang-Undang Republik Indonesia Tentang
Rekonstruksi Sistem Hukum Pidana Indonesia. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Semarang. Pustaka Magister 2008. Hlm. 10. 2008. Jakarta. www.legalitas.org. 2008.

24
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

Selain beberapa pasal tersebut, pasal pidana adat Baduy konsep silih
lain yang berkaitan dengan hukum pidana ngahampura selain dapat dijadikan per-
adat Baduy adalah sebagai berikut: timbangan untuk Jaro Tangtu tidak men-
Pasal 55 ayat 1 huruf j dan k jatuhkan hukuman (terhadap tindak
(1) Dalam pemidanaan wajib diper- pidana yang bersifat ringan) juga sebagai
timbangkan : hal yang wajib dicapai (dipenuhi) dalam
j.Pemaafan dari korban dan/atau penyelesaian perkara sehingga keharmo-
keluarganya; dan /atau nisan kembali terjaga. Dalam konteks ini
k.Pandangan masyarakat ter 57 hadap kesimpulan Artidjo Alkotsar yang ter-
tindak pidana yang dilakukan muat dalam peryataannya menjadi
mengenai pedoman pemidanaan. relevan: 59
Pasal 55 ayat 1 huruf j dan k adalah Penyelesaian perkara dalam hukum
hal-hal yang wajib diperhatikan hakim adat senantiasa bertumpu pada
dalam menjatuhkan pidana (pedoman pe- penyelesaian perkara, bukan pada
midanaan). Pemaafan dalam formulasi memutus perkara sebagaimana yang
pasal 55 ayat 1 huruf j identik dengan terjadi dalam acara hukum Eropa
konsep silih ngahampura (saling me- atau Barat. Dengan demikian, se-
maafkan) dalam hukum pidana adat telah ada penyelesaian dalam per-
Baduy yang merupakan bagian dari kara adat maka hubungan personal,
sistem penyelesaian perkara di Baduy. 58 kekeluargaan komunitas pada
Perbedaannya adalah pemaafan dalam masyarakat adat tetap terjaga. Se-
Pasal 55 ayat 1 j hanya sebagai hal yang dangkan dalam hukum Eropa atau
wajib diperhatikan hakim dalam mela- Barat, setelah diputusnya sengketa
kukan pemidanaan sehingga dimungkin- oleh pengadilan, maka putus pula
kan untuk tidak menjatuhkan pidana hubungan keluarga mereka yang
(rechterlijke pardon). Dalam hukum bersengketa tersebut.
57
Menurut Saidam, warga Baduy Luar yang Salah satu wujud dari penyelesaian
menjadi guide mengantar peneliti ke Cibeo
Baduy Dalam, pada umumnya orang asing tindak pidana yang juga berorientasi pada
mengerti dan menghormati larangan tersebut.
Hal ini misalnya dialami Saidam saat bertemu kepentingan korban (victim oriented)
orang Perancis satu bulan lalu (Maret 2010), dalam hukum pidana adat Baduy adalah
dan kemudian hanya mengunjugi Kampung
Gajeboh Baduy Luar. Namun menurut Devi kewajiban dicapainya silih ngahampura.
Naufal Halwany, ayahnya (Alm. Halwany
Michrob, sejarawan Banten) pernah Pasal 55 ayat 2
mengantarkan orang asing ke wilayah Baduy
58
Dalam.
Konsep silih ngahampura ini identik dengan
ritus mela sareka di masyarakat Lamaholot, 59
Flores Nusa Tenggara Timur. Mela sareka Artidjo Alkostar dalam Anto Soemarman.
adalah suatu ritus perdamaian dalam adat Hukum Adat, Perspektif Sekarang dan
Lamaholot dalam menyelesaikan kasus Mendatang. Yogyakarta. Adicita Karya Nusa.
sengketa. Lihat dalam pemarapan Bab I. 2003. Hlm v-vii.

25
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

(2) Ringannya perbuatan, keadaan pri- larang dan diancam pidana oleh
badi pembuat atau keadaan pada peraturan perundang-undangan, harus
waktu dilakukan perbuatan atau yang juga bersifat melawan hukum atau
terjadi kemudian, dapat dijadikan da- bertentangan dengan kesadaran hu-
sar pertimbangan untuk tidak men- kum masyarakat.
jatuhkan pidana atau mengenakan tin- Pasal 11 tersebut merupakan ke-
dakan dengan mempertimbangkan tentuan untuk mengukur dan menentukan
segi keadilan dan kemanusiaan. suatu perbuatan disebut sebagai tindak
pidana. Ketentuan tersebut merupakan
Penjelasan pasal ini menyatakan bahwa implementasi asas sifat melawan hukum
ketentuan di atas merupakan asas (baik formil maupun materil). Ukuran
rechterlijke pardon yang memberi ke- sifat melawan hukum formil ditentukan
wenangan kepada hakim untuk memberi dengan suatu perbuatan tersebut dilarang
maaf pada seorang yang bersalah me- dan diancam pidana oleh peraturan
lakukan tindak pidana yang sifatnya perundang-undangan. Sementara ukuran
ringan (tidak serius). sifat melawan hukum materil adalah ber-
Ketentuan mengenai rechterlijke sifat melawan hukum atau bertentangan
pardon (permaafan hakim) juga terdapat dengan kesadaran hukum masyarakat.
di Baduy. Menurut Ayah Mursyid, ter- Pada dasarnya perumusan pasal diatas
hadap perbuatan-perbuatan yang ringan bertitik tolak dari asas tiada pertang-
yang bisa diselesaikan antara pihak ke- gungjawaban tanpa sifat melawan hokum-
luarga yang melibatkan Jaro Tangtu /no liability without unlawfullness yang
dalam penyelesaiannya, jika kemudian kemudian mempunyai turunan asas ke-
kedua pihak sudah saling memaafkan tiadaan sama sekali sifat melawan hukum
(silih ngahampura) maka Jaro Tangtu secara materiel/Afwezigheid van alle
tidak menjatuhkan hukuman apa-apa. Na- materiele wederrechtelijkheid (AVAW). 60
mun ketentuan tersebut tidak berlaku Penegasan asas AVAW yang me-
pada tindak pidana yang memerlukan wujud dalam Pasal 11 tersebut membuat
pembersihan batiniah ngabokoran atau penegak hukum khususnya hakim harus
serah pati. Maka dengan demikian melihat apakah suatu perbuatan ber-
konsep mengenai rechterlijke pardon di tentangan dengan sifat melawan hukum
Baduy dan konsep KUHP sama, yakni atau bertentangan dengan kesadaran hu-
dilakukan terhadap tindak pidana yang kum masyarakat selain bertentangan
bersifat ringan.
Pasal 11 60
Lihat dalam paparan bab II dan Barda Nawawi
(1) Untuk dinyatakan sebagai tindak Arief. RUU KUHP Baru Sebuah
pidana, selain perbuatan tersebut di- Restrukturisasi/Rekonstruksi Sistem Hukum
Pidana Indonesia. Semarang: Badan Penerbit
Undip. 2008, hlm.30.

26
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

dengan peraturan perundang-undangan. dilihat faktor pencuriannya. Beda dengan


Adanya AVAW dalam suatu tindak ngambil mangganya sekilo dua kilo.
pidana menjadi alasan pembenar yang Pasal selanjutnya yang berkaitan
dapat menghapuskan pidana. 61 Sifat me- dengan hukum pidana adat Baduy adalah
lawan hukum materil sebagaimana di- Pasal 116 ayat 1 huruf a mengenai pidana
paparkan dalam Bab II memiliki fungsi, verbal sebagai salah satu pidana pokok
yang salah satunya berfungsi negatif. Hal bagi anak dan Pasal 116 ayat 2 huruf c
ini berarti sekalipun jika suatu perbuatan mengenai pemenuhan kewajiban adat
bertentangan dengan peraturan per- sebagai salah satu pidana tambahan bagi
undang-undangan namun tidak bertenta- anak. Redaksional lengkap pasal 116 ayat
ngan dengan sifat melawan hukum 1 huruf a tersebut adalah sebagai berikut:
(materil), maka dalam konteks fungsinya Pasal 116
yang negatif sifat melawan hukum formil (1) Pidana pokok bagi anak terdiri atas:
menjadi hapus oleh tidak adanya sifat a. Pidana verbal.
melawan hukum materil (AVAW). 62 1.Pidana peringatan; atau
Dalam hukum pidana adat Baduy 2. Pidana teguran keras
keberadaan AVAWpun diakui. Hal ini
diketahui dalam paparan Jaro Dainah saat Hukum pidana adat Baduy mengenal
menjelaskan tindak pidana pencurian se- jenis pidana verbal sebagai ditegor
bagai berikut : (ditegur) dan dipapatahan (dinasehati).
Dalam pencurian dilihat alasan dia Pidana verbal dalam hukum pidana adat
mencuri, kalau karena kelaparan nggak Baduy berlaku sebagai jenis pidana yang
papa, mengambil mangga saliwat dapat diberlakukan umum (tidak hanya
(selewat) 1 atau 2 buah gak papa, jadi pada anak). Hal ini dirasakan efektif
mengingat masyarakat adat Baduy yang
61 masih bersifat guyub, komunal, sehingga
AVAW dibedakan dengan AVAS (Afwezigheid
van Alle Schuld/ketiadaan kesalahan) yang jenis pidana verbal masih efektif dan
merupakan alasan pemaaf dalam suatu tindak relevan diberlakukan pada orang dewasa.
pidana. AVAS adalah turunan dari asas
kesalahan Geen Straf zonder schuld (tiada
pidana tanpa kesalahan) (Belanda); Keine straf
ohne schuld (Jerman); No Liability without Pasal 116
blameworthiness (Inggris); dalam bahasa latin (2) Pidana tambahan (bagi anak.pen)
dikenal sebagai Actus non facit, nisi mens sit
rea (An act doesnt make a person guilty, unless terdiri atas :
the mind is guilty); asas ini kemudian memiliki
turunan asas Afwezigheids van alle schuld a.......
(AVAS)Lihat lebih lanjut dalam Ferry b......
Fathurokhman. Pengakuan Asas Legalitas
Materil dalam Rancangan Undang-Undang c. pemenuhan kewajiban adat.
KUHP sebagai Ius Constituendum. Jurnal Ilmu
Hukum Litigasi. Fakultas Hukum Universitas
62
Pasundan.Volume 10 Nomor 3.Oktober 2009.
Mengenai konsep dasar AVAW lihat dalam
paparan Bab II.

27
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

Perumusan pemenuhan kewajiban berbeda dengan beberapa ketentuan lain


adat sebagai pidana tambahan (baik mengenai gugurnya kewenangan penuntu-
khusus bagi anak;Pasal 116 ayat 2 c, tan yang beberapanya telah ada peng-
maupun sebagai jenis pidana tambahan aturan lebih lanjutnya seperti daluwarsa
umum; Pasal 67 ayat 1 e) merupakan ditentukan lebih lanjut dalam Pasal 149,
wujud dari pengakomodiran hukum adat Pasal 145a ditentukan lebih lanjut dalam
dalam Konsep KUHP sebagaimana di- Pasal 147. 63 Menurut Barda Nawawi
amanahkan berbagai seminar hukum Arief, ketentuan lebih rinci mengenai
nasional. penyelesaian di luar proses sebagai dasar
Selanjutnya bentuk pengakomodiran yang menggugurkan kewenangan penun-
hukum adat juga terlihat dalam Pasal 145 tutan seyogyanya akan diatur lebih lanjut
Konsep KUHP 2008 mengenai gugurnya dalam RUU KUHAP (Rancangan
kewenangan penuntutan sebagai berikut: Undang-Undang Kitab Undang-Undang
Pasal 145 Hukum Acara Pidana). 64
Kewenangan penuntutan gugur, jika:
a. telah ada putusan yang 3. Kontribusi Hukum Pidana Adat
memperoleh kekuatan hukum Baduy terhadap Pembaharuan
tetap; Hukum Pidana (Konsep KUHP)
b. terdakwa meninggal dunia; Pembahasan dalam permasalahan
c. daluwarsa; pertama mengenai hukum pidana adat
d. penyelesaian di luar proses; Baduy memberikan beberapa gambaran
e. .... yang patut dipertimbangkan untuk di-
f. .... angkat menjadi hukum pidana nasional,
g. .... beberapa diantaranya adalah sebagai
.... (cetak tebal dari peneliti) berikut:
Dengan adanya pengaturan penye- a. Santet (Julid)
lesaian di luar proses sebagai salah satu Konsep KUHP 2008 telah meng-
syarat gugurnya kewenangan penuntutan, akomodir tindak pidana yang berkaitan
maka kepentingan hukum adat di seluruh dengan santet (bukan tindak pidana
Indonesia dapat dimungkinkan terako- santet) dalam Pasal 293 65 sebagai berikut
modir ke dalam Pasal 145d. Dikatakan :
dapat dimungkinkan terakomodir karena Pasal 293
ketentuan lebih lanjut mengenai penye-
lesaian di luar proses tersebut belum ada,
63
demikian halnya dalam bagian pen- Lihat lebih lanjut dalam Konsep KUHP 2006
atau Konsep KUHP 2008.
jelasan, tidak ada penjelasan lebih lanjut 64
Barda Nawawi Arief. Mediasi Penal,
mengenai ketentuan Pasal 145d. Hal ini Penyelesaian Perkara di Luar Pengadilan.
65
Semarang. Pustaka Magister. 2008.Hlm 49.
Pasal 292 dalam Konsep KUHP 2004.

28
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

(1) Setiap orang yang menyatakan diri- uraiannya lebih lanjut Sahetapy juga
nya mempunyai kekuatan gaib, mem- meragukan keampuhan santet. 68
beritahukan, menimbulkan harapan, Menurut Barda Nawawi Arief, pe-
menawarkan atau memberikan bantu- rumusan pasal yang berkaitan dengan
an jasa kepada orang lain bahwa santet dalam Konsep KUHP diatas (Pasal
karena perbuatannya dapat menim- 293), merupakan perluasan jangkauan
bulkan penyakit, kematian, penderi- dari Pasal 162 dalam KUHP yang saat ini
taan mental atau fisik seseorang, berlaku tentang penawaran bantuan
dipidana dengan tindak pidana pen- (keterangan/kesempatan/sarana) untuk
69
jara paling lama 5 (lima) tahun atau melakukan tindak pidana yang redak-
denda paling banyak kategori IV 66 sional lengkapnya berbunyi sebagai
(2) Jika pembuat tindak pidana se- berikut :
bagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal 162
melakukan perbuatan tersebut untuk Barangsiapa di muka umum, dengan
mencari keuntungan atau menjadikan lisan atau tulisan menawarkan untuk
sebagai mata pencaharian atau ke- memberi keterangan, kesempatan atau
biasaan, maka pidananya dapat dit- sarana guna melakukan perbuatan
ambah dengan 1/3 (satu per tiga) pidana, diancam dengan pidana pen-
Perumusan tindak pidana yang berkaitan jara paling lama sembilan bulan atau
dengan santet ini pernah dan masih men- denda paling banyak tiga ratus rupiah
dapat kritikan dari beberapa kalangan.
Diantara yang tidak setuju dengan Dalam Konsep KUHP 2008, Pasal 162
perumusan tindak pidana ini adalah J.E KUHP tersebut mejadi Pasal 291 dan
Sahetapy. Pada dasarnya ketidaksetujuan
68
Sahetapy dilandaskan pada kesulitan Dalam artikel yang sama, Sahetapy menuliskan
sebagai berikut: Lagi pula, kalau santet itu
pembuktian dan anggapan perumusan ini ampuh, mengapa para koruptor tidak disantet
69
saja?
merupakan kemunduran berpikir kembali Dalam KUHP bentuk bantuan yang lebih khusus
ke abad pertengahan di Eropa. 67 Dalam dan berdiri sendiri secara tersebar diatur
dalam berbagai pasal seperti Pasal 333 (4)
Memberi tempat untuk perampasan
kemerdekaan yang melawan hukum; Pasal 345
memberi sarana untuk bunuh diri; Pasal 349
tabib, dokter/bidan, juru obat yang melakukan
atau membantu melakukan delik-delik abortus
66
provocatus; Pasal 415 menolong/membantu
Rp 75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta seorang pejabat yang menggelapkan uang atau
rupiah), lihat dalam Pasal 80 Konsep KUHP surat berharga; dan Pasal 417
67
2008. menolong/membantu seorang pejabat yang
J.E.Sahetapy. KUHP, Santet, dan Zina. Jawa Pos menggelapkan, menghancurkan, merusak atau
edisi Selasa, 18 November 2003. Diunduh dari membuat tidak dapat dipakai barang-barang
http://www.oocities.com/latoehalat/jawapos1 bukti. Lihat lebih lanjut dalam Barda Nawawi
91103.htm, diakses tanggal 30 Mei 2010. Lebih Arief. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana,
lanjut Sahetapy menuliskan agar dicantumkan Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP Baru.
pro memorie bertalian dengan sikap Jakarta. Kencana Prenada Media. 2008. Hlm
penolaknnya terhadap santet. 297.

29
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

292 70 mengenai Penawaran untuk Me - Vicarious liability, which is


lakukan Tindak Pidana sebagai berikut: common in some areas of the law,
Pasal 291 refers to legal responsibility for
Setiap orang dimuka umum dengan the actions of another. If a law
lisan atau tulisan menawarkan untuk holds X responsible for Y's actions,
memberi keterangan, kesempatan, atau then X's liability is said to be
sarana untuk melakukan tindak pi- vicarious.
dana, dipidana dengan pidana penjara Vicarious liability menurut Alan
paling lama 1(satu) tahun atau menunjuk pada pertanggungjawaban
denda paling banyak kategori III. 71 hukum atas perbuatan orang lain. Jika ke -
Pasal 292 tentuan hukum menetapkan X bertang-
(1) Setiap orang yang menyiarkan, mem- gungjawab atas perbuatan Y, maka per-
pertunjukan, atau menempelkan tulis- tanggungjawaban X tersebut dikatakan-
an atau gambar sehingga terlihat oleh /disebut sebagai vicarious. Lebih lanjut
umum, atau memperdengarkan re- Alan mengemukakan bahwa terkadang
kaman sehingga sehingga terdengar terminologi vicarious liability sengaja
oleh umum, yang berisi penawaran ditujukan hanya pada kasus-kasus yang
untuk keterangan, kesempatan atau menentukan pertanggungjawaban pidana
sarana guna melakukan tindak pidana X atas perbuatan Y berdasarkan
dengan maksud agar penawaran ter- hubungan antara X dan Y. Alan kemudian
sebut diketahui atau lebih diketahui menegaskan bahwa X pada dasarnya
oleh umum, dipidana dengan pidana tidak memiliki kesalahan, X menanggung
penjara paling lama 1 (satu) tahun kesalahan Y karena adanya hubungan
atau denda paling banyak kategori (relationship) antara X dan Y.
III. c. Ganti Rugi
b. Konsep Pertanggungjawaban Konsep ganti rugi dalam hukum pidana
Pelaku yang Menderita Kelainan adat Baduy melekat pada setiap tindak
Jiwa pidana yang pada hakikatnya menimbul-
Penjelasan lebih sederhana mengenai kan korban. Ganti rugi (kepada pihak
vicarious liability dikemukakan oleh korban) dalam hukum pidana adat Baduy
Alan C. Michaels sebagai berikut: 72 menjadi semacam pidana pokok yang
wajib dipenuhi oleh pihak pelaku se-
70
Pasal 221 dan 222 dalam Konsep KUHP hingga silih ngahampura dapat tercapai.
71
1991/1992
Pidana denda kategori III adalah Rp. Hal ini dikecualikan jika korban me -
30.000.000,00, lihat lebih lanjut dalam Pasal 80
Konsep KUHP 2008. lepaskan haknya dalam mendapatkan
72
Alan C Michaels dalam
http://law.jrank.org/pages/2255/Vicarious-
Liability.html

30
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

ganti rugi karena tercapainya silih (community oriented) sehingga kese-


ngahampura tanpa permintaan ganti rugi imbangan dalam masyarakat kembali
ataupun menolak menerima ganti rugi. terjaga.

BAB IV A.2. Peran Hukum Pidana Substantif


KESIMPULAN DAN SARAN Adat Baduy dalam Memberikan
A. Kesimpulan Kontribusi pada Pembaharuan Hukum
Pembahasan pada permasalahan yang Pidana Nasional
disajikan dalam bagian hasil penelitian 1. Konsep KUHP 2008 dalam konteks
dan pembahasan menunjukkan beberapa pembaharuan hukum pidana pada
kesimpulan sebagai berikut: dasarnya telah mengakomodir ber-
A.1 Sistem Hukum Pidana Substantif bagai nilai-nilai universal dalam hu-
Adat Baduy kum adat sebagaimana amanah ber-
1. Sebagaimana sebuah sistem hukum bagai seminar hukum nasional, do-
pidana substantif pada umumnya, kumen internasional dan para ahli
hukum pidana adat Baduy memiliki hukum. Konsep KUHP 2008 selain
sistem hukum pidana substantif yang diorientasikan pada pelaku (offender
meliputi hukum formil/prosedural, oriented) juga telah mengakomodir
hukum materiel/susbtantif dan hukum kepentingan korban (victim oriented)
pelaksanaan pidana. pada beberapa bagiannya.
2. Perumusan tindak pidana, pertang- 2. Hukum Pidana Substantif Adat Baduy
gungjawaban dan sanksi dalam hukum memiliki ketentuan mengenai konsep
pidana substantif adat Baduy dirumus- pelaku santet, konsep pertanggung
kan secara tidak tertulis dan tidak di- jawaban pelaku berkelainan jiwa dan
kodifikasikan dalam sebuah kitab. konsep ganti rugi yang diorientasikan
Pengetahuan dan pemahaman hukum pada kepentingan hukum korban dan
pidana substantif adat Baduy diles masyarakat yang belum diakomodir
tarikan melalui budaya lisan tutur dalam Konsep KUHP 2008.
secara turun temurun. B. Saran
3. Konsep pertanggungjawaban sanksi Berdasarkan hasil penelitian dan
hukum dalam Hukum pidana pembahasan, beberapa saran yang patut
substantif adat Baduy diorientasikan dipertimbangkan berkaitan dengan hukum
pada penyelesaian perkara secara inte - pidana adat Baduy dan pembaharuan
gral yang meliputi pemulihan ke- hukum pidana nasional adalah sebagai
pentingan korban (victim oriented), berikut:
kepentingan pelaku (offender 1. Hukum pidana adat Baduy perlu di-
oriented) dan kepentingan masyarakat pertimbangkan untuk dibuat dalam

31
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

bentuk tertulis sehingga konsistensi dan fenomena santet yang menimbul-


pengetahuan dan pemahaman menge- kan keresahan dalam masyarakat.
nai hukum pidana adat Baduy dapat 4. Konsep pertanggungjawaban pelaku
merata dalam kalangan masyarakat yang menderita kelainan jiwa se-
Baduy. bagaimana dalam hukum pidana adat
2. Sebagaimana hukum pidana adat Baduy hendaknya diadopsi Konsep
Baduy, pembaharuan hukum pidana KUHP dalam konteks pembaharuan
nasional hendaknya mengorientasikan hukum pidana.
penyelesaian perkara pidana secara in- 5. Konsep ganti rugi sebagaimana ada
tegral yang meliputi pengakomodiran dalam hukum pidana adat Baduy yang
kepentingan korban, kepentingan pe- melekat kepada setiap tindak pidana
laku dan kepentingan masyarakat. hendaknya diadopsi Konsep KUHP
3. Tindak pidana yang berkaitan dengan dan selalu diperhatikan hakim se-
santet sebagaimana terdapat dalam hingga penyelesaian perkara pidana
hukum pidana adat Baduy dan konsep secara integral dapat terlaksana.
KUHP 2008 hendaknya tetap diper- 6. Nilai-nilai universal hukum adat yang
tahankan keberadaannya dan memper- telah diakomodir dalam pembaharuan
timbangkan untuk mengkriminalisasi- hukum pidana nasional hendaknya di-
kan dan memformulasikan tindak pi- pertahankan dengan berdasarkan pada
dana santet yang dilakukan oleh orang kajian-kajian hukum adat secara ber-
yang memiliki kemampuan santet atas kesinambungan.
inisiatif sendiri mengingat eksistensi

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Achmad. Menguak Teori Hukum (Legal Arief, Barda Nawawi. Pelengkap Bahan
Theory) dan Teori Kuliah Hukum Pidana I. Semarang.
Peradilan(Judicialprudence)Termasuk Yayasan Sudarto. 1990.
Interpretasi Undang- -------------. Bunga Rampai Kebijakan Hukum
undang Legisprudence), (Volume 1, Pidana. Bandung. Citra Aditya
Pemahaman Awal). Jakarta. Bakti.2002.
Kencana Prenada Media Group. 2009. -------------. Sari Kuliah Perbandingan
Amirudin dan Zainal Asikin. Pengantar Hukum Pidana. Jakarta.
Metode Penelitian Hukum. Raja Grafindo. 2002.
Jakarta. PTRaja Grafindo. 2004. ------------.Mediasi Penal, Penyelesaian
Perkara di Luar Pengadilan.
Semarang. Pustaka Magister. 2008.

32
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

------------. Kebijakan Legislastif dalam Contemporary Southeast Asia Series.


Penanggulangan Kejahatan dengan London. 2007.
Pidana Penjara. Semarang. Badan Dinas Informasi, Komunikasi, Seni Budaya
Penerbit Undip. 2000. dan Pariwisata Kabupaten Lebak.
------------. Beberapa Aspek Pengembangan MembukaTabir Kehidupan Tradisi
Ilmu Hukum Pidana (Menyongsong Budaya Masyarakat Baduydan
Generasi Baru Hukum Pidana Cisungsang Serta Peninggalan
Indonesia). Semarang. Badan Sejarah Situs Lebak Sibedug. 2004.
Penerbit Undip. 2007. Enschede, Ch.J, dan A. Heijder (terjemahan
-------------. Bunga Rampai Kebijakan Hukum R Achmad Soema Dipradja). Asas-
Pidana, Perkembangan Penyusunan Asas Hukum Pidana. Bandung.
Konsep KUHP Baru. Jakarta. Almuni. 1982.
Kencana Prenada Media. 2008. Friedman, Lawrence Meir. The Legal System.
--------------. Kumpulan Hasil Seminar A Social Science Perspective. Russel
Hukum Nasional ke I s/d VIII dan Sage Foundation. New York. 1975.
Konvensi Hukum Nasional. Semarang. ------------. The Horizontal Society.
Pustaka Magister. 2008. London.Yale University Press. 1999.
--------------. Perkembangan Asas Hukum Gautama, Sudargo dan Robert N Hornick. An
Pidana Indonesia. Semarang. Penerbit Introduction to IndonesianLaw, Unity
Pustaka Magister Undip. 2008 in Diversity. Bandung. Alumni. 1983.
-------------. RUU KUHP Baru, Hadisuprapto, Paulus. Delinkuensi Anak,
Sebuah Restrukturisasi/Rekonstruksi Pemahaman dan Penanggu-
Sistem Hukum Pidana langannya. Malang. Bayu Media.
Indonesia. Semarang. Pustaka 2008.
Magister. 2008. Hamzah, Andi. Asas-asas Hukum
-------------. Tujuan dan Pedoman Pidana.Jakarta. Rineka Cipta. 1994
Pemidanaan, Perspektif Pembaharuan Hartono, Soenaryati. Dari Hukum Antar
Hukum Pidana dan Perbandingan Golongan ke Hukum Antar Adat.
Beberapa Negara. Semarang. BP Bandung. Citra Aditya Bakti. 1981.
Undip. 2009 ------------. Penelitian Hukum diIndonesia
Braithwaite, John. Restorative Justice and pada akhir abad ke-20. Bandung.
Responsive Regulation. New York. Alumni. 1994.
Oxford University Press. 2002. Haveman, Roelof H. The Legality of Adat
Davidson, Jamie S, and David Henley. The Criminal Law in Modern Indonesia.
Revival of Tradition in Indonesian Jakarta. Tatanusa. 2002.
Politics: The Deployment of Adat
Colonialism to Indigenism. Routledge

33
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

Hadikusumah, Hilman. Pokok-pokok dan Dasar-dasar Pokok Tata Hukum


Pengertian Hukum Adat. Indonesia. Jakarta. Bina Aksara.1985.
Bandung. Alumni. 1980. -------------. Asas-asas Hukum Pidana.
Jonkers, J.E. Buku Pedoman Hukum Pidana Jakarta. Rineka Cipta. 2002.
Hindia Belanda. Jakarta. Bina Aksara. Moloeng, Lexi J. Metodologi Penelitian
1987. Kualitatif. Bandung. Rosda
Kanter, E.Y. dan S.R.Sianturi.Asas-asas Karya.2007
Hukum Pidana di Indonesia dan Morris, Allison and Gabrielle Maxwell.
Penerapannya.Jakarta. Storia Restorative Justice for
Grafika.2002. Juveniles, Conferencing,Mediation
Kartika, Sandra dan Candra Gautama. and Circles. North America (US and
Menggugat Posisi Masyarakat Adat Canada). Hart Publishing. 2001.
Terhadap Negara. Yogyakarta. Muhyidin, Mansyur. Banten Menuju Masa
Pustaka Pelajar. 1999. Depan. Cilegon. Yayasan Kiyai Haji
Ketut Sutha, I Gusti. Bunga Rampai Wasyid. 1999.
Beberapa Aspekta Hukum Adat. Muladi dan Barda Nawawi Arief. Teori-teori
Yogyakarta. Liberty.1987. dan Kebijakan Pidana. Bandung.
Kelsen, Hans. Pengantar Teori Hukum. Alumni. 2005.
Bandung. Nusa Media. 2008. Nasution, S. Metode Research. Penerbit
Lamintang, P.A.F. Dasar-dasar Hukum Jemars.tt.
Pidana Indonesia. Bandung. Sinar Nyoman Serikat Putra Jaya. Relevansi
Baru. 1984. Hukum Pidana Adat
Lembaga Informasi Nasional Republik dalam Pembaharuan Hukum Pidana.
Indonesia. Persandingan Undang- Bandung. Citra Aditya Bakti. 2005.
Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. 2002. ------------------------------------- . Kapita
Mahadi. Uraian Singkat Tentang Hukum Selekta Hukum Pidana. Semarang. BP
Adat Sejak RR Tahun 1854. Bandung. Undip. 2005.
Alumni. 1991 Gofar, Fajrimei A. Position Paper Advokasi
Michrob, Halwany. The Way of Life: Suku RUU KUHP, Asas Legalitas dalam
Baduy as a Cultural Interest. Rancangan KUHP 2005. Jakarta.
Jakarta. Asean Writer Workshop. ELSAM. 2005.
1996. Permana, R. Cecep Eka Tata Ruang
Moeljatno. Fungsi dan Tujuan Hukum Masyarakat Baduy. Jakarta.
Pidana Indonesia dan Rencana Wedatama Widya Sastra. 2006.
Undang-undang Tentang Asas-asas

34
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

Pujirahayu, Esmi Warassih. Pranata Hukum, Soekanto. Meninjau Hukum Adat Indonesia,
Sebuah Telaah Sosiologis. Semarang. Suatu Pengantar untuk Mempelajari
Suryandaru Utama. 2005. Hukum Adat. Jakarta. Rajawali Press.
Pujiyono. Kumpulan Tulisan Hukum Pidana. 1985.
Bandung. Mandar Maju.2007. --------------. Meninjau Hukum Adat
Rahardjo, Satjipto. Ilmu Hukum. Bandung. Indonesia. Suatu Pengantar
Citra Aditya Bakti. 2006. Untuk Mempelajari Hukum Adat.
-------------------------. Negara Hukum yang Jakarta. Raja Grafindo Persada.1996.
Membahagiakan Soekanto dan Soerjono Soekanto. Pokok-
Rakyatnya. Yogyakarta.Genta Press. pokok Hukum Adat. Bandung.
2008. Alumni. 1978.
-----------------------. Biarkan Hukum Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian
Mengalir. Catatan Hukum. Jakarta. UI Press.2008.
Kritis tentang Pergulatan Manusia Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji.
dan Hukum. Penerbit Buku Penelitian Hukum Normatif,
Kompas, 2007. Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta. PT
-----------------------. Hukum dalam Jagat Raja Grafindo Persada.2007.
Ketertiban. Jakarta. UKI Press. 2006. Soemarman, Anto. Hukum Adat. Perspektif
Rato, Dominikus. Pengantar Hukum Adat. Sekarang dan
Yogyakarta. LaksBang Pressindo. Mendatang. Yogyakarta. Adicita
2009. Karya Nusa. 2003.
Remmelink, Jan. Hukum Pidana, Komentar Soemitro, Ronny Hanitijo. Permasalahan
atas Pasal-Pasal Terpenting dari Hukum di dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Masyarakat. Bandung. Alumni.1980.
Belanda dan Padanannya dalam Kitab Soepomo. Bab-bab Tentang Hukum Adat.
Undang-Undang Hukum Pidana Jakarta Pradnya Paramita. 1982.
Indonesia. Jakarta.Gramedia Pustaka Sudarto. Hukum Pidana I. Semarang:
Utama. 2003. Penerbit Yayasan Sudarto. 1980.
Santoso, Topo. Menggagas Hukum Pidana Sudiyat, Iman. Hukum Adat, Sketsa Asas.
Islam, Penerapan Syariat Islam dalam Yogyakarta. Liberty. 1981.
Konteks Modernitas. Bandung. Suhada. Masyarakat Baduy dalam Rentang
Assyamil.2000. Sejarah. Dinas Pendidikan Propinsi
Sapardjaja, Komariah Emong. Ajaran Sifat Banten. 2003.
Melawan Hukum Materiel dalam Supomo, R. dan R. Djokosutono. Sejarah
Hukum Pidana Indonesia. Bandung. Politik Hukum Adat (Djilid
Penerbit Alumni. 2002. II). Jakarta. Djambatan. 1954.

35
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

Tabalujan, Benny Simon. Legal Development Yani, Ahmad. Etnografi Suku Baduy. Banten.
in Developing Countries (The Role of Himpunan Pramuwisata Indonesia.
Legal Culture). Singapore. 2001. 2008
Ter Haar Bzn, B. Asas-asas dan Susunan Makalah
Hukum Adat (Beginselen en stelsel Barda Nawawi Arief. Pembaharuan Sistem
van Adatrecht). Jakarta. Pradnya Penegakan Hukum dengan
Paramita. 1981. Terjemahan K.Ng. Pendekatan Religius dalam Konteks
Soebakti Poesponoto. Siskumnas dan Bangkumnas. Makalah
Tjipian, Kaum. Evolusi Pemikiran Hukum dalam Seminar Menembus
Baru: Dari Kera ke Manusia, Kebuntuan Legalitas Formal Menuju
Dari Positivistik ke Hukum Progresif. Pembangunan Hukum dengan
Yogyakarta. Genta Press. 2009. Pendekatan Hukum Progresif, FH
Utrecht, E. Pengantar dalam Hukum UNDIP, 19 Desember 2009
Indonesia. Jakarta. PT
Penerbitan Universitas.1966.
--------------. Rangkaian Sari Kuliah Hukum Jurnal
Pidana I. Surabaya. Pustaka Tinta I.G.N Sugangga. Peranan Hukum Adat dalam
Mas.1994. Pembangunan Hukum
Van Apeldoorn. L.J. Pengantar Ilmu Hukum. Nasional Indonesia. Jurnal Masalah-
Jakarta. Pradnya Paramita. 1981. Masalah Hukum. Majalah
Van Vollenhoven, Cornelis. Penemuan Ilmia Fakultas Hukum Universitas
Hukum Adat (De ontdekking van het Diponegoro. Vol.XXXII No.2 April-
adatrecht). Terjemahan Koninklijk Juni 2003.
Instituut voor Taal-, Land- Aroma Elmina Martha. Denda Adat dalam
enVolkenkunde (KITLV) bersama Penjatuhan Pidana (Studi Kasus
Lembaga Ilmu Pengetahuan Kekerasan di Pengadilan Negeri
Indonesia (LIPI). Jakarta. Merauke Papua. Jurnal Hukum Ius
Jambatan.1981. Quia Iustum.UII. Perkembangan
Wignjodipuro, Soerojo. Pengantar dan Asas- Lembaga Peradilan diIndonesia. No
asas Hukum Adat. Jakarta. Gunung 26 vol 11 2004.
Agung.1982. Ferry Fathurokhman. Pengakuan Asas
Wiranata, I Gede AB. Hukum Adat Legalitas Materiil Dalam Rancangan
Indonesia, Perkembangnya dari Undang-Undang KUHP Sebagai Ius
Masa ke Masa. Bandung. Citra Aditya Constituendum. Jurnal Ilmu Hukum
Bakti. 2005. Litigasi. FH Unpas. Volume 10
Nomor 3. Oktober 2009.

36
____________________________________________Magister Ilmu Hukum -Fakults Hukum Universitas Diponegoro

------------------------------ . Menerebos Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1964


Kekakuan Legalitas Formil Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
dalam Hukum Pidana. Jurnal Hukum Kekuasaan Kehakiman.
Progresif. Program Doktor Ilmu Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970
Hukum Universitas Diponegoro Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Semarang. Volume 4/Nomor 1/April Kekuasaan Kehakiman
2008. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1999
Kamus Tentang Perubahan Atas Undang-
Garner, Bryan A. Blacks Law Dictionary. Undang Nomor 14 Tahun 1970
ST.Paul Minn. 1999 (seventh edition). Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Kekuasaan Kehakiman
Oxford Learners Pocket Dictionary. UK. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000
Oxford University Press.2005 Tentang Pembentukan Propinsi
Banten
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tentang Kekuasaan Kehakiman.
Jakarta. Balai Pustaka. 1994. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Tentang Kekuasaan Kehakiman
Ensiklopedi Islam. Jakarta. PT Undang-Undang Dasar (UUD) 1945
Ikhtiar Baru Van Hoeve.1994 Rancangan Undang-Undang Republik
Indonesia Tentang Kitab Undang-
Undang-Undang Undang Hukum Pidana (KUHP)
Undang-Undang Darurat Nomor 1 Tahun 1997/1998. Departemen
1951 Tentang Tindakan-Tindakan Kehakiman Republik
Sementara Untuk Menyelenggarakan Indonesia.Jakarta.1998.
Kesatuan Susunan Kekuasaan dan Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat
Acara Pengadilan-Pengadilan Sipil. (ELSAM). Konsep KUHP Baru 2006.
Undang-Undang Nomor 73 Tahun 1958 Jakarta.ELSAM. 2006.
Tentang Menyatakan Berlakunya Rancangan Undang-Undang Republik
Undang-Undang No. 1 Tahun 1946 Indonesia Tentang Kitab Undang-
Republik Indonesia Tentang Undang Hukum Pidana (KUHP) 2008.
Peraturan Hukum Pidana Untuk Jakarta. www.legalitas.org. 2008.
Seluruh Wilayah Republik Indonesia Putusan Pengadilan Negeri Rangkasbitung
dan Mengubah Kitab Undang-Undang No 210/Pid B/2005/PNRKB.
Hukum Pidana

37
Jurnal Law reform April 2010. Vol. 5. No.1_______________________________________________________

Web Site Cairo, Egypt, 29 April- 8 Mei 1995).


www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/b/bism Diakses Jumat 30 Oktober 2009
ar-siregar/indeks Pukul 8.33
www.bardanawawi.wordpress.com/2009/12/2 http://www.anu.edu.au/fellows/jbraithwaite/l
3/pembaharuan-sistem-penegakan- ectures/index.php
hukum-dengan-pendekatan-religius- http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol
dalam-konteks-siskumnas-dan- 9011/bukan-sekedar-revisi-yang-
bangkumnas/ disiapkan-adalah-pembaharuan-kuhp
www.feryfaturohman.blogspot.com http://legal-
Kompas. Senin 27 September 2004. dictionary.thefreedictionary.com/Vica
www.tempointeraktif.com.Penyerobotan rious+Liability,diakses tanggal 30
Tanah Baduy Merajalela. Senin 8 Mei Mei 2010.
2006. Diakses 2 Januari 2009. http://law.jrank.org/pages/2255/Vicarious -
http://www.asc41.com/6th%20UN%20Congr Liability.html
ess%20on%20the%20Prevention%20o http://www.lectlaw.com/def2/u035.htm
f%20Crime/021%20ACONF.87.BP.5 http://www.oocities.com/latoehalat/jawapos1
%20Human%20Rights%20and%20Cri 91103.htm, diakses tanggal 30 Mei
minal%20Justice%20%20Recent%20 2010.
Developments%20in%20Programs.pdf http://www.youtube.com/watch?v=zL3m4kJb
(Sixth United Nations Congress on the Kgo (Liputan Indosiar mengenai
Prevention of Crime and the Noorsyaidah)
Treatment of Offenders. Caracas, Kompas Minggu 13 Juli 2008, Diagnosa
Vezuela, 25 August to 5 September Dokter, Noorsyaidah Alami Carpus
1980). Diakses Jumat 30 Oktober Allenium (23)
2009, Pukul 8.28. http://nasional.kompas.com/read/2008/07/13/
http://www.asc41.com/9th%20UN%20Congr 05551553/diagnosa.dokter.n oorsy
ess%20on%20the%20Prevention%20o aidah.alami.carpus.allenium.23,
f%20Crime/010%20ACONF.169.8%2 diakses 30 Mei 2010.
0Strengthening%20the % 20Rule%20 http://id.wikipedia.org/wiki/Leak.
of%20Law.pdf (Ninth United Nations Jawa Pos Selasa, 18 November 2003. KUHP,
Congress on the Prevention of Crime Santet, dan Zina. Oleh J.E. Sahetapy.
and the Treatment of Offenders.

38

Anda mungkin juga menyukai