Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN TAENIASIS

No Dokumen :
440/SOP.025/423.104.04/2016

No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 18 januari 2016

Halaman :1-3

Dr RR Dharmajanti EW
UPT Puskesmas Trajeng
19690510 200604 2 008

1. Pengertian Taeniasis adalah penyakit zoonosis parasiter yang disebabkan


oleh cacing pita yang tergolong dalam genus Taenia (Taenia
saginata, Taenia solium, dan Taenia asiatica) pada manusia
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan taeniasis

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor:


440/SK.006/423.104.04/2016 tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis
bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Alat dan Bahan -
6. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa
Gejala klinis taeniasis sangat bervariasi dan tidak khas.
Sebagian kasus tidak menunjukkan gejala (asimptomatis).
Gejala klinis dapat timbul sebagai akibat iritasi mukosa usus
atau toksin yang dihasilkan cacing. Gejala tersebut antara
lain:
a. Rasa tidak enak pada lambung
b. Mual
c. Badan lemah
d. Berat badan menurun
e. Nafsu makan menurun
f. Sakit kepala
g. Konstipasi
h. Pusing
i. Pruritus ani
j. Diare
Faktor Risiko
a. Mengkonsumsi daging yang dimasak setengah
matang/mentah, dan mengandung larva sistiserkosis.
b. Higiene yang rendah dalam pengolahan makanan
bersumber daging.
c. Ternak yang tidak dijaga kebersihan kandang dan
makanannya.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan tanda vital.
b. Pemeriksaan generalis: nyeri ulu hati, ileus juga dapat
terjadi jika strobila cacing membuat obstruksi usus.
3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium mikroskopik dengan
menemukan telur dalam spesimen tinja segar.
b. Secara makroskopik dengan menemukan proglotid
pada tinja
c. Pemeriksaan laboratorium darah tepi: dapat ditemukan
eosinofilia, leukositosis, LED meningkat.
4. Petugas menegakkan diagnosa Diagnosis ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
5. Petugas memberikan terapi
a. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, antara lain:
1. Mengolah daging sampai matang dan menjaga
kebersihan hewan ternak.
2. Menggunakan jamban keluarga.
b. Farmakologi:
1. Pemberian albendazol menjadi terapi pilihan saat ini
dengan dosis
400 mg, 1-2 x sehari, selama 3 hari, atau
2. Mebendazol 100 mg, 3 x sehari, selama 2 atau 4
minggu.
6. Petugas melakukan konseling dan edukasi
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga
mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, yaitu antara lain:
a. Mengolah daging sampai matang dan menjaga
kebersihan hewan ternak
b. Sebaiknya setiap keluarga memiliki jamban keluarga
7. Diagram Alir -
8. Unit Terkait 1. UGD
2. Poli Umum
9. Rekaman histori

No. Halaman Yang diubah Isi perubahan Diberlakukan Tgl.

Anda mungkin juga menyukai