KOMPRESOR PISTON
OLEH
KELAS : 2B
KELOMPOK: 7
SUNARTI (141411058)
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memahami cara kerja serta prinsip kerja pada alat kompresor piston
2. Mengetahui hubungan antara laju alir udara dengan ratio tekanan
3. Mengetahui hubungan antara laju alir terhadap kerja politropik
4. Mengetahui hubungan antara laju alir terhadap efisiensi kompresor
(a) (b)
Proses kompresi gas pada kompresor torak dapat dilakukan menurut tiga cara yaitu dengan
proses isotermal, adiabatik reversible, dan politropik.
- Proses Isotermal
Bila suatu gas dikompresikan, maka ini berarti ada energi mekanik yang diberikan
dari luar kepada gas. Energi ini diubah menjadi energi panas sehingga temperatur gas akan
naik jika tekanan semakin tinggi. Namun, jika proses ini dibarengi dengan pendinginan
untuk mengeluarkan panas yang terjadi, sehingga temperatur dapat dijaga tetap dan
kompresi ini disebut dengan kompresi isotermal (temperatur tetap).
- Proses Adiabatik
Jika silinder diisolasi secara sempurna terhadap panas, maka kompresi akan
berlangsung tanpa ada panas yang keluar dari gas atau masuk kedalam gas. Proses
semacam ini disebut adiabatik. Dalam praktiknya proses ini tidak pernah terjadi secara
sempurna karena isolasi terhadap silinder tidak pernah dapat sempurna pula. Namun
proses adiabatik reversible sering dipakai dalam pengkajian teoritis proses kompresi.
- Proses Politropik
Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan proses isotermal,
karena ada kenaikan temperatur, namun juga bukan proses adiabatik karena ada panas
yang dipancarkan keluar. Jadi proses kompresi yang sesungguhnya, ada di antara keduanya
dan disebut kompresi politropik.
Jika kondisi atmosfer (FAD) adalah Pa, Ta dan Va, dan kondisi setelah
kompresi adalah P, V dan T, maka dengan menggunakan hukum gas ideal:
Biasanya FAD diukur pada kondisi atmosfer di ketinggian permukaan laut (standard
sea level/ SSL), sehingga kapasitas kompresor pada kondisi lokasi perlu dikonversi.
Turun menjadi
Vol udara aktual pd
Vol udara aktual pd
FAD tekanan dan
tekanan tertentu
temperatur masukan
(m3/min)
Catatan: massa udara yang ditarik sama denganmassa udara yang dikeluarkan pada setiap
siklus, valaupun volume udara ditarik berbeda dengan udara keluar.
Analisis Siklus
Suatu siklus dianalisa sebagai dua proses tak mengalir (non flow, yaitu kompresi
dan ekspansi) dan dua proses aliran, yaitu aliran masuk dan keluar. Perubahan volume
dan tekanan yang terjadi pada kompresor disajikan pada gambar 3.
Karena efisiensi volumetrik biasanya dinyatakan pada kondisi standar (SSL), maka
efisiensi volumetrik yang diamati pada kondisi udara masuk harus dikoreksi, sebagai
berikut:
Efisiensi Isotermal:
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
Kompresor
Bahan :
Udara
T ruangan = 24,8 oC
= 297,8 K
= 0,9 atm
N = 387,78 rpm
R = 8,314 J/mol.K
udara = 1,4
1.5
y = -2.6973x + 4.7726
0.5
R = 0.7217
0
0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4
Laju Alir (L/det)
Efisiensi Politropik () = 74% (dilihat dari kurva hubungan antara Ratio tekanan dengan
Efisiensi politropik)
1 1,4 1 1
=
1,4 0,74
1
= 0.386
1
1 = 0,386
1
2 1
= 1 1 ( ) (( ) 1)
1 1
0,91 0,386
1. 1 = 8,314 . (297,8 ) 1 (0,386) (( 0,9 ) 1)
= 4.085 J/mol
1,2 0,386
2. 2 = 8,314 . (297,8 ) 1 (0,386) ((0,9 ) 1)
= 112.24
1,36 0,386
3. 3 = 8,314 (297,8 ) 1 (0,386) (( ) 1)
. 0,9
= 165.1
1,7 0,386
4. 4 = 8,314 . (297,8 ) 1 (0,386) ((0,9 ) 1)
= 265.92
1,9 0,386
5. 5 = 8,314 . (297,8 ) 1 (0,386) ((0,9 ) 1)
= 319.51
300
250
W Politropik (J/mol)
200
150
100
50
0
0.9 0.95 1 1.05 1.1 1.15 1.2 1.25 1.3 1.35
Laju Alir (L/detik)
1
2 1
= 1 1 ( ) (( ) 1)
1 1
1
1,4 0,91 11,4
6. 1 = 8,314 . (297,8 ) 1 (1,41) (( 0,9 ) 1)
= 27,4 J/mol
1
1,4 1,2 11,4
7. 2 = 8,314 . (297,8 ) 1 (1,41) ((0,9 ) 1)
= 742,36
1
1,4 1,36 11,4
8. 3 = 8,314 . (297,8 ) 1 (1,41) (( 0,9 ) 1)
= 1084,89
1
1,4 1,7 11,4
9. 4 = 8,314 . (297,8 ) 1 (1,41) ((0,9 ) 1)
= 1726,78
1
1,4 1,9 11,4
10. 5 = 8,314 . (297,8 ) 1 (1,41) ((0,9 ) 1)
= 2062,34
= 100%
o 1 = 100%
4.085
= 100%
27,4
= 14,9 %
o 2 = 100%
112.24
= 742,36 100%
= 15.1%
o 3 = 100%
165.1
= 1084,88 100%
= 15.2 %
o 4 = 100%
265.92
= 1726,78 100%
= 15.4 %
o 5 = 100%
319.51
= 2062,34 100%
= 15.5 %
Laju alir (L/det) Efisiensi
kompresor (%)
1,3 14.9
1,32 15.1
1,25 15.2
1 15.4
1,1 15.5
15.6
15.5
15.4
Efisiensi kompresor (%)
15.3
15.2
15.1
15
14.9
14.8
0.9 0.95 1 1.05 1.1 1.15 1.2 1.25 1.3 1.35
Laju Alir (L/detik)
Pada saat percobaan kompresor ini dilakukan, yang harus diperhatikan adalah
tekanan dalam tangki bertekanan dan laju alir udara, hal ini sangatlah penting
dalam percobaan ini. Pada saat proses terjadi, praktikan harus mengetahui tekanan
udara luar dan suhu ruang yang dimana tekanan udara luar adalah 920 mBar dan
suhu ruangan adalah 24,8oC. Dikarenakan alat kompresor yang tersedia sudah tua
dan rusak sehingga dalam pengambilan data, praktikan harus memvariasikan katup
yang ada pada komresor agar menghasilkan tekanan dalam dan laju alir yang
berbeda.
Data yang diambil dari percobaan ini ada 5 data yang dimana pada setiap
pengambilan data terdapat jeda waktu 2 menit sehingga setiap 2 menit sekali
pengambilan data dilakukan. Data tersebut setiap 2 menita dalah (0,9 atm, 1,3
L/det) (1,2 atm, 1.32 L/det) (1,36 atm, 1,25 L/det) (1,7 atm, 1 L/det) (1,9 atm, 1,1
L/det). Setelah mendapatkan data tersebut dibuat beberapa kurva antara lain, kurva
ratio tekanan vs laju alir dan di dapat nilai regresi sebesar 0,7217. Kurva laju alir
terhadap kerja politropik dengan regresi 0,694. Kurva laju alir vs efisiensi
kompresor dengan regresi 0,5907.
Efisiensi politropik sebesar 74% adapun efisiensi pada kompresor didapat
sekitar 15% yang didapat dari kerja politropik dibagi dengan kerja adiabatic.
Adapun kendala pada percobaan ini adalah alat yang sudah tua sehingga efisiensi
yang didapatkan kecil. Pada saat memvariasikan alat dengan roda putar yang
berbeda tidak bisa dilakukan dikarenakan alat yang telah berkarat sehingga
praktikan tidak mendapatkan data yang lengkap.
Sunarti (141411058)
Pada praktikum ini dilakukan kompresi politropik dengan menggunakan
kompresor reciprocating dua piston. Proses kompresi secara politropik terjadi
dengan peningkatan suhu saat bekerja dan pengembalian kembali temperatur udara
saat keluaran. Dengan terdapatnya dua piston yang digunakan, dapat diartikan
bahwa proses pengompresian dilakukan secara terus menerus, atau dapat juga
dikatakan prosesnya kontinu. Karena saat katup masukkan di piston satu terbuka,
katup keluaran di piston dua terbuka, dan begitu juga sebaliknya.
Cara kerja dari kompresor ini yaitu dimulai dengan udara masuk ke stabilisator
untuk menstabilkan aliran udara yang masuk sehingga dapat diukur. Setelah
melewati stabilisator udara masuk ke piston dan terjadi peningkatan suhu udara.
Dilakukan pengukuran suhu di piston satu dan dua. Hasil pengukuran didapat suhu
keluaran piston dua lebih besar dibandingkan suhu keluaran piston satu. Hal
tersebut karena udara yang dihasilkan dari piston satu mengalir ke arah keluaran
udara di piston dua, sehingga temperatur yang didapat lebih tinggi. Udara keluaran
piston kemudian masuk kedalam cooler, tujuannya adalah untuk mendinginkan
udara hasil pengompresian menggunakan udara atmosfer. Cooler ini dibentuk
secara bergerigi. Tujuan dari bentuk cooler yang bergerigi adalah untuk
memperbesar luas permukaan. Sehingga kontak udara yang panas dengan udara
atmosfer lebih banyak dan proses pendinginan pun akan lebih optimal, udara yang
telah dingin disimpan didalam tangki akumulator udara untuk selanjutnya dapat
digunakan dengan mengeluarkannya lewat valve. Untuk mengukur tekanan, valve
keluaran dihubungkan dengan manometer u. Sehingga saat valve dibuka, ketinggian
cairan akan berubah dan selisih ketinggian dapat dinyatakan dengan beda tekanan.
Dari percobaan ini seharusnya dilakukan variasi pulley. Hal ini dikarenakan saat
akan mengganti pulley pertama dengan pulley yang memiliki diameter lebih kecil
terjadi kemacetan. Mungkin hal ini disebabkan kaena alat kompresor yang sudah
lama tidak dipakai.
Dalam percobaan ini juga, dilakukan pengamatan pada perubahan tekanan dan
laju alir keluaran dari kompresor. Dari data yang telah diperoleh, dapat dihitung
efisiensi politropik dengan melihat kuva antara ratio tekanan dan efisiensi
politropik. Setelah itu di dapat efisiensi politropik sebesar 79%. Selain itu dapat
dihitung pula kerja politropik pada setiap laju alir. Setelah dibuat sebuah kurva
hubungan antara kerja dengan laju alir tekanan dapat dilihat bahwa kerja politropik
semakin meningkat. Hal ini dikarenakan, semakin meningkatnya ratio tekanan
maka akan meningkatkan pula kerja yang dihasilkan.
Dari data yang diperoleh, didapatkan juga efisiensi dari kompresor itu sendiri.
Efisiensi kompresor ini didapatkan dari hasil pembagian anatara kerja politropik
dengan kerja adiabatic. Dapat dilihat dari kurva hubungan antar kerja kompresor
dengan laju alir tekanan bahwa terjadi peningkatan efisiensi kompresor seiring
dengan peningkatan ratio tekanan.
1 265.92 15.4
UfiaFarhah (141411060)
Pada praktikum ini, dilakukan pengamatan pada alat Kompresor Piston (piston
ganda). Prinsip kerja dari piston tersebut yaitu berdasarkan adanya tekanan bolak-
balik dari piston sehingga terjadi perubahan volume (laju alir) dan tekanan.
Semakin tinggi tekanan maka akan semakin kecil laju alirnya, hal ini dikarenakan
adanya kompresi udara dalam ruang tertutup. Pada kompresor terjadi proses
isentropik, adiabatik dan politropik. Namun praktikan hanya menghitung pada
proses adiabatik dan politropik.
Pada praktikum ini, praktikan mengamati hubungan antara laju alir udara
terhadap ratio tekanan, laju alir udara terhadap kerja, dan laju alir udara terhadap
efisiensi politropik. Hubungan tersebut akan diketahui dengan adanya pengambilan
data berupa tekanan pada kompresor, suhu ruang, tekanan atmosfer, dan laju alir
udara, yang akan di plotkan pada grafik.
Data yang diperoleh dari praktikum ini adalah:
Grafik pertama yaitu mengenai hubungan laju alir terhadap ratio tekanan. Pada
praktikum, yang dilakukan adalah pengambilan laju alir pada variasi tekanan
(bukaan valve). Berdasarkan data yang diperoleh, didapat hasil bahwa semakin
tinggi tekanan maka laju alir semakin rendah (berbanding terbalik). Dari data
tersebut diambil ratio rata-rata yaitu 1,6. Dari ratio rata-rata maka didapatkan nilai
efisiensi politropik 74% (berdasarkan kurva hubungan antara rasio tekanan
terhadap efisiensi).
Efisiensi yang diperoleh merupakan efisiensi politropik, maka dari hasil
efisiensi tersebut akan didapatkan nilai kerja yang dilakukan pada kompresor
berdasarkan variasi tekanannya.
Grafik kedua merupakan hubungan antara laju alir terhadap kerja politropik.
Dari data yang diperoleh maka dapat diketahui bahwa semakin rendah laju alirnya
akan menyebabkan meningginya kerja pada kompresor. Hal ini dikarenakan saat
laju alir kecil maka membutuhkan kerja yang lebih besar untuk mengkompresi alat
yang menggunakan tekanan yang terus meninggi.
Grafik ketiga merupakan hubungan antara laju alir terhadap efisiensi kompresor.
Efisiensi kompresor ini dapat diketahui dengan menggunakan perbandingan antara
kerja politropik dengan kerja adiabatic. Sehingga diperoleh efiensi kompresor itu
sendiri. Dari tiap tekanan memiliki nilai efisiensi yang berbeda. Semakin tinggi
ratio tekanannya maka efisiensi juga akan semakin besar. Namun berbanding
terbalik dengan laju alir. Semakin rendah nilai laju alirnya maka semakin tinggi
efisiensi kompresor tersebut dikarenakan semakin lama adanya kontak pada
kompresor.
VII. SIMPULAN
1 265.92 15.4
No Gambar Keterangan