Anda di halaman 1dari 89

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA Tn. H. DI RT 18a / RW 04


DS. CINTARAJA KEC. SINGAPARNA KAB. TASIKMALAYA
PERIODE 11 JUNI 7 JULI TAHUN 2012

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Kerja Nyata

Oleh :

SUMBER WIGATI
NIM. 0200090088

PROGRAM STUDI KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN RESPATI TASIKMALAYA
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah

memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah LAPORAN

KASUS Asuhan Kebidanan Keluarga Pada Keluarga Tn. H. di Rt 18a /Rw

04 Ds. Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun

2012. sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas (PKN) Praktek

Kerja Nyata.

Dalam penulisan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan

banyak terimakasih kepada:

1. Bapak YH Syahlan, SKM selaku Ketua STIKes Respati

Tasikmalaya;

2. Ibu Widya Maya Ningrum, S.ST selaku Ketua Prodi D3 Kebidanan

STIKes Respati Tasikmalaya;

3. Ibu Tupriliany Danefi,S. ST selaku Pembimbing Akademik Program

Study D3 Kebidanan STIKes Respati Tasikmalaya;

4. Bd. Hilda, Am. Keb dan Bdn. Marrianeu Am. Keb selaku

Pembimbing Lahan Program Study D3 Kebidanan STIKes Respati

Tasikmalaya;

5. Tn. H beserta keluarganya yang telah memberikan banyak

informasi dan atas kerjasamanya yang begitu tulus selama penulis

melakukan asuhan kebidanan.


6. Ayahanda, ibunda, adik dan seseorang yang tercinta yang telah

memberikan dorongan baik moral maupun spiritual yang tiada

henti-hentinya.

7. Hadi Nurdiansyah, S.Pd, yang selalu ada, sayang dan setia, sabar

serta ikhlas membantu baik moril maupun materi dalam

penyusunan Laporan Kasus ini.;

8. Rekan-rekan Mahasiswi Program Study D3 Kebidanan STIKes

Respati Tasikmalaya yang telah memberikan semangat dan

bantuannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih

banyak kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan kemampuan dan

pengetahuan yang penulis miliki.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat konstruktif untuk kesempurnaan penyusunan yang akan datang,

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri

maupun kepada pembaca pada umumnya, dan semoga semua ini

menjadi amal soleh dan ibadah bagi kita semua dan mendapatkan

balasan yang berlipat ganda dari ALLOH SWT atas apa yang telah kita

kerjakan.

Tasikmalaya, 14 Desember 2011

Penulis
DAFTAR ISI

Judul ..........................................................................................................

Kata Pengantar .......................................................................................... i

Daftar Isi .................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................

1.3 Tujuan Asuhan ............................................................................

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka ............................................................................

A. Keluarga ...............................................................................

B. Kehamilan ............................................................................

C. Gizi Pada Kehamilan ............................................................

D. Merokok ...............................................................................

BAB III Tinjauan Kasus ..............................................................................

3.1 Asuhan Pada Keluarga ................................................................

3.2 Analisa ........................................................................................

3.3 SOAP ..........................................................................................

3.4 SAP Merokok ..............................................................................

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................


BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................ 36

B. Saran .............................................................................. 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

Indonesia masih tergolong cukup tinggi. Untuk itu melalui upaya

penyediaan pelayanan maternal dan perinatal yang efektif pada

kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir diharapkan angka

kematian dan kesakitan akibat proses reproduksi dapat diturunkan

(Saeffudin, 2006).

Menurut data Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional

2010 Angka Kematian bayi (AKB) di indonesia pada tahun 2009

mencapai 34/1000 kelahiran hidup dan angka kematian Ibu (AKI)

mencapai kisaran 228/100.0000 kelahiran hidup (BPPN, 2010).

Menurut Netty Prasetiyaningsih (2010) AKI dan AKB di Propinsi Jawa

Barat pada tahun 2009 yaitu sebesar 343 per 100.000 kelahiran hidup

dan AKB 62 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan AKI dan AKB di

Propinsi Jawa Barat pada tahun 2009 yaitu sebesar 343 per 100.000

kelahiran hidup dan AKB 62 per 1000 kelahiran hidup. (Neni, 2011).

Masalah kesehatan ibu dan perinatal merupakan masalah

nasional yang perlu mendapat prioritas utama, karena sangat

menentukan kualitas sumber daya manusia pada generasi mendatang.

Kehamilan merupakan suatu hal yang fisiologis yang menjadi


dambaan setiap pasangan suami istri. Kehamilan sebagai hal yang

fisiologis akan dapat menjadi patologis jika terdapat kelainan-kelainan

yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan

kematian. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa lebih dari 90%

kematian ibu disebabkan komplikasi obstetri, yang sering tidak dapat

diramalkan pada saat kehamilan. Kebanyakan komplikasi itu terjadi

pada saat atau sekitar persalinan. Banyak diantara ibu berkategori

tidak beresiko ternyata mengalami komplikasi dan sebaliknya diantara

ibu yang dikategorikan beresiko ternyata persalinannya berlangsung

normal. Karena itu, pendekatan yang dianjurkan adalah menganggap

bahwa semua kehamilan itu beresiko dan setiap ibu hamil agar

mempunyai akses ke pertolongan persalinan yang aman.

Secara garis besar, kelangsungan suatu kehamilan sangat

bergantung pada keadaan dan kesehatan ibu, plasenta dan keadaan

janin. Jika ibu sehat dan didalam darahnya terdapat zat-zat makanan

dan bahan-bahan organis dalam jumlah yang cukup, maka

pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan akan berjalan

baik.

Untuk menciptakan kehidupan yang normal dan sehat semua

bermula dari dalam keluarga, sebab keluarga merupakan ujung

tombak dari prilaku, apabila dalam keluarga sudah dapat menerapkan

pola hidup sehat, maka dari sana akan tercipta kehidupan yang sehat,

pola prilaku yang tidak sehat yang terjadi didalam keluarga akan
menciptakan kesenjangan kesehatan pada setiap individu didalam

keluarga, oleh karena itu pola hidup antar individu didalam keluarga

saling berhubungan dan saling mempengaruhi.

Didalam dunia kerja, bidan dituntut harus memiliki kompetensi

dalam mengasuh keluarga, agar lebih kompeten dalam melakukan

asuhan kepada keluarga, Oleh karena itu penulis tertarik untuk

melakukan Asuhan Kebidanan Keluarga Pada Keluarga Tn. H. di Rt

18a /Rw 04 Ds. Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten

Tasikmalaya Periode Juni - Juli Tahun 2012.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Kebidanan Keluarga Pada Keluarga Tn. H.

di Rt 18a /Rw 04 Ds. Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten

Tasikmalaya Periode Juni - Juli Tahun 2012?

C. Tujuan Asuhan

1. Tujuan Umum

Memberikan Asuhan Kebidanan Keluarga Pada Keluarga

Tn. H. di Rt 18a /Rw 04 Ds. Cintaraja Kecamatan Singaparna

Kabupaten Tasikmalaya Periode Juni - Juli Tahun 2012.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian data berupa data subjektif dan data

objektif kepada keluarga Tn.H


b. Menganaliasa atau menginterpretasi data kepada keluarga Tn.H

c. Menegakan diagnosa dari berbagai data yang telah diperoleh

kepada keluarga Tn.H

d. Membuat tipologi masalah pada keluarga Tn.H

e. Membuat prioritas masalah pada keluarga Tn.H

f. Melakukan tindakan segera apabila dibutuhkan oleh keluarga

Tn.H

g. Menyusun dan melaksanakan rencana asuhan sebagai bentuk

intervensi atas berbagai masalah yang ada di keluarga Tn.H

h. Melakukan penatalaksanaan kepada keluarga Tn.H

i. Melakukan evaluasi terhadap intervensi yang telah diberikan

kepada keluarga Tn.H

j. Mampu melaksanakan pencatatan dan pelaporan dalam

kegiatan asuhan keluarga.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

A. Konsep Keluarga
Banyak ahli menguraikan pengertian tentang keluarga sesuai
dengan perkembangan sosial masyarakat. Berikut beberapa
pengertian keluarga ;

1. Duval dan Logan (1986)

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,


kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota.

2. Ballon dan Maglaya (1978)

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu
rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau
adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain,
mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.

3. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) :

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri


dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :

1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah
mereka tetap memperhatikan satu sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-
masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan
adik.
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan
budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan
sosial anggota.

B. Tipe Keluarga

Agar dapat mengupayakan peran serta dalam meningkatkan derajat


kesehatannya maka tenaga kesehatan perlu mengetahui berbagai
tipe keluarga, yaitu :

1. Tipe Keluarga Tradisional, terdiri dari :

a. Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami,
istri dan anak (kandung/angkat).

b. Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga-


keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya
kakek, nenek, paman dan bibi.

c. Keluarga dyad, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari


suami, istri tanpa anak.

d. Single parent, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu
orang tua dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian atau kematian.

e. Single edult, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri dari
seorang dewasa.
f. Keluarga usila, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari
suami, istri yang berusia lanjut.

2. Tipe Keluarga Non Tradidional, terdiri dari :

a. Commune family, yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian


darah hidup serumah.

b. Orang tua (ayah-ibu), yang tidak ada ikatan perkawinan dan


anak hidup bersama dalam rumah tangga

c. Homoseksual, yaitu dua individu yang sejenis hidup bersama


dalam satu rumah tangga.

C. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Biologis
a. Meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi Sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi Ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di
masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua).
5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan
bakat dan minat yang dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya.
Tugas-tugas keluarga agar dapat mewujudkan peranannya secara
baik, menurut Friedman (1998) ada lima tugas, diantaranya :

a. Mengenal masalah setiap anggotanya


b. Mengambil keputusan untuk tindakan yang tepat yang ditujukan
dengan membawa anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan ke pusat pelayanan kesehatan
c. Merawat anggota keluarga
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan
kesehatan anggota keluarga
e. Memanfaatkan pelayanan kesehatan dan sarana kesehatan
D. Ciri-Ciri Keluarga Indonesia

1. Suami sebagai pengambil keputusan

2. Merupakan suatu kesatuan yang rapuh

3. Berbentuk monogram

4. Bertanggung jawab

5. Pengambilan keputusan
6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa

7. Ikatan kekeluargaan sangat erat

8. Mempunyai semangat gotong royong

E. Asuhan pada Keluarga

Asuhan pada keluarga adalah asuhan kebidanan pada masyarakat


yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
kesatuan yang di asuh melalui pemberdayaan perempuan dan
keluarganya.

Alasan keluarga sebagai unit pelayanan :

1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan


lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan,
mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah
kesehatan dalam kelompoknya
3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan,
dan apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah
kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya
4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu
(pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan
dalam memelihara kesehatan para anggotanya
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk
berbagai upaya kesehatan masyarakat.
F. Tujuan Asuhan pada keluarga

1. Tujuan umum

Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan


keluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan
keluarganya.
2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi


masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi
masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil
keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan
para anggotanya.
d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi
masalah kesehatan anggota keluarganya
e. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu
hidupnya
G. Tugas-Tugas Keluarga Dalam Bidang kesehatan

Untuk dapat mencapai tujuan asuhan pada keluarga, keluarga


mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya
dan saling memelihara.

1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota


keluarga.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
3. Memberikan asuhan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau
usianya yang terlalu muda
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukan pemanfaatan
dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.
H. Prinsip-Prinsip Asuhan pada Keluarga
1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan
kesehatan.
2. Dalam memberikan asuhan pada keluarga, sehat sebagai tujuan
utama.
3. Asuhan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
4. Dalam memberikan asuhan kesehatan keluarga, bidan
melibatkan peran serta keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatannya.
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif
dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif.
6. Dalam memberikan asuhan kesehatan keluarga memanfaatkan
sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan
kesehatan keluarga.
7. Sasaran asuhan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan.
8. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan
kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah
dengan menggunakan proses manajemen kebidanan.
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan kesehatan keluarga
adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan kebidanan pada
keluarga di rumah.
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk risiko tinggi.
I. Hambatan-Hambatan Yang Sering Dihadapi Dalam
Memecahkan Masalah Kesehatan Keluarga
1. Hambatan dari Keluarga
a. Pendidikan keluarga yang rendah.
b. Keterbatasan sumber-sumber daya keluarga (keuangan,
sarana, dan prasarana)
c. Kebiasaan-kebiasaan yang melekat.
d. Sosial budaya yang tidak menunjang.
2. Hambatan dari tenaga kesehatan
a. Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan
mencukupi.
b. Kondisi alam (geografi yang sulit).
c. Kesulitan dalam berkomunikasi (bahasa).
d. Keterbatasan pengetahuan tenaga kesehatan tentang kultur
keluarga.

J. Langkah-Langkah dalam Memberikan Asuhan Pada Keluarga


Dalam melaksanakan asuhan pada keluarga ada beberapa langkah
yang harus dilakukan, sebagai berikut :

1. Membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga,


dengan cara :
a. Mengadakan kontak dengan keluarga.
b. Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk
membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan
mereka.
c. Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi
kebutuhan-kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga.
d. Membina komunikasi dua arah dengan keluarga.
2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah
kesehatan keluarga.
3. Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah-
masalah kesehatan dan masalah kebidanan.
4. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga, berdasarkan sifat
masalah kesehatan keluarga :
a. Ancaman kesehatan
b. Keadaan sakit atau kurang sehat
c. Situasi kritis
d. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan
keluarga untuk melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam
bidang kesehatan.
5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan
keluarga untuk melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam
bidang kesehatan.

6. Menentukan/menyusun skala prioritas masalah kesehatan dan


asuhan pada keluarga, dengan mempertimbangkan :
a. Sifat masalah
b. Kemungkinan masalah untuk diubah
c. Potensi menghindari masalah
d. Persepsi keluarga terhadap masalah
7. Menyusun rencana asuhan dan perawatan keluarga sesuai
dengan urutan prioritas.
a. Menentukan tujuan yang realistis
b. Merencanakan pendekatan dan tindakan
c. Menyusun standar dan kriteria evaluasi
8. Melaksanakan asuhan keluarga sesuai dengan rencana yang
disusun.
9. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan asuhan yang
dilakukan.
10. Meninjau kembali masalah kesehatan dan kebidanan yang
belum dapat teratasi dan merumuskan kembali rencana asuhan
yang baru.
K. Manajemen Asuhan Keluarga
1. Pengumpulan data dasar
Data yang harus dikumpulkan pada tahap ini adalah data
subjektif dan data objektif. Data dapat diperoleh melalui
wawancara, pengamatan, studi dokumentasi dan pemeriksaan
fisik.
Data subjektif dan objektif yang harus dikumpulkan diantaranya
:

a. Struktur dan Sifat Keluarga


1) Identitas keluarga
a) Nama kepala keluarga
b) Umur
c) Agama
d) Pendidikan
e) Pekerjaan
f) Penghasilan
g) Suku/bangsa
h) Alamat
2) Susunan anggota keluarga
3) Genogram
4) Hubungan antar keluarga
5) Pola pengambilan keputusan dalam keluarga
b. Kegiatan sehari-hari
1) Kebiasaan tidur
2) Kebiasaan makan
3) Penggunaan waktu senggang
4) Situasi Sosial Budaya dan Ekonomi
c. Situasi lingkungan
1) Perumahan
2) Sumber air minum
3) Tempat pembuangan tinja
4) Tempat pembuangan air limbah
5) Pembuangan sampah
6) Kandang ternak
7) Pemanfaatan fasilitas kesehatan
d. Keadaan kesehatan keluarga
1) Imunisasi
2) Keluarga berencana
3) Riwayat persalinan
4) Keadaan gizi keluarga
5) Penyakit yang diderita keluarga
2. Analisa data
Di dalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu
diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga,
yaitu :

a. Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota


keluarga, meliputi :
1) Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga
2) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota
keluarga
3) Keadaan gizi anggota keluarga
4) Status immunisasi anggota keluarga
5) Kehamilan dan keluarga berencana
b. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan meliputi :
1) Rumah (ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi,
luas rumah dibandingkan dengan jumlah anggota
keluarga dan sebagainya.
2) Sumber air minum
3) Jamban keluarga
4) Tempat pembuangan air limbah
5) Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya
c. Karakteristik keluarga
1) Sifat-sifat keluarga
2) Dinamika dalam keluarga
3) Komunikasi dalam keluarga
d. Interaksi antar anggota keluarga
1) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan
anggota keluarga
2) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga
3. Perumusan masalah
Setelah data dianalisis, maka selanjutnya dapat dirumuskan
masalah kesehatan dan kebidanan di keluarga. Rumusan
masalah kesehatan keluarga dapat menggambarkan keadaan
kesehatan dan status kesehatan keluarga, karena merupakan
hasil dari pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tentang
situasi kesehatan, lingkungan, norma, nilai, kultur yang dianut
oleh keluarga tersebut.

Penyusunan masalah kesehatan mengacu pada tipologi


masalah kesehatan serta berbagai alasan dari ketidakmampuan
keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam
bidang kesehatan.

Tipologi masalah kesehatan keluarga

Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada 3 kelompok


masalah besar, yaitu :

a. Ancaman kesehatan
Ancaman kesehatan adalah keadaan-keadaan yang dapat
memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan dan
kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan. Yang
termasuk dalam ancaman kesehatan adalah :

1) Penyakit keturunan, seperti asma bronkiale, diabetes


mellitus dsb.
2) Keluarga/anggota keluarga yang menderita penyakit
menular, seperti TBC, gonore, hepatitis dsb.
3) Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai
dengan kemampuan dan sumber daya keluarga. Seperti
anak terlalu banyak sedangkan penghasilan keluarga
kecil.
4) Risiko terjadi kecelakaan dalam keluarga, misalnya
benda tajam diletakan sembarangan, tangga rumah
terlalu curam.
5) Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing
keluarga
6) Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan stress,
antara lain :
a) Hubungan keluarga yang kurang harmonis
b) Hubungan orang tua dan anak tegang
c) Orang tua yang tidak dewasa
7) Sanitasi lingkungan buruk, diantaranya :
a) Ventilasi dan penerangan rumah kurang baik
b) Tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi
syarat
c) Tempat pembuangan tinja mencemari sumber air
minum
d) Sekolah/tempat pembuanan air limbah yang tidak
memenuhi syarat
e) Sumber air minum tidak memenuhi syarat
f) Kebisingan
g) Polusi udara
8) Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan kesehatan :
a) Merokok
b) Minuman keras
c) Tidak memakai alas kaki
d) Makan obat tanpa resep
e) Kebiasaan makan daging mentah
f) Hygiene personal kurang
9) Sifat kepribadian yang melekat, misalnya pemarah.
10) Riwayat persalinan sulit
11) Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak
wanita memainkan peranan ibu karena meninggal, anak
laki-laki memainkan peranan ayah.
12) Imunisasi anak tidak lengkap.
b. Kurang/tidak sehat
Adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan. Yang
termasuk di dalamnya adalah :

1) Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum


didiagnosa
2) Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak
yang tidak sesuai dengan pertumbuhan normal.
c. Situasi krisis
Adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau
keluarga dalam menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal
sumber daya keluarga. Yang termasuk dalam situasi krisis
adalah :

1) Perkawinan
2) Kehamilan
3) Persalinan
4) Masa nifas
5) Menjadi orang tua
6) Penambahan anggota keluarga, misalnya bayi baru lahir
7) Abortus
8) Anak masuk sekolah
9) Anak remaja
10) Kehilangan pekerjaan
11) Kematian anggota keluarga
12) Pindah rumah
Ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas
kesehatan.

a. Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga,


disebabkan karena :
1) Kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta
2) Rasa takut akibat masalah yang diketahui
3) Sikap dan falsafah hidup
b. Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam
melakukan tindakan yang tepat, disebabkan karena :
1) Tidak memahami mengenai sifat, berat, dan luasnya
masalah
2) Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
3) Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena
kurang pengetahuan, dan kurangnya sumber daya
keluarga.
4) Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa
pilihan
5) Ketidakcocokan pendapat dari anggota-anggota keluarga
6) Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada
7) Takut dari akibat tindakan
8) Sikap negatif terhadap masalah kesehatan
9) Fasilitas kesehatan tidak terjangkau
10) Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga
kesehatan
11) Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharpkan
c. Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit,
disebabkan karena :
1) Tidak mengetahui keadaan penyakit misalnya, sifat,
penyebab, penyebaran, perjalan penyakit, gejala dan
perawatannya serta pertumbuhan dan perkembangan
anak.
2) Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan
yang dibutuhkan.
3) Kurang/tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk
perawatan.
4) Tidak seimbang sumber-sumber yang ada dalam
keluarga, misalnya : keuangan, anggota keluarga yang
bertanggungjawab, fasilitas fisik untuk perawatan.
5) Sikap negatif terhadap yang sakit
6) Konflik individu dalam keluarga
7) Sikap dan pandangan hidup
8) Perilaku yang mementingkan diri sendiri
d. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang
dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi
anggota keluarga. disebabkan karena :
1) Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya
keuangan, tanggungjawab/wewenang, keadaan fisik
rumah yang tidak memenuhi syarat.
2) Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat
pemeliharaan lingkungan rumah.
3) Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan.
4) Konflik personal dalam keluarga.
5) Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit.
6) Sikap dan pandangan hidup.
7) Ketidaknormalan keluarga, karena sifat mementingkan
diri sendiri, tidak ada kesepakatan, acuh terhadap
anggota keluarga yang mempunyai masalah.
e. Ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat guna
memelihara kesehatan, disebabkan karena :
1) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
2) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
3) Kurang memahami keuntungan yang diperoleh
4) Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan
lembaga kesehatan
5) Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan
6) Rasa takut pada akibat dari tindakan
7) Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan
8) Tidak adanya fasilitas yang diperlukan
9) Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat
10) Sikap dan falsafah hidup
4. Menentukan Diagnosa
Dalam menetapkan diagnosa asuhan keluarga, ditetapkan
berdasarkan faktor risiko dan faktor potensial terjadi penyakit
atau masalah kesehatan keluarga, serta mempertimbangkan
kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya,
seperti yang telah diterangkan di atas. diagnosa ditegkan
dengan menggunakan formulasi PES (Problem, Etiologi dan
Sign)

Contoh :

Ketidaktahuan keluarga tentang pentingnya pemberian


imunisasi terhadap anak sehubungan dengan pendidikan
keluarga rendah.

Prioritas masalah

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah


sebagai berikut :

a. Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan kebidanan


yang ditemukan dalam keluarga dapat diatasi sekaligus.
b. Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat
mengancam kehidupan keluarga seperti masalah penyakit.
c. Perlu mempertimbangkan respons dan perhatian keluarga
terhadap asuhan yang akan diberikan.
d. Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang
mereka hadapi.
e. Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan
masalah kesehatan.
f. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.
Kriteria Prioritas Masalah

a. Sifat masalah, dikelompokan menjadi :


1) Ancaman kesehatan
2) Keadaan sakit atau kurang sehat
3) Situasi krisis
b. Kemungkinan masalah dapat dirubah, adalah kemungkinan
masalah yang akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah
melalui tindakan asuhan
c. Masalah yang menonjol, adalah cara keluarga melihat dan
menilai masalah dalam hal bertanya dan mendesaknya
untuk diatasi melalui intervensi keperawatan dan kesehatan.
Skala prioritas dalam menyusun masalah kesehatan keluarga

NO KRITERIA NILAI BOBOT


1. Sifat masalah 1
Skala :
Ancaman kesehatan 2
Tidak/kurang sehat 3
Krisis 1
2. Kemungkinan masalah dapat 2
diubah
Skala : 2
Dengan mudah 1
Hanya sebagian 0
Tidak dapat
3. Potensi masalah untuk dirubah 1
Skala :
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala :
Masalah berat harus ditangani 2
Masalah yang tidak perlu segera 1
ditangani 0
Masalah tidak dirasakan

Skoring :

a. Tentukan skor untuk setiap kriteria


b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan
bobot
Skor x Bobot

Angka tertinggi

c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria


d. Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas

a. Sifat masalah : dalam menentukan sifat masalah bobot yang


paling besar diberikan kepada keadaan sakit atau yang
mengancam kehidupan keluarga, yaitu keadaan sakit atau
pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan usia, kemudian
baru diberikan kepada hal-hal yang mengancam kesehatan
keluarga dan selanjutnya kepada situasi krisis dalam
keluarga di mana terjadi situasi yang menuntut penyesuaian
dalam keluarga.
b. Kemungkinan masalah dapat dirubah : faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah dapat diubah adalah :
1) Pengetahuan, teknologi dan tindakan-tindakan untuk
menangani masalah.
2) Sumber daya keluarga, diantaranya keuangan, tenaga,
sarana dan prasarana.
3) Sumber daya tenaga kesehatan (bidan), diantaranya
adalah pengetahuan, keterampilan dan waktu.
4) Sumber daya masyarakat, dapat dalam bentuk fasilitas,
organisasi seperti Posyandu, DUKM, Polindes dsb.
c. Potensi masalah untuk dicegah : hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam melihat potensi pencegahan masalah
adalah :
1) Kepelikan/kesulitan masalah, hal ini berkaitan dengan
beratnya penyakit atau masalah yang menunjukan
kepada prognosa dan beratnya masalah.
2) Lamanya masalah, berhubungan dengan jangka waktu
terjadinya masalah. Lamanya masalah berhubungan erat
dengan beratnya masalah yang menimpa keluarga dan
potensi masalah untuk dicegah.
3) Tindakan yang sudah dan sedang dijalankan, adalah
tindakan untuk mencegah dan memperbaiki masalah
dalam rangka meningkatkan status kesehatan keluarga.
4) Adanya kelompok risiko tinggi dalam keluarga atau
kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk
mencegah masalah.
5. Perencanaan
Langkah selanjutnya setelah menentukan diagnosa adalah
menyusun perencanaan asuhan terhadap keluarga. Rencana
asuhan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan
bidan untuk dilaksanakan, dalam memecahkan masalah
kesehatan dan kebianan yang telah diidentifikasi.

Ciri-ciri rencana asuhan keluarga

a. Berpusat pada tindakan-tindakan yang dapat memecahkan


atau meringankan masalah yang sedang dihadapi.
b. Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah
dipelajari dan pikiran yang logis.
c. Rencana asuhan keluarga berhubungan dengan masa yang
akan datang.
d. Berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah
kebidanan yang diidentifikasi.
e. Rencana asuhan merupakan cara untuk mencapai tujuan.
f. Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus-
menerus.
Kualitas rencana asuhan

Kualitas rencana asuhan sangat tergantung kepada :

a. Penentuan masalah kesehatan yang jelas dan didasarkan


kepada analisa yang menyeluruh tentang masalah situasi
keluarga.
b. Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan
dapat menghasilkan apa yang diharapkan.
c. Rencana dibuat bersama keluarga dalam :
1) Menentukan masalah dan kebutuhan asuhan keluarga
2) Menentukan prioritas masalah
3) Memilih tindakan yang tepat
4) Pelaksanaan tindakan
5) Penilaian hasil tindakan
d. Dibuat secara tertulis
Langkah-langkah dalam mengembangkan rencana asuhan

a. Pengkajian
Dengan melakukan pengkajian, bidan dapat menemukan :

1) masalah-masalah kesehatan dan kebidanan di keluarga


2) kebutuhan-kebutuhan kesehatan dan asuhan keluarga.
b. Sasaran
Sasaran adalah keadaan atau situasi yang diharapkan
setelah tindakan dilaksanakan. Sasaran merupakan tujuan
dimana segala usaha diarahkan.

contoh :

Setelah penyuluhan kesehatan, keluarga membuat tempat


pembuangan sampah. Sasarannya adalah perubahan
perilaku keluarga untuk membuat bak sampah.

Prinsip-prinsip dalam menentukan sasaran

1) Ditemukan oleh tenaga kesehatan bersama keluarga


2) Dapat diterima oleh keluarga
3) Keluarga menyadari dan mengambil tindakan untuk
memecahkannya
hambatan-hambatan dalam membuat sasaran bersama
keluarga

1) keluarga tidak menyadari adanya masalah


2) keluarga cukup sibuk terhadap hal-hal yang mereka
anggap lebih penting
3) keluarga tidak menganggap masalah itu cukup berat
untuk diperhatikan
4) keluarga belum mampu menghadapi masalah sehingga
tidak dapat mengambil tindakan dengan alasan-alasan :
a) takut akan akibat tindakan
b) tradisi yang berlaku dalam keluarga
c) tidak melihat manfaat terhadap tindakan
d) tindakan yang dianjurkan tidak sesuai dengan
sasaran keluarga
5) ketidakmampuan bidan dalam mengembangkan
hubungan kerjasama.
c. Perumusan Tujuan
Tujuan merupakan pernyataan yang lebih terinci tentang
hasil asuhan. Tujuan asuhan akan menentukan kriteria yang
dipakai untuk menilai keberhasilan asuhan.

Bila dilihat dari jangka waktu maka tujuan asuhan keluarga


dapat dibagi menjadi :

1) Tujuan jangka pendek


Ditentukan pada keadaan-keadaan yang mengancam
kehidupan misalnya sakit berat dan sebagainya.

2) Tujuan jangka panjang


Lebih menekankan pada perubahan perilaku dari yang
merugikan kesehatan kearah kemandirian dalam
memelihara kesehatan keluarga.

d. Memilih Tindakan Asuhan


Dalam memilih tindakan asuhan ada dua faktor yang perlu
diperhatikan, yaitu :

1) Sifat masalah
2) Sumber-sumber yang tersedia untuk pemecahan
masalah
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih tindakan
asuhan
1) Merangsang keluarga mengenal dan menerima masalah
dan kebutuhan kesehatan mereka, melalui :
a) Memperluas pengetahuan keluarga melalui
penyuluhan kesehatan
b) Membantu keluarga melihat situasi dan akibat dari
situasi tersebut
c) Mengkaitkan kebutuhan kesehatan dan sasaran
keluarga
d) Mengembangkan sifat positif dalam keluarga
2) menolong keluarga untuk menentukan tindakan
a) merundingkan dengan keluarga mengenai akibat-
akibat bila mereka tidak mengambil tindakan.
b) memperkenalkan kepada keluarga tentang alternative
yang dapat mereka pilih dan sumber-sumber yang
diperlukan dalam melakukan tindakan.
c) merundingkan dengan keluarga akibat dari tindakan
atau kemungkinan efek samping yang mungkin
timbul.
3) menumbuhkan kepercayaan keluarga terhadap bidan
a) memberikan asuhan kepada anggota keluarga yang
sakit
b) mencari cara untuk mengurangi ancaman kesehatan
dan perkembangan kepribadian para anggotanya
c) membantu memperbaiki fasilitas fisik rumah dengan
menolong keluarga memperbaiki yang sudah ada
d) mengembangkan pola komunikasi dengan keluarga
agar terjadi saling pengertian yang mendalam
e) membantu keluarga mengembangkan kesanggupan
mereka dalam memenuhi kebutuhan psikososial para
anggotanya.
f) mencegah rintangan-rintangan dalam mengadakan
rujukan
g) bidan harus mempunyai pengetahuan yang luas
tentang sumber-sumber daya yang ada di masyarakat
dan agaimana memanfaatkannya.
e. Evaluasi
Tolak ukur yang dipergunakan dalam evaluasi adalah :

1) Kriteria keberhasilan
2) Standar asuhan
3) Perubahan perilaku
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan pada keluarga didasarkan kepada
rencana asuhan yang telah disusun.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan


asuhan pada keluarga :

a. Sumber daya keluarga (keuangan)


b. Tingkat pendidikan keluarga
c. Adat istiadat yang berlaku
d. Respond dan penerimaan keluarga
e. Sarana dan prasyarana yang ada pada keluarga
7. Penilaian
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan
tercapai. apabila dalam evaluasi tujuan tidak tercapai maka
perlu dicari penyebabnya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa
faktor :

a. Tujuan tidak realistis


b. Tindakan asuhan yang tidak tepat
c. Ada factor lingkungan yang tidak dapat diatasi.
Kriterian dan standar
Kriteria adalah gambaran tentang faktor-faktor tidak tetap yang
dapat member petunjuk bahwa tujuan telah tercapai.

Standar menunjukan tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk


membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya. standar akan
memberitahukan apakah tingkat pelaksanaan yang dapat
diterima atau keadaan yang bagaimana agar dapat mengatakan
bahwa tindakan yang dilakukan berhasil atau tujuan tercapai.

Contoh:

Tujuan : Keluarga dapat memberikan asuhan yang baik


terhadap anak yang mengalami malnutrisi.
Kriteria : Jumlah dan mutu makanan yang diberikan kepada
anak yang menderita malnutrisi.
Standar : Pemberian makanan pada anak sesuai dengan
petunjuk.
Pengukuran Hasil Penilaian

Hasil asuhan dapat diukur dari 3 dimensi :

a. Keadaan fisik misalnya peningkatan berat badan anak


b. Psikologis dan sikap, misalnya berkembangnya sikap positif
keluarga terhadap tenaga kesehatan dalam memberikan
asuhan di rumah
c. Pengetahuan dan perubahan perilaku, keluarga
melaksanakan petunjuk-petunjuk yang berkaitan dengan
asuhan, misalnya ibu melakukan perawatan payudara saat
menyusui bayi.
Alasan pentingnya penilaian

a. Menghentikan tindakan/kegiatan yang tidak berguna


b. Untuk menambah ketepatgunaan tindakan asuhan
c. Sebagai bukti hasil dari tindakan asuhan
d. Untuk pengembangan dan penyempurnaan asuhan

Metode Penilaian

a. Observasi langsung, mengamati secara langsung perubahan


yang terjadi dalam keluarga.
b. Wawancara, mewawancarai keluarga yang berkaitan dengan
perubahan sikap apakah telah menjalankan anjuran yang
diberikan.
c. Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana asuhan yang
dibuat dan tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan
rencana
d. Latihan simulasi, berguna dalam menentukan
perkembangan kesanggupan melaksanakan asuhan.

A. Konsep Dasar Teori

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin

intra uterin mulai sejak konsepsi dan terakhir sampai permulaan

persalinan (Manuaba, 1998:99).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Kehamilan

dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi

sampai 3 bulan, triwulan kedua dari 4 bulan sampai 6 bulan,

triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin,

2002:98), Jadi kehamilan adalah masa pertumbuhan dan


perkembangan janin intra uterin yang dimulai dari konsepsi sampai

lahirnya janin.

2. Tanda-tanda dan gejala kehamilan

Menurut (Mochtar, 1998:43) pada beberapa wanita terdapat

beberapa tanda dan gejala, antara lain sebagai benikut:

a. Tanda-tanda belum pasti hamil yang hariya dirasakan oleh ibu

(presumptive)

1) Amenore, yaitu tidak mendapat haid.

2) Nausea and vomiting yaitu mual dan muntah.

3) Mengidam, ibu hamil sering meminta makanan atau

minuman tertentu terutama pada bulan-bulan triwulan

pertarna.

4) Tidak tahan terhadap bau-bauan tertentu.

5) Pingsan bila berada pada tempat-tempat yang ramai dan

sesak bisa terjadi pingsan.

6) Anorexia, yaitu tidak ada selera makan.

7) Lelah.

8) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri.

9) Sering miksi atau buang air kecil, karena kandung kemih

tertekan oleh uterus yang membesar.

10) Obstipasi, karena otot-otot usus menurun oleh pengaruh

hormon steroid.

11) Terjadi pigmentasi kulit.


12) Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi di kaki, betis

dan vulva biasanya dijumpai pada triwulan terakhir.

b. Tanda-tanda kemungkinan hamil

1) Perut membesar

2) Uterus membesar

3) Tanda hegar

4) Tanda Chadwick

5) Tanda piskacek

6) Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang, yang disebut

Braxton Hicks

7) Teraba Ballotement

8) Reaksi kehamilan positif

c. Tanda pasti hamil

1) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa, dan diraba juga

bagian -bagian janinnya

2) Terdengar denyut jantung janin

3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen

3. Pembagian Kehamilan

Pembagian Kehamilan dibagi 3 trimester

a. Kehamilan trimester pertama (0-12 minggu)

b. Kehamilan trimester kedua (13-27 minggu)

c. Kehamilan trimester ketiga (28-40 minggu)


4. Perubahan pada Ibu Hamil dan Adaptasi Psikologis dalam

Kehamilan

a. Vagina dan vulva

Karena pengaruh estrogen terjadi perabahan pada vagina dan

vulva akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat Lebih

merah dan kebiruan yang disebut tanda Chadwick (Mochtar,

1998: 36).

b. Serviks

Bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft) disebut

tanda Goodell. Karena bertambah pembuluh darah dan

melebar, warna menjadi livid yang disebut tanda chadwick

(Mochtar, 1998: 36).

c. Perubahan pada sistem organ dan sistem lainnya:

1) Sistem sirkulasi darah

a) Volume darah

Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat

sejak akhir trimester I. Volume darah akari bertambah

kira-kira 25 persen dengan puncaknya pada kehamilan

32 minggu, diikuti curah jantung (cardiac output) yang

meningkat sebanyak kira-kira 35 persen. Kenaikan

plasma darah dapat mencapai 40 persen mendekati

kehamilan cukup bulan (Mochtar,1998: 37).


b) Nadi dan tekanan darah

Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama pada

trimester II dan akan naik lagi seperti pra hamil. Tekanan

vena dalam batas-batas normal pada ekstremitas atas

dan bawah. cenderung naik setelah trimester I, nadi

biasanya naik dengan rata-rata 84 per menit

(Mochtar,1998: 38).

2) Sistem pernapasan

Kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek napas,

disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah diafragma

akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru meningkat

sedikit yang lebih menonjol adalah pernapasan dada

(thoracic breathing) (Mochtar, 1998:38).

3) Sistem urinanus

Karena pengaruh turunnya kepala bayi pada hamil tua terjadi

gangguan miksi dalam bentuk sering kencing. Desakan

tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh.

Terjadinya hemodilusi menyebabkan metabolisme air makin

lancar sehingga pembentukan air seni pun akan bertambah.

Filtrasi pada glomelurus bertambah sekitar 60% sampai 70%

(Manuaba, 1998:110).

4) Tulang dan gigi


Persendian panggul terasa lebih longgar karena ligament-

ligament melemah (softening) dan terjadi sedikit pelebaran

pada ruang persendian. Bila pemberian makanan tidak dapat

memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium maternal pada

tulang-tulang panjang akan berkurang untuk memenuhi

kebutuhan ini (Mochtar, 1998:38).

5) Kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating,

hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar

suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae

gravidarum livide atau alba, areola mamae, linea nigra, pipi

yang disebut chloasma gravidarum (Manuaba, 1998:110).

6) Berat badan

Penambahan BB dalam kehamilan kira-kira 6-12 Kg selama

kehamilan (FK UNPAD, 1998:205).

7) Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan

sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi.

Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dan

pengaruh hormon saat kehamilan yaitu estrogen dan

progesteron (Manuaba, 1998:108).


5. Keluhan Pada Masa Kehamilan.

a. Nyeri perut

Nyeri pada perut bagian bawah sering terjadi pada kehamilan

trimester kedua. Ketika rahim membesar, ligamenta lingkar

menjadi semakin tegang dan menyebabkan rasa nyeri

sepanjang ligamen. Agar nyeri reda pengobatan yang baik

adalah istirahat.

b. Sakit punggung

Perubahan tubuh selama kehamilan bisa rnenyebabkan pegal

pada punggung. Apalagi janin berkembang semakin besar

sehingga punggung mudah tertarik atau meregang. Untuk

mencegahnya lakukan olah raga teratur, gunakan sepatu tanpa

hak, tidur di kasur yang keras, jangan tidur melengkung, dan

berbaringlah dengan punggung lurus.

c. Mual

Umumnya pada awal kehamilan anda akan mengalami mual

dan muntah, biasanya terjadi 4 minggu setelah pembuahan

hingga 3 bulan pertama. Selama bulan pertama akan terjadi

pusing malas makan. Jika perut kosong untuk mengatasinya

jangan lupa untuk mengisi perut setiap pagi. Jika tidak nafsu

makan usahakan makan sedikit tetapi sering, lain perbanyak

cairan agar tidak terjadi dehidrasi.

d. Sesak nafas
Ketika perut belum membesar anda agak sesak nafas adalah

hal yang biasa terjadi, untuk mencegahnya jangan lupa berdiri

dan duduk dengan sikap tenang. Jika ingin berbaring, terlentang

dan letakkan kepala dan bahu di atas sebuah bantal atau lebih.

e. Sering buang air kecil

Enam minggu setelah pembuahan anda akan sering pergi ke

kamar mandi. Penyebabnya adalah tekanan rahim terhadap

kandung kemih yang membatasi kemampuan kandung kemih

untuk diisi air seni saat kehamilan besar anda akan mengalami

rasa sulit menahan air seni walaupun repot harus bolak-balik ke

kamar kecil, jangan mengurangi porsi minum anda.

f. Sembelit

Sulit buang air besar sering kali terjadi pada masa kehamilan.

Banyak penyebabnya misalnya kekurangan zat besi dan

vitamin, kurang minum air dalam kehamilan, sehingga tekanan

rahim terhadap usus dan kurangnya latihan olah raga. Untuk itu

banyak makanan berserat, sayuran, buah dan minumlah air

putih minimal 8 gelas setiap harinya.

g. Mimisan dan gusi berdarah

Selama hamil peredaran darah ke hidung meningkat, akhirnya

bisa terjadi mimisan dan gusi berdarah. Agar gusi tidak


berdarah, gunakan bulu sikat yang lembut, dan berkumurlah

dengan air garam untuk menyembuhkan gusi yang berdarah.

B. Gizi Pada Ibu Hamil

1) Pola pertambahan berat badan ibu hamil

Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5

16,5 kg rata-rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi

terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir. Berat badan

pada kehamilan normal hanya naik 2 kg tiap bulan sesudah

kehamilan 20 minggu. Penurunan berat badan dalam bulan

terakhir dianggap sebagai suatu tanda yang baik. Pola

pertambahan BB menurut BMI oleh kenaikan berat badan

setiap trimester rata-rata kenaikan 1-2,5 kg, kemudian

meningkat 0,3-0,5 kg / minggu. Pola pertambahan BB

selama kehamilan dapat kita lihat pada table BMI.

Tabel 2.2 Indeks Masa Tubuh/Boddy Masa Indek (IMT/BMI)


Pertambahan total yang
BMI pra hamil dianjurkan
Pon Kilogram
Undeweigh (BMI<19,8) 28-40 12,5-18
Normal (BMI 19,8-26) 25-35 11,5-16
High (BMI >20-29) 15-25 7-11,5
Obesitas (BMI>289) <15 <7
(William,2005:252)

Tabel Komponen Pertambahan Berat Badan dapat di lihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.3 Komponen pertambahan BB Wanita Hamil


No Komponen Berat Badan
1 Janin 3.300
2 Placenta 700
3 Cairan Amnion 900
4 Uterus 900
5 Jaringan Payudara 400
6 Darah 1.200
Cairan
7 1.200
Ekstraseluller
8 Lemak 4000
Total 12.500

Jika Dilihat dari tabel diatas maka BMI dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a) Underweigh (BMI sebelum hamil <19,8)

Bagi wanita yang underweight (BMI<19,8) selama

kehamilan harus meningkatkan berat badan 12,5-18 kg.

Berat badan minimal 12,5 kg dapat dijabarkan melalui

proses fisiologis yang komulatif 9 kg yang berupa janin,

placenta, air ketuban, hipertrofi uterus dan payudara,

peningkatan volume darah, serta retensi cairan ekstra sel

dan intra sel, sedangkan sisi 3,5 kg sebagai besar berupa

lemak simpanan ibu. (William:252).

Apabila berat badan ibu sebelum hamil dan

kenaikan berat badan selama hamil kurang dari normal


maka bayi akan beresiko dengan berat lahir rendah.

(BBLR).

Beberapa studi menunjukan pertambahan berat badan

yang lebih rendah dari pada yang direkomendasikan oleh

BMI memang terjadi persalinan dengan premature dan

BBLR, yang menimbulkan terganggunya perkembangan

fisik dan gangguan kecerdasan. (William 2005:252)

Selain itu placenta ibu yang tidak mendapatkan makanan

secara adekuat seringkali lebih sedikit sel yang

ukurannya lebih kecil dan kurang mampu mensintesis

nutrien yang dibutuhkan janin, ibu harus diberi penjelasan

tentang efek nutrisi tidak adekuat pada perkembangan

janinnya. Malnutrisi maternal menyebabkan penurunan

volume darah meningkat curah jantung yang tidak

adekuat, sehingga aliran darah ke placenta dan

penurunan transfer nutrient sehingga menyebabkan

terjadinya retardasi pertumbuhan janin. (Bobak, 2004).

Dengan menambah BB ibu hamil selama

kehamilan akan menambah berhasilnya upaya kehamilan

apalagi janin dalam kandungan sangat membutuhkan

suplai makanan dan nutrisi yang cukup. Berat badan

memang peranan penting dalam pencapaian kehamilan

yang sehat. Kalau kenaikan berat BB sekitar 17,5 kg kira-


kira 3-4 kg untuk bayinya . 7-12 kg untuk placenta,

payudara, cairan dan prodak lainnya. ( Eisenberg, Arlene,

1996:266).

b) Normal (BMI, 19,8-26,0)

c) Overweight BMI sebelum hamil >26,0 hipertensi sering

terjadi pada wanita gemuk wanita dengan BB lebih dari

77,3 kg mempunyai kecenderungan kematian janin

(IUFD)

d) Obesitas BMI sebelum hamil >29,0 (Bobak, 2004:255)

Untuk menghitung berat badan ibu sebelum hamil guna

menentukan berat badan yang dibutuhkan sebelum hamil

dengan rumus sebagai berikut :


=
()2

Pengaruh gizi kurang pada kehamilan :

(1) Janin akan mengambil cadangan makanan pada ibu

(2) Ibu yang anemia suplai energi ke janin terhambat

(3) Pertumbuhan janin terhambat termasuk sel-sel otak

dan bayi lahir dengan BBLR

(4) Perdarahan pada ibu sewaktu melahirkan dengan

tingginya AKI dan AKB.


A. Merokok

1. Pengertian

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk

cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicoliana

Tabacum, Nicoliana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya

yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan

tambahan.

Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan

mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat,

oleh karena itu perlu dilakukan berbagai upaya pengamanan; (PP

RI NOMOR 19 TAHUN 2003).

2. Masalah yang Ditimbulkan Akibat Merokok

Melihat dari kandungan bahan-bahan kimia yang terdapat

dalam rokok tersebut sangat jelas bahwa rokok merupakan bahan

yang sangat berbahaya bagi tubuh dan dapat menimbulkan

berbagai macam gangguan pada sistem yang ada dalam tubuh

manusia. Bahkan WHO mencatat, zat-zat yang diuraikan diatas

hanya merupakan sebagian kecil zat yang terkandung dalam setiap

batang rokok, yang sebenarnya mengandung 4000 racun kima

berbahaya. Hal ini menjelaskan bahwa rokok benar-benar sangat

berbahaya bagi tubuh. Berbagai penyakit mulai dari rusaknya

selaput lendir sampai penyakit keganasan seperti kanker dapat


ditimbulkan bari perilaku merokok. Beberapa penyakit tersebut

antara lain :

a. Penyakit paru

b. Penyakit jantung koroner

c. Impotensi

d. Kanker kulit, mulut, bibir dan kerongkongan

e. Merusak otak dan indera

f. Mengancam kehamilan.

3. Bahaya Rokok Pada Kehamilan

(Journal of Epidemilogy and Community Health) ibu yang

merokok selama kehamilan akan lebih besar kemungkinannya

melahirkan anak dengan berbagai gangguan perilaku, misalnya

hiperaktif, temperamental, dan perilaku antisosial lainnya. Fakta ini

diperoleh dari hasil penelitian terhadap 18.000 bayi dalam rentang

tahun 2000-2002. Penelitian tersebut mengukur temperamen bayi

saat berusia 9 bulan, dengan menggunakan skala tertentu. .

Menurut penelitan, ibu perokok biasanya akan melahirkan

bayi dengan berat badan yang lebih rendah 200 gram dari bayi

yang dilahirkan dari ibu bukan perokok. Bayi dengan berat badan

rendah lebih rentan terhadap berbagai infeksi, bisa terkena

berbagai masalah kesehatan dan lebih kecil kemungkinannya lahir

premature pada perempuan perokok hampir dua kali lipat.


Orang yang merokok biasanya makan lebih sedikit, sehingga

janin yang dikandung tidak akan mendapatkan gizi yang cukup

untuk tumbuh dengan baik. Ibu perokok sering mengalami

defisiensi (kekurangan) zinc (seng), mangan, vitamin A, B6, B12,

dan C. Perokok lebih mungkin melahirkan anak dengan segala

jenis cacat bawaan, khususnya pecah-pecah pada langit-langit

mulut, bibir sumbing, kelainan system saraf pusat. Resiko-resiko

kelainan tersebut akan semakin besar pada perokok berat.

Resiko keguguran (aborsi spontan) dan bayi lahir mati juga

semakin besar (dua kali lipat) pada perokok. Hal tersebut

dikarenakan merokok menyebabkan resiko plasenta turun ke

bawah di dalam rahim. Merokok juga bisa menyebabkan plasenta

bayi menjadi lebih tipis, pembuluh-pembuluh darah menjadi

rusak.Kematian neonatal lebih sering terjadi pada janin yang ibunya

perokok. Ibu-ibu yang masih terus merokok setelah bulan keempat

kehamilan memiliki resiko hampir sepertiga bayinya mati dalam

seminggu setelah lahir.

Asap rokok menyebabkan bayi sangat beresiko mengalami

gangguan kesehatan selama tahun pertama kehidupannya. Bayi

cenderung menderita bronchitis dan memiliki peluang lebih besar

untuk mengalami kematian mendadak atau SIDS (Sudden Infant

Death Syndrome). Wanita yang sebelumnya merokok lalu

mengurangi atau berhenti merokok sebelum minggu ke-20


kehamilan bisa saja melahirkan bayi dengan berat badan yang

sama dengan bayi yang lahir dari wanita bukan perokok, namun

masih tetap menyisakan resiko abnormalitas/kelainan bawaan

karena pernah merokok pada fase-fase awal kehamilan atau

sebelum pembuahan.

Resiko kelainan pada bayi juga dimiliki oleh wanita-wanita

perokok pasif yang terbiasa hidup dengan asap rokok. Anak-anak

yang ayahnya perokok berat beresiko dua kali lipat terkena

abnormalitas/kelainan.

A. Bahaya rokok bagi ibu hamil dan janin antara lain :


1. Lebih mungkin mengalami kelahiran prematur, komplikasi
kehamilan, dan kematian bayi saat dilahirkan
2. Menempatkan bayi pada resiko yang lebih tinggi untuk
terkena sindrom kematian bayi mendadak
3. Bayinya mempunyai kemungkinan lebih besar untuk
mengalami penurunan fungsi paru
4. Wanita hamil yang merokok terancam risiko keguguran
hingga 25 persen daripada tidak merokok. Selain itu wanita
ini memiliki resiko 1,5-2,5 kali mengalami kehamilan ektopik,
sehingga untuk mengangkat janin tersebut harus dioperasi
5. Air ketuban lebih awal pecahnya sebelum waktu kehamilan,
ini akan mengancam kehamilan, janin bahkan ibu hamil
tersebut
6. Menghambat pertumbuhan janin
7. Mengurangi produksi ASI
8. Memiliki bayi dengan berat lahir yang lebih rendah dari rata-
rata dibandingkan wanita yang tidak merokok. Penyebab
utamanya ialah darah yang mengalir ke janin terhambat
sehingga asupan gizi dari sang ibu untuk janin berkurang.
Menurut Profesor Peter Hindmarsh, ahli endokrin anak dari
University College Hospital London, Inggris mengatakan
bahwa pertumbuhan bayi yang lahir dari ibu yang perokok
berat akan terganggu terutama pada berat, panjang, dan
lingkar kepala. Dan tidak menutup kemungkinan
mempengaruhi fungsi organ tubuh lainnya seperti hati, otak
maupun tulang si bayi.

Cukup banyak riset-riset yang menunjukkan dampak negatif asap


rokok bagi janin, jadi jika Anda hamil atau mungkin akan hamil, jangan
merokok. Anda harus meminta bantuan dokter untuk berhenti merokok
selama kehamilan. Jangan biarkan janin menjadi perokok pasif.
Menciptakan lingkungan yang sehat untuk tumbuh kembang anak
harus dimulai sejak ia dalam kandungan

D. Zat-zat yang terkandung dalam rokok

Dalam setiap batang rokok yg anda hisap, terkandung 3 zat berbahaya


bagi kesehatan anda, yaitu :

TAR : Zat berbahaya ini ( berupa kotoran pekat ) dpt menyumbat &
mengiritasi paru2 & sistem pernafasan, shg menyebabkan penyakit
bronchitis kronis, emphysema & dlm bbrp kasus menyebabkan kanker
paru2 ( penyakit maut yg hampir tak dikenal oleh mereka yg bukan
perokok ).Racun kimia dlm TAR jg dpt meresap ke dlm aliran darah &
kemudian dikeluarkan di urine.TAR yg tersisa di kantung kemih jg dpt
menyebabkan penyakit kanker kantung kemih.

NIKOTIN : Adalah suatu zat yg membuat kecanduan & dpt mempengaruhi


sistem syaraf, mempercepat detak jantung ( melebihi detak normal ) ,
sehingga menambah resiko terkena penyakit jantung.

KARBON MONOKSIDA : Zat ini dpt meresap dlm aliran darah&


mengurangi kemampuan sel2 darah merah untuk membawa Oksigen ke
seluruh tubuh, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem
peredaran darah.Selain itu, karbonmonoksida memudahkan penumpukan
zat2 penyumbat pembuluh nadi, yang dapat menyebabkan serangan
jantung yg fatal.juga dapat menimbulkan gangguan sirkulasi darah di
kaki.Efek terakhir ini membuat para wanita perokok lbh beresiko ( drpd
wanita non perokok ) mendpt efek samping berbahaya bila meminum pil
kontrasepsi ( pil KB )itulah sebabnya mengapa para dokter kandungan (
ginekolog ) umumnya segan memberi pil KB pd wanita yg merokok.

Hindarilah merokok pd masa kehamilan, krn NIKOTIN 7


KARBONMONOKSIDA yg terdpt dlm aliran darah wanita perokok dpt
membuat pembuluh darah di Plasenta ( ari ari ) mengecil, sehingga
Oksigen & Zat2 makanan yg mencapai janin akan berkurang, yg mana
akhirnya dpt mengganggu pertumbuhan janin itu sendiri & mengakibatkan
bayi dilahirkan dgn berat badan kurang, shg hrs di rawat dulu di unit
perawatan khusus utk bayi yg baru lahir.
Bahaya Bagi Perokok Pasif

Perokok Pasif Mempunyai Risiko Lebih Besar Dibandingkan Perokok Aktif

Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia beracun dan bahan-bahan


yang dapat menimbulkan kanker (karsinogen). Bahkan bahan berbahaya
dan racun dalam rokok tidak hanya mengakibatkan gangguan kesehatan
pada orang yang merokok, namun juga kepada orang-orang di sekitarnya
yang tidak merokok yang sebagian besar adalah bayi, anak-anak dan ibu-
ibu yang terpaksa menjadi perokok pasif oleh karena ayah atau suami
mereka merokok di rumah. Padahal perokok pasif mempunyai risiko lebih
tinggi untuk menderita kanker paru-paru dan penyakit jantung ishkemia.
Sedangkan pada janin, bayi dan anak-anak mempunyai risiko yang lebih
besar untuk menderita kejadian berat badan lahir rendah, bronchitis dan
pneumonia, infeksi rongga telinga dan asthma.
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Struktur Dan Sifat Keluarga


1. Identitas kepala keluarga
Nama : Tn H
Umur : 35 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Alamat : Kp. Cigorowok Rt 018a / Rw 004 Desa
Cintaraja Kecamatan Mangkubumi
Kabupaten Tasikmalaya.

2. Daftar anggota keluarga


Usia
No Nama Pendidikan Pekerjaan Agama Keterangan
L P
1. Tn. 67 SMP Petani Islam Ayah Tn.
Suparman thn Harun
2. Tn. Harun 35 SD Buruh Islam Suami Ny.
thn Herlina
3 Ny. Herlina 25 thn SMP IRT Islam Istri Tn.
Harun
(Hamil)
4 An. Farhan 6 thn SD - Islam An. Tn. H
5 An. Rasyad 3,5 - - Islam An. Tn. H
thn
6 Tn. Hendra 38 SMA Karyawan Islam Kakak Tn.
thn Harun

7 Ny. Ropiah 32 thn SMP IRT Islam Kakak ipar


Tn. Harun
8 An. Farhah 6 thn SD - Islam Anak Tn
Hendra

3. Struktur keluarga dan genogram

+ + + +

+ +

Keterangan :

= Perempuan sehat

= Laki-laki sehat
= Laki-laki merokok

= Sasaran perempuan (ibu hamil)

= Sasaran laki-laki (suami)

= Hubungan anggota keluarga yang berinteraksi


dan berkomnikasi (suami Istri)

* SEHAT = tidak menderita penyakit berat dan penyakit


keturunan seperti asma, DM, dll

4. Hubungan antar anggota keluarga


Menurut pengakuan mereka hubungan suami istri dengan
keluarga besar istri maupun keluarga besar suami baik. Hubungan
kedua suami istri ini baik, suami sangat menjaga istrinya hal ini
terlihat dari perlakuan suami yang memperhatikan istrinya. apalagi
istrinya sedang hamil seperti sekarang, mereka mengaku lebih
dekat dari sebelumnya.

5. Pola pengambilan keputusan


Di keluarga ini tidak ada yang lebih dominan dalam pembuatan
keputusan. Setiap keputusan didiskusikan bersama, jika
menyangkut kepentingan istri suami membebaskan istri untuk
memutuskan, jika menyangkut kepentingan suami, istri juga
membolehkan suami mengambil keputusan asal sebelumnya ada
komunikasi terlebih dahulu.

6. Kebiasaan sehari-hari anggota keluarga (Suami,Istri)


a. Suami
1) Setiap hari suami bekerja mencari nafkah sebagai buruh
harian (kuli bangunan). Pergi pukul 08.00 WIB dan pulang
pukul 17.00 WIB setiap hari, kecuali hari jumat libur.
2) Suami makan dirumah 2 kali sehari, pagi sebelum bekerja
dan sore sepulang kerja dengan menu sesuai yang
dimasak istri.
3) Suami tidak memiliki pantangan dalam makanan dan
minuman, kecuali minuman beralkohol.
4) Pola eliminasi suami tidak ada keluhan dan tidak ada
kesulitan. BAB 1 kali sehari rutin setiap pagi hari, BAK juga
tidak ada keluhan karena suami mengaku sering minum.
Menurut pengakuannya sehari habis 4 botol aqua sedang
(600 ml).
5) Selama istrinya hamil suami mengaku tidak mengalami
gangguan hubungan seksual. Mereka melakukannya
seminggu dua kali. Sampai saat ini pun suami masih
melakukan hubungan seksual tapi semenjak dua minggu
yang lalu frekuensi dikurangi dengan alasan kasihan pada
istrinya.
b. Istri
1) Istri bekerja sebagai ibu rumah tangga yang kesehariannya
membereskan rumah sendiri.
2) Istri biasanya makan 3 kali sehari bersama suami dengan
menu seadanya.
3) Pola eliminasi tidak ada keluhan, BAB 1 kali sehari
biasanya rutin setiap pagi. BAK frekuensinya meningkat
sehingga ibu kadang merasa capek ke kamar mandi terus
apalagi kalau malam hari.
4) Istri merasa tidak ada keluhan dengan hubungan seksual,
hanya setelah usia kehamilannya bertambah ibu agak
kerepotan memilih posisi yang nyaman. Tapi mereka
mengaku hubungan seksualnya tidak megalami masalah.
7. Pola istirahat (Suami,Istri)
a. Suami
Kebiasaan suami beristirahat di malam hari, tidur pukul
20.00 WIB dan bangun pukul 04.00 WIB
b. Istri
Istri mempunyai kebiasaan tidur siang atau hanya sekedar
berbaring sekitar 1-2 jam. Istri tidur malam pukul 21.00 WIB
dan bangun pukul 04.30 WIB

8. Kebiasaan keluarga yang merugikan kesehatan (Suami,Istri)


Suami mempunyai kebiasaan merokok yang biasa dilakukan
sambil mengobrol dengan istrinya di dalam rumah.

9. Pemanfaatan waktu luang (Suami,Istri)


a. Suami
Jika hari libur (hari jumat) suami sering menggunakan waktu
luangnya untuk membantu istri membersihkan rumah, dan
pada sore harinya terkadang mengajak istrinya ke kota untuk
jalan-jalan atau sambil berbelanja perlengkapan bayi, atau
digunakan untuk bercengkrama dengan anggota keluarga
yang lainnya.

b. Istri
1) Setiap hari di waktu luang ibu selalu menyempatkan
beristirahat di siang hari walau hanya sekedar berbaring
saja.
2) Jika di waktu libur ibu dan suami bekerjasama
membersihkan rumah, berkunjung kerumah orangutan ibu
atau jalan-jalan di sore hari.

B. Faktor Sosial Budaya


1. Penghasilan dan pengeluaran
Setiap bulannya suami memberikan sebagian besar
penghasilannya kepada istrinya. apalagi jika ada rejeki tidak
terduga suami selalu memberikan uangnya kepada istrinya.
Penghasilan suami satu bulannya Rp. 950.000,- pengeluaran di
atur oleh mereka berdua, mereka mengikuti kegiatan Tabulin yang
dikelola oleh kader setempat untuk persiapan biaya persalinan.
2. Kegiatan beragama dan budaya (Suami, istri, anak)
a. Suami
1) Setiap subuh, Magrib, dan isya suami selalu
menyempatkan sholat berjamaah di Masjid dekat
rumahnya, sholat dzuhur di tempat kerja dan sholat ashar
di rumah.
2) Kepercayaan dari keluarga suami pada kehamilan 4 bulan
dan 7 bulan harus diadakan syukuran kehamilan.
b. Istri
1) Istri melakukan sholat lima waktu dirumah
2) Setiap hari Selasa dan jumat istri selalu menyempatkan
hadir di pengajian mingguan.
3) Kepercayaan dari keluarga istri selain harus mengadakan
syukuran 4 bulan dan 7 bulan juga mempercayai bahwa
setelah bada magrib tidak boleh keluar rumah.
c. Anak
1) Setiap subuh selalu mengikuti pengajian dan sholat subuh
berjamaah dimasjid.
3. Peran anggota keluarga
Suami berperan sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah,
sedangkan istri berperan sebagai pengatur rumah tangga.

4. Hubungan keluarga dengan masyarakat


Hubungan keluarga ini dengan masyarakat sekitar baik terlihat
ketika suami bertegur sapa akrab dengan tetangga. Begitupun
dengan istrinya akrab dengan tetangga yang lain, terlihat ketika
akan pergi ke pengajian beberapa ibu-ibu datang kerumahnya dan
pergi bersama ke pengajian. Istri selalu mengikuti kegiatan
kemasyarakatan seperti Posyandu, pengajian, arisan dan menjadi
anggota tabulin yang dikelola oleh kader.

C. Faktor Lingkungan
1. Rumah dan pekarangan
Suami istri ini tinggal di rumah permanen seluas 12 x 10 m2
dengan pekarangan yang cukup luas ditumbuhi rumput dan
tanaman hias yang tertata rapi, kebersihan rumah baik dan rapih,
pembuangan limbah menggunakan spiteng, dan banya terdapat
fentilasi didalam rumah.

2. Macam lingkungan dan tempat tinggal


Keluarga ini tinggal di lingkungan yang rata-rata pekerjaannya
petani, tapi masyarakat di lingkungan ini sangat memperhatikan
kegiatan kemasyarakatan. Terbukti dengan adanya jumat bersih,
arisan, pengajian, dan posyandu.

3. Fasilitas sosial dan fasilitas kesehtan


Dilingkungan keluarga ini terdapat perkumpulan yang dapat
mengakrabkan anggota masyarakat satu sama lain yaitu
pengajian rutin mingguan tiap hari jumat, arisan dan kegiatan
kepemudaan. sedangkan kegiatan yang berhubungan dengan
kesehatan adalah posyandu yang ada setiap bulannya dan ibu
rutin mengikutinya.

4. Fasilitas transformasi dan komunikasi


Keluarga ini memiliki fasilitas transformasi seperti TV dan radio
dan memiliki hand phone sebagai alat komunikasi yang dipegang
oleh suami.

D. Riwayat Kesehatan Keluarga


1. Riwayat kesehatan suami
Suami tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit berat

2. Riwayat kesehatan istri


Istri tidak pernah mengalami penyakit berat. Saat ini ibu sedang
hamil 7 bulan dan saat ini ibu tidak sedang mengalamikeluhan
apapun. Ibu sering memeriksakan diri ke posyandu dan sering
diberikan vitamin berwarna merah oleh bidan. Ketika ibu
berkunjung ke posyandu ibu diperiksa saja dan jarang mendapat
penjelasan tentang kehamilannya.
E. Analisis
1. Analisis data
Respon keluarga Tn. H terhadap kesehatan baik. Hal ini terlihat
dari kesadaran istri untuk memeriksakan kehamilannya secara
rutin/setiap bulan ke Posyandu (dapat dibuktikan dari KMS ibu
hamil) juga kesadaran ibu terhadap kondisi kesehatannya.
Namun kebiasaan suami merokok belum mereka sadari karena
mereka belum pernah mendapat penerangan bahwa merokok
dapat memberikan efek yang buruk terhadap kesehatan keluarga
Tn. H, istri serta bagi bayi yang dikandung.

F. Perumusan Masalah
Dari data-data diatas dan hasil analisa, maka terdapat beberapa
permasalahan yang timbul dalam keluarga Tn. H yang disebabkan
oleh faktor ketidaktahuan akan kondisi yang mengancam kesehatan
maupun kehamilan. Adapun masalah yang dapat diidentifikasi adalah
sebagai berikut:

No Data Masalah
1. Ibu hamil 7 bulan usia 25 tahun, Gizi pada ibu hamil.
mengeluh BB tidak naik pada
bulan lalu.
2. Suami merokok rutin setiap hari Kebiasaan yang kurang
Ada anggota keluarga sedang sehat anggota keluarga
hamil

G. Prioritas Masalah
Masalah Gizi Pada Ibu Hamil

Krteria Hitung Score Pembenaran


Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman kesehatan
Kemungkinan masalah 2/2 x 2 2 Dengan mudah karena
untuk diubah sumber daya dan sarana
keluarga cukup memadai
untuk memenuhi gizi ibu
hamil y. keluarga dan
dengan tingkat pendidikan
suami dan istri yang cukup
tinggi.
Potensi masalah untuk 3/3 x 1 1 Tinggi karena keluarga yakin
dicegah bisa mengikuti nasihat bidan
apabila mereka sudah tahu
dampak dari kondisi yang
dialami oleh ibu.
Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Kondisi yang dirasakan oleh
ibu dirasakan sebagai
masalah oleh keluarga dan
harus ditangani
Total 4 2/3

Kebiasaan yang tidak sehat anggota keluarga (Suami perokok)

Kriteria Hitung Score Pembenaran


Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman kesehatan

Kemungkinan masalah 1/2 x 2 1 Hanya sebagian, karena


untuk diubah suami tidak bisa memastikan
bahwa dirinya bisa
menghentikan kebiasaan
merokok, akan tetapi suami
sudah bersedia akan
merokok di tempat yang
terbuka dan menjauhi
istrinya.
Potensi masalah untuk 2/3 x 1 2/3 Cukup karena suami
dicegah menyadari akibat yang
timbul dari kebiasaannya
terhadap kesehatan dirinya,
ibu dan bayi dalam
kandungan, sehingga suami
akan berusaha merubah
kebiasaan buruknya demi
mencegah gangguan
kesehatan keluarganya
dengan menciptakan
lingkungan bebas asap
rokok.
Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Lingkungan yang tidak sehat
(masalah dirasakan dan dianggap keluarga ini
perlu segera sebagai suatu masalah yang
ditanggulangi) perlu segera ditanggulangi,
keluarga menyadari perokok
aktif maupun pasif
membayangkan kesehatan
dan dapat menibulkan risiko
yang fatal bagi perook atau
pun anggota keluarga
lainnya.
Total 2 4/6

Berdasarkan penghitungan skor diatas maka urutan prioritas masalah


di keluarga Tn. H adalah sebagai berikut :

1. Masalah Gizi Pada Ibu Hamil


2. Kebiasaan tidak sehat anggota keluarga (suami perokok)
H. Bagan Rencana Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Tn. H
Masalah Asuhan Tujuan Asuhan Wakt
Data Evaluasi
Kebidanan Kebidanan Kebidanan u
Ibu hamil Kurangnya Melakukan 1. Mengetahui 1. Meminta ibu 30 Juni
7 bulan pengetahuan asuhan kondisi dan suami 2012
usia 25 ibu tentang kebidanan kehamilan ibu menjelaskan
tahun, dan nutrisi pada pada ibu saat ini. kembali
BB tidak masa hamil. 2. Meningkatkan tentang
naik kehamilan. pengetahuan nutrisi pada
dalam ibu dan suami masa
satu bulan tentang nutrisi kehamilan
terakhir. pada masa
kehamilan.
Suami Dapat Melakukan 1. Meningkatnya 1. Meminta ibu 1Juni
merokok menimbulkan konseling pengetahuan dan suami 2012
rutin masalah terhadap suami suami dan istri menjelaskan
setiap hari terhadap dan istri tentang tentang kembali
Ada istrinya yang bahaya asap bahaya asap tentang
anggota sedang rokok bagi rokok bagi bahay asap
keluarga mengandung suami, istri dan suami, istri rokok bagi
sedang anak yang dan anak suami, istri
hamil dikandungnnya. yang dan anak
dikandungnya yang
dikandungny
a.

A. SOAP
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. H USIA 25 TAHUN G3P2A0


HAMIL 30 - 31 MINGGU DENGAN KEK

Tanggal Pengkajian : Rabu, 20 Juni 2011

Waktu Pengkajian : Pukul 14:00 WIB

Pengkaji : Sumber Wigati

Tempat Pengkajian : Rumah Klien

I. Data Subjektif

1. Identitas

Nama Ibu : Ny. H Nama Suami : Tn. H

Umur : 25 Tahun Umur : 29 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Gol. Darah : A Gol.Darah :-

Alamat : Kp. Cigorowek Rt 18a / Rw 04 Ds. Cintaraja Kec.

Singaparna Kab. Tasikmalaya.

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan sakit pada bagian kaki.

3. Riwayat Kehamilan Sekarang

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilannya yang ke ketiga,

pernah melahirkan dua kali, dan tidak pernah keguguran, Ibu

mengatakan hari pertama haid terakhir adalah tanggal 15 - 11 -

2011, taksiran pesalinan tanggal 08 Agustus 2012, dan ibu mulai


merasakan pergerakan janin sejak usia kehamilan 4 bulan. Ibu

mengaku pernah memeriksakan kehamilannya ke bidan sebanyak

4 kali, ibu mengatakan rutin mengkonsumsi tablet Fe 1x sehari

dengan menggunakan air putih serta sudah mendapatkan

imunisasi TT sebanyak 2 kali, imunisasi TT1 pada usia kehamilan

4 bulan dan TT2 pada usia kehamilan 5 bulan. Ibu mempunyai buku

kunjungan dan selama kehamilannya sekarang tidak pernah ada

keluhan yang dirasakan.

4. Riwayat Kehamilan, Persalinana, dan Nifas yang lalu

PERSALINAN ANAK
No Kehamilan Usia Penyulit NIFAS
Tgl/Bln/Thn Penolong Jenis JK BB PB Keadaan
kehamilan
Tidak Laki- 3,1 49
1 Ke 1 21-04-2007 Bidan Spontan Aterm Hidup Normal
ada laki Kg cm
Laki- 3,1 49
2 Ke 2 7 08 - 2009 Paraji Spontan Aterm - Hidup Normal
laki Kg cm
3 Hamil ini - - - - - - - - - -

5. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan dulu dan Sekarang.

Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit berat, menular

maupun penyakit keturunan seperti hipertensi, jantung, DM,

asma, dll.

b. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan didalam keluarga tidak ada yang memiliki

riwayat penyakit berat, menular, maupun penyakit keturunan

seperti hipertensi, jantung, DM, asma, dll.

6. Riwayat KB

Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi suntik KB 3

bulan selama 6 bulan dan KB pil selama 1 bulan, dan berhenti

menggunakan alat kontrasepsi karena ingin memiliki anak lagi.

7. Riwayat Sosial Ekonomi

a. Status Perkawinan

Ibu mengatakan ini merupakan perkawinan yang pertama bagi

ibu bagi suaminya. Ibu menikah pada usia 20 tahun, suami pada

usia 21 tahun, dan perkawinan sudah berlangsung selama 7

tahun.

b. Respon Suami dan Keluarga

Ibu mengatakan merasa senang dengan kehamilannya, begitu

juga dengan suami dan keluarga. Ibu mengaku selalu

mendapatkan dukungan penuh dari suami dan keluarga.

c. Penghasilan

Ibu mengatakan penghasilan suami mencukupi untuk kebutuhan

hidupnya sehari-hari.

d. Pengambilan Keputusan

Ibu mengatakan pengambilan keputusan di keluarga dipegang

oleh suami.

e. Keluarga yang tinggal serumah


Ibu mengatakan sekarang tinggal bersama suami dan satu

orang anaknya.

II. Data Objektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Kesadaran Emosional : Stabil

4. Antropometri

TB : 162 cm

BB Sekarang : 51 Kg

BB sebelum Hamil : 43 Kg

Kenaikan BB selama Hamil : 8 Kg

LILA : 21,5 cm

5. Tanda-tanda Vital

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Nadi : 86 x /menit

Respirasi : 23 x /menit

Suhu : 36,60 C

6. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : Kulit kepala bersih, Rambut bersih dan tidak

rontok, tidak ada ketombe.

b. Muka : Tidak ada oedema, dan tidak ada cloasma

gravidarum

c. Mata : Bentuk dan letak simetris, kelopak mata tidak

oedema, conjungtiva merah muda, sklera tidak


ikterik, penglihatan baik.

d. Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada pengeluaran

cairan abnormal/lendir, penciuman dan

pernafasan berfungsi dengan baik.

e. Telinga : Letak simetris, fungsi pendengaran baik, tidak

ada pengeluaran abnormal.

f. Mulut : Bibir bersih, tidak ada stomatitis, lidah tidak

pucat, ada caries dan gigi yang berlubang.

g. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid, tidak

ada pembesaran kelenjar getah bening dan tidak

ada pelebaran vena jugularis, tidak ada nyeri

tekan.

h. Payudara : Bentuk dan letak simetris, tidak ada retraksi atau

dimpling, areola hyperpigmentasi (-), puting susu

menonjol, colostrum (+), tidak ada benjolan atau

massa, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri

tekan.

i. Abdomen

1) Inspeksi

Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada striae gravidarum,

ada linea alba.

2) Palpasi
Leopold I : Pada bagian atas perut ibu teraba bagian

bulat, lunak, tidak melenting sejajar Px.

Leopold II : Pada bagian perut ibu sebelah kiri teraba

bagian besar, cukup keras, memanjang dan

di sebelah kanan bagian perut ibu teraba

bagian-bagian kecil janin.

Leopold III : Pada bagian terendah dari perut ibu teraba

bagian bulat, keras, dan melenting, bagian

terendah sudah masuk PAP.

Leopold IV : 5/5 Convergent

TFU : 32 cm (Mc.Donald), LP : 95 cm

TBBJ : (TFU -11) x 135 = 2565 gram

(TFU -11) x 155 = 2945 gram

b. Auskultasi : Bunyi jantung janin (+) 132 x per menit,

Reguler terdengar di bagian kiri bawah

pusat

j. Genitalia : Tidak dilakukan.

k. Ekstremitas

1) Atas : Oedema (-), varices (-), kuku tidak pucat

2) Bawah : Oedema (-), varices (-), refleks patella (+/+),

kuku tidak pucat


7. Pemeriksaan Laboratorium

HB : 11,2 gr/dL

Urine : Glukosa urine (-)

Protein urine (-)

III. Analisa

G3P2A0 Hamil 32-33 minggu dengan KEK janin tunggal hidup intrauterine.

IV. Penatalaksanaan

1. Memberitahu dan menjelaskan seluruh hasil pemeriksaan kepada

ibu tentang keadaannya serta keadaan janin yang dikandungnya,

dan ibu mengerti.

2. Memberitahukan kepada ibu usia kehamilan (30-31 minggu),

taksiran persalinan (8 Agustus 2012), dan Taksiran Berat badan

janin, (TBBJ) yaitu : (2565 - 2945 gram) kepada ibu, dan ibu

mengerti.

3. Memberikan konseling tentang tanda-tanda bahaya pada

kehamilan dan persiapan kegawat daruratan serta menganjurkan

kepada ibu untuk segera mendatangi tempat pelayanan kesehatan

apabila mengalaminya.

4. Memberikan konseling tentang tanda-tanda persalinan, dan

menganjurkan kepada ibu untuk segera mendatangi tempat

pelayanan kesehatan apabila mengalaminya.

5. Menganjurkan kepada klien untuk mempersiapkan kebutuhan yang


dibutuhkan oleh ibu dan bayi pada saat persalinan seperti alat-alat

ibu dan bayi, alat transportasi, uang, tempat persalinan, dan bidan

penolong.

6. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan olahraga ringan

seperti berjalan-jalan pada pagi hari dan berendam menggunakan

air hangat.

7. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe

dengan menggunakan air putih dan disertai dengan makanan atau

minuman yang mengandung vitamin C.

8. Menjelaskan kepada Ibu dan suami tentang kepedulian suami terhadap

kehamilan ibu dan suami mengerti dan memahaminya)

9. Menjelaskan kepada ibu dan suami tentang pentingnya persalinan

nakes.(ibu mengerti dan memahaminya)

10. Menjelaskan dan menganjurkan kepada ibu untuk menjaga Personal

Hygiene. (ibu dan suami mengerti dan memahaminya)

11. Memberikan dukungan kepada Ibu dan suami untuk selalu tetap

menjaga kesehatan dirinya dan keluarga. (ibu dan suami bersedia dan

mau melakukannya).

12. Melakukan pemantauan perkembangan mengenai kepedulian sumi

terhadap ibu hamil ( suami peduli dan Siaga)

13. Melakukan pemantauan perkembangan mengenai persalinan oleh

nakes ( ibu mengerti dan mau melahirkan di bidan)

14. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa saat ini ibu mengalami kekurangan

gizi.
15. Menjelaskan kepada ibu tentang nutrisi dalam kehamilan.

16. Menganjurkan kepada ibu untuk makan-makanan yang bergizi dan

mencukupi kebutuhan nutrisi.

17. Menjelaskan kepada ibu dan suaminya bahwa asap rokok mempunyai

dampak terhadap kesehatan suami ibu, ibu dan anak yang

dikandungnya.

18. Menganjurkan kepada ibu untuk mengatur pola makan (sedikit-sedikit

tapi sering).

19. Menganjurkan kepada suami untuk berhenti merokok.

20. Merencanakan pemeriksaan selanjutnya bersama ibu.

21. Melakukan pendokumentasian

Pemeriksaan ANC ke II
Hari, tanggal pengkajian : Minggu, 1 Juli 2012

Waktu pengkajian : Pukul 16.00 WIB

Nama pengkaji : Sumber Wigati

Tempat pengkajian : Rumah klien

I. Data Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan.

II. Data Objektif

1. Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Emosi : Stabil

2. Pengukuran Antropometri

a. TB : 162 cm

b. LILA : 21,5 cm

c. BB sebelum hamil : 43 Kg

d. BB setelah hamil : 51 Kg

e. Kenaikan BB : 8 Kg

3. Tanda- Tanda Vital

a. Tekanan Darah : 120/70 mmHg

b. Nadi : 82 x/menit

c. Respirasi : 24 x/menit

d. Suhu : 36,5 C

4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Kulit kepala bersih, Rambut bersih dan tidak

rontok, tidak ada ketombe.

b. Muka : Tidak ada oedema, dan tidak ada cloasma

gravidarum

c. Mata : Bentuk dan letak simetris, kelopak mata tidak

oedema, conjungtiva merah muda, sklera tidak

ikterik, penglihatan baik.

d. Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada pengeluaran

cairan abnormal/lendir, penciuman dan pernafasan

berfungsi dengan baik.

e. Telinga : Letak simetris, fungsi pendengaran baik, tidak ada

pengeluaran abnormal.

f. Mulut : Bibir bersih, tidak ada stomatitis, lidah tidak pucat,

ada caries dan gigi yang berlubang.

g. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid, tidak

ada pembesaran kelenjar getah bening dan tidak

ada pelebaran vena jugularis, tidak ada nyeri tekan.

h. Payudara : Bentuk dan letak simetris, tidak ada retraksi atau

dimpling, areola hyperpigmentasi (-), puting susu

menonjol, colostrum (+), tidak ada benjolan atau

massa, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri

tekan.

i. Abdomen
TFU : 30 cm (Mc.Donald), LP : 95 cm.

TBBJ : (TFU-11) x 135 = 2565 gram

(TFU-11) x 155 = 2945 gram

1) Auskultasi : Bunyi jantung janin (+) 145 x per menit, Reguler

terdengar di bagian kiri bawah pusat

j. Genitalia : Tidak dilakukan

k. Ekstremitas

1) Atas : Oedema (-), varices (-), kuku tidak pucat

2) Bawah : Oedema (-), varices (-), refleks patella (+), kuku

tidak pucat.

5. Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan

III. Analisa

G3P2A0 Hamil 32-33 minggu dengan KEK Janin tunggal hidup intrauterine.

Penatalaksanaan

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik.

ibu mengetahuinya dan merasa senang

2. Memberitahukan Umur kehamilan ibu saat ini adalah 31-32 minggu dan

mengingatkan kembali taksiran persalinan ibu pada tanggal 8 Agustus

2012, akan tetapi dari taksiran tersebut bisa maju 2 minggu atau mundur 2

minggu dari waktu yang telah ditentukan Ibu mengetahui tentang hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan.

3. Menganjurkan kepada ibu untuk meningkatkan asupan nutrisi sesuai

dengan kebutuhan ibu mau mengikuti anjuran


4. Mengingatkan kembali tentang Body mekanik diantaranya menganjurkan

ibu untuk melakukan postur tubuh yang baik selama kehamilan untuk

menghindari ketidak nyamanan yang sering terjadi seperti sakit punggung.

Caranya :

a. Tidur berbaring ke kiri/duduk diantara kedua kakinya diberi bantal,

duduk dengan punggung lurus, dan bangkit dari tempat tidur dengan

miring terlebih dahulu.

b. Berjongkok untuk mengangkat setiap benda agar kaki/paha yang akan

menahan beban dan tegangan. ibu menjadi tahu, mengerti dan mau

mengikuti anjuran.

5. Mengingatkan kembali kepada ibu tanda - tanda bahaya kehamilan ibu

menjadi tahu dan mengerti

6. Memberitahukan ibu untuk persiapan persalinan dan memotivasi ibu untuk

bersalin di tenaga kesehatan ibu mengerti dan mau bersalin di tenaga

kesehatan

7. Mengingatkan ibu untuk tetap meminum tablet Fe dengan dosis 1 x 1 tab

dan memberitahu ibu cara meminumnya yaitu dengan menggunakan air

putih dan dianjurkan diminum pada malam hari. ibu mengerti dan akan

meminumnya dengan benar sesuai dengan anjuran.

8. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan kebutuhan kegawatdaruratan

seperti biaya persalinan, transportasi, calon pendonor darah maupun

pengambil keputusan ibu mengerti dan mau menuruti anjuran


9. Menganjurkan kepada ibu untuk makan-makanan yang bergizi dan

mencukupi kebutuhan nutrisi.

10. Menganjurkan kepada ibu untuk mengatur pola makan (sedikit-sedikit tapi

sering).

11. Menjelaskan kepada ibu dan suaminya bahwa asap rokok mempunyai

dampak terhadap kesehatan suami ibu, ibu dan anak yang dikandungnya.

12. Mengevaluasi keberhasilan konseling kepada suami tentang merokok

13. Menganjurkan kepada suami untuk berhenti merokok atau jangan

merokok didalam rumah, tetapi ditempat terbuka.

14. Merencanakan pemeriksaan selanjutnya bersama ibu

15. Melakukan pendokumentasian

Asuhan Kebidanan Pada Balita Ny. H

di Kp. Cigorowek Rt 18a/ Rw 04 Ds. Cintaraja

Kecamatan Mangkubumi Kabupaten Tasikmalaya


Hari, Tanggal : Minggu, 30 Juni 2012

Waktu : 19:00 WIB

Pengkaji : Sumber Wigati

Tempat : Rumah Pasien

I. Data Subjektif

Ibu mengatakan balitanya sehat, dan sudah mendapatkan 5 imunisasi

dasar lengkap.

II. Data Objektif

1. Keadaan umum : Aktivitas dan tonus otot baik

Tangis bayi : Cukup kuat

2. Tanda - tanda vital

Suhu 36,50 C, pernafasan 41 x/menit, dan denyut jantung 145

x/menit

3. Antropometri

Berat badan 12 kg, panjang badan 98 cm.

4. Paru paru

1) Auskultasi

Bunyi paru paru bersih, tidak ada wheezing, ronchi, dan Bunyi

jantung terdengar LUB DUB

5. Kulit : Kemerahan, Warna kulit kuning langsat, tidak

ada pembengkakan, dan tidak ada tanda lahir.

6. Abdomen : Tidak ada kelainan, bentuk perut rata, teraba


lemas, tidak teraba massa.

7. Eliminasi : Tidak ada kelainan, BAB 2 kali sehari

konsistensi lembek, BAK 8 kali sehari.

III. Analisa

Balita Ny. H 3,5 tahun fisiologis.

IV. Penatalaksanaan

1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan Ibu

mengetahui tentang keadaan balitanya dalam keadaan sehat.

2. Melakukan inform consent kepada ibu untuk melakukan

pemeriksaan kepada balita ibu.

3. Memberikan konseling kepada ibu tentang menjaga personal

hygine balitanya (tentang mandi, sikat gigi, dan cuci tangan

sebelum makan)

4. Mendokumentasikan dalam bentuk SOAP.

POKOK SUB TUJUAN METODE MEDI SASARA WAKTU DAN


BAHASAN POKOK A N TEMPAT
BAHSAN PELAKSANAAN
Bahaya 1.Bahaya Meningkatka Ceramah, leaflet Anggota Minggu, 1 Juli
Rokok Rokok n kesadaran diskusi Keluarga 2012
2.Bahaya tentang yang Rumah Pasien.
bagi bahaya merokok
perokok merokok
aktif dan
perokok
pasif
3.Bahaya
rokok
bagi ibu
hamil
4.Dampa
k rokok
bagi ibu
hamil.
5.Pengaru
h rokok
bagi
kehamila
n.
SATUAN ACUAN PENYULUHAN (SAP)

BAB IV
PEMBAHASAN

Telah dilakukan Asuhan keluarga pada keluarga Tn. H di kp.

Cigorowek Rt 018a/ Rw 04 Ds. Cintaraja Kec. Singaparna Kab.

Tasikmalaya. Dari hasil anamnesa dapat disimpulkan bahwa ibu hamil

memiliki masalah kesehatan tentang gangguan kenaikan gizi (KEK),

sehingga dapat dijadikan akar masalah sebagai ibu hamil dengan resiko.

Selain masalah kenaikan gizi (KEK) pada ibu hamil, suami juga

memiliki kebiasaan buruk yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan

ibu dan juga dirinya yaitu suami masih suka merokok dimana kebiasaan

merokok itu sendiri dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan janin yang dikandung oleh ibu, kenaikan BB ibu hamil

sejauh usia kehamilan 30-31 minggu mencapai 8 kg, hal ini tidak seesuai

dengan pola pertambahan berat badan ibu hamil, karena berat badan

wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5 16,5 kg rata-rata 12,5 kg.

Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20

minggu terakhir. Berat badan pada kehamilan normal hanya naik 2 kg tiap

bulan sesudah kehamilan 20 minggu. Penurunan berat badan dalam

bulan terakhir dianggap sebagai suatu tanda yang baik. Pola pertambahan

BB menurut BMI oleh kenaikan berat badan setiap trimester rata-rata

kenaikan 1-2,5 kg, kemudian meningkat 0,3-0,5 kg / minggu. Pola

pertambahan BB selama kehamilan dapat kita lihat pada table BMI.

Tabel 2.2 Indeks Masa Tubuh/Boddy Masa Indek (IMT/BMI)


Pertambahan total yang
BMI pra hamil dianjurkan
Pon Kilogram
Undeweigh
28-40 12,5-18
(BMI<19,8)
Normal (BMI 19,8-
25-35 11,5-16
26)
High (BMI >20-29) 15-25 7-11,5
Obesitas (BMI>289) <15 <7
(William,2005:252)

Obesitas BMI sebelum hamil >29,0 (Bobak, 2004:255)

Untuk menghitung berat badan ibu sebelum hamil guna

menentukan berat badan yang dibutuhkan sebelum hamil

dengan rumus sebagai berikut :


=
()2

Pengaruh gizi kurang pada kehamilan :

(5) Janin akan mengambil cadangan makanan pada ibu

(6) Ibu mensuplai energi ke janin dengan terhambat

(7) Pertumbuhan janin terhambat termasuk sel-sel otak

dan bayi lahir dengan BBLR

(8) Perdarahan pada ibu sewaktu melahirkan dengan

tingginya AKI dan AKB.

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi

saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel

mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak

(hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga


penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada

jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan

alveoli.

Pengaruh pada ibu hamil (perokok pasif)

Hasil analisa diatas dapat ditentukan prioritas masalah sesuai

dengan kebutuhan yang harus segera ditangani, yang sekiranya memiliki

pengaruh terbesar terhadap kehamilan ibu. Adapun prioritas masalah

yaitu :

1. Ibu hamil dengan resiko yang mendapat skor 4 2/3

2. Kebiasaan tidak sehat yang dilakukan oleh suami (perokok) mendapat

skor 2 4/6.

Masalah yang menjadi prioritas yang pertama terletak pada ibu

hamil dengan gangguan kenaikan berat badan (KEK) memiliki resiko yang

besar pada kehamilan karena kekurangan gizi pada kehamilan dapat

menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan janin

dalam kandungan, serta mempengaruhi proses persalinan ataupun

setelah persalinan karena sebagian besar kejadian KEK dapat

menyebabkan bayi lahir dengan berat lahir rendah dan dapat

meningkatkan angka kematian perinatal.

Kejadian KEK pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat

KEK dapat meningkatkan resiko kematian bayi, dan meningkatkan angka

kejadian premuritas, BBLR.


Saat bersalin KEK dapat menimbulkan his baik primer maupun

sekunder berkurang, janin akan lahir dengan BBLR, dan dapat

menimbulkan ibu cepat lelah.

Ada pula Ditemukannya Kebiasaan sehari-hari yang dapat

mengganggu kesehatan ibu dan janin, yaitu kebiasaan merokok pada

suami yang dimana menjadi prioritas kedua karena rokok memiliki

pengaruh yang besar baik dirinya sendiri maupun bagi ibu hamil yang

hanya menghisap asap rokoknya saja.

Menurut teori, rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan

masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukan berbagai upaya pengamanan;

(PP RI NOMOR 19 TAHUN 2003)

Menghirup asap rokok orang lain lebih berbahaya dibandingkan

menghisap rokok sendiri. Bahkan bahaya yang harus ditanggung perokok

pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif.

Asap rokok menyebabkan bayi sangat beresiko mengalami

gangguan kesehatan selama tahun pertama kehidupannya. Berdasarkan

teori tersebut tentang resiko akibat dampak meroko, maka asuhan yang

dapat diberikan yaitu berupa konseling PHBS agar suami mengerti

kerugian merokok dan dampak yang akan diberikan pada ibu dan janin

yang sedang dikandung oleh ibu. Diharapkan setelah diberikanya

konseling tersebut suami mau berhenti merokok karena dapt merugikan

kesehatannya dan yang lainnya. Jika hal tersebut tidak dapat dihentikan,
minimal suami mau menghindari ibu pada saat merokok sehingga ibu

tidak akan mencium bau asap rokok.

Semua Asuhan-asuhan yang diberikan pada keluarga Tn. H

diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan sehingga pemahaman

keluarga Tn. H terhadap kesehatan menjadi lebih terbuka lagi sehingga

tingkat kesejahteraan kesehatan keluarga Tn. H. lebih baik dari kondisi

sebelum diberikannya asuhan keluarga yang dilakukan.

Adapun Asuhan yang diberikan adalah memberikan asuhan

mengenai gizi kehamilan, meningkatkan kwalitas gizi pada kehamilan,

konseling tentang bahaya merokok, mengurangi konsumsi rokok, bahaya

rokok dalam kelamilan, dan berkolaborasi dengan bidan desa, bidan

koordinator dan juga puskesmas. Hal itu menjadi bagian dari konseling

yang dilakukan pada keluarga Tn. H.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah dilakukan Asuhan keluarga kepada keluarga Tn. H.

Mulai dari melakukan anamnesa, pemeriksaan, membuat rencana

asuhan, dan penataklaksanaan asuhan, sehingga dapat disimpulkan

bahwa ibu hamil mengalami gangguan kenaikan gizi (KEK) dan suami

mempunyai riwayat perokok berat. Sebelum diberikan asuhan, ibu dan

suami belum memahami apa yang sebenarnya terjadi tentang kondisi

kesehatan mereka masing-masing. tapi setelah diberikan asuhan

secara komprehensif ibu dan suami lebih paham dan bersedia untuk

menjadi keluarga asuh. Didapatkan hasil ibu mengalami gangguan

kenaikan gizi (KEK), dan setelah dilakukan asuhan dan diberikan

konseling, ibu mau menambah porsi makannya, dan akan mengikuti

saran yang telah diberikan untuk meningkatkan kwalitas gizi ibu hamil.

Dan suami merasa lebih tenang dengan kondisinya serta mau

mengikuti saran dan konseling yang telah diberikan tentang bahaya

merokok.
B. SARAN

1. Untuk Ibu hamil

Diharapkan setelah dilakukan asuhan keluarga ini ibu lebih

memahami tentang kesehatan, dan ibu bersedia untuk melakukan

pemeiksaan kehamilan ke bidan secara optimal dan makan-

makanan yang bergizi dan mencukupi kebutuhan nutrisi.

2. Untuk Suami/keluarga

Diharapka suami/ keluarga untuk lebih meningkatkan

kepeduliannya kepada istri terhadap kesehatan nya, dan dapat

merubah kebiasaan yang tidak sehat (merokok), sehingga akan

tercipta keluarga yang sehat.

3. Untuk Bidan Desa

Bidan desa diharapkan untuk lebih aktif dalam melakukan

pendekatan terhadap masyarakat dan memberikan pelayanan yang

optimal, sehingga masalah yang terjadi di masyarakat akan cepat

terdeteksi sehingga dapat dilakukan penanganan lebih cepat.

4. Untuk Puskesmas

Puskesmas harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan

kesehtan terhadap masyarakat, dan pemberian jaminan kesehatan

masyarakat secara merata .


DAFTAR PUSTAKA

Departermen Kesehatan RI, 2003. Standar Pelayanan Kebidanan. Buku I. Jakarta.

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 900/Menkes/VII/2002.


Tentang Regis! rasi dan Pra/dik Bidan.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. 1/mu Kebidanan Penyakit kandungan dan Ke/uaga
Berencana Untuk Penththkan Bidan. Jakarta. EGC.

Modul Matrikulasi, 2003. 1/mu Kebidanan. STIKes Respati Tasikmalaya

Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obsetri Fisiologi dan Patologi, Jakarta

Obstetri&Ginekologi, 1998. Obstetri Fist ologi. FK UNPAD. Bandung

Prawirohardjo, S. 2002. I/mu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Saifudin, AB.2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta, YBP Sarwono Prawirohardjo bekerja sama dengan
JPNPKKR - POGI - JHPIEGO/MNH PROGRAM.

Suparmanto, Sri Astuti. 2006. Angka Kemalian Ibu Indonesia 50 Per Hari dan
http://www.Pikiran-rakyat.com diakses sabtu 24 Juni 2006

Wiknjosastro Hariifa, 2002. 1/mu kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo, Jakarta.

Manuaba, I.B.G, (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB.


Penerbit EGC. Jakarta

Oktavia, (2009). Bahaya merokok. Availabel from URL :


http://oktavita.com/bahaya-merokok.html. Diakses 26 Juni 2012

Anda mungkin juga menyukai