Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TETAP SATUAN PROSES II

EKSTRAKSI NIKOTIN DARI TEMBAKAU

DISUSUN OLEH :

ANNISA NURUL FIRDA NPM 061630400995


BERLIANITA PUTRI IRANI NPM 061530400996
DEFTA ADELIA RANI NPM 061530400997
DWI SHAFIRA PERTIWI NPM 061530400999
MEIRISKA WULANDARI NPM 061530401003
MUHAMMAD ARIEF NPM 061530401004
MUHAMMAD ZUBAIRI NPM 061530401005
NIKO PRATAMA NPM 061530401008
NUZUL AL QORI NPM 061530401009
RIZKA APRILIA NPM 061530401011
ROBBY ASMEDY NPM 061530401012

Kelas : 4 KC
Instruktur : Ir. M. Taufik, M.Si

JURUSAN TEKNIK KIMIA (DIII)


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG
2017
Isolasi Nikotin dari Tembakau

I. Tujuan
Mendapatkan nikotin dari tembakau dengan cara proses pemanasan
Menentukan kadar nikotin dari tembakau

II. Landasan Teori


Tembakau
Tembakau adalah tanaman musiman yang tergolong dalam tanaman perkebunan.
Pemanfaatan tanaman tembakau terutama pada daunnya yaitu untuk pembuatan rokok.
Tanaman tembakau diklasifikasikan sebagai berikut :

Famili : Solanaceae
Sub Famili : Nicotianae
Genus : Nicotianae
Spesies : Nicotiana tabacum
Dan Nicotiana rustica (Cahyono, 1998).

Nicotiana tabacum dan Nicotiana rustica mempunyai perbedaan yang jelas. Pada
Nicotiana tabacum, daun mahkota bunganya memiliki warna merah muda sampai merah,
mahkota bunga berbentuk terompet panjang, daunnya berbentuk lonjong pada ujung runcing,
kedudukan daun pada batang tegak, merupakan induk tembakau sigaret dan tingginya sekitar
120 cm. Adapun Nicotiana rustica, daun mahkota bunganya berwarna kuning, bentuk
mahkota bunga seperti terompet berukuran pendek dan sedikit gelombang, bentuk daun bulat
yang pada ujungnya tumpul, dan kedudukan daun pada batang mendatar agak terkulai.
Tembakau ini merupakan varietas induk untuk tembakau cerutu yang tingginya sekitar 90 cm
(Cahyono,1998).

Dalam spesies Nicotiana tabacum terdapat varietas yang amat banyak jumlahnya, dan
untuk tiap daerah terdapat perbedaan jumlah kadar nikotin, bentuk daun, dan jumlah daun
yang dihasilkan. Proporsi kadar nikotin banyak bergantungkepada varietas, tanah tempat
tumbuh tanaman, dan kultur teknis serta proses pengolahan daunnya (Abdullah, 1982).
Berdasarkan penggunaannya, tanaman tembakau spesies Nicotiana tabacum dibedakan
menjadi 5 jenis yaitu:

1. Jenis tembakau cerutu


2. Jenis tembakau sigaret
3. Jenis tembakau pipa
4. Jenis tembakau asepan
5. Jenis tembakau asli. (Cahyono, 1998).
Isolasi Nikotin Nikotin adalah suatu jenis senyawa kimia yang termasuk ke dalam
golongan alkaloid karena mempunyai sifat dan ciri alkaloid. Alkaloid merupakan senyawa
yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen dan biasanya berupa
sistem siklis. Alkaloid mengandung atom karbon, hidrogen, nitrogen dan pada umumnya
mengandung oksigen. Senyawa alkaloid banyak terkandung dalam akar, biji, kayu maupun
daun dari tumbuhan dan juga dari hewan. Senyawa alkaloid merupakan hasil metabolisme
dari tumbuhtumbuhan dan digunakan sebagai cadangan bagi sintesis protein. Kegunaan
alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai pelindung dari serangan hama, penguat tumbuhan dan
pengatur kerja hormon. Alkaloid mempunyai efek fisiologis. Sumber alkaloid adalah tanaman
berbunga, angiospermae, hewan, serangga, organisme laut dan mikroorganisme. Famili
tanaman yang mengandung alkaloid adalah Liliaceae, solanaceae, rubiaceae, dan
papaveraceae. Alkaloid memiliki sifat-sifat :

1. Biasanya merupakan kristal tak berwarna, tidak mudah menguap, tidak larut dalam
air, larut dalam pelarut organik. Beberapa alkaloid berwujud cair dan larut dalam air.
Ada juga alkaloid yang berwarna, misalnya berberin (kuning).
2. Bersifat basa (pahit, racun).
3. Mempunyai efek fisiologis serta aktif optis.
4. Dapat membentuk endapan dengan larutan asam fosfowolframat, asam fosfomolibdat,
asam pikrat, dan kalium merkuri iodida (Tobing,1989).

Alkaloid tidak mempunyai nama yang sistematik, sehingga nama dinyatakan dengan
nama trivial misalnya kodein, morfin, heroin, kinin, kofein,nikotin. Hampir semua nama
trivial diberi akhiran in yang mencirikan alkaloid. Sistem klasifikasi alkaloid yang banyak
diterima adalah pembagian alkaloid menjadi 3 golongan yaitu alkaloid sesungguhnya,
protoalkaloid dan pseudoalkaloid. Suatu cara mengklasifikasikan alkaloid adalah cara yang
didasarkan jenis cincin heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian dari struktur molekul.
Jenisnya yaitu pirolidin, piperidin, kuinolin, isokuinolin, indol, piridin dan sebagainya
(Robinson, 1995).

Klasifikasi alkaloid yang lain adalah (1) alkaloid heterosiklik, (2) alkaloid dengan nitrogen
eksosiklik dan amina alifatis, (3) alkaloid putreskin,spermidin, dan sperin, (4) alkaloid
peptida, serta (5) alkaloid terpen dan steroidal (Sudarmin, 1999). Alkaloid diekstrak dari
tumbuhan yaitu daun, bunga, buah, kulit, dan akar yang dikeringkan lalu dihaluskan. Cara
ekstraksi alkaloid secara umum adalah sebagai berikut :

1. Alkaloid diekstrak dengan pelarut tertentu, misalnya dengan etanol,kemudian


diuapkan.
2. Ekstrak yang diperoleh diberi asam anorganik untuk menghasilkan garam amonium
kuartener kemudian diekstrak kembali.
3. Garam amonium kuartener yang diperoleh direaksikan dengan natrium karbonat
sehingga menghasilkan alkaloidalkaloid yang bebas kemudian diekstraksi dengan
pelarut tertentu seperti eter dan kloroform.
4. Campuran campuran alkaloid yang diperoleh akhirnya dipisahkan melalui berbagai
cara, misalnya metode kromatografi (Tobing, 1989).
Nikotin
Nikotin adalah suatu alkaloid dengan nama kimia 3-(1-metil-2-pirolidil) piridin. Saat
diekstraksi dari daun tembakau, nikotin tak berwarna, tetapi segera menjadi coklat ketika
bersentuhan dengan udara. Nikotin dapat menguap dan dapat dimurnikan dengan cara
penyulingan uap dari larutan yang dibasakan. Rumus struktur nikotin adalah sebagai berikut
:

Nikotin adalah bahan alkaloid toksik yang merupakan senyawa amin tersier, bersifat
basa lemah dengan pH 8,0. Pada pH tersebut, sebanyak 31% nikotin berbentuk bukan ion dan
dapat melewati membran sel. Pada pH ini nikotin berada dalam bentuk ion dan tidak dapat
melewati membran secara cepat sehingga di mukosa pipi hanya terjadi sedikit absorpsi
nikotin dari asap rokok.

Nikotin adalah zat alkaloid yang ada secara natural di tanaman tembakau. Nikotin
juga didapati pada tanaman-tanaman lain dari famili biologis Solanaceae seperti tomat,
kentang, terung dan merica hijau pada level yang sangat kecil dibanding pada tembakau. Zat
alkaloid telah diketahui memiliki sifat farmakologi, seperti efek stimulan dari kafein yang
meningkatkan tekanan darah dan detak jantung. Menurut Cahyono (1998) beberapa pendapat
menyebutkan kandungan nikotin pada tembakau sekitar 0,3-5%. Penulis lain menyebutkan
kadar nikotin pada tembakau Nikotiana tabaccum sekitar 2-5% dan pada tembakau Nicoiana
rustica 5-14% (Baehaki, 1993). Sedangkan The Merck Index,1983 menyebutkan bahwa
kandungan nikotin dalam daun kering Nicotiana tabaccum dan Nicotiana ristica sebesar 2-
8%. Umumnya didalam tembakau, nikotin berkombinasi dengan asam sitrat dan asam malat
membentuk nikoin sitrat dan nikotin malat.

Menurut Sakdiyah (2007), kandungan nikotin tembakau bervariasi tergantung pada


jenis bagian tanaman tersebut. Kadar nikotin tertinggi terdapat pada daun, akar kemudian
batang. Kadar nikotin daging daun lebih tinggi daripada tulang daun dan kandungan dalam
daging daun meningkat kearah tepi daun, sedangkan pada tulang daun meningkat ke arah
pucuk daun.

Nikotin (1-Metil-2-(3-piridil) pirolidin ; - piridil--N-metilpirolidin ) merupakan


alkaloid utama selain nornikotin, anatabin, dan anabasin. Biosintesis nikotin terjadi di
akar kemudian ditransloka-sikan ke seluruh jaringan tanaman terutama di daun (Tso,
1990).
Analisis kandungan nikotin tembakau antara lain dapat dilakukan dengan metode
ekstraksi ether- petroleum ether yang telah disempurnakan. Sedangkan nikotin pada
asap dapat dianalisis menggunakan smoking machine- chromatography (Hartono,
2011).
Nikotin dengan rumus molekul C10 H14 N2 mempunyai berat 162,26 g/mol.
Berbentuk cairan seperti minyak, bersifat higroskopis, tidak berwarna hingga berwarna
kuning muda, dapat berubah warna menjadi cokelat bila kontak dengan udara dan
cahaya. Sebagai senyawa berbahan dasar nitrogen, nikotin dapat membentuk garam
dengan asam yang biasanya padat dan bersifat larut dalam air. Nikotin mudah
menembus kulit. Nikotin basa bebas akan terbakar pada suhu di bawah titik didihnya
(boiling point 247 oC). Karena itu, sebagian besar nikotin terbakar ketika rokok diisap,
namun sisanya yang dihirup cukup untuk memberikan efek yang diinginkan(Strecher,
1968).

Gambar 1. Struktur kimia molekul nikotin (Hartono,2011)


Nikotin adalah suatu jenis senyawa kimia yang termasuk ke dalam golongan
alkaloid karena mempunyai sifat dan ciri alkaloid. Alkaloid merupakan senyawa yang
bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen dan biasanya berupa
sistem siklis. Alkaloid mengandung atom karbon, hidrogen, nitrogen dan pada
umumnya mengandung oksigen. Senyawa alkaloid merupakan hasil metabolisme dari
tumbuhtumbuhan dan digunakan sebagai cadangan bagi sintesis protein. Kegunaan
alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai pelindung dari serangan hama, penguat
tumbuhan dan pengatur kerja hormon. Nikotin merupakan alkaloid yang dapat
digunakan sebagai insektisida. Nikotin pertama kali digunakan sebagai insektisida pada
tahun 1763, dan alkaloid murninya diisolasi tahun 1828 oleh Posset dan Reimann,
kemudian disintesis tahun 1904 oleh Piclet dan Rotschy. Alkaloid nikotin, nikotinsulfat
dan senyawa nikotin lainnya digunakan sebagai racun kontak, fumigasi, dan racun
perut. Insektisida ini diperdagangkan sebagai Black Leaf 40R mengandung 40 %
nikotin, untuk mengendalikan serangga yang lunak tubuhnya (Baehaki, 1993).
Nikotin adalah suatu alkaloid dengan nama kimia 3-(1-metil-2-pirolidil) piridin.
Saat diekstraksi dari daun tembakau, nikotin tak berwarna, tetapi segera menjadi coklat
ketika bersentuhan dengan udara. Alkaloid diekstrak dengan pelarut tertentu, misalnya
dengan etanol, kemudian diuapkan. Ekstrak yang diperoleh diberi asam anorganik
untuk menghasilkan garam amonium kuartener kemudian diekstrak kembali.Garam
amonium kuartener yang diperoleh direaksikan dengan natrium karbonat sehingga
menghasilkan alkaloid alkaloid yang bebas kemudian diekstraksi dengan pelarut
tertentu seperti eter dan kloroform. Campuran campuran alkaloid yang diperoleh
akhirnya dipisahkan melalui berbagai cara, misalnya metode kromatografi (Tobing,
1989).
Kelarutan zat dalam pelarut tergantung dari ikatannya (polar, semipolar, atau non
polar). Etanol termasuk ke dalam pelarut polar, sehingga sebagai pelarut etanol
diharapkan dapat menarik zat-zat aktif yang juga bersifat polar (Houghton dan Raman,
1998).
Ekstraksi adalah proses untuk mengisolasi senyawa dari suatu tumbuhan. Ragam
ekstraksi bergantung pada tekstur dan kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi
pada jenis senyawa yang diisolasi (Harborne, 1987).
Ekstraksi amat bergantung pada jenis dan komposisi dari cairan pengekstraksi.
Cairan pelarut yang biasanya digunakan dalam proses ekstraksi adalah air, eter, atau
campuran etanol air. Ekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol air sebaiknya
menggunakan cara maserasi (Farmakope Indonesia, 1979).
Prosedur klasik ekstraksi untuk memperoleh kandungan senyawa organik dari
jaringan tumbuhan kering (galih, biji kering, akar, daun) ialah dengan menggunakan
alat soxlet dengan menggunakan sederetan pelarut secara berganti-ganti, mulai dengan
eter, lalu eter minyak bumi, dan kloroform (untuk memisahkan lipid dan terpenoid).
Kemudian digunakan alkohol dan etil asetat untuk senyawa yang lebih polar. Ekstrak
yang diperoleh kemudian diuapkan dengan penguap putar yang akan menguapkan
larutan menjadi volume kecil. (Harborn 1987).
III. Alat dan Bahan
3.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain:
1. Gelas beker 250 dan 400 ml : 2 buah
2. Pipet ukur 25 ml : 1 buah
3. Corong kaca : 1 buah
4. Neraca analitik : 1 buah
5. Hot Plate : 1 buah
6. Pengaduk : 1 buah
7. Kaca arloji : 1 buah
8. Bola karet : 1 buah
9. Kertas saring : 2 buah
3.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain:
1. Tembakau : 15 gram
2. Kloroform : 30 ml
3. Kalsium Karbonat (CaCO3) : 10 gram
4. Aquadest :150 ml

IV. Prosedur Kerja


1. Menimbang 15 gram tembakau kering
2. Memasukkan tembakau kedalam gelas beker. Menambahkan 150 ml aquadest.
3. Menambahkan 10 gram CaCO3, kemudian mendidihkannya.
4. Menyaring larutan dengan kertas saring. Pisahkan filtrat dari endapannya.
5. Memanaskan sampai filtratnya 1/3 volume. Dinginkan filtrat sampai suhu kamar.
6. Memasukkan larutan kedalam separator funnel (corong pisah) dan tambahkan 30
ml kloroform, kemudian kocok.
7. Memisahkan larutan atas dan bawah pada separator funnel dan kocok.
8. Menmbahkan 4 ml kloroform pada larutan atas yang ada di separator funnel dan
kocok.
9. Memasukkan lapisan atas kedalam gelas beker yang sama dan lakukan evaporasi
sampai kering.
10. Menimbang crude nikotin.
V. Data Pengamatan

No. Perlakuan Pengamatan


1. Mengambil 15 gram tembakau Tembakau tercampur dengan air
dan mencampurkan dengan air dan tidak larut.
sebanyak 150 ml.
2. Menambahkan 10 gram CaCO3 CaCO3 mengendap dibawah dan
campuran berwarna coklat.
3. Mendidihkan campuran Larutan menjadi sedikit pekat
4. Menyaring campuran Filtrat yang didapat sebesar 75 ml.
5. Dipanaskan sampai 1/3 Warna filtrat coklat tua pekat dan
volumenya. filtrat didapat sebanyak 25 ml.
6. Memasukkan 1/3 filtrat ke Campuran terpisah menjadi 2
corong pisah dan menambahkan lapisan, dimana lapisan atas
30 ml kloroform. berwarna coklat tua sedangkan
lapisan bawah berwarna coklat
bening.
7. Memanaskan larutan yang Didapat crude nikotin sebanyak
dibawah sampai kering. 0,85 gram

VI. Perhitungan
Berat beaker gelas kosong : 82,37 gram
Berat beaker gelas + crude nikotin : 83,22 gram
Berat tembakau awal : 15 gram

Berat crude nikotin = (Berat beaker gelas + crude nikotin) (Berat beaker
gelas kosong )

= 83,22 gram 82,22 gram

= 0,85 gram


% kadar nikotin = x 100 %

0,85
= 15
x 100 %

= 5,67 %
VI. Analisa Percobaan

Praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan kadar nikotin di dalam


daun tembakau. nikotin di dalam teh merupakan zat yang aman dikonsumsi.
Namun, zat ini juga dapat menimbulkan reaksi yang tidak dikehendaki seperti
insomnia, gelisah, pernapasan meningkat dan sebagainya apabila dikonsumsi
secara berlebihan. Pengambilan kafein dilakukan dengan ekstraksi menggunakan
pelarut kloroform.
Daun tembakau kering dicampur dengan aquadest dan serbuk putih CaCO3
dipanaskan menghasilkan larutan cokelat tua. Saat didiamkan, larutan tersebut
menyatu, hal ini dikarenakan CaCO3 adalah senyawa anorganik sedangkan teh
merupakan senyawa organik. CaCO3 berfungsi untuk mengeluarkan bahan atau
zat yang terdapat di dalam tembakau kering secara keseluruhan. Sedangkan fungsi
pemanasan larutan adalah untuk mempercepat reaksi pemisahan antara nikotin
dan daun tembakau kering.
Larutan tembakau dan kalsium karbonat yang telah dipanaskan kemudian
disaring dan menghasilkan larutan cokelat pekat. Larutan tersebut harus
dipanaskan kembali untuk menguapkan kandungan air larutan sehingga
konsentrasi kafein semakin pekat dan kandungan-kandungan lainnya hilang.
Sebelum dipisahkan dengan corong pisah, larutan didinginkan pada suhu kamar.
Jika terlalu dingin, filtratnya akan mengendap.
Filtrat yang diekstrak di corong pisah sebelumnya ditambahkan kloroform
yang bersifat sangat polar. Denga begitu, kafein akan benar-benar terpisah dengan
filtrat daun teh. Dua lapisan yang terbentuk, lapisan atas berupa lapisan cokelat
kehitaman dan lapisan bawah puih mengandung kafein. Lapisan bawah
dikeluarkan dan diletakkan dalam gelas kimia.
Nikotin memiliki massa jenis yang lebih rendah dari zat sisa sehingga terletak
di diatas. Lapisan bawah kembali dipisahkan dengan penambahan 2 ml klorform
kembali dan didapat larutan berwarna putih. Setelah didiamkan, larutan berwarna
putih yang berupa nikotin berubah warna menjadi hitam kecoklatan. Larutan
tersebut dipanaskan kembali sehingga terjadi penguapan dan bentuknya berubah
menjadi kristal atau serbuk halus. Sebelum kita melakukan percobaan sebaiknya
kita mengetahui sifat fisik dan kimia produk yang kita dapat telah sesuai atau
belum. Dan bandingkan dengan literatur yang kita dapat agar kita tahu produk
tersebut benar nikotin atau tidak.
VII. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

Nikotin adalah suatu alkaloid dengan nama kimia 3-(1-metil-2-pirolidil)


piridin. Saat diekstraksi dari daun tembakau, nikotin tak berwarna, tetapi
segera menjadi coklat ketika bersentuhan dengan udara. Nikotin dapat
menguap dan dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari larutan
yang dibasakan.

Berat crude nikotin = 0,85 gram

% kadar nikotin = 5,67 %


Gambar Alat

Neraca analitik Gelas kimia

Pipet ukur Bola karet

Spatula Kaca arloji


Corong pisah Hot plate

Corong buchner Corong kaca

Labu buchner

Anda mungkin juga menyukai