Anda di halaman 1dari 5

SYOK REVERSIBEL

Definisi
Syok adalah sindrom klinis akibat kegagalan system sirkulasi dalam mencukupi
kebutuhan nutrient dan oksigen baik dari segi pasokan maupun utilisasinya untuk
metabolism seluler jaringan tubuh, sehingga terjadi defisiensi akut oksigen di tingkat
seluler. Untuk mempertahankan sirkulasi normal, dibutuhkan volume intravascular yang
adekuat serta fungsi pompa jatung dan system vascular yang normal. Berdasarkan
kegagalan komponen penunjang sirkulasi syok dibagi menjadi syok hipovolemik,
kardiogenik dan distributive. 1
Syok hipovolemik didefinisikan sebagai penurunan perfusi dan oksigenasi jaringan
disertai kolaps sirkulasi yang disebabkan oleh hilangnya volume intravaskular akut akibat
berbagai keadaan bedah atau medis.
Etiologi
Penurunan volume intravaskular yang terjadi pada syok hipovolemik dapat disebabkan
oleh hilangnya darah, plasma atau cairan dan elektrolit (Tierney, 2001). Menurut Sudoyo
et al. (2009), penyebab syok hipovolemik, antara lain:
1) Kehilangan darah
a. Hematom subkapsular hati
b. Aneurisma aorta pecah
c. Perdarahan gastrointestinal
d. Trauma
2) Kehilangan plasma
a. Luka bakar luas
b. Pankreatitis
c. Deskuamasi kulit
d. Sindrom Dumping
3) Kehilangan cairan ekstraselular
a) Muntah (vomitus)
b) Dehidrasi
c) Diare
d) Terapi diuretik yang agresif
e) Diabetes insipidus
f) Insufisiensi adrenal
Pathogenesis
Respon dini terhadap kehilangan darah adalah mekanisme kompensasi tubuh yang
berupa vasokonstriksi di kulit, otot, dan sirkulasi viseral untuk menjaga aliran darah
yang cukup ke ginjal, jantung, dan otak. Respon terhadap berkurangnya volume
sirkulasi akut yang berkaitan dengan trauma adalah peningkatan detak jantung sebagai
usaha untuk menjaga cardiac output. Dalam banyak kasus, takikardi adalah tanda syok
paling awal yang dapat diukur (American College of Surgeons Committee on Trauma,
2008).
Pelepasan katekolamin endogen akan meningkatkan tahanan vaskular perifer. Hal
ini akan meningkatkan tekanan darah diastolik dan menurunkan tekanan nadi tetapi
hanya sedikit meningkatkan perfusi organ. Hormon-hormon lainnya yang bersifat
vasoaktif dilepaskan ke sirkulasi selama kondisi syok, termasuk histamin, bradikinin,
dan sejumlah prostanoid dan sitokin-sitokin lainnya. Substansi-substansi ini mempunyai
pengaruh besar terhadap mikrosirkulasi dan permeabilitas vaskular (American College
of Surgeons Committee on Trauma, 2008).
Pada syok perdarahan yang dini, mekanisme pengembalian darah vena dilakukan
dengan mekanisme kompensasi dari kontraksi volume darah dalam sistem vena yang
tidak berperan dalam pengaturan tekanan vena sistemik. Namun kompensasi mekanisme
ini terbatas. Metode yang paling efektif dalam mengembalikan cardiac output dan
perfusi end-organ adalah dengan menambah volume cairan tubuh/darah (American
College of Surgeons Committee on Trauma, 2008).
Pada tingkat selular, sel-sel dengan perfusi dan oksigenasi yang tidak memadai
mengalami kekurangan substrat esensial yang diperlukan untuk proses metabolisme
aerobik normal dan produksi energi. Pada tahap awal, terjadi kompensasi dengan proses
pergantian menjadi metabolisme anaerobik yang mengakibatkan pembentukan asam
laktat dan berkembang menjadi asidosis metabolik. Bila syok berkepanjangan dan
pengaliran substrat esensial untuk pembentukan ATP tidak memadai, maka membran
sel akan kehilangan Universitas Sumatera Utara 7 kemampuan untuk mempertahankan
kekuatannya dan gradien elektrik normal pun akan hilang (American College of
Surgeons Committee on Trauma, 2008).
Pembengkakan retikulum endoplasma adalah tanda struktural pertama dari hipoksia
seluler, menyusul segera kerusakan mitokondria, robeknya lisosom, dan lepasnya
enzim-enzim yang mencerna elemen-elemen struktur intraseluler lainnya. Natrium dan
air masuk ke dalam sel dan terjadilah pembengkakan sel. Penumpukan kalium
intraseluler juga terjadi. Bila proses ini tidak membaik, maka akan terjadi kerusakan
seluler yang progresif, penambahan pembengkakan jaringan, dan kematian sel. Proses
ini meningkatkan dampak kehilangan darah dan hipoperfusi jaringan (American College
of Surgeons Committee on Trauma, 2008).
Diagnosis
Gejala klinis pada suatu perdarahan bisa belum terlihat jika kekurangan darah
kurang dari 10% dari total volume darah karena pada saat ini masih dapat dikompensasi
oleh tubuh. Bila perdarahan terus berlangsung maka tubuh tidak mampu lagi
mengkompensasinya dan menimbulkan gejala-gejala klinis. Secara umum, syok
hipovolemik menimbulkan gejala peningkatan frekuensi jantung dan nadi (takikardi),
pengisian nadi yang lemah, kulit dingin dengan turgor yang jelek, ujung-ujung
ekstremitas dingin, dan pengisian kapiler lambat (Hardisman, 2013).
Keparahan dari syok hipovolemik tidak hanya tergantung pada jumlah kehilangan
volume dan kecepatan kehilangan volume, tetapi juga usia dan status kesehatan individu
sebelumnya (Kelley, 2005).
Secara klinis, syok hipovolemik diklasifikasikan menjadi ringan, sedang dan berat.
Pada syok ringan, yaitu kehilangan volume darah 20%, vasokonstriksi Universitas
Sumatera Utara 8 dimulai dan distribusi aliran darah mulai terhambat. Pada syok sedang,
yaitu kehilangan volume darah 20-40%, terjadi penurunan perfusi ke beberapa organ
seperti ginjal, limpa, dan pankreas. Pada syok berat, dengan kehilangan volume darah
lebih dari 40%, terjadi penurunan perfusi ke otak dan jantung (Kelley, 2005).
Perubahan dari syok hipovolemik ringan menjadi berat dapat terjadi bertahap atau
malah sangat cepat, terutama pada pasien lanjut dan yang memiliki penyakit berat
(Baren et al., 2009).
Penatalaksanaan
Resusitasi awal Pertahankan jalan napas, beri O2, bila perlu ventilator.
Pasang aksen IV secepatnya untuk resusitasi cairan, rsusitasi
dengan cairan 20 cc/kgbb (<10 menit) dengan cairan kristalooid
atau koloid.
Resusitasi lanjut Bila fluid challenge 2-3 x belum berespon, lakukan tindakan
intubasi dan ventilasi. Koreksi asidosis bila Ph<7
Evalusai anemia, hipoksia, asidosis, hipokalesemia, insufisiensi
adrenal, insufisiensi tiroid.
Bila kada hb <5 gr/dl di koreksi dnegan transfuse PRC (10
ml/KGBB) usahakan kadar HB > 10 gr/dl
Pemantauan awal Nilai respon penderita terhadap fluid challenge
Pasangkateter urin utuk meniali perbaikan sirkulasi dngan
memantau produksi urin.
Lakukan pemeriksaan urin dan darah CITO untuk darah tepi,
kultur darah dan sensitivitas, GD, kadar glukosa dan elektrolit.
Pemantauan lanjut Cairlah penyebab syook lainnya yang mungkin terjadi
Pantau tanda kelebihan cairan ( hepatomegaly, ronkhi, DVS
meningkat)
Target resusitasi cairan
1. Capillary refill time < 2 detik
2. Kulaitas nadi peirfer dan central sama.
3. Akral hangat.
4. Produksi urin> 1 ml/kgbb/jamkesadaran normal

Daftar pustaka

1. IDAI .2009. Pedoman pelayanan medis. Jakarta : IDAI

Anda mungkin juga menyukai