Anda di halaman 1dari 29

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

BIOFLUIDA

FISIKA KEDOKTERAN
BIOMEDIS 1

Nanda Fadhilah Witris Salamy


1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

TUJUAN PEMBELAJARAN
Fluida gas pada respirasi
Hukum Dalton dan tekanan gas respirasi
Pengembangan alveolus dan Hukum Laplace
Recoil dan compliance paru
Resistensi jalan napas
Pengukuran volume paru dan Hukum Boyle Gay Lussac
Fluida cair pada sirkulasi
Kecepatan alir darah dan faktor yang mempengaruhi
Luas penampang pembuluh darah dan hukum kontinuitas
Hukum Bernauli dan kekekalan energi
Aliran darah dan pengukuran tekanan darah
Viskositas darah
2
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

BIOFLUIDA
FLUIDA

3
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

FLUIDA
Fluida diartikan sebagai zat alir atau zat yang
memiliki sifat mengalir.
Tubuh manusia memliki 2 macam zat yang
mengalir, yaitu udara di dalam saluran napas
dan darah di dalam pembuluh darah.

4
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

FLUIDA GAS
Sifat fluida gas molekul penyusunnya bebas
bertumbukan.
Inilah sumber dari tekanan fluida gas yang
tidak pernah tegak lurus terhadap bidang
tekan.

5
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

FLUIDA CAIR
fluida cair memiliki molekul yang lebih terikat
longgar, karena itu terdapat gaya adhesi dan
kohesi.
Tekanan fluida cair muncul akibat gravitas
sehingga selalu tegak lurus terhadap bidang
tekan

6
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

BIOFLUIDA
FLUIDA GAS PADA RESPIRASI

7
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

FLUIDA GAS SAAT RESPIRASI


Gas yang masuk ke dalam paru saat inspirasi mengisi
sebagian besar jalan napas mulai dari saluran napas atas
yang berdiameter besar hingga saluran napas bawah yang
berdiameter lebih kecil.
Gas yang kaya O2 ditukar dengan CO2 yang dibawa oleh
darah.
Pertukaran ini hanya terjadi di alveolus, sedangkan
komposisi gas di saluran napas lain hampir tidak berubah.
Hal inilah yang menyebabkan tekanan dan presentase O2
saat ekspirasi tetap lebih besar.
Hukum Dalton menjelaskan mengapa prosedur pemberian
napas buatan aman dilakukan dan sangat bermanfaat. Gas
ekspirasi merupakan bahan baku pemberian napas buatan. 8
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

HUKUM DALTON
1. tekanan udara merupakan kumulatif dari
tekanan parsial komponen gas penyusunnya,
2. komponen tekanan parsial O2 selalu lebih
besar dari CO2 baik saat inspirasi maupun
ekspirasi.

9
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

ALVEOLUS
Alveolus merupakan unit fungsional dari sistem respirasi.
Alveolus harus terus mengembang dan tidak boleh kolaps.
Upaya tubuh menjaga alveolus untuk tetap mengembang
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu : (1) tegangan permukaan
yang tinggi pada dinding alveolus dan (2) sisa udara ekspirasi
yang tertinggal (residual volume) sebagian di dalam alveolus.
Tegangan permukaan alveolus dipertahankan tinggi oleh
adanya surfaktan yang melapisi dinding alveolus.
Kadar surfaktan sangat menentukan pengembangan paru
pertama kali pada bayi baru lahir.
10
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

HUKUM LAPLACE
Tekanan di dalam alveolus berbanding lurus
dengan besar tegangan permukaan, namun
berbanding terbalik dengan besar jejari atau
volume alveolus
P = 4 ,
R
Ket P : tekanan intra alveolus; : tegangan
permukaan; R : jejari
11
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

GAYA RECOIL
Laplace juga menyatakan bahwa rahasia dibalik
alveolus tetap terkembang tanpa meletus adalah
adanya penyekat antar alveolus. Penyekat
menjaga antar alveolus tidak saling berhubungan.
Penyekat alveolus merupakan jaringan ikat yang
menghasilkan gaya recoil, seperti otot. Gaya
recoil tersebut menyebabkan paru memiliki
elastisitas yang tinggi. Gaya recoil membatasi
paru untuk terus mengembang saat inspirasi.

12
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

SESAK
Jaringan ikat penyekat paru umumnya tidak
bertambah banyak, namun dapat berkurang oleh
karena proses degenerasi (penuaan).
Hal ini menyebabkan gaya recoil melemah
sehingga paru kehilangan elastisitasnya dan
molor saat inspirasi. Volume udara yang mengisi
paru meningkat melebihi batas normal.
Masalah muncul saat ekspirasi; volume udara
yang besar dikeluarkan secara bersamaan melalui
jalan napas yang mengecil saat ekspirasi sehingga
munculah keluhan sesak. 13
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

KERADANGAN PARU
Gaya recoil dapat meningkat tanpa diikuti
penambahan jumlah jaringan ikat penyekat
alveolus.
Penyebabnya adalah munculnya jaringan parut
atau cicatrix yang memiliki kekuatan tarikan lebih
besar dari jaringan ikat penyekat itu sendiri.
Jaringan parut muncul sebagai hasil akhir proses
keradangan paru, misalnya TB paru dan
pneumonia.
Alveolus tak mampu mengembang maksimal oleh
karena tertahan gaya recoil yang besar sehingga
sesak muncul saat inspirasi. 14
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Resistensi jalan napas


Aliran udara masuk dan keluar paru berlangsung
dengan tidak mudah karena terdapat tahanan atau
resistensi sepanjang jalan napas.
Resistensi berbanding lurus dengan besar tekanan
udara di dalam jalan napas dan berbanding terbalik
dengan kecepatan alir udara melewati jalan napas.
Hal ini dinyatakan oleh Ohm melalui hukum yang
diringkas dalam sebuah persamaan berikut
Rg = P
v
Ket Rg: resistensi, P : tekanan, v = kecepatan alir
15
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

RESISTENSI JALAN NAPAS


Sesak napas dapat disebabkan oleh peningkatan
tekanan udara yang melalui jalan napas, seperti pada
kondisi emfisema dimana begitu besar tekanan udara
di dalam paru melalui saluran napas yang menyempit
saat ekspirasi.
Sebaliknya penurunan kecepatan alir udara insprasi
menunjukan adanya resistensi yang besar terutama
pada saluran napas atas.
Kondisi ini menunjukan adanya obstruksi, baik yang
bersifat parsial maupun total.

16
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

VOLUME UDARA DALAM PARU


Volume udara di dalam paru sulit dapat diketahui secara
langsung.
Sebagian ahli mencoba menampung udara respirasi ke
dalam sebuah kantong yang ditemukan Douglas. Metode
ini sangat membahayakan orang coba,
sehingga pengukran volume udara respirasi dilakukan
dengan cara tidak langsung, yaitu melalui alat yang disebut
spirometer. Alat ini mencatat volume udara saat inspirasi
maupun ekspirasi dalam bentuk grafik yang mengikuti
gerakan napas.
Kelemahan pengukuran menggunakan spirometer adalah
tidak mampu mengukur volume residu dan volume paru
yang diperoleh belum menggambarkan kondisi sebenarnya.17
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Hukum Boyle Gay Lussac


Untuk mendapatkan volume paru sebenarnya diperlukan konversi melalui
aplikasi hukum Boyle Gay Lussac
yang meyatakan bahwa hasil kali dari tekanan dan volume akan tetap
selamanya konstan sehingga bila tekanan dan volume diukur pada dua
kondisi berbeda, hasil kalinya tetap akan sama.
Kondisi berbeda tersebut adalah tekanan,volume dan suhu alat spirometer
serta tekanan, volume dan suhu tubuh.

P1.V1 = P2.V2
T1 T2
Keterangan :
P1 : Patm Palt pd suhu T1 (alt) P2 : Patm Ptbh pd suhu T2
(tbh)
T1 : suhu alat dalam K T2 : suhu tubuh dalam K
V1 : hasil pengukuran spirometer V2 : vol paru sesungguhnya
18
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

BIOFLUIDA
FLUIDA CAIR PADA SIRKULASI

19
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

DARAH
Fluida cair yang mengalir di dalam pembuluh
darah disebut dengan darah.
Kecepatan alir darah melalui pembuluh darah
bergantung pada beberapa faktor antara lain:
luas penampang pembuluh darah, perubahan
tekanan, panjang pembuluh darah dan
viskositas.

20
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Hukum Kontinuitas
menyatakan bahwa volume cairan per satuan waktu
(Q) yang keluar sama dengan yang masuk. Semakin
kecil luas penampang pembuluh darah, semakin cepat
laju alir darah. Hukum Kontinuitas membuktikan luas
penampang mempengaruhi kecepatan alir darah..
A1 v1 = A2 v2; A.V = Q
A : luas penampang pembuluh darah
v : kecepatan alir darah
Q : debit

21
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

HUKUM BERNAULI
Bernauli menyatakan sebuah hukum yang mirip dengan
hukum kontinuitas. Hukum Bernauli memperbaiki
kelemahan dari kontinuitas yang tidak memperhitungkan
faktor massa jenis dan beda ketinggian. Hukum Bernauli
menyatakan bahwa energi dari sebuah fluida cair adalah
konstan. Bernauli ikut membuktikan kebenaran dari hukuk
kekekalan energi.
E=C
W + Ep + Ek = C
P. V + m v2 + mgh = C
P.V + v2 + gh = C

22
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

ALIRAN DARAH
Tekanan darah yang mengalir di dalam
pembuluh darah menentukan sifat aliran.
Aliran darah dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu aliran laminar dan tubulen.
Arah aliran laminar sejajar dengan bidang
pembuluh darah yang dilalui dan bersifat
tenang.
Sedangkan aliran turbulen arahnya berputar
dan tidak terkendali. 23
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

HAMBATAN ALIRAN DARAH


Pada massa jenis dan viskositas yang tetap, perubahan sifat
aliran darah dari laminar menjadi turbulen disebabkan oleh
peningkatan tekanan (P) dan kecepatan (v).
Perubahan aliran darah dapat diprediksikan melalui
pengukuran bilangan Reynould. Bilangan Reynould yang
melebihi 2000 menujukan potensi aliran turbulensi pada
pembuluh darah tersebut.
Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan tekanan yang
dapat disebabkan faktor internal atau eksternal. Salah satu
faktor internal yang sering dikaitkan dengan aliran
turbulensi adalah atherosklerosis.

24
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

PENGUKURAN TEKANAN DARAH


Pengukuran tekanan darah menggunakan prinsip yang sama dengan
perubahan aliran laminar menjadi turbulen.
Udara yang dipompakan terus ke manset menambah tekanan
eksternal pada pembuluh darah. Sesaat aliran darah berubah dari
laminar menjadi turbulen. Bila tekanan terus ditambah, maka aliran
pembuluh darah menjadi total tertutup.
Pada saat ini, bising yang semula kuat terdengar menghilang karena
aliran darah mengalami retensi. Setelah pengunci manset dibuja
perlahan, tekanan mualai berkurang dan obstruksi menjadi parsial.
Darah yang semula mengalami retensi, kembali mengalir turbulen.
Bising mulai terdengar ing beberapa saat kemudian kembali
menghilang seiring dengan penurunan tekanan manset.

25
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Sistole dan diastole


Bising yang terdengar pertama kali setelah pengunci
manset dilepas mewakili kondisi sistolik sehingga
tekanan darah saat bising itu pertama kali terdengar
juga disebut tekanan sistolik.
Bising itu terdengar beberapa saat lalu menghilang.
Bising terkahir yang terdengar sebelum menghilang
menunjukan perubahan aliran dari turbulen menjadi
laminar dan mewakili kondisi diastolik. Tekanan yang
terukur saat bising terakhir terdengar sebelum
menghilang disebut tekanan diastolik.
Rerata tekanan darah normal secara umum disepakati
sistolik 120 mmHg dan diastolik 80 mmHg. 26
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

27
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

VISKOSITAS
Faktor terakhir yang ikut mempengaruhi
kecepatan alir darah adalah viskositas.
Viskositas diartikan sebagai kekentalan yang
diukur dari kecepatan endap dua buah benda
pipih yang dimasukan ke dalam zat cair.
Viskositas dipengaruhi oleh resultante gaya, luas
bidang benda di dalam zat alir, kecepatan benda
mengendap dan perubahan jarak tempuh.
Kekentalan darah diwakili oleh parameter
hematokrit atau PCV pada pemeriksaan
laboratorium. 28
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

29

Anda mungkin juga menyukai