Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri dada merupakan salah satu keluhan yang paling banyak ditemukan di klinik.
Sebahagian besar penderita merasa ketakutan bila nyeri dada tersebut disebabkan oleh penyakit
jantung ataupun penyakit paru yang serius. Diagnosa yang tepat sangat tergantung dari
pemeriksaan fisik yang cermat, pemeriksaan khusus lainnya serta anamnesa dari sifat nyeri
dada mengenai lokasi, penyebaran, lama nyeri serta factor pencetus yang dapat menimbulkan
nyeri dada.
Salah satu bentuk nyeri dada yang paling sering ditemukan adalah angina pektoris yang
merupakan gejala penyakit jantung koroner dan dapat bersifat progresif serta menyebabkan
kematian, sehingga jenis nyeri dada ini memerlukan pemeriksaan yang lebih lanjut dan
penangannan yang serius. Agar diagnosa lebih cepat diarahkan, maka perlu juga lebih dulu
mengenal macam macamjenis nyeri dada yang disebabkan oleh berbagai penyakit lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Chest pain?
2. Apa etiologi dari Chest pain?
3. Apa manifestasi dari Chest pain?
4. Bagaimana patofisiologi dari Chest pain?
5. Bagaimana pathway dari Chest pain?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik Chest pain?
7. Bagaimana penatalaksanaan pasien chest pain?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi chest pain?
2. Untuk mengetahui etiologi dari chest pain?
3. Untuk mengetahui manifestasi dari chest pain?
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari chest pain?
5. Untuk mengetahui pathway dari chest pain?
6. Untuk mengetahui Pemeriksaan diagnostic dari chest pain?
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari chest pain?
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan gawat darurat dari chest pain?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Nyeri dada adalah perasaan nyeri / tidak enak yang mengganggu daerah dada dan seringkali
merupakan rasa nyeri yang diproyeksikan pada dinding dada (referred pain)
Nyeri Coroner adalah rasa sakit akibat terjadinya iskemik miokard karena suplai aliran
darah koroner yang pada suatu saat tidak mencukupi untuk kebutuhan metabolisme miokard.
Nyeri dada akibat penyakit paru misalnya radang pleura (pleuritis) karena lapisan paru saja
yang bisa merupakan sumber rasa sakit, sedang pleura viseralis dan parenkim paru tidak
menimbulkan rasa sakit (Himawan, 1996)

B. Etiologi
Nyeri dada dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
1. Nyeri dada pleuritik
Nyeri dada pleuritik biasanya lokasinya posterior atau lateral. Sifatnya tajam dan seperti
ditusuk. Bertambahnya nyeri bila batuk atau bernafas dalam dan berkurang bila menahan nafas
atau sisi dada yang di gerakan. Nyeri berasal dari dinding dada, otot, iga, pleura perietalis,
saluran nafas besar, diafragma, mediastinum dan saraf interkostal. Nyeri dada pleuritik dapat
di sebabkan oleh difusi pleura akibat infeksi paru, emboli paru, keganasan atau radang sub
diafragmatik peneumotoraks dan penumomediastinum.
2. Nyeri dada non pleuretik
Nyeri dada non pleuretik biasanya lokasinya sentral, menetap atau dapat menyebar ke tempat
lain. Paling sering disebabkan oleh kelainan di luar paru :
a. Kardial
1) Iskemik miokard akan menimbulkan rasa tertekan atau nyeri subternal yang menjalar ke
aksila dan turun ke bawah ke bagian dalam lengan terutama lebih sering ke lengan kiri. Rasa
nyeri juga dapat menjalar ke epigasterium, leher, rahang, lidah, gigi, mastoid dengan atau tanpa
nyeri dada subternal. Nyeri disebabkan karena saraf eferan viseral akan terangsang selama
iskemik miokard, akan tetapi korteks serebral tidak dapat menentukan apakah nyeri berasal
dari miokard. Karena rangsangan saraf melalui spedula spinalis T1-T4 yang juga merupakan
jalannya rangsangan saraf sensoris dari sistem somatis yang lain. Iskemik miokard terjadi bila
kebutuhan O2 miokard tidak dapat dipenuhi oleh aliran darah koroner. Pada penyakit jantung
koroner aliran darah ke jantung akan berkurang karena ada pemyempitan pembuluh darah
koroner.
Ada 3 sindrom iskemik yaitu :
a) Angina stabil (angina klasik, angina of effort)
Serangan nyeri dada khas yang timbul waktu bekerja. Berlangsung hanya beberapa menit dan
menghilang dengan nitrogliserin atau istirahat. Nyeri dada dapat timbul setelah makan, pada
udara dingin, reaksi simfatis yang berlebihan atau gangguan emosi.
b) Angina tak stabil (angina preinfard, insufisiensi koroner akut)
Jenis angina ini dicurigai bila penderita sering kali mengeluh rasa nyeri di dada yang timbul
waktu istirahat atau saat kerja ringan dan berlangsung lebih lama.
c) Infark miokard
Iskemik miokard yang berlangsung lebih dari 20-30 menit dapat menyebabkan infark miokard.
Nyeri dada berlangsung lebih lama, menjalar ke bahu kiri, lengan dan rahang. Berbeda dengan
angina pektoris, timbulnya nyeri dada tidak ada hubungannya dengan aktivitas fisik dan bila
tidak diobati berlangsung dalam beberapa jam. Disamping itu juga penderita mengeluh dispea,
pelpitasi dan berkeringat. Diagnosa ditegakan berdasarkan serioal EKG dan pemeriksa enzim
jantung.
2) Prolaps katup mitral dapat menyebabkan nyeri dada prekordinal atau substernal yang dapat
berlangsung sebentar maupun lama. Adapun mumur akhir sistolik dan midsistolik-click dengan
gambaran echokardiogram dapat membantu menegakan diagnosa.
3) Stenosis Aorta Berat atau substenosis aorta hipertrofi yang idiopatik juga dapat menimbulkan
nyeri dada iskemik.

b. Perikardial
Saraf sensori untuk nyeri terdapat pada perikardium parietalis diatas diafragma. Nyeri
perikardial lokasinya didaerah sternal dan diarea preokardinal, tetapi dapat menyebar ke
epigastrium, leher, bahu, dan punggung. Nyeri biasanya seperti ditusuk-tusuk dan timbul pada
aktu menarik nafas dalam, menelan, miring atau bergerak.

C. Manisfestasi
Tanda dan gejala yang biasa menyertai nyeri dada adalah :
1. Nyeri ulu hati
2. Sakit kepala
3. Nyeri yang diproyeksikan ke lengan, leher, punggung
4. Diaforesis / keringat dingin
5. Sesak nafas
6. Takikardi
7. Kulit pucat
8. Sulit tidur (insomnia)
9. Mual, Muntah, Anoreksia
10. Cemas, gelisah, fokus pada diri sendiri
11. Kelemahan
12. Wajah tegang, merintih, menangis
13. Perubahan kesadaran

D. Patofisiologi
Terjadi penonjolan sistolik atau diskinesia dengan akibat penurunan ejection fraction isi
sekuncup atau stroke volume akhir distolik ventrikel kiri. Tekanan akhir diastolic ventrikel kiri
naik dengan akibat tekanan atrium kiri juga naik peningkatan tekanan atrium kiri diatas
25mmHg yang lama yang akan menyebabkan transfudasi cairan ke jaringan intersitisium paru
(gagal jantung) pemburukan hemodinamik ini bukan saja disebabkan karena daerah infark, tapi
juga daerah iskemik di sekitarnya. Miokard yang masih relative baik akan mengadakan
konspensasi khusunya dengan bantuan rangsangan andrenergae untuk mempertahankan curah
jantung tetapi dengan akibat peningkatan kebutuhan oksigen miokard konpensasi ini jelas tidak
akan memadai bila daerah yang bersangkutan juga mengalami iskemia atau bahkan sudah
fibritik. Bila infark kecil dan miokard yang harus berkompensasi masih normal, pemburukan
hemodinamik akan minimal sebaliknya bila infark luas dan miokard yang harus berkompensasi
sudah buruk akibat iskemia atau infark lama. Tekanan akhir diastolic ventrikel kiri akan naik
dan gagal jantung terjadi sebagai akibat sering terjadi perubahan bentuk serta ukuran ventrikel
kiri dan tebal jantung ventrikel baik yang terkena infark maupun non infark. Perubahan tersebut
menyebabkan remodeling ventrikel yang nantinya akan mempengaruhi fungsi ventrikel dan
timbulnya aritmia.
Perubahan-perubahan hemodinamik ini tidak setatis bila makin tenang fungsi jantung akan
membaik walaupun tidak di obati. Hal ini di sebabkan karena daerah-daerah yang tadinya
iskemik mengalami perbaikan daerah diskinetik akan menjadi akinetik karena terbentuk
jaringan parut yang kaku. Miokard sehat dapat pula mengalami hipertropi sebaliknya
perburukan himodinamik akan terjadi iskemia berkepanjangan atau infark meluas. Terjadinya
penyulit mekanis seperti rupture septum ventrikel, regurgitasi mitral akut dan anorisma
ventrikel akan memperburuk vaal hemodinamik jantung.
Aritmia merupakan penyulit tersering dan terjadi terutama pada menit-menit atau jam-jam
pertama setelah serangan. Hal ini disebabkan oleh perubahan-perubahan masa refakter, daya
hantar dan kepekaan terhadap rangsangan.

E. Pathway

Terjadi Penonjolan Sistolik Atau Diskinesia

Stroke Volume Akhir Distolik Ventrikel Kiri

Transfudasi Cairan Ke Jaringan Intersitisium Paru (Gagal Jantung)

Peningkatan Kebutuhan
Iskemia

O2 Miokard

Kompensasi Miokard Buruk Penurunan Aliran


Darah

Intoleransi Aktivitas Iskemia Berkepanjangan

Perubahan Perfusi
Infark Miokard Meluas Jaringan

Nyeri Akut

F. Pemeriksaan Penunjang
1. EKG 12 lead selama episode nyeri
a. Kaki kardi atau disridmia
b. Rekam EKG lengkap: T inverted, ST elevasi/depresi, Q patologi
c. Pemeriksaan darah rutin, kadar glukosa, lipit dan EKG waktu istirahat
perlu di lalukan. Hasilnya mungkinsaja normal walaupun ada penyakit jantung koroner yang
berat. EKG bisa di dapatkan gambaran iskemik dengan infakmiokard lama atau depresi ST dan
T yang terbalik pada penyakit yang lanjut.
2. Laboratorium
a. Kadar enzim jantung : CK, CKMB, LDH
b. Fungsi hati : SGOT, SGPT
c. Fungsi ginjal : ureum, kreatinin
d. Profilipid : LDL, HDL
e. Kateterisasi jantung
3. Foto thorax
4. Ecocardiogram

G. Penatalaksanaan
1. Nitrat
Nitrat meningkatkan pemberian D2 miokard dengan dilatasi arteri epikardial tanpa
mempengaruhi, resistensi arteriol arteri intramiokard.
2. Beta Bloker
Beta bloker tetap merupakan pengobatan utama karena pada sebagian besar penderita akan
mengurangi keluhan angina
3. Ca-antagonis
Kerjanya mengurangi beban jantung dan menghilangkan spasma koroner, penderita akan
mengurangi keluhan angina.
4. Antipletelet dan antikoagulen
Segi lain dari pengobatan angina adalah pemberian antipletelet dan anti kugulan.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT CHEST PAIN

A. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. Airway
1) Bagaimana kepatenan jalan nafas
2) Apakah ada sumbatan / penumpukan sekret di jalan nafas?
3) Bagaimana bunyi nafasnya, apakah ada bunyi nafas tambahan?
b. Breathing
1) Bagaimana pola nafasnya ? Frekuensinya? Kedalaman dan iramanya?
2) Aapakah menggunakan otot bantu pernafasan?
3) Apakah ada bunyi nafas tambahan?
c. Circulation
1) Bagaimana dengan nadi perifer dan nadi karotis? Kualitas (isi dan tegangan).
2) Bagaimana Capillary refillnya, apakah ada akral dingin, sianosis atau oliguri?
3) Apakah ada penurunan kesadaran?
4) Bagaimana tanda-tanda vitalnya ? T, S, N, RR, HR?
2. Pengkajian Sekunder
Hal-hal penting yang perlu dikaji lebih jauh pada nyeri dada (koroner) :
a. Lokasi nyeri
Dimana tempat mulainya, penjalarannya (nyeri dada koroner : mulai dari sternal menjalar ke
leher, dagu atau bahu sampai lengan kiri bagian ulna)
b. Sifat nyeri
Perasaan penuh, rasa berat seperti kejang, meremas, menusuk, mencekik/rasa terbakar, dll.
c. Ciri rasa nyeri
Derajat nyeri, lamanya, berapa kali timbul dalam jangka waktu tertentu.
d. Kronologis nyeri
Awal timbul nyeri serta perkembangannya secara berurutan
e. Keadaan pada waktu serangan
Apakah timbul pada saat-saat / kondisi tertentu
f. Faktor yang memperkuat / meringankan rasa nyeri misalnya sikap/posisi tubuh, pergerakan,
tekanan, dll.
g. Gejala lain yang mungkin ada atau tidaknya hubungan dengan nyeri dada.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan kenyamanan nyeri (nyeri akut) b.d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan
arteri, inflamasi jaringan.
2. Perubahan perfusi jaringan (otot jantung) b.d penurunan aliran darah.
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai O2 dan kebutuhan metabolisme
jaringan
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Prinsip-prinsip Tindakan :
1. Tirah baring (bedrest) dengan posisi fowler / semi fowler.
2. Melakukan EKG 12 lead kalau perlu 24 lead
3. Mengobservasi tanda-tanda vital
4. Kolaborasi pemberian O2 dan pemberian obat-obat analgesik, penenang, nitrogliserin,
Calcium antagonis dan observasi efek samping obat.
5. Memasang infus dan memberi ketenangan pada klien
6. Mengambil sampel darah
7. Mengurangi rangsang lingkungan
8. Bersikap tenang dalam bekerja
9. Mengobservasi tanda-tanda komplikasi
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nyeri dada adalah perasaan nyeri / tidak enak yang mengganggu daerah dada dan seringkali
merupakan rasa nyeri yang diproyeksikan pada dinding dada (referred pain). Nyeri Coroner
adalah rasa sakit akibat terjadinya iskemik miokard karena suplai aliran darah koroner yang
pada suatu saat tidak mencukupi untuk kebutuhan metabolisme miokard.
Nyeri dada akibat penyakit paru misalnya radang pleura (pleuritis) karena lapisan paru saja
yang bisa merupakan sumber rasa sakit, sedang pleura viseralis dan parenkim paru tidak
menimbulkan rasa sakit (Himawan, 1996)

Anda mungkin juga menyukai