Praktikum 1
Praktikum 1
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN
(Sortasi dan Grading Bahan Hasil Pertanian)
Oleh :
Nama : Siti Hana Nur Sabrina
NPM : 240110150039
Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 25 September 2017
Waktu / Shift : 15.30 17.30 WIB/A2
Co. Ass : 1. Adryani Tresna W
2. Bintari Ayuningtyas
3. Eki Dwiyan Saputra
4. Mizanul Hakam
2.2 Grading
Grading adalah proses pemilihan bahan berdasarkan permintaankonsumen
atau berdasarkan nilai komersilnya. Sortasi dan grading berkait eratdengan tingkat
selera konsumen suatu produk atau segmen pasar yang akan ditujudalam pemasaran suatu
produk. Terlebih apabila yang akan dituju adalah segmenpasar tingkat menengah
ke atas dan atau segmen pasar luar negeri.
Kegiatan sortasi dan grading sangat menentukan apakah suatu produk
laku pasar atau tidak.Pada kegiatan grading penentuan mutu hasil panen biasanya
didasarkanpada kebersihan produk, aspek kesehatan, ukuran, bobot, warna,
bentuk,kematangan, kesegaran, ada atau tidak adanya serangan/kerusakan oleh
penyakit,adanya kerusakan oleh serangga, dan luka/lecet oleh faktor mekanis.
Pada usaha budidaya tanaman, penyortiran produk hasil panenan dilakukan secara
manual,yaitu menggunakan tangan. Sedang grading dapat dilakukan secara
manual ataumenggunakan mesin penyortir. Grading secara manual memerlukan
tenaga yang terampil dan terlatih, dan bila hasil panen dalam jumlah besar akan
memerlukanlebih banyak tenaga kerja.
2.3 Kakao
Kakao (Theobroma cacao L.) adalah pohon budidaya di perkebunan yang
berasal dari Amerika Selatan, namun sekarang ditanam di berbagai
kawasan tropika. Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang dikenal
sebagai cokelat. Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial)
berbentuk pohon, di alam dapat mencapai ketinggian 10m. Meskipun demikian,
dalam pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari 5m tetapi
dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak
cabang produktif.
Bunga kakao, sebagaimana anggota Sterculiaceae lainnya, tumbuh
langsung dari batang (cauliflorous). Bunga sempurna berukuran kecil (diameter
maksimum 3 cm), tunggal, namun nampak terangkai karena sering sejumlah
bunga muncul dari satu titik tunas.Penyerbukan bunga dilakukan oleh serangga
(terutama lalat kecil (midge) Forcipomyia, semut bersayap, afid, dan beberapa
lebah Trigona) yang biasanya terjadi pada malam hari1. Bunga siap
diserbuki dalam jangka waktu beberapa hari.
3. Kakao Trinitario
Merupakan hybrida dari jenis kakao Criollo dan Forastero secara alami
sehingga jenis kakao ini sangat heterogen.
Pemeraman buah
Pemecahan buah
Fermentasi biji
Pencucian
Pengeringan
Sortasi biji
Pengemasan
penyimpanan
3.2 Prosedur
1. Buah kakao yang sudah masak dipenen terlebih dahulu.
2. Pemeraman biji kakao
3. Pemecahan buah kakao menjadi bij.
4. Fermentasi biji dilakukan untuk meluruhkan lendir (pulp) yang terdapat pada
kulit biji sehingga setelah disangrai biji kakao menjadi lebih beraroma.
Fermentasi dilakukan dengan meletakan biji biji kakao segar kedalam kotak
kayu yang sudah dilubangi bawahnya. Tumpukan biji kakao diaduk setiap satu
hari sekali. Lama fermentasi biji kakao adalah 6-7 hari.
5. Pencucian biji kakao, setelah difermentasi biji biji kakao lalu dicuci
menggunakan air bersih . Pencucian dilakukan agar bentuk biji bagus, warna
kulit lebih mengkilap , kadar kulit biji lebih rendah dan biji lebih tahan dari
serangan jamur dan serangga selama penyimpanan.
6. Pengeringan dilakukan untuk menurunkan kadar air biji yang awalnya 60 %
menjadi sekitar 6 - 7 %. Kadar air yang demikian membuat kualitas biji tidak
akan menurun selama penyimpanan maupun pengangkutan. Pengeringan dapat
dilakukan dengan menjemur biji dibawah terik matahari atau menggunakan
alat pengering (drying) atau menggunakab kombinasi keduanya.
7. Setelah pengeringan selesai dilakukan biji yang diperoleh sebaiknya
ditempering lebih dulu sebelum disortasi dan dikemas. Tempering adalah
penyesuaian suhu biji dengan suhu udara sekitar yang dilakukan dengan
meletakan biji selama minima 5 jam. Lalu setelah itu biji kakao disortasi untuk
mengelompokan biji berdasarkan penampakan fisik dan ukuran bijinya. Biji
biji kakao kualitas ekspor (standar aa) dipisahkan dari kualitas sedang (standar
a dan b ) dan kualitas rendah (standar c dan d).
8. Setelah disortir biji biji kakao tersebut dikemas dalam karung goni. Satu
karung goni umumnya hanya menampung tidak lebih dari 60 kg. Setip karung
diberi label yang menunjukan jenis mutu dan identitas produsen (kebun atau
koprasi, perusahaan).
9. Karung karung tersebut kemudian disimpan atau langsung dapat dijual. Jika
disimpan, karung karung tersebut harus ditumpuk dalam gudang yang bersih,
memiliki ventilasi udara dan jauh dari benda benda beraroma tajam seperti
solar , bensin atau sampah organik.
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
Tabel 1. Syarat Mutu Umum Biji Kakao
No Parameter Uji Persyaratan
1 Serangga hidup Tidak ada
2 Kadar air (bb) Maksimal 7,5 %
3 Biji berbau asap atau abnormal atau berbau asing Tidak ada
4 Kadar benda benda asing Tidak ada
5 Kadar biji pecah Maksimal 2 %
Tabel 4. Syarat Mutu Umum Biji Kakao Kering Dengan Ragi T = 550C
No Persyaratan uji Persyaratan Ulangan Ulangan Ulangan Rata
1 2 3 rata
1 Serangga hidup Tidak ada 0 0 0 0
2 Kadar air Maksimal 5,93 % 6,74 % 6,65 % 6,44 %
7,5 %
3 Biji berbau asap atau Tidak ada 0 0 0 0
abnormal dan atau
berbau asing
4 Kadar benda benda Tidak ada 0 0 0 0
asing
5 Kadar biji pecah Maksimal 2- 0,65 % 1,81 % 1,23 %
%
Tabel 5. Kadar Biji Cacat Biji Kakao Kering dengan Ragi T =55C
No. Karakteristik Persyaratan Hasil Uji
Mutu Mutu Mutu Ulangan Ulangan Ulangan Rata-
1 II III I II III rata
1. Kadar biji
2% 4% 4% 0 0 0 0
berjamur
2. Kadar biji
3% 8% 20% 1,56% 2,84% 2,16% 2,18%
slaty
3. Kadar biji
1% 2% 2% 0 0 0 0
berserangga
4. Kadar
1,5% 2,0% 3,0% 3,06% 0,53% 1,26% 1,62%
kotoran/waste
5. Kadar biji
2% 3% 3% 0 0 0 0
berkecambah
Tabel 7. Kadar Biji Cacat Biji Kakao Kering dengan Ragi T =60C
No. Karakteristik Persyaratan Hasil Uji
Mutu Mutu Mutu Ulangan Ulangan Ulangan Rata-
1 II III I II III rata
1. Kadar biji
2% 4% 4% 0 0 0 0
berjamur
2. Kadar biji 2,54
3% 8% 20% 3,12% 1,14% 3,37%
slaty %
3. Kadar biji
1% 2% 2% 0 0 0 0
berserangga
4. Kadar
1,5% 2,0% 3,0% 0,31% 0,80% 1,14% 0,75%
kotoran/waste
5. Kadar biji
2% 3% 3% 0 0 0 0
berkecambah
Tabel 10. Mutu Umum Biji Kakao Kering Tanpa Ragi T =55C
Ulangan Ulangan Ulangan Rata-
No. Persyaratan Uji Persyaratan
I II III rata
1. Serangga hidup Tidak ada 0 0 0 0
2. Kadar air Maksimal 7,5% 6,54% 6,77% 6,60% 6,64%
Biji berbau asap
3. atau abnormal dan Tidak ada 0 0 0 0
atau berbau asing
Kadar benda-benda
4. Tidak ada 0 0 0 0
asing
5. Kadar biji pecah Maksimal 2% 0 0 0 0
Tabel 11. Kadar Biji Cacat Biji Kakao Kering Tanpa Ragi T =55C
No. Karakteristik Persyaratan Hasil Uji
Mutu Mutu Mutu Ulangan Ulangan Ulangan Rata-
1 II III I II III rata
1. Kadar biji
2% 4% 4% 0 0 0 0
berjamur
2. Kadar biji
3% 8% 20% 0 0 0 0
slaty
3. Kadar biji
1% 2% 2% 0 0 0 0
berserangga
4. Kadar
1,5% 2,0% 3,0% 0 0 0 0
kotoran/waste
5. Kadar biji
2% 3% 3% 0 0 0 0
berkecambah
Tabel 12. Mutu Umum Biji Kakao Kering Tanpa Ragi T =60C
Ulangan Ulangan Ulangan Rata-
No. Persyaratan Uji Persyaratan
I II III rata
1. Serangga hidup Tidak ada 0 0 0 0
2. Kadar air Maksimal 7,5% 6,57% 6,51% 6,00% 6,36%
Biji berbau asap
3. atau abnormal dan Tidak ada 0 0 0 0
atau berbau asing
Kadar benda-benda
4. Tidak ada 0 0 0 0
asing
5. Kadar biji pecah Maksimal 2% 0 0 0 0
Tabel 13. Kadar Biji Cacat Biji Kakao Kering Tanpa Ragi T =60C
No. Karakteristik Persyaratan Hasil Uji
Mutu Mutu Mutu Ulangan Ulangan Ulangan Rata-
1 II III I II III rata
1. Kadar biji
2% 4% 4% 0 0 0 0
berjamur
2. Kadar biji
3% 8% 20% 0 0 0 0
slaty
3. Kadar biji
1% 2% 2% 0 0 0 0
berserangga
4. Kadar
1,5% 2,0% 3,0% 1,97% 0 0 1,97%
kotoran/waste
5. Kadar biji
2% 3% 3% 0 0 0 0
berkecambah
Tabel 14. Mutu Umum Biji Kakao Kering Tanpa Ragi T =65C
Ulangan Ulangan Ulangan Rata-
No. Persyaratan Uji Persyaratan
I II III rata
1. Serangga hidup Tidak ada 0 0 0 0
2. Kadar air Maksimal 7,5% 6,61% 6,53% 6,49% 6,54%
Biji berbau asap
3. atau abnormal dan Tidak ada 0 0 0 0
atau berbau asing
Kadar benda-benda
4. Tidak ada 0 0 0 0
asing
5. Kadar biji pecah Maksimal 2% 0 0 0 0
Tabel 15. Kadar Biji Cacat Biji Kakao Kering Tanpa Ragi T =65C
No. Karakteristik Persyaratan Hasil Uji
Mutu Mutu Mutu Ulangan Ulangan Ulangan Rata-
1 II III I II III rata
1. Kadar biji
2% 4% 4% 0 0 0 0
berjamur
2. Kadar biji
3% 8% 20% 0 0 0 0
slaty
3. Kadar biji
1% 2% 2% 0 0 0 0
berserangga
4. Kadar
1,5% 2,0% 3,0% 0,64% 1,34% 0 0,99%
kotoran/waste
5. Kadar biji
2% 3% 3% 0 0 0 0
berkecambah
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini mengenai sortasi dan gading pada bahan hasil
pertanian. Tujuan dari praktikum ini yaitu agar mempelajari proses sortasi dan
grading dan melakukan pengamatan kualitas / standar mutu biji kakao. Kako
merupakan salah satu tanaman perkebunan yang dikembangkan dalam rangka
peningkatan sumber devisa negara dari sektor nonmigas. Kakao adalah pohon
budidaya diperkebunan yang berasal dari amerika selatan namun sekarang
ditanam diberbagai kawasan tropis dan indonesia merupakan negara tropis yang
menghasilkan buah kakao terbesar ke 3 didunia. Dari biji tumbuhan ini dihasilkan
produk olahan yang dikenal sebagai cokalat.
Pengolahan biji kakao memerlukan beberapa tahapan proses yang sangat
menentukan mutu biji kakao yang dihasilkan. Dari diagram alir telah dijelaskan
beberapa tahapan mengenai proses pengolahan buah kakao menjadi biji kakao.
Buah kakao dipanen dari tanaman menggunakan tangan untuk ketinggian yang
terjangkau atau menggunakan tongkat pengait buah. Buah kakao kemudian
dikumpulkan dalam keranjang dan dibawa ketempat pengolahan. Ditempat
pengolahan buah kakao dipecahkan bijinya dipisahkan dari kulitnya, selanjutnya
biji yang terpisah lalu difermentasi dan dibersihkan dari lendirmya. Pembersihan
lendir ini sangat penting dilakukan. Setelah fermentasi selesai selapu lendir yang
menempel pada biji akan mudah lepas karena ikatan enzimnya sudah lemah.
Setelah biji kakao bersih dan beraroma khas coklat didapatkan, harus segera
dikeringkan. Pengeringan dilakukan untuk menghentikan proses fermentasi. Bila
proses fermentasi terus berlangsung, maka akan terjadi penurunan biji kakao.
Setelah dikeringkan selanjutnya dilakukan sortasi biji sesuai dengan ukuran dan
fisik dari biji berdasarkan kelasnya.
Selama sortasi segalam macam kotoran harus dibuang agar tidak terikut
dalam penyimpanan. Setelah disortir biji biji tersebut dikemas kedalam karung
dan disimpan. Tempat penyimpanan harus bersih dan terdapat ventilasi udara dan
terhindar dari benda benda yang memiliki aroma yang tajam agar biji biji
kakao tidak tercemar dari bau benda benda tersebut.
Salah satu jenis dari biji kakao yaitu jenis forastero (lindak). Jenis
forastero merupakan kakao yang bermutu rendah atau bulk cocoa atau yang lebih
dikenal dengan ordinary cocoa . kakao forastero biasanya berwarna hijau dengan
kulit yang lebih tebal. Biji berbentuk gepeng dan tipis dengan kotiledon berwarna
ungu basah. Ciri ciri dari kakao forastero yaitu pertumbuhan tanaman kuat dan
produksinya tinggi, masa berbuah lebih awal, umumnya diperbanyak dengan
seamaian hibrida, relatif lebih tahan dari serangan hama dan penyakit, kulit buah
aga keras tetapi permukaanya halus, alur alur pada kulit buah agak dalam, ada
yang memiliki bottle neck dan ada pula yang tidak memilikinya, endospermaenya
berwarna ungu tua dan berbentuk gepeng, proses fermentasinya lebih lama, rasa
lebih pahit.
Biji kakao jenis ini merupakan jenis biji yang dibutuhkan oleh industri,
khususnya oleh industri makanan coklat seperti susu, lemak kakao dan bubuk
kakao dibandingkan dengan jenis kakao criollo atau biji kakao mulia. Diambil
dari varietas forastero. Pasar kakao jenis ini kurang mengutamakan flavor dari
kakao dan ada sekitar 90 % dari pasar dunia.
BAB VII
KESIMPULAN
Elna Karmawati, dkk. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kakao. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Perkebunan.
Firdausil AB, Nasriati, A. Yani. 2008. Teknologi Budidaya Kakao. Balai Besar
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.