Anda di halaman 1dari 7

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum 1/1

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PERTAMBANGAN UMUM

Prinsip Dasar Keselamatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu usaha untuk dapat melaksanakan pekerjaan
tanpa kecelakaan dan penyakit, memberikan suasana dan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat
agar dapat dicapai hasil yang optimal dan bebas dari segala bahaya.
Tujuan K3 adalah pencegahan agar tenaga kerja tidak mendapat luka/cedera/sakit dan tidak terjadi
kerusakan alat produksi dan kerugian perusahaan dengan menghilangkan/meniadakan bahaya dan sumber
penyakit.
K3 pada prinsipnya mengadakan pengawasan terhadap 4 M, yaitu Manusia, Mesin, Material dan
Metode Kerja:

Manusia

Suasana Kerja Nyaman


Mesin Sehat
Lingk. Kerja
Pengawasan 4 M Tindakan Kerja Aman
Material

Metoda

Dasar-Dasar Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja:

1. Kecelakaan yang terjadi karena disebabkan sesuatu. Bahwa kecelakaan dapat terjadi tentu adanya
penyebabnya.
2. Dengan adanya penyebab kecelakaan maka dimungkinkan dan harus dilakukan pencegahan dan dapat
dihilangkan penyebabnya untuk menghindari / menghilangkan kecelakaan tersebut.
3. Setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan aman dan selamat dengan memahami terlebih dahulu dan
mengambil langkah langkah:
a. Mengenal pekerjaan yang akan dilakukan
b. Mampu melakukan pekerjaan dengan benar
c. Mengetahui dan mampu mengenal bahaya yang akan terjadi pada pekerjaan yang akan dilakukan.
d. Mengetahui dan mampu mengantisipasi dan menghilangkan bahaya tersebut.
4. Identifikasi Bahaya merupakan:
a. Awal tindakan pengendalian kecelakaan
b. Sebagai input untuk mengukur besarnya bahaya
c. Tindakan antisipasi pengelolaan bahaya dan koordinasi
5. Hakekat dan Filosofi K3
a. K3 memiliki Nilai Ekonomis
K3 memiliki nilai yang sama dengan produksi, dan biaya. Pekerjaan tambang tanpa K3 dan terjadi
kecelakaan akan merugikan perusahaan karena setiap kecelakaan selalu berhubungan dengan
biaya dan produksi.
b. K3 memiliki Nilai Kemanusiaan
Setiap tenaga kerja memiliki nilai harkat dan martabat sebagai manusia yang harus diperlakukan
secara manusiawi, termasuk keselamatan kerjanya.
c. K3 memiliki Nilai Teknis
Telah dijelaskan bahwa kecelakaan selalu ada sebabnya. Secara teknis dapat dilakukan tindakan
pencegahannya.

Planning Department PT. MBM LATI D:Budhi/Teori Penambangan/Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum 2/2

6. Pendekatan Kontrol K3
a. Pedekatan Teknis
Dalam pencegahan kecelakaan harus dilakukan langkah-langkah teknis baik dengan peraturan
pemerintah maupun peraturan perusahaan mengenai K3.
b. Pendekatan Psychologis
Tenaga kerja memiliki karater yang menentukan dalam pelaksanaan dan kepatuhan terhadap K3.
c. Pendekatan Manajemen
Pada setiap kegiatan yang mengelolaan organisasi dan tenaga kerja, maka peranan manajemen
sangat menentukan. Setiap perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan dan pengawasan K3
harus terintegrasi dengan operasional tambang

Hubungan Keselamatan Kerja dengan Produksi

Keselamatan kerja adalah salah satu bagian dari produksi. Bagian bagian produksi lainnya adalah:
Jumlah Produk (kuantita) dan Mutu Produk (kualita). K3 menentukan kuantita dan kualita produk. Oleh
karena itu, PRODUKSI adalah kualita + kuantita keselamatan kerja.
Untuk mencapai produksi secara efisien dan aman, maka perlu adanya keselamatan kerja. Dalam
pengertian bahwa pada setiap pekerjaan tidak terjadi kecelakaan dengan cara-cara pencegahan kecelakaan
dengan pelaksanaan keselamatan kerja secara efektif.
Dengan pedoman bahwa Produksi adalah kuantita, kualita dan keselamatan kerja, maka produksi
berkurang/terganggu kalau terjadi kecelakaan. Oleh karena itu, kecelakaan harus dicegah, dihindari atau
dihilangkan.
Pencegashan kecelakaan merupakan kunci penting bagi produksi, yaitu terlaksanannya keselamatan
kerja secara efektif. Oleh karena itu, jelas bahwa keselamatan kerja menjadi penting bagi produksi.

Kebutuhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan

K3 pertambangan merupakan suatu kebutuhan dalam operasional produksi tambang. K3 harus


terintegrasi baik dalam perencanaan maupun proses produksi, dengan pertimbangan dan tuntutan sebagai
berikut:
1. Pembangunan pertambangan yang berkelanjutan perlu memperhatikan aspek kualitas serta hak hak
tenaga kerja atas keselamatan dan kesejahteraannya.
2. Karakteristik pembangunan pertambangan yang memiliki potensi bahaya yang besar yang dapat
menimbulkan kecelakaan harus mendapat perhatian serius.
3. Orientasi dan pandangan pelaku bisnis pertambangan yang memiliki persepsi Profit Oriented perlu
diarahkan untuk memiliki juga Safety Oriented yang merupakan bagian integral dalam proses
produksi. K3 harus merupakan bagian produksi untuk tercapainya efesiensi dan produktivitas.
4. Kebijaksanaan dan Peraturan yang ditetapkan pemerintah, dengan ditetapkannya Keputusan Mentri
Pertambangan dan energi No. 555.K/26/MPE/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang
Pertambangan Umum yang wajib dipatuhi baik oelh pimpinanan perusahaan, Kepala Teknik Tambang,
Manajemen dan seluruh tenaga Kerja.

Siapa yang terlibat dalam keselamatan kerja?


Jawab:

1. Pemerintah
Sebagai unsur yang membuat kebijaksanaan, pengaturan, pembinaan, serta pengawsan keselamatan
kerja.

2. Perusahaan
Sebagai unsur yang memiliki kewajiban dan tanggungjawab atas terlaksananya keselamatan kerja, baik
untuk kepentingan perusahaan maupun tenaga kerja.

Planning Department PT. MBM LATI D:Budhi/Teori Penambangan/Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum 3/3

3. Konsumen
Sebagai unsur yang menentukan bahwa konsumen memiliki hak untuk menerima atau tidak produk
tambang yang memenuhi keselamatan kerja.

4. Masyarakat
Hubungan dengan masyarakat yang harmonis, apabila setiap kegiatan pertambangan tidak
menimbulkan beban baik kecelakaan tenaga kerja maupun penyakit kerja pada sekitarnya.

5. Tenaga Kerja
Tanggungjawab Keselamatan Kerja pada operasional lapangan merupakan tanggungjawab pimpinan
perusahaan, kepala teknik tambang, manajemen/pimpinan unit kerja, dan setiap tenaga kerja.

Manfaat Keselamatan Kerja

1. Mengurangi atau menghilangkan biaya perusahaan selain produksi.


2. Menjamin suatu produk yang memenuhi target.
3. menjamin pekerjaan lancar tanpa hambatan.
4. Menyelamatkan tenaga kerja dari cedera, sakit dan kehilangan nafkah
5. Menyelamatkan keluarga, rekan korban dan masyarakat dari kesedihan/derita.
6. Menyelamatkan perusahaan dari kehilangan produksi, biaya/keuntungan, dan tenaga yang memiliki
keterampilan.

Prinsip Dasar Kesehatan Kerja

Azas Dasar Kesehatan Kerja

1. Rekognisi
- Rekognisi adalah usaha untuk mengenali atau menentukan adanya factor berbahaya dalam
lingkungan kerja.
- Memerlukan pengetahuan sifat bahaya pada proses operasional pertambangan
- Mampu mendeteksi adanya bahaya.

2. Evaluasi
- Mengetahui berapa besar pengaruh bahaya terhadap tenaga kerja. Bila factor bahaya adalah
akibat kontaminasi udara, perlu diketahui jenis dan jumlah dibandingkan dengan standar.
- Mengetahui jenis usaha apa yang perlu dilakukan untuk mengendalikan bahaya tersebut.
Harus ditemukan sumber bahaya atau kontaminasi udara/kimia di lingkungan kerja.

3. Pengendalian
Melakuakan kontrol apabila tingkat bahaya dari kontaminasi udara/kimia melebihi nilai ambang
batas yang ditentukan. Cara yang dilakukan bias dengan teknologi tepat guna, isolasi sumber
bahaya, penggantian material/alat, pemasangan alat proteksi alat dan alat proteksi diri tenaga
kerja, mutasi tenaga kerja.

Planning Department PT. MBM LATI D:Budhi/Teori Penambangan/Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum 4/4

Gangguan pada Kesehatan dan Daya Kerja

Kesehatan dan daya kerja pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor keseimbangan beban
kerja, beban tambahan akibat lingkungan kerja dan kapasitas kerja yang diterima.

GANGGUAN PADA KESEHATAN DAN DAYA KERJA


Beban Kerja Beban Tambahan Kapasitas Kerja
Fisik diterima oleh tenaga Fisika (Penerangan, Keterampilan dan Kemampuan
kerja bongkar muat dan suhu/kelembaban udara, Keserasian
mengangkat barang vibrasi, radiasi, kebisingan)
Jenis kelamin
Mental diterima oleh Kimia (Gas, Debu, Fume/Asap,
seseorang sebagai Cairan Kimia) Usia
pengusaha Biologi (Serangga, Jamur, Ukuran Tubuh
Sosial diterima oleh Bakteri, Cacing Tambang)
seseorang sebagai petugas Ergonomi (Posisi Kerja,
sosial Gerakan Monoton,
Beban/Tekanan)

POTENSI BAHAYA PADA KESEHATAN


Bahan Kimia Fisik Biologi Ergonomic
Radiasi Serangga
Cairan Kimia Posisi Kerja
Kebisingan Jamur
Gas Gerakan Monoton
Getaran Bakteria/Virus
Mist Beban/Tekanan
Temperatur Cacing Tambang

Pengendalian Bahaya Kesehatan :

Substitusi (Peralatan Pengganti): Apabila terdapat peralatan yang memiliki potensi besar terhadap
gangguan kesehatan tenaga kerja dan masih ada peralatan lain yang dapat menggantikannya, maka
peralatan tersebut harus diganti dengan yang memenuhi syarat. Peralatan penggati (substitusi) harus
memiliki karakteristik yang potansi bahayanya lebih kecil dari peralatan sebelumnya.

Eliminasi: Ada berbagai cara untuk mengeliminasi/mengurangi paparan yang dapat menimbulkan bahaya
kesehatan yang besar. Cara mengeliminasi paparan tersebut antara lain dengan memindahkan peralatan,
memasang komponen yang dapat meredam/menahan bahaya tersebut, pada lokasi maupun pada alat itu
sendiri.

Sistem Ventilasi : Kondisi tempat kerja harus menjamin keamanan dan kenyamanan pekerja. Potensi
bahaya dari suhu, debu dan kelembaban dapat diatasi dengan membuat system ventilasi yang baik,
sehingga potensi bahaya dari material tersebut dapat dikurangi seminimal mungkin.

Housekeeping : Housekeeping memiliki peranan yang penting pada aspek kesehatan kerja, terutama pada
penempatan peralatan kerja dan bahan bahan kimia yang termasuk bahan berbahaya. Housekeeping
(penataan tempat kerja) yang baik akan memudahkan mobilitas tenaga kerja.

Protective Devices : Apabila Kondisi lingkungan kerja sedemikian sulit untuk dilakukan perbaikan agar
memiliki keamanan dan keyamanan serta tidak dapat dihindari potensi bahaya kesehatan bagi tenaga kerja,
maka alat pelindung diri ( alat proteksi diri) merupakan jalan terbaik untuk mengatasinya. Alat Pelindung Diri
(APD) inipun akan kurang bermanfaat apabila tidak memenuhi syarat yang sesuai dengan kondisi
kerja/potensi bahaya yang dihadapi, mutu yang baik, perawatan, penggantian berkala, kepatuhan
pemakaiannya.

Planning Department PT. MBM LATI D:Budhi/Teori Penambangan/Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum 5/5

General Check Up dan Perawatan Kesehatan : Pemeriksaan Kesehatan bagi tenaga kerja harus
dilakukan mulai awal kerja dan secara berkala sesuai dengan peraturan yang berlaku. Apabila tenaga kerja
sudah terkena penyakit akibat bekerja, maka harus dilakukan perawatan/pengobatan sampai tenaga kerja
tersebut kembali sehat seperti keadaan waktu masuk kerja.

Mutasi (Personnal Replacement) : Apabila Usaha usaha tersebut diatas sudah dilakukan dengan baik
dan sistematis, namun tenaga kerja yang bekerja pada suatu tempat yang memiliki potensi bahaya
kesehatan tinggi tetap tidak bias lepas dari gangguan kesehatannya, maka harus dilakukan langkah mutasi
tenaga kerja tersebut. Mutasi (replacement) tersebut sangat penting, agar tenaga kerja tersebut tidak
berkelanjutan menerima paparan yang membahayakan kesehatan yang terakumulasi lebih berat.

Monitoring : Untuk mengetahui kondisi kerja yang memiliki potensi bahaya kesehatan terhadap tenaga
kerja, maka harus ditunjuk petugas yang melakukan monitoring secara berkala. Hasil monitoring dicatat
sebagai bahan evaluasi dan tindakan tindakan yang harus dilakukan sehingga dapat menjaga keamanan
dan keyamanannya.

Kecelakaan Tambang

Kecelakaan adalah kejadian yang tidak direncanakan, tidak diduga, tidak dikehendaki, yang menimpa
seseorang yang dating dari luar tubuh manusia dan mengakibatkan orang tersebut cedera atau mati.
Kecelakaan dapat terjadi sewaktu-waktu, di setiap tempat kerja dan menimpa tenaga kerja, sehingga
sering merugikan baik terhadap tenaga kerja, maupun peralatan kerja.

Tidak direncanakan UNSAFE ACT


Tidak diduga KORBAN
Tidak dikehendaki DAN ALAT
UNSAFE CONDITION

Kegiatan terganggu Cedera/Mati pada Manusia


Produksi Terhenti Kerusakan Peralatan

Kecelakaan Tambang adalah kecelakaan yang terjadi pada kegiatan pertambangan dalam waktu antara
mulai masuk dan mengakhiri bekerja.

Kecelakaan dapat dikatagorikan dalam kecelakaan tambang apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Benar benar terjadi
2. Mengakibatkan cidera pekerja tambang dan atau orang yang dizinkan oleh Kepala Teknik Tambang
3. Akibat kegiatan usaha pertambangan
4. Terjadi pada jam kerja
5. Terjadi di dalam wilayah kegiatan usaha pertambangan atau wilayah proyek.

Penggolongan Cedera Akibat Kecelakaan Tambang

Cedera akibat kecelakaan tambang harus dicatat dan digolongkan dalam beberapa katagori dengan
tujuan untuk evaluasi seberapa besar frekwensi atau kekerapan kecelakaan terjadi setiap waktu tertentu

Planning Department PT. MBM LATI D:Budhi/Teori Penambangan/Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum 6/6

(triwulan, semester, tahunan) dan untuk memperkirakan berapa besar derita dan kerugian kehilangan hari
kerja. Penggolongan kecelakaan tambang dikatagorikan menjadi 3 yaitu :
1. Ringan
2. Berat
3. Mati

Penjelasannya dapat dilihat sesuai peraturan Kepmen Pertambangan dan Energi No.
555.K/26/MPE/1995 pasal 40.
Anatomi Kecelakaan Tambang berdasarkan penyebab, kejadian dan akibat kecelakaan terbagi
menjadi:
1. Pendorong Terjadinya Kecelakaan
a. Faktor Pengawasan
Intruksi tentang K3 tidak memadai
Peraturan K3 tidak ditekankan
K3 belum dianggap bagian dari pekerjaan
Komunikasi K3 tidak cukup
b. Faktor Mental Tenaga Kerja
Perhatian terhadap K3 masih kurang
Kurang kerjasama antara pekerja
Reaksi lamban dan tidak tepat
Emosional Pemarah
Gugup Nervous
c. Faktor Fisik
Terlalu lelah
Pendengaran kurang baik
Pandangan kurang jelas
Cacat jasmani
2. Tindakan Tidak Aman
a. Alat pelindung diri tidak dipakai
b. Berjalan pada jalur yang salah
c. Memperbaiki alat pada saat mesin/alat berjalan
d. Mengoperasikan alat dengan tidak benar/bukan wewenangnya
3. Kondisi Tidak Aman
a. Alat pelindung diri tidak memadai
b. Housekeeping tidak baik
c. Alat yang tidak laik jalan masih dipakai
d. Tidak ada pengaman mesin
e. Jalan licin
4. Jenis Kecelakaan
a. Terjatuh
b. Terbentur
c. Terpeleset
d. Terkena Ledakan
e. Terjepit
f. Terpapar bahan kimia, gas, debu, dll
5. Akibat Kecelakaan
a. Cedera
b. Mati
c. Kerugian

Planning Department PT. MBM LATI D:Budhi/Teori Penambangan/Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Filename: KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.doc
Directory: \\bumamail\Inetpub\wwwroot2\theorynscience
Template: C:\Documents and Settings\herbirowoa.BUMA-
HQD\Application Data\Microsoft\Templates\Normal.dot
Title: KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Subject:
Author: user
Keywords:
Comments:
Creation Date: 5/26/2002 1:15 PM
Change Number: 44
Last Saved On: 10/30/2003 3:47 PM
Last Saved By: Planning Department
Total Editing Time: 295 Minutes
Last Printed On: 11/3/2003 9:56 AM
As of Last Complete Printing
Number of Pages: 6
Number of Words: 1,931 (approx.)
Number of Characters: 11,010 (approx.)

Anda mungkin juga menyukai