Kasus tanjung Priok terjadi tahun 1984 antara aparat dengan warga sekitar yang
berawal dari masalah SARA dan unsur politis.
Peristiwa ini dipicu oleh warga sekitar yang melakukan demonstrasi pada pemerintah
dan aparat yang hendak melakukan pemindahan makam keramat Mbah Priok. Para
warga yang menolak dan marah kemudian melakukan unjuk rasa, hingga memicu
bentrok antara warga dengan anggota polisi dan TNI.
Dalam peristiwa ini diduga terjadi pelanggaran HAM dimana terdapat ratusan korban
meninggal dunia akibat kekerasan dan penembakan.
Peristiwa beserta pembunuhan ini terjadi pada tahun 1998. Pada saat itu di
Banyuwangi lagi hangat-hangatnya terjadi praktek dukun santet di desa-desa mereka.
Warga sekitar yang berjumlah banyak mulai melakukan kerusuhan berupa
penangkapan dan pembunuhan terhadap orang yang dituduh sebagai dukun santet.
Sejumlah orang yang dituduh dukun santet dibunuh, ada yang dipancung, dibacok
bahkan dibakar hidup-hidup. Tentu saja polisi bersama anggota TNI dan ABRI tidak
tinggal diam, mereka menyelamatkan orang yang dituduh dukun santet yang masih
selamat dari amukan warga.