Anda di halaman 1dari 10

ASUHA KEPERAWATAN HIPOGLIKEMIA

DEFINISI
Hipoglikemia (kadar glukosa darah yang abnormal rendah) terjadi kalau kadar glukosa
darah turun dibawah 50-60 mg/dl (2,7-3,3 mmol/L). (Brunner and Suddarth, 2002).
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara abnormal
rendah.(http://WWW.Medicastore.com, 2005).

ETIOLOGI

Hipoglikemia bisa disebabkan oleh :

1. Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pankreas


2. Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada penderita
diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya
3. Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal
4. Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan glukosa hati

Secara umum, hipoglikemia dapat dikategorikan sebagai yang berhubungan dengan obat dan
yang tidak berhubungan dengan obat.
Sebagian besar kasus hipoglikemia terjadi pada penderita diabetes dan berhubungan dengan
obat.
Hipoglikemia yang tidak berhubungan dengan obat lebih jauh dapat dibagi lagi menjadi :
- Hipoglikemia karena puasa, dimana hipoglikemia terjadi setelah berpuasa
- Hipoglikemia reaktif, dimana hipoglikemia terjadi sebagai reaksi terhadap makan, biasanya
karbohidrat
Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh insulin atau obat lain (sulfonilurea) yang
diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darah. Penderita diabetes
berat menahun sangat peka terhadap hipoglikemia berat. Hal ini terjadi karena sel-sel pulau
pankreasnya tidak membentuk glukagon secara normal dan kelenjar adrenalnya tidak
menghasilkan epinefrin secara normal. Padahal kedua hal tersebut merupakan mekanisme utama
tubuh untuk mengatasi kadar gula darah yang rendah.
Pentamidin yang digunakan untuk mengobati pneumonia akibat AIDS juga bisa
menyebabkan hipoglikemia.
Hipoglikemia kadang terjadi pada penderita kelainan psikis yang secara diam-diam
menggunakan insulin atau obat hipoglikemia untuk dirinya.
Pemakaian alkohol dalam jumlah banyak tanpa makan dalam waktu yang lama bisa
menyebabkan hipoglikemia yang cukup berat sehingga menyebabkan stupor.
Olah raga dalam waktu yang lama pada orang yang sehat jarang menyebabkan hipoglikemia.
Puasa yang lama bisa menyebabkan hipoglikemia hanya jika terdapat penyakit lain (terutama
penyakit kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal) atau mengkonsumsi sejumlah besar alkohol.
Cadangan karbohidrat di hati bisa menurun secara perlahan sehingga tubuh tidak dapat
mempertahankan kadar gula darah yang adekuat.

TANDA DAN GEJALA


Gejala hipoglikemia dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori : gejela adrenergik dan
gejala sistem saraf pusat.
*. Hipoglikemia ringan : Ketika kadar glukosa darah menurun, sistem saraf simpatik akan
terangsang. Pelimpahan adrenalin ke dalam darah menyebabkan gejala seperti : perspirasi,
tremor, takikardi, palpitasi dan rasa lapar.
* Hipoglikemia sedang : Penurunan kadar glukosa darah menyebabkan sel-sel otak tidak
memperoleh cukup bahan bakar untuk bekerja dengan baik. Tanda-tanda gangguan fisik pada
sistem saraf pusat mencakup ketidakmampuan berkonsentrasi, sakit kepala, vertigo, konfusi,
penurunan daya ingat, pati rasa didaerah bibir serta lidah, bicara pelo, gerakan tidak
terkoordinasi, perubahan emosional, prilaku yang tidak rasional, penglihatan ganda dan perasaan
ingin pingsan. Kombinasi semua gejala ini (disamping gejala adrenergik) dapat terjadi pada
hipoglikemia sedang.
* Hipoglikemia berat : Fungsi sistem saraf pusat mengalami gangguan yang sangat berat
sehingga pasien memerlukan pertolongan orang lain untuk mengatasi hipoglikemia yang
dideritanya. Gejalanya dapat mencakup prilaku yang mengalami disorientasi, serangan kejang,
sulit dibangunkan dari tidur atau bahkan kehilangan kesadaran.
Pada awalnya tubuh memberikan respon terhadap rendahnya kadar gula darah dengan
melepaskan epinefrin (adrenalin) dari kelenjar adrenal dan beberapa ujung saraf. Epinefrin
merangsang pelepasan gula dari cadangan tubuh tetapi juga menyebabkan gejala yang
menyerupai serangan kecemasan (berkeringat, kegelisahan, gemetaran, pingsang, jantung
berdebar-debar dan kadang rasa lapar).
Hipoglikemia yang lebih berat menyebabkan berkurangnya glukosa ke otak dan
menyebabkan pusing, bingung, lelah, lemah, sakit kepala, prilaku yang tidak biasa, tidak mampu
berkonsentrasi, gangguan penglihatan, kejang dan koma.
Hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen.
Gejala yang menyerupai kecemasan maupun gangguan fungsi otak bisa terjadi secara perlahan
maupun secara tiba-tiba. Hal ini paling sering terjadi pada orang yang memakai insulin atau obat
hipoglikemik peroral. Pada penderita tumor pankreas penghasil insulin, gejalanya terjadi pada
pagi hari setelah puasa semalaman, terutama jika cadangan gula darah habis karena melakukan
olah raga sebelum sarapan pagi. Pada mulanya hanya terjadi serangan hipoglikemia sewaktu-
waktu, tetapi lama-lama serangan lebih sering terjadi dan lebih berat.

DIAGNOSA
Gejala hipoglikemia jarang terjadi sebelum kadar gula darah mencapai 50 mg/dL.
Diagnosis hipoglikemia ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan hasil pemeriksaan kadar
gula darah. Penyebabnya bisa ditentukan berdasarkan riwayat kesehatan penderita, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan laboratorium sederhana. Jika dicurigai suatu hipoglikemia autoimun, maka
dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya antibodi terhadap insulin.
Untuk mengetahui adanya tumor penghasil insulin, dilakukan pengukuran kadar insulin
dalam darah selama berpuasa (kadang sampai 72 jam).
Pemeriksaan CT scan, MRI atau USG sebelum pembedahan, dilakukan untuk
menentukan lokasi tumor.

PATOFISIOLOGI

PERUBAHAN BERHUBUNGAN
DENGAN USIA
Penurunan reabsorbsi makanan
Penurunan metabolisme tubuh PENGARUH NEGATIF
Penurunan fungsi organ pencernaan DARI FUNGSI YANG
Penurunan produksi enzim TERGANGGU
Tidak nafsu makan Lemas
Letih
Penuruan kesadaran
Gelisah
Mual-muntah
Gangguan nutrisi
Dan lain-lain
FAKTOR RESIKO
Terlambat makan
Aktifitas berlebih
Pola makan yang tidak Benar
Jenis makanan
PENANGANAN
Penanganan harus segera diberikan bila terjadi hipoglikemia. Rekomendasi biasanya
berupa pemberian 10 hingga 15 gram gula yang bekerja cepat peroral :
2-4 tablet glukosa yang dapat dibeli diapotik
4-6 ons sari buah atau teh yang manis
6-10 butir permen khusus atau permen manis lainnya
2-3 sendok teh sirup atau madu
PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK

Tanggal Pengkajian : 28 September 2005

I. IDENTITAS

Nama : Ny. K
Tempat / Tgl. Lahir : Menganti, Banyumas Jawa Tengah / 1930
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : -
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
: Jl. Stasiun Gg. Keluarga No. 311 Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

Penanggung Jawab
Nama : Ny. K
: Jl. Stasiun Gg. Keluarga No. 311 Kelurahan
Harjosari II Kecamatan Medan Amplas
: Anak kandung

II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


Keluhan utama lansia : Pusing, lemas, letih dan terkadang kedua kaki sakit.
Penyebab : Kadar gula darah rendah (hipoglikemia)
Timbul keluhan secara : Bertahap, timbul jika terlambat makan
Faktor yang memperberat : Jika sudah lemas kemudian klien makan setelah makan badan klien
terasa semakin lemas.
Kemampuan lansia yang dapat dilakukan untuk meringankan penyakitnya : minum susu bendera.
III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
Penyakit yang pernah diderita : Sakit pada kedua kaki (asam urat) dan sakit lambung
(maag)
: Sakit pada kaki dan sakit lambung dirasakan klien sejak 1 tahun lebih
Bagaimana pengobatannya : Makan obat yang dibeli dari Apotik (asam urat :
piroxicam, dexamethason dan asam mefenamat. Sakit maag : promaag)
Bagaimana tindakan medisnya : Klien berobat ke klinik saja

IV. RIWAYAT KAJIAN FISIK

Persepsi lansia terhadap sehat sakit : Sehat adalah tidak merasa sakit dan sakit adalah
seseorang yang merasa sakit pada tubuhnya.
: Terkadan klien minum kopi. Dulu klien suka makan cabe. Klien masih suka makan makanan
yang keras seperti jagung goreng, kacang goreng, peyek dan kerupuk
: Klien makan 3 x sehari, terkadang pagi hanya makan roti dan teh manis, klien tidak
mempunyai jam makan, makan kalau selera makan dan terkadang klien tidak selera makan
: Pada siang hari klien tidur 1-2 jam dan pada malam hari klien tidur 5-6 jam
: BAB 1x sehari dan BAK sebanyak 5-6 x sehari
Kebiasaan berolah raga : Klien tidak memiliki kebiasaan berolah raga
Kemampuan melakukan aktifitas : Klien kurang melakukan aktifitas karena bila klien
melakukan aktifitas yang berat maka klien akan merasa lemas

VI. RIWAYAT PSIKOLOGI

Aspek psikologi lansia : Emosi klien dalam keadaan stabil, klien tampak tenang, kooperatif saat
berkomunikasi dengan perawat dan klien melakukan sahalat 5 waktu walaupun terkadang ada
yang tinggal, klien juga ikut perwiritan ibu-ibu.

VII. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI


Aspek sosial ekonomi lansia : Klien dulunya bekerja sebagai petani, tetapi sekarang klien tidak
bertani karena merasa tubuhnya tidak kuat lagi. Sumber pendapatan dipenuni oleh anak klien
yang bekerja di pabrik dan jualan dan tinggal bersama klien

VIII. RIWAYAT SPIRITUAL

Aspek spiritual lansia : Klien melakukan sholat 5 waktu, walaupun kadang ada yang tinggal, klien
juga ikut perwiritan ibu-ibu

IX. RIWAYAT PSIKOSOSIAL

Aspek psikososial lansia : Klien memiliki komunikasi yang baik dengan keluarga yaitu suami,
anak dan cucu yang tinggal satu rumah dengan klien, maupun yang tinggal berdekatan dengan
rumah klien. Klien dapat berinteraksi dengan tetangga sekitar rumah dengan baik dan juga ikut
dalam kegiatan perwiritan ibu ibu

X. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Kesadaran klien compos mentis dan keadaan umum baik
Tanda vital : TD : 140 / 70 mmHg HR : 74 x/I BB : 51 kg
RR : 24 x/i T : 37O C TB : 147 cm
: Bentuk bulat, simetris dan anatomis. Tidak dijumpai tanda peradangan, rambut menyebar merata
dan beruban
: Klien masih mampu melihat benda dengan jarak 2 M, walaupun agak kabur, konjungtiva
anemis
: Terkadang klien kurang mendengar suara lawan bicaranya dengan suara normal
: Bentuk anatomis dan simetris, tidak dijumpai adanya perdarahan dan tanda peradangan
Mulut / tenggorokan : Tidak dijumpai perdarahan dan tanda-tanda peradangan, gigi atas
sebelah kanan sudah banyak yang tanggal, gigi bawah masih banyak yang utuh
: Pola nafas reguler dengan frekuensi 24 x/I
: Pada extremitas atas dan bawah tidak dijumpai adanya edema
: Bentuk simetris, peristaltik 10 x/i, nyeri ulu hati tidak ada, lingkar perut 108 cm
Eliminasi (BAB/BAK) : BAB 1x sehari dan BAK 5-6 x sehari
Gastrointestinal : Di dalam teori di katakan bahwa salah satu perubahan fisik pada
lansia adalah perubahan Gastrointestinal di mana di dalam saluran GI ini dinding usus
kehilangan kekutan dan elastisitas seiring bertambahnya umur sehingga mengakibatkan
gangguan pencernaan dan penyerapan zat gizi sehingga dapat menimbulkan keadaan atau
kondisi Hypoglikemia.
: Klien tidak mengalami paralysis dan parese
Muskuloskletal : Mobilisasi baik tetapi klien mengurangi mobilisasi karena takut
lemas, klien tidak mengalami kiposis dan klien tidak mengalami kesulitan dalam melakukan
ROM
: Elastis kulit berkurang karena faktor usia

XI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


Pemeriksaan kadar gula darah pada tanggal 05 oktober 2005 : 70 mg/dL

XII. RIWAYAT TERAPI


Piroxicam 20 mg
Dexamethason 0,75 mg
Asam Mefenamat 500mg
ANALISA DATA

NO DATA MASALAH
KEPERAWATAN
DS 1: - Klien mengatakan lemas, pusing dan letih jika Perubahan nutrisi
terlambat makan dan bekerja berat kurang dari kebutuhan
- Klien mengatakan terkadang malas makan tubuh
DO : - Klien tampak lemas dan sering duduk
- KGD tanggal 5 oktober 2005 70 mg/dL
- Klien menderita penyakit maag
- BB : 51 kg dan TB : 147 cm
- Konjungtiva tampak pucat
- Porsi makanan yang dihabiskan hanya satu
sendok nasi
- Frekuensi makan 3 x/hari, terkadang pagi
hanya makan roti dan teh manis, klien tidak
mempunyai jam makan, makan kalau selera
makan dan terkadang klien tidak selera makan

DS : Klien mengatakan kadang-kadang nyeri pada


2 kedua kakinya Nyeri akut / kronik
DO : - Klien mengkonsumsi obat Piroxicam 20 mg,
Dexamethason 0,75 mg dan Asam Mefenamat
500 mg
- Klien memijat kakinya yang sakit

DS : - Klien mengatakan tidak mengetahui penyebab


3 sakit/ nyeri pada kaki dan lemas yang Kurang pengetahuan
dialaminya mengenai penyakit,
- Klien mengatakan hanya minum obat yang prognosis dan
dibelinya di apotik kebutuhan pengobatan
DO : Klien bertanya tentang penyakitnya
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan makanan yang kurang d/d klien
mengatakan lemas, pusing dan letih jika terlambat makan dan bekerja berat. Klien mengatakan
malas makan, KGD pada saat puasa tanggal 5 oktober 2005 70 mg/dL . BB : 51 kg, TB : 147 cm.
Klien mengatakan menderita penyakit maag, konjungtiva tampak pucat, porsi makan yang
dihabiskan hanya 1 sendok nasi, frekuensi makan 3 kali sehari, terkadang pagi hanya makan roti
dan teh manis, klien tidak mempunyai jam makan, makan kalau selera makan dan terkadang
klien tidak selera makan

2. Nyeri akut / kronik b/d peningkatan asam urat yang memicu pembentukan kristal d/d klien
mengatakan terkadang kedua kakinya terasa nyeri

Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurangnya
informasi tentang penyakitnya d/d klien tidak mengetahui penyebab penyakitnya dan klien sering
bertanya tentang penyakitnya

Anda mungkin juga menyukai