Anda di halaman 1dari 8

1.

Definisi Eritema Multiforme

Eritema Multiforme (EM) adalah erupsi mendadak dan rekuren

pada kulit dan kadang pada selaput lendir dengan gambaran bermacam-

macam spektrum dan gambaran khas bentuk iris. EM merupakan kondisi

akut dan dimediasi oleh imun yang ditandai dengan lesi berbentuk seperti

target (target lesion) pada kulit di ekstremitas dan wajah, dengan variasi

warna yang membentuk lingkaran.(13)

2. Etiologi Eritema Multiforme

Eritema multiforme sering di hubungkan dengan kejadian infeksi

akut, dan yang paling sering adalah infeksi rekuren dari virus herpes

simpleks. Hal ini dibuktikan dari pengalaman klinis, epidemiologi, deteksi

virus herpes simpleks pada lesi, dan adanya pencegahan EM dengan

menekan kejadian infeksi rekurens virus herpes simpleks. Sebanyak 10-

40% kasus tanpa diduga adanya infeksi herpes sebelumnya melalui gejala

klinis menunjukkan adanya hubungan dengan infeksi virus tersebut karena

ditemukan DNA virus herpes simpleks pada lesi EM melalui tes

Polymerase Chain Reaction (PCR). Erupsi EM rata-rata terjadi 7 hari

setelah infeksi herpes rekurens. Tidak semua herpes rekurens yang

simptomatik diikuti kejadian EM, namun herpes yang asimtomatik pun

dapat memicu kejadian EM. Virus herpes simpleks tipe 1 lebih banyak

menyebabkan EM namun tipe 2 juga dapat menyebabkan EM.(2,4)

M. pneumonia adalah penyebab ke-2 EM terbanyak setelah virus

herpes simpleks terutama kasus EM pada pediatri. Pada kasus yang


berhubungan dengan infeksi M. pneumonia, gejala klinis yang ditimbulkan

kurang khas dan biasanya lebih berat dari EM akibat infeksi virus herpes

simpleks. Hubungan kejadian EM dengan infeksi M. pneumonia juga agak

sulit dipastikan, biasanya dari gejala klinis dan pemeriksaan radiologi

menunjukan gambaran yang ringan. Pemeriksaan PCR melalui apusan

tenggorokan merupakan pemeriksaan yang yang paling sensitif. Tes

serologis juga dapat dipertimbangkan dalam diagnosis dengan

ditemukannya antibodi Imunoglobulin M terhadap M. pneumonia.(2)

Infeksi-infeksi lain dilaporkan dapat mengakibatkan EM pada

beberapa individu seperti infeksi virus varicella-zoster, parvovirus B19,

virus hepatitis B dan C, dan infeksi mononukleosis dan variasi dari infeksi

virus dan bakteri lain. Imunisasi juga dihubungkan dengan kejadian EM

pada anak-anak. Penyebab EM juga dapat idiopatik karena tidak

teridentifikasinya adanya infeksi virus herpes simpleks maupun infeksi

lainnya sebelum terjadinya EM.(2)

3. Gejala Klinis Eritema Multiforme

Langkah pertama untuk mendiagnosis EM adalah melalui gejala

klinis yang terlihat. Pada EM, biasanya tidak disertai gejala prodromal,

dan bila ada juga tampak sebagai gejala yang ringan.(2)

a. Lesi pada kulit

Lesi pada kulit muncul tiba-tiba pada kebanyakan pasien dalam 3

hari namun pada beberapa kasus dapat muncul perlahan-lahan selama satu

episode EM. Lesi pada kulit biasanya simetris dengan predileksi tersering
pada ekstremitas permukaan ekstensor (tangan dan kaki, siku dan lutut),

wajah, leher, juga jarang namun dapat ditemukan di paha, bokong dan

badan. Lesi dapat terasa gatal dan terbakar namun sebagaian besar kasus

bersifat asimtomatik.

Lesi tipikal bentuknya bulat beraturan, berupa papul atau plak

eritematosa yang dapat berlangsung selama 1 minggu atau lebih. Bagian

pinggir lesi dapat terlihat edem dan eritem namun bagian tengahnya

terlihat lebih gelap. Lesi inilah yang akan tampak sebagai target lesion.

Lesi target tipikal memiliki 3 lingkaran konsentris yang terdiri dari bagian

tengah yang berwarna kehitam-hitaman, lebih perifer lagi berupa infiltrat

yang membentuk cinci pucat dan yang paling luar berupa halo yang

eritem.

Pada EM, lesi target atipikal juga dapat menemani lesi target

tipikal. Kebanyakan lesi atipikal ditemukan sebagai bentuk bulat, edema,


palpable, serupa dengan EM namun hanya memiliki 2 zona dengan atau

tanpa tepi yang jelas. Lesi ini harus dibedakan dengan lesi target yang rata

(macula) atipikal yang ditemukan pada Sindrom Steven-Johnson (SSJ)

atau Toksik Epidermolisis Nekrotikan (TEN).

Lesi kulit pada EM mengenai <10% permukaan tubuh dan

berlangsung <2 minggu, namun pigmen residualnya dapat terlihat hingga

beberapa bulan namun tidak akan menimbulkan bekas.

b. Lesi pada mukosa

Keterlibatan mukosa yang berat adalah ciri dari EM mayor.

Keterlibatan mukosa biasanya tidak terdapat pada EM minor, dan jika

ditemukan maka biasanya lesi hanya beberapa dan sedikit bergejala. Lesi

mukosa umumnya menyerang mukosa mulut dengan lesi vesikobulosa dan

sangat cepat berkembang menjadi erosi yang sangat sakit dan melibatkan

buccal dan bibir. Pada bibir, erosi berkembang cepat menjadi krusta yang

perih.
4. Diagnosis Banding

Penyakit yang sering disamakan dengan EM adalah urtikaria dan

erupsi obat makulopapular . Pada EM lesi kulit yang tampak bersifat

menetap pada kulit yang sama selama minimal 7 hari, dimana lesi urtika

biasanya bertahan <24 jam. Inti lesi EM menunjukkan kerusakan epitel

dengan pembentukan krusta dan blister, dimana inti pada urtikaria berupa

kulit normal atau eritem tanpa kerusakan epitel.(2)

Eritema Multiforme minor merupakan kejadian akut dengan gejala

klinis berupa lesi kulit yang khas dan dapat sembuh sendiri namun

kesalahan dalam diagnosis tetap harus diwaspadai sebab angka


kejadiannya yang sedikit sehingga hal tersebut bisa saja terjadi. Masih

menjadi kontroversi pula apakah EM dan Sindrom Steven-Johnson (SSJ)

merupakan suatu keadaan yang berbeda atau merupakan suatu penyakit

yang sama namun dengan spektrum atau proses yang berbeda, dimana

disebutkan bahwa SSJ merupakan eritema multiforme mayor karena selain

terdapat lesi pada kulit, juga terdapat lesi yang cukup berat pada satu atau

lebih mukosa. Namun, sumber lain menjelaskan bahwa EM dan SJS dapat

dibedakan sebagai dua gangguan klinis yang berbeda dengan adanya

reaksi pada mukosa yang mirip namun memiliki bentuk lesi kulit yang

berbeda. Sindrom Steven-Johnson (SSJ) dibedakan dari spektrum EM dan

di anggap sebagai lesi yang lebih berat seperti Toxic Epidermal Necrolysis

(TEN).(5)

Eritema Multiforme Sindrom Steven-Johnson Toxic Epidermal


Necrolysis
Lesi kulit berupa lesi Lesi kulit berupa Lesi kulit berupa
target yang agak macula eritem pruritik macula eritem disertai
meninggi disertai yang menyebar, nekrosis dari lapisan
papul, edema dan predominan di badan epidermis yang berat.
berdistribusi di akral dan wajah. Disertai keterlibatan
atau ekstremitas. Disertai keterlibatan membrane mukosa.
Tanpa disertai satu atau lebih erosi Lesi kulit mengenai
keterlibatan mukosa. membrane mukosa. >30% total permukaan
Lesi kulit <10% total Lesi kulit <10% total tubuh.
permukaan tubuh permukaan tubuh

5. Komplikasi Eritema Multiforme

Eritema multiforme merupakan kondisi yang ringan dan dapat

sembuh sendiri. Tiap individu rata-rata membaik dalam 1-4 minggu.


Perbaikan biasanya sembuh sempurna tanpa ada gejala sisa kecuali adanya

hipopigmentasi maupun hiperpigmentasi yang masih menetap selama

beberapa bulan pada beberapa kasus eritema multiforme.(2)


DAFTAR PUSTAKA

1. Menaldi S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 6th ed. Bramono K, Indriatmi
W, editors. jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2013.

2. Wolf K, Goldsmith L, Katz S, Barbara Gilchrest, Paller A, Leffel D.


Fitzpatrick s Dermatology in General Medicine. 7th ed. Wolf K,
Goldsmith L, Katz S, Gilchrest B, Paller A, Leffel D, editors. 2003. p. 343.

3. Simbli MA. Clinical Case Reports Erythema Multiforme: Challenging


Diagnosis for Internist. Saudi Arabia; 2013 p. 79.

4. Lima R, Osterne V, Galvo R, Brito DM, Pacheco IA, Paula A, et al.


Management of Erythema Multiforme Associated with Recurrent Herpes
Infection: A Case Report. JCDA. 2009;75(8):597601.

5. Plaza J, James W. Erythema Multiforme. Medscape [Internet]. 2016;


Available from: www.emedicine.medscape.com

Anda mungkin juga menyukai