Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (S.A.

P)
DISTRAKSI DAN RELAKSASI PADA PASIEN POST OPERASI

Disusun Oleh
Mahasiswa Prodi Ners UMJ Angkatan 2013:
Ria Indah M.S. (170103 1002)
Alfien Yoesra (170103 1003)
Wardatus Sholihah (170103 1018)
Syifana Hajarul (170102 1082)
Atika Yonik (170103 1072)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DISTRAKSI DAN RELAKSASI POST OPERASI

Pokok Bahasan : Pengalihan rasa nyeri pada pasien post operasi


Sasaran : Pasien beserta keluarga yang mendampingi
Tempat : Ruang Edelwis
Waktu : 11.00-11.30 WIB
Alokasi Waktu : 30 menit
Pemberi Materi : Mahasiswa Prodi Ners UMJ
Metode : Ceramah dan diskusi
Media : Leaflet dan Proyektor

A. LATAR BELAKANG
Nyeri merupakan suatu pengalaman sensori dan emosional yang
tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial. Nyeri bersifat subjektif, dimana setiap orang mempunyai ukuran
yang berbeda dalam merasakan nyerinya. Nyeri bisa disebabkan karena proses
suatu penyakit maupun dari prosedur pengobatan. Salah satu prosedur pengobatan
yang sering mengakibatkan nyeri yaitu operasi. Keluhan utama keluarga anda
yang sakit dengan post operasi yang paling sering muncul adalah nyeri. Perasaan
nyeri tersebut, seringkali sangat mengganggu dan membuat rasa tidak nyaman
bagi pasien maupun keluarga. Nyeri bisa diatasi dengan tindakan farmakologi
maupun non-farmakologi. Tindakan farmakologi lebih difokuskan dengan
pemeberian obat analgesik oleh tenaga kesehatan seperti dokter dan
perawat (kolaborasi). Untuk tindakan non-farmakologi, bisa dilakukan oleh
siapa pun, baik tenaga kesehatan maupun non-kesehatan seperti keluarga
keluarga anda yang sakit Keluarga merupakan orang yang terdekat dengan pasien.
Dalam hal ini,peran keluarga sangat dibutuhkan untuk membuat seorang pasien
merasa nyaman (nyeri berkurang). Salah satu peran keluarga yang bisa dilakukan
untuk membantu pasien mengurangi rasa nyerinya yaitu dengan mengajarkan
teknik relaksasi. Adapun teknik relaksasi yang bisa diajarkan bisabermacam-
macam tergantung dari usia dan keadaan pasien. Teknik relaksasi yang bisa
diajarkan antara lain yaitu teknik relaksasi nafas dalam, teknik distraksi, guided
imagery, atau dengan stimulasi kutan (kulit). Oleh karena itu, padakesempatan ini,
kami tertarik untuk mengangkat tema penyuluhan tentang peran keluarga dalam
mengatasi nyeri post operasI.

B. TUJUAN INTRUKSIONAL
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan peserta dapat
mengetahui tentang pengalihan rasa nyeri yang dirasakan serta keluarga
bisa menerapkan pada keluarga yang sakit.
2. Tujuan Khusus
1) Peserta mampu menjelaskan pengertian nyeri secara sederhana dengan
benar
2) Peserta mampu menjelaskan skala nyeri
3) Peserta mampu menjelaskan cara melakukan teknik relaksasi nafas
dalam
4) Peserta mampu menjelaskan cara melakukan teknik distraksi
5) Peserta mampu menjelaskan cara melakukan teknik guided imagery

C. MATERI
1. Pengertian nyeri secara sederhana dengan benar
2. Skala nyeri comparative dan woman beker
3. Cara melakukan teknik relaksasi nafas dalam
4. Cara melakukan teknik distraksi
5. Cara melakukan teknik guided imagery

6. KEGIATAN
1. Topik: distraksi dan relaksasi pada pasien post operasi
2. Sasaran: Pasien beserta keluarga yang mendampingi
3. Metode: Ceramah dan Diskusi
4. Media: Leaflet dan proyektor
5. Waktu dan tempat
a. Hari/ tanggal: Sabtu, 10 Oktober 2017
b. Jam: 11.00-11.30 WIB
c. Tempat: Ruang Edelwis
d. Setting tempa
Keterangan:
Penyaji
Moderator
Observer/fasilitator
Pembimbing
Pasien
Keluarga pasien

e. Pengorganisasian
1) Penanggung jawab: anggota penyuluhan
Tugas: mengkoordinasikan kegiatan penyuluhan

2) Moderator: ___________________
Tugas:
a) Membuka dan menutup acara penyuluhan
b) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya
c) Mengarahkan jalannya penuluhan
d) Menjawab pertanyaan peserta

3) Penyaji: ___________________
Tugas:
a) Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan
b) Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
c) Menjawab pertanyaan peserta

4) Fasilitator:_________________
Tugas:
a) Memotivasi peserta untuk bertanya
b) Menjawab pertanyaan peserta

5) Observer:_________________
Tugas:
a) Mengamati jalannya penyuluhan
b) Mencatat jumlah peserta yang hadir
c) Mencatat tanggapan yang dikemukakan
d) Menjawab pertanyaan peserta
e) Melaporkan hasil kegiatan

7. PENYAJIAN

Tatap Waktu Kegiatan Kegiatan Metode


Kegiatan Penyuluhan Peserta
Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab Ceramah
dan memperkenalkan salam
diri 2. Mendengarkan
2. Menjelaskan topik 3. Menjawab
dan tujuan pertanyaan
penyuluhan yang diajukan
3. Menggali penyaji
pengetahuan tentang
tumor paru
4. Melakukan kontrak
waktu dengan
peserta
5. Melakukan kontrak
bahasa yang akan
digunakan selama
penyuluhan

Pelaksanaan 20 menit 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan Ceramah


pengertian nyeri
dan dan tanya
secara sederhana
dengan benar memperhatikan jawab
2. Menjelaskan skala
2. Mengajukan (flipchart)
nyeri
3. Menjelaskan cara pertanyaan bila
melakukan teknik
kurang
relaksasi nafas dalam
4. Menjelaskan cara mengerti
melakukan teknik
distraksi
5. Menjelaskan cara
melakukan teknik
guided imagery
6. Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya atau
berdiskusi tentang
materi yang telah
disampaikan.
Penutup 5 menit 1. Melakukan evaluasi 1. Memperhatikan Ceramah
dengan memberikan dan menjawab
pertanyaan pertanyaan
2. Menyimpulkan 2. Menjawab
tentang materi yang salam
telah disampaikan
3. Menutup dan
mengucapkan salam.

8. EVALUASI
1. Evaluasi terstruktur
a. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan.
b. Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan dalam SAP.
c. Kesiapan penyuluhan termasuk kesiapan modul dan media yang akan
digunakan.
d. Kesiapan peserta meliputi kesiapan menerima penyuluhan.
2. Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan.
c. Peserta mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang
disampaikan penyuluh.
d. Penyuluh menjelaskan atau menyampaikan materi dengan jelas dan
dengan suasana yang rileks.
3. Evaluasi hasil
Sebanyak 70% peserta dapat menjawab benar pertanyaan post test terkait
distraksi dan relaksasi post operasi.

9. LAMPIRAN
1. Materi
2. Leaflet
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN
DISTRAKSI DAN RELAKSASI PADA PASIEN POST OPERASI

A. Pengertian
Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
rangsangan fisik maupun dari serabut syaraf dalam tubuh ke otak dan diikuti
oleh reaksi fisik, fisiologi dan emosional (Hidayat, 2008).
B. Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri dibagi menjadi 2 yakni nyeri akut dan nyeri kronis.
1. Nyeri akut adalah nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang yang tidak memiliki atau melebihi 6 bulan dan ditandai
adanya peningkatan tegangan otot.
2. Nyeri kronis adalah nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya
berlangsung dalam waktu yang lama. Yang lebih dari 6 bulan, yang
termasuk nyeri psikomatis. Dan ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat
dibagi ke dalam beberapa kategori, diantaranya nyeri tersusun dan nyeri
terbakar.
C. Tingkatan Nyeri
Ada 2 jenis skala yang digunakan saat melakukan pengkajian nyeri yaitu:
1. Comparative scale

0 = Tidak ada rasa nyeri yang dirasakan.

1 = Nyeri ringan atau hampir tidak terasa dan kadang lupa akan nyeri yang
dirasa

2 = Nyeri ringan yang tidak menyenangkan seperti nyeri ketika dicubit

3 = Nyeri yang nyata terasa namun dapat ditoleransi seperti mendapatkan


pukulan dihidung

4 = Nyeri yang dalam dan kuat seperti sakit gigi


= Nyeri kuat dalam dan menusuk seperti terkilir

6= Nyeri yang intens, membuat anda tidak fokus.

7 = Nyeri yang sangat intens, dan mendominasi sehingga membuat susah


beraktifitas

8= Nyeri yang mengerikan, kuat dan termasuk parah

9 = Nyeri yang menyiksa tak tertahankan,

10= Nyeri yang tak dapat diungkapkan.

2. Wong Beker Scale

ekspresi wajah 1 : tidak merasa nyeri sama sekali

ekspresi wajah 2 : nyeri hanya sedikit

ekspresi wajah 3 : sedikit lebih nyeri

ekspresi wajah 4 : jauh lebih nyeri

ekspresi wajah 5 : jauh lebih nyeri sangat

ekspersi wajah 6 : sangat nyeri luar biasa hingga penderita menangis

D. Teknik Relaksasi
Teknik relaksasi memberi individu control diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman atau nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri Sejumlah teknik relaksasi
dapat dilakukan untuk mengendalikan rasa nyeri dengan meminimalkan
aktivitas simpatik dalam system saraf otonom .
1. Tahapan relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut :
a. Ciptakan lingkungan yang tenang
b. Usahakan tetap rileks dan tenang
c. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan 1,2,3
d. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
ekstrimitas atas dan bawah rileks
e. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
f. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut
secara perlahan-lahan
g. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
h. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
i. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
j. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
k. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5
kali.
E. Macam Distraksi
a. Distraksi Visual
Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat
pemandangan dan gambar termasuk distraksi visual.
b. Distraksi pendengaran
Diantaranya mendengarkan musik yang disukai atau suara burung serta
gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan
musik tenang seperti musik klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada
lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh
mengikuti irama lagu seperti bergoyang, mengetukkan jari atau
kaki (Tamsuri, 2007)
c. Distraksi Pernafasan
Bernafas ritmik, anjurkan klien untuk memandang fokus pada satu objek
atau memejamkan mata dan melakukan inhalasi perlahan melalui hidung
dengan hitungan satu sampai empat dan kemudian menghembuskan nafas
melalui mulut secara perlahan dengan menghitung satu sampai empat
(dalam hati). Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi pernafasan
dan terhadap gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan tehnik
ini hingga terbentuk pola pernafasan ritmik. Bernafas ritmik dan
massase, instruksi kan klien untuk melakukan pernafasan ritmik dan
pada saat yang bersamaan lakukan massase pada bagaian tubuh yang
mengalami nyeri dengan melakukan pijatan atau gerakan memutar
di area nyeri.
d. Distraksi Intelektual
Antara lain dengan mengisi teka-teki silang, bermain kartu, melakukan
kegemaran (di tempat tidur) seperti mengumpulkan perangko, menulis
cerita.
E. Teknis Guide Imagine
Imajinasi terbimbing (guided imagery) adalah sebuah teknik relaksasi yang
bertujuan untuk mengurangi stres dan meningkatkan perasaan tenang dan
damai serta merupakan obat penenang untuk situasi yang sulit dalam
kehidupan. Imajinasi terbimbing atau imajinasi mental merupakan suatu
teknik untuk mengkaji kekuatan pikiran saat sadar maupun tidak sadar untuk
menciptakan bayangan gambar yang membawa ketenangan dan keheningan
(National Safety Council, 2004).
Prosedur Teknik Relaksasi Guided Imagery
1. Anjurkan klien mengenakan pakaian yang longgar.
2. Tidur dengan posisi yang nyaman.
3. Anjurkan klien untuk menutup mata dengan lembut.
4. Minta klien menarik napas dalam dan perlahan untuk menimbulkan
relaksasi.
5. Minta klien untuk menggunakan seluruh pancaindranya dalam
menjelaskan bayangan dan lingkungan bayangan tersebut.
6. Mulailah membayangkan tempat yang menyenangkan dan dapat
dinikmati.
7. Minta klien untuk menjelaskan perasaan fisik dan emosional yang
ditimbulkan oleh bayangannya, dan bantu klien untuk mengekplorasi
respons terhadap bayangannya.
8. Ulangi 10 sampai 15 menit sampai Anda tertidur.
9. Ciptakan lingkungan yang sunyi dan bebas dari gangguan (Berman, 2009).
Sebaiknya dilakukan pada waktu kita kesulitan untuk memulai tidur.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam relaksasi, ada 3 hal yang
harus diperhatikan, yaitu : posisi yang nyaman, pikiran yang tenang dan
lingkungan yang nyaman. Dengan melakukan latihan selama tujuh hari,
pemenuhan kebutuhan tidur dapat terpenuhi baik kualitas maupun
kuantitasnya.

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer & Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Suddarth & Brunner. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta:


EGC.

Tamsuri, A. (2006). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai