FISIKA BANGUNAN 2
Dosen Pembimbing:
Abdul Rachmad Zahrial Amin,S.T, M.T.
Disusun oleh:
Elisa Meilani (14.11.019)
Ferdy Charlie Saputra (14.11.009)
TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS
PALEMBANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.5 Teori
Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidan kerja
yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif
(KEPMENKES RI. No. 1405/MENKES/SK/XI/02). Sistem pencahayaan
dalam ruang dapat dibagi menjadi dua bagian besar berdasarkan
sumber energi yang digunakan, yaitu sistem pencahayaan alami dan
sistem pencahayaan buatan. Kedua sistem ini memiliki karakteristik
yang berbeda, dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari
sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain
menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk
mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela-
jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6
daripada luas lantai.
Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding
dengan penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas
cahaya yang tidak tetap, sumber alami menghasilkan panas terutama
saat siang hari. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan
sinar alami mendapat keuntungan, yaitu:
1. Variasi intensitas cahaya matahari.
2. Distribusi dari terangnya cahaya.
3. Efek dari lokasi, pemantulan cahaya.
4. Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung.
Pencahayaan alami dalam sebuah bangunan akan mengurangi
penggunaan cahaya buatan, sehingga dapat menghemat konsumsi
energi dan mengurangi tingkat polusi. Tujuan digunakannya
pencahayaan alami yaitu untuk menghasilkan cahaya berkualitas yang
efisien serta meminimalkan silau dan berlebihnya rasio tingkat terang.
Selain itu cahaya alami dalam sebuah bangunan juga dapat
memberikan suasana yang lebih menyenangkan dan membawa efek
positif lainnya dalam psikologi manusia.
Agar dapat menggunakan cahaya alami secara efektif, perlu dikenali
ke beberapa sumber cahaya utama yang dapat dimanfaatkan:
1. Sunlight, cahaya matahari langsung dan tingkat cahayanya
tinggi.
2. Daylight, cahaya matahari yang sudah tersebar dilangit dan
tingkat cahayanya rendah.
3. Reflected light, cahaya matahari yang sudah dipantulkan.
(Muchlisin Riadi,Sistem Pencahayaan Alami,
www.kajianpustaka.com)
Faktor pencahayaan siang hari adalah perbandingan tingkat
pencahyaan pasa suatu titik dari suatu bidang tertentu di dalam suatu
ruangan terhadap tingkat pencahayaan bidang datar di lapangan
terbuka yang merupakan ukuran kinerja lubang cahaya ruangan
tersebut. Faktor pencahayaan alami siang hari terdiri dari 3 komponen
meliputi:
1. Komponen langit (faktor langit-fl) yakni komponen pencahayaan
langsung dari cahaya langit
1.6 Kondisi Ruang Audio Visual Fakultas Sains dan Teknologi UNIKA Musi
Charitas
Ruang Audio Visual Fakultas Sains dan Teknologi UNIKA Musi
Charitas merupakan ruangan audio yang tertutup rapat sehingga suara
tidak bisa keluar. Terdapat juga kursi. Di sisi depan kelas terdapat
sebuah teras selasar yang langsung berhadapan dengan eksterior
gedung. Dan dari situ pulalah cahaya alami masuk ke dalam ruangan
melalui jendela-jendela kaca kusen kayu yang berjajar dengan dimensi
1.8 x 1 m dan pintu 2,3x0.8m serta ventilasi udara yang cukup banyak.
Dinding bangunan merupakan dinding pasangan bata dengan lantai
keramik 60x60 yang cukup berteksur. Orientasi bukaan menghadap
utara.
Penelitian sepenuhnya menggunakan program ecotech agar
perhitungan lebih jelas dan akurat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pencahayaan Alami pada Ruang Audio visual Fakultas Sains dan
Teknologi UNIKA Musi Charitas
Berikut adalah hasil dari perhitungan yang dibuat oleh Ecotech
untuk melihat keadaan cahaya alami dalam ruangan:
Ruangan ini tidak memiliki kaca sehingga hanya dari kaca mati
pintu saja yang bisa memasuki cahaya.
Penelitian ini dilakukan pada jam 12 siang saat matahari benar benar diatas
sehingga bayangan dari ruangan tersebut terlihat
Luas total jendela (1,8 x 1 x 7) telah lebih dari 1/6 luas lantai (8x7).
Tapi dari jendela jendela ini semua ditutup mati sehingga ruangan ini tidak
mendapat cahaya dari luar. Tetapi ada satu jendela kecil di pintu yang
memakai horden yang bisa dibuka. satu satu ny tempat untuk melihat keluar
bangunan adalah dari jendela tersebut. Jendela mati. Jadi satu satu nya
cara menerangi ruangan ini yaitu dengan cahaya buatan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Menurut kami ruangan audio visual bukan tempat yang tepat untuk
pencahayan alami. Karna di haruskan untuk mengunakan cahaya
buatan dikarenakan ruangan nya yang tertutup sehingga tidak dapat
cahaya masuk kedalam. Kami pikir ruangan ini tidak bagus untuk
pencahayaan alami
4.2 Saran
Untuk lebih lanjut dari penelitian ini mungkin memang dilakukan
dengan teliti karena bagus untuk referensi sebuah bangunan bagus
atau tidak nya dengan pencahayan alami.
DAFTAR PUSTAKA